Taken From Second Chuunin Exam at Forest of Death – episode.

Happy reading.

.

.

.

"Aaaaarrgghhh…." Jerit Sasuke setelah Orochimaru menggigit perpotongan lehernya.

"Apa yang kau lakukan pada Sasuke-kun?" Teriak Sakura marah.

Begitu sakitnya hingga ia jatuh terduduk. Sakura tak punya waktu lagi untuk berdebat dengan manusia ular yang menyeramkan itu, ia langsung berbalik pada Sasuke dan merangkulnya. Sementara Naruto masih tak sadarkan diri tergantung di dahan pohon.

"Sasuke-kun akan mencariku, dia akan membutuhkanku.." Jawab Orochimaru sambil menghilang dari pandangan ketiga bocah ninja tersebut.

.

.

.

Malam tiba, Sasuke tersadar dari pingsannya, dilihatnya Sakura dan Naruto tertidur kelelahan, ia menarik nafas panjang melihat kedua temannya baik-baik saja, ia tak begitu mengingat apa yang telah terjadi, terakhir yang dia ingat adalah Orochimaru menyerangnya hingga lehernya terasa sakit lalu ia tak sadarkan diri. Sambil menggeram kesal, Sasuke memegang perpotongan lehernya.

"Sebaiknya aku mandi dulu, selagi mereka tertidur.." Gumamnya setelah menenangkan diri.

Sasuke beranjak dari duduknya dan mengambil handuk dari ranselnya lalu pergi mencari sungai terdekat. Bulan bersinar dengan terangnya, seulas senyum tipis terbentuk dibibirnya, ia mulai membuka manset tangannya, lanjut baju biru dan celana putihnya lalu turun ke dalam sungai yang airnya hanya setinggi pinggangnya.

"Hn.." Ia mendengus lega merasakan sejuknya air sungai yang jernih.

Namun, tak lama, adik bungsu dari Uchiha Itachi ini merasa acara mandinya terusik dengan kehadiran sebuah chakra yang begitu kuat hingga ia sendiri merasa sedikit takut. Terlebih, ia paham betul pemilik chakra ini. Ia berusaha menahan badannya agar tak terlihat gemetar. Buru-buru ia naik dari sungai dan menutupi badannya dengan handuk.

"Orochimaru – mau apa lagi?"

Benar saja, setelah Sasuke bertanya lantang seperti itu, bekas gigitan yang ditinggalkan oleh siluman ular tersebut bereaksi. Lagi-lagi ia merasa sakit yang luar biasa dan hanya bisa berteriak, beruntung ia berada jauh dari Naruto dan Sakura, jadi tak mengundang kedua sahabatnya itu ke dalam bahaya yang bisa dikatakan adalah 'urusan pribadi' nya.

"Jika kau menerimaku, maka lehermu tak kan terasa sakit lagi dan kau akan mendapatkan 'kekuatan' yang selama ini selalu kau teriakkan, Sasuke-kun.."

Seekor ular sebesar tangan orang dewasa muncul secara tiba-tiba dan langsung membelit Sasuke dna mengangkatnya hingga tergantung diatas pohon. Jelas, Sasuke berontak dengan serangan mendadak seperti itu. Tak sampai disitu, dalam keadaan terikat dan tergantung seperti itu, sesosok pria cantik berambut panjang dan berpupil mata vertical seperti ular muncul dihadapannya – dibawahnya. Ia menyilangkan tangannya didadanya sambil terus terkekeh.

"Orochimaru.."

Handuk yang dilingkarkan disekitar pinggangnya jatuh, sekilas Sasuke merona karena ia belum sempat memakai pakaiannya, dan posisinya sekarang, jelas ia telanjang bulat didepan lelaki 'dewasa' err—yang umurnya terlampau terlalu jauh darinya. Ia hanya bisa menekuk kakinya dan berusaha menutup jarak antara kaki kanan dan kirinya.

Ular yang melilit tubuh Sasuke, kini sedikit menurunkan Sasuke dan mendekatkan tubuh bugil sang Uchiha itu ke hadapan Orochimaru, Sasuke memandang Professor gila itu dengan tajam. Ia merasa muak melihat ekspresi dari wajah pucat didepannya ini, begitu mengejek dan mengatakan seolah semua akan berjalan sesuai rencannya.

Sebuah tangan dingin mendarat di pipinya dan membelainya dengan geliat yang erotis. Sasuke meringis. Menjijikkan. Ia menendang-nendang obyek kosong dikarenakan kakinya masih dicengkeram kuat oleh ular tersebut, sebagai tambahan, ular tersebut memposisikan kakinya mengangkang lebar, dengan tangan yang tergantung diatas kepalanya.

"Kau menginginkannya kan, Sasuke-kun?" Tanya Orochimaru dengan suara berat khasnya.

Sasuke masih sibuk meronta dan tak ingin menjawab pertanyaan sang mantan legenda itu. Kini, Uchiha manis namun malang tersebut benar-benar terjebak. Ia malu dengan kondisi tubuhnya yang seolah sedang diekploitasi. Sedikit bersyukur, Sasuke mengetahui bahwa disitu tak kan ada orang lain yang lewat. Berharap ia bisa segera membebaskan diri dari siluman ular didepannya ini sebelum pagi tiba dan kedua temannya akan menyadari bahwa dirinya 'hilang'.

"Kau ingin membalaskan dendammu pada kakakmu sendiri, benar?" Tanya Orochimaru lagi.

Kali ini Sasuke terkejut, bagaimana orang yang baru saja ditemuinya dalam ujian kedua ini, yang bisa dibilang sebagai musuhnya, namun bisa mengetahui hal yang menjadi rahasianya? Seingatnya ia hanya pernah bercerita bahwa ia menyimpan dendam pada seseorang itu hanya pada Kakashi, Naruto, dan Sakura. Itu pun tidak menyebutkan nama subyek yang di maksudnya.

"Kau butuh kekuatan yang lebih dari 'mereka'.."

Masih menatap lawan bicaranya dengan tajam, dirasakannya kepala ular tersebut turun hingga ke belahan pahanya, menggeliat lembut diselangkangannya. Ia semakin merasa jijik dan meronta semakin kuat. Sialnya, ketika Sasuke berada dalam keadaan yang 'berantakan' seperti itu, lagi-lagi bekas gigitan tadi siang di perpotongan lehernya bereaksi.

"Aaaargghh… Aaghhh…."

Orochimaru terlihat menyeringai tipis melihat buruannya tak berdaya dan menjerit kesakitan seperti itu. Ia memajukan langkahnya hingga nyaris tak ada jarak antara dirinya dengan tubuh mangsanya. Lalu menjilat pelan bekas gigitannya sendiri tadi siang. Dan beberapa saat kemudian, rasa sakit tersebut berkurang, jeritan Sasuke pun mereda.

"Apa yang kau inginkan dariku? Mengapa kau melakukan ini? Apa tujuanmu sebenarnya?"

Sang calon pemangsa kembali terkekeh pelan dengan gerakan feminimnya, dan kali ini ia melingkarkan tangannya ke tubuh mungil Sasuke, lalu menarik tubuh anak manis tersebut ke pelukannya. Sasuke benar-benar merasa dipermalukan. Tubuh telanjangnya kini menempel di tubuh orang—err, siluman ular didepannya.

"Akan kuberikan padamu, Sasuke-kun.." Bisiknya seduktif sambil menjulurkan lidahnya ke leher Sasuke dan membelitnya. "Kekuatan yang kau inginkan.." Lanjutnya.

Tangan Orochimaru yang dingin merayap ke dada Sasuke dan mencolek ringan puting susu Sasuke. Sang Rookie manis tersebut tersentak kaget dengan ulah makhluk aneh didepannya ini. Lilitan lidah di lehernya mengendur dan pindah menjilati telinganya. Sementara ular yang membelit tubuh Sasuke, semakin melebarkan kedua kaki dan membentangkan kedua tangan Sasuke. Sesekali lidah ular tersebut menggelitik punggungnya,.

"Hentikan.. Apa-apaan ini? Lepas!" Bentak Sasuke.

Bentakan Sasuke hanya dijawab dengan cubitan gemas di puting susunya yang sejak tadi dipilin dan digesekkan oleh jari sang predator. Muka Sasuke merona. Baru kali ini ia mengalami hal yang tidak biasa seperti ini. Baru kali ini ia merasakan malu yang luar biasa, dan terlalu muda baginya untuk berfikir bahwa dirinya sedang dilecehkan oleh makhluk yang sedang menawarkan 'bantuan' padanya.

"Akan kuberikan kekuatan sekaligus kenikmatan yang belum pernah dirasakan oleh anak-anak seusiamu, Sasuke-kun.."

Orochimaru menangkup dagu Sasuke dan langsung menyambar mulut genin tampan tersebut dengan ganas. Menjepit pipi Sasuke dengan ibu dari dan telunjuknya, ia memaksa Sasuke membuka mulutnya dan langsung memasukkan lidahnya ke mulut adik dari pembunuh clan-nya sendiri itu. Sasuke terbelalak sekaligus jijik dengan apa yang sedang terjadi padanya. Ia sama sekali tak mengerti, memang ia pernah melihat hal ini di majalah porno yang di baca Naruto, tapi itu antara laki-laki dan perempuan. Tapi, ini? Dia laki-laki dan yang menyerangnya pun laki-laki. Menjijikkan. Sasuke nyaris muntah dibuatnya.

"Hmmpp.. Pppfhh.. Uhmpp.. Le.. mmpp… Lepas…"

Sang genin kecil yang tak berdaya akibat lilitan ular ditubuhnya itu tak bisa melawan barang menggerakkan tangannya sekalipun, bahkan untuk memalingkan mukanya menghindar dari ciuman Orochimaru saja ia tak sanggup. Ia masih terlalu kecil, tak memiliki kekuatan sebanyak orang dewasa, ditambah chakra nya sudah terkuras habis karena gigitan Orochimaru itu sendiri tadi siang.

Orochimaru melepas ciumannya namun tetap menangkup dagu Sasuke dan memandangnya, seringainya semakin lebar. Anak manis itu kini terengah akibat kurangnya asupan oksigen selama sesi berciuman tadi.

"Kau menyukainya, Sasuke-kun?"

Sasuke menatap tajam siluman ular tersebut, dirasakan airliurnya menetes karena terlalu jijik jika harus menelan air liurnya yang sudah tercampur dengan air liur sang ular. Tubuhnya gemetar. Ia muak sekali. Walaupun secara tidak sadar, Sasuke sudah sedikit bereaksi. Penisnya yang belum begitu besar dan masih polos tak terhiasi oleh rambut pubic seperti orang dewasa, kini mulai menegang.

"Menjijikkan, lepaskan aku, ular sialan.."

Seolah tak mendengar rutukan Sasuke, Orochimaru malah semakin gila. Tubuh adik Uchiha Itachi ini memang menggoda, padahal bisa dikatakan masih di bawah umur, namun aura seduktif menguar dari situ seolah mengundang siapapun untuk segera menyentuhnya. Naluri ular dan kesensitifan insting ular serta tajamnya indera penciuman ular terhadap feromon, semua makin membuat Orochimaru tergoda untuk mengikuti arah undangan tersebut. seringainya semakin lebar saat melihat penis Sasuke menegang, tubuh memang tak bisa berbohong, dan kadang perintah otak tak selamanya akan terus bisa mengendalikan motorik tubuh.

"Sasuke-kun, kau menyukainya.."

Memposisikan dirinya berlutut dan mensejajarkan wajahnya di depan penis Sasuke, Orochimaru meraba organ reproduksi luar milik si bungsu Fugaku ini, ibu jarinya digerakkan memutar di kepala penis Sasuke, membuat ninja muda ini tersentak dan kembali memberontak. Namun, semakin memberontak, malah gerakan jari Orochimaru di organ intimnya menjadi lebih intens. Terkesan seperti dirinya menyambut serangan Orochimaru.

Airmata Sasuke mengalir saat tak lama setelah Orochimaru menggunakan tangannya untuk melecehkannya dan kini diganti dengan mulutnya. Jijik. Sasuke benci. Ia meronta sekuat tenaga walaupun ia tahu akan sia-sia. Setidaknya, ia sudah menunjukkan dengan jelas bahwa ia sama sekali tidak menginginkan ini.

"Jangan.. Tidak.. Menjijikkan.. Lepaskan aku…"

Jilatan dan hisapan Orochimaru di penisnya semakin mengganas, mungkin karena ukurannya yang tidak sebesar milik orang dewasa, maka Orochimaru begitu mudah melumat dan melahap seluruh bagian dari penis Sasuke, dari ujung hingga pangkalnya. Sasuke merinding. Rasa geli yang membuat frustrasi kini menyiksanya. Otaknya sadar bahwa ini adalah hal yang menjijikan, namun tubuhnya bereaksi seolah menikmati.

Dirasakan oleh Sasuke, lidah Orochimaru yang begitu lentur, melilit organ kelaki-lakiannya dan mengocoknya sambil rongga mulut Orochimaru menghisap kuat batang daging yang menegang itu. Sasuke sama sekali tak ingin menikmatinya, namun tubuhnya benar-benar mengkhianatinya kali ini. Ditambah dengan kondisinya yang sama sekali tidak memungkinkan untuk melawan.

"Ah… mmm… Ah…. Ahh… Hnnnmm.." Rintihnya tertahan tak ingin menunjukkan pada Orochimaru bahwa tubuhnya mulai menikmati tiap geliat yang dilakukan professor ular ini.

Orgasme mendekat, begitupun Sasuke tak mengerti arti dari orgasme, dia belum pernah mendapatkan pengalaman tentang pencapaian puncak kenikmatan. Yang dirasakannya sekarang, yang dia tahu adalah tubuhnya seperti akan meledak. Badannya mengejang, otot-otot bagian bawahnya berkontraksi hebat. Kepalanya pusing dan pandangannya mengabur. Dan sesaat, ia berharap Orochimaru tidak menghentikan serangannya sampai -

"AAAARRGGHHH…" Jeritnya spontan.

Tubuhnya terangkat sedikit hingga simfisisnya menabrak mulut Orochimaru. Ia semakin merasa aneh dan jijik. Sepertinya ada yang melompat keluar dari lubang penisnya, dan penisnya terasa berkedut aneh. Uchiha kecil itu masih terengah dan ia mendesis pelan saat kehangatan yang tadi menyelimuti organ kenikmatannya mulai menghilang dan udara dingin kembali menerpa penisnya yang perlaha mulai melemas.

Kini, ninja cerdas yang merupakan satu-satunya survivor dari pembantaian clan Uchiha itu benar-benar terkulai lemas dalam keadaan tubuh yang masih tergantung dan terayun dalam lilitan ular milik Orochimaru. Hingga akhirnya ia mendengar suara yang amat dikenalnya memanggilnya dari kejauhan.

"SASUKEEE—OOII TEMEEEE…"

Sasuke spontan membelalakkan matanya. Namun sebelum ia dapat mengeluarkan suara, Orochimaru menaruh jarinya di bibir Sasuke dan ular yang melilit Sasuke mengendur dan menurunkan Sasuke dengan perlahan seolah tak ingin merusak figur indah yang rapuh ini.

"Temanmu datang, ku berikan sedikit chakra-ku – kekuatanku.. dan nanti kau akan bertemu dengan anak buah ku, lalu bertarung dengannya, dan disitulah, kau akan merasakan kekuatanku yang mendidih didalam tubuhmu.. dan setelah itu, kau akan mencariku – demi membalas dendam pada Itachi.." Jelas Orochimaru.

Setelah berkata begitu, Orochimaru kembali menghisap perpotongan leher Sasuke yang sebelumnya sudah membentuk semacam formasi kutukan berwarna hitam. Sedikit demi sedikit, Sasuke merasa tubuhnya lebih nyaman dan rileks. Chakra nya pulih hanya sedikit rasa lelah saja yang masih tersisa. Sebelum pergi, Orochimaru menyelimuti Sasuke dengan handuk dan bajunya, lalu menghilang dalam kegelapan.

.

.

.

"SASUKEEE… OOIII… SASUKE TE-"

Naruto tak melanjutkan panggilan untuk teman yang sedang dicarinya ini karena ketika ia menoleh ke depan, ia melihat Sasuke terkulai lemah di pinggir sungai. Dengan panik, Naruto langsung menghampiri sahabat sekaligus rivalnya tersebut.

"SASUKE!"

Sang Uchiha muda hanya melirikkan matanya ke arah Naruto, ia masih terlalu lelah bahkan nafasnya masih terengah. Ia malas menanggapi si pirang yang hiperaktif ini. Memang, ia tahu Naruto mengkhawatirkannya, tapi lebih dari itu, Sasuke lebih takut bahwa apa yang terjadi sebelum ini akan diketahui oleh Naruto.

.

.

.

TBC.

Thanks For Reading. Please leave your review.

Next Chap – NaruSasu. Lemon Semi Shota-ish maybe *LoL*

Best Regards