Chapter 1
Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
DxD Highschool ©Ichie Ishibumi
Summary : Naruto adalah Hokage ketujuh yang sedang menyempurnakan Jutsu Hiraishin Jikkukan. Namun karena kesalahan yang tidak ia ketahui, Dirinya beserta Istri dan Mansion Uzumaki Terdampar disuatu tempat yang tak ia kenali sebelumnya.
Genre : Adventure, Drama, Humor, Etc.
Warning :Typo, Gaje, ide pasaran, OOC, OC,Adult Theme, Newbie, Pair Pasaran, Lemon, Lime, Etc.
#NaruHarem #GodlikeNaru #DoujutsuNaru #EroNaru #EcchiNaru #JinchurikiNaru
Namikaze Ichie (Ryuu) : Naruto Yasei no Ninja
Rate : M
Pair : (...)
Sewaktu waktu didalam story terdapat unsur 17+ Author tidak bertanggung jawab akibat yang dialami reader-san sekalian setelah membaca Story ini.
Happy Reading
Chapter 1 : Berpindah Dimensi
Konohagakure No Sato, desa yang banyak melahirkan Shinobi-shinobi hebat disetiap generasinya. Senju Hashirama, Uchiha Madara, Senju Tobirama, Sarutobi Hiruzen, Namikaze Minato, Senju Tsunade, Uzumaki Kushina, banyak lagi Shinobi yang menjadi legenda dibalik nama Konohagakure.
Saat ini Konoha dipimpin oleh pahlawan perang dunia Shinobi keempat, Uzumaki Naruto. Shinobi penuh kejutan, Shinobi terkuat, Shinobi paling ramah, banyak julukan yang diberikan untuk kehebatan seorang Uzumaki Naruto. Namun jika bisa memilih, Naruto akan lebih senang jika dijuluki Nidaime Kiiroi Senkou. Julukan seperti ayahnya, mendiang Yondaime Hokage, Namikaze Minato.
Diusianya yang masih 19 tahun, Naruto harus rela mengisi waktunya dengan mengerjakan tumpukan berkas-berkas tugas Hokage. Usia yang tergolong masih sangat muda tapi kini harus memimpin sebuah desa. Pencapaian Naruto yang kini menjabat sebagai Nanadaime atau Hokage ketujuh menobatkan dirinya menjadi Hokage termuda sepanjang sejarah pemimpin desa. Prestasinya ini mengalahkan mendiang ayahnya yang menjabat Hokage pada usia 21 tahun.
Perdamaian kini telah tercipta dengan perjuangan tak kenal lelah seluruh Shinobi di Elemental Nation. Tapi perdamaian itu harus dibayar mahal dengan tewasnya beberapa pahlawan pada perang dunia Shinobi keempat. Salah satunya Uchiha Sasuke, sahabat Naruto yang mungkin sudah dianggap saudara harus meregang nyawa untuk menghentikan perang bersama Naruto digaris depan. Dengan tewasnya Uchiha terakhir, sudah dipastikan klan Uchiha akan mengalami kepunahan di dunia Shinobi.
Disaat-saat terakhir sebelum kematian Uchiha terakhir, Uchiha Sasuke, Naruto sempat dibuat lupa cara bernafas. Bagaimana tidak, Sasuke mencongkel kedua matanya, Eien Mangekyou Sharinggan, dan Rinnegan 9 tomoe. Selain memberikan kedua matanya, Sasuke juga mentransfer semua Cakra Indra, sampai inti cakra ke dalam tubuh Naruto. Setelah selesai mentransfer semua cakra indra, Sasuke sempat mengucapkan beberapa kata, "Ciptakanlah Perdamaian, saudaraku", sebelum akhirnya Sasuke menghembuskan nafas terakhirnya.
Setelah berhembusnya nafas terakhir Sasuke, Naruto langsung melakukan transplantasi mata warisan mendiang Sasuke dengan bantuan Senju Tsunade dan Haruno Sakura. Memakan waktu sekitar 15 menit, semua syaraf berhasil tersambung dengan tepat dan baik, lebih tepatnya berjalan dengan sempurna. Namun saat membuka matanya, mata Naruto tetaplah berwarna Blue Saphire. Namun perlahan kedua matanya berubah menjadi Eien Mangekyou Sharinggan disebelah kanan, dan Rinnegan tomoe 9 disebelah kiri.
Setelah berubahnya kedua mata Naruto, terlihat Naruto menangis. Mata Rinnegan nya menangis air mata aneh berwarna hitam, di mata Eien Mangekyou Sharinggan, Naruto juga menangis namun yang mengalir adalah darah. Menghapus kedua air mata yang tak wajar, Naruto mengamuk mengeluarkan 100℅ tekanan cakra miliknya, Ashura, dan Indra. Terjadilah gempa menghancurkan Medan perang tempat dimana aliansi Shinobi memperjuangkan hidup, sejarah, dan masa depan dunia Shinobi. Akhir cerita, Madara dihancurkan hingga menjadi jutaan atom yang tersebar di udara. Tubuh Madara hancur bersama patung Gedo Mazo, namun jiwanya tersegel di pedang Totsuka No Tsurugi Susano'o Sempurna Naruto. Tapi itu kejadian 3 tahun yang lalu, saat semua Shinobi masih membanggakan desanya masing-masing. Tapi lihatlah sekarang, semua tak lagi membeda-bedakan asal desa, kini semua sama, karena mereka menyandang status sebagai SHINOBI ELEMENTAL NATION.
Beralih ke tokoh utama, saat ini Naruto tengah melakukan latihan bersama istri tercintanya Uzumaki Hinata dihalaman belakang mansion Uzumaki. Ya ia baru saja melangsungkan pernikahan kemarin, tapi belum sempat melakukan ehehhmm.. karena faktor kelelahan. Bayangkan 5 desa ikut merayakan pernikahannya kemarin, dan rencananya pesta pernikahan akan diadakan selama 7 hari. Itu semua memiliki tujuan untuk mengenang perjuangan Naruto dan semua Shinobi saat perang dunia Shinobi keempat, yang berakhir kemenangan untuk aliansi Shinobi di hari ketujuh.
"Hiraishin"
BLITTZZZ
Duakkk!
Bugghh!
Tak Tak!
Itulah suara yang terdengar dari halaman belakang mansion Uzumaki.
"Hinata-chan, cukup untuk hari ini. Aku akan menyempurnakan teknik lanjutan Hiraishin" ucap Naruto.
"Ha'i Naruto-kun, aku akan buatkan minuman dulu untuk kita berdua" balas sang istri, Uzumaki Hinata.
Naruto saat ini tengah mengembangkan teknik lanjutan Hiraishin, yaitu Jikkukan Hiraishin No Jutsu. Jutsu ini adalah jutsu ruang dan waktu, dimana kita bisa memindahkan apapun dengan kapasitas lebih besar dari Hiraishin. perumpamaan Jutsu ini adalah, Pengguna bisa mentransfer rumah maupun wilayah ketempat tertentu yang kita inginkan. Kelebihan lain jutsu ini adalah dimensi ruang dan waktu mirip seperti teknik Kamui.
"Naruto-kun Istirahat dahulu, aku bawakan teh dingin" interupsi Hinata memanggil suaminya.
"Ha'i sebentar lagi Hinata-chan" jawab Naruto.
Dirasa cukup mengumpulkan cakra, Naruto bersiap menggumamkan nama jutsunya.
"Hiraishin Jikkukan No Jutsu"
Wuusshhh
Sraaaaaaakkkkk!
Tiba-tiba angin berhembus kencang, tanah bergetar, dan gemuruh petir berkumandang untuk beberapa saat.
Setelah sekitar 1 menit semua kembali normal, Naruto tak tau jutsu ini berhasil atau tidak. Tapi melihat benda yang ingin ditransfer tetap pada tempatnya, Naruto berasumsi bahwa jutsu nya kali ini gagal.
"Haaaahhhh, susah sekali menyempurnakan jutsu ini" gumam lelah Naruto.
"Sudahlah Naruto-kun, Istirahat dulu" kembali Hinata menginterupsi suaminya yang terus memaksakan diri menyempurnakan jutsu barunya.
"Ha'i Ha'i Hinata-sama" balas Naruto malas, setengah bercanda.
.
.
.
1 jam berlalu kini Hinata dan Naruto bersiap untuk berangkat ke kantor Hokage. Kenapa Hinata harus ikut, karena dia juga menjabat sebagai penasehat Hokage atas permintaan Naruto sendiri.
"Ayo kita berangkat Hinata-chan"
"Ha'i Hokage-sama hihihi" jawab Hinata dengan cekikikan.
"Ayo pegang tanganku, Hiraishin"
"Are ?" -_- (?)
"Kenapa kita tidak berpindah Naruto-kun ?" tanya Hinata yang juga heran.
"Aku juga tak tau Hinata-chan, tapi aku punya firasat buruk saat ini" ucap Naruto serius.
Naruto memutuskan untuk ke kantor Hokage dengan berjalan kaki. 'Sekalian menyapa warga Konoha' pikirnya. Naruto menghilangkan firasat buruknya, dan melangkahkan kakinya menuju ke kantor Hokage tapi...
"Kenapa Konoha seperti ini Hinata-chan ?" tanya Naruto bingung, pasalnya saat membuka pintu ia tidak menemukan Konoha seperti biasanya. Merasakan ada yang janggal, Naruto memutuskan untuk menemui partner rubahnya.
Mainscape
"Hoii Bola bulu!"
"Hoii Bola bulu tukang tidur!"
"WOIIII BANGUN KAU RUBAH PEMALAS!"
Akhirnya sosok yang dipanggil rubah pemalas itu membuka matanya, menatap Naruto yang juga menatap- maksudnya memelototi dirinya.
"Ada apa durian busuk ?"
"Kurama, apa kau tau apa yang sedang terjadi ? Konoha yang aku kenal Kenapa berubah ?" tanya Naruto kepada sosok rubah berekor sembilan yang memiliki nama Kurama.
"Sebentar, aku cek dulu" ucap Kurama memejamkan matanya merasakan apa yang terjadi disekitarnya.
"Naruto, kenapa aku tak merasakan cakra siapapun disini, selain Hinata ?" ucap Kurama yang ikut terkejut karena keanehan ini.
"Apa maksudmu tidak merasakan cakra ssiapapun ? Jangan bercanda bola bulu!"
"Grrrr! Coba kau rasakan sendiri durian brengsek!" ucap Kurama sengit.
"Kau benar Kurama, apa ini efek jutsu Jikkukan ?" ucap Naruto lemas.
"Coba kau sebar Bunshin untuk mencari petunjuk, jangan lupa gunakan Henge" usul Kurama.
"Baiklah, semoga bukan hal buruk yang terjadi saat ini" ucap Naruto lemas meninggalkan Mainscape nya.
Real World
"Tajuu Kagebunsin No Jutsu"
Tercipta 500 Bunshin Naruto, langsung Henge dan meninggalkan Naruto dan Hinata untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Hinata-chan, Ayo kita kembali ke dalam" ucap Naruto lemas.
"Kurasa aku tau apa yang terjadi setelah melihat kau membuat Bunshin mu Naruto-kun. Semoga bukan hal yang buruk" ucap Hinata menyadari keadaan.
.
.
.
Konohagakure No Sato
Dikantor Hokage kini sudah berkumpul Rokudaime Hokage aka Hatake Kakashi, Nara Shikamaru, dan Haruno Sakura. Mereka membicarakan kejadian dimana hilangnya Mansion Uzumaki.
"Sensei aku tak bisa merasakan cakra Naruto dan Hinata saat ini. Sebenarnya bagaimana mana bisa Mansion Uzumaki hilang begitu saja ?" tanya Sakura frustasi karena kejadian aneh ini.
"Aku pun tak tau harus menjawab apa Sakura. Aku sempat melewati Mansion Uzumaki saat berangkat kesini, tapi hanya lahan kosong yang aku temukan" balas Kakashi ikut-ikutan frustasi dengan kasus hilangnya Mansion Uzumaki beserta isi dan pemiliknya.
"Apa mungkin ini adalah serangan dari musuh yang mengincar Naruto Rokudaime-sama ?" Shikamaru ikut berkomentar.
"Sudah berapa kali aku bilang, Panggil saja seperti biasa rambut nanas!" ucap Kakashi Memandang malas Shikamaru.
"Pendapatmu itu mungkin saja benar, tapi siapa yang melakukannya disaat perdamaian sudah tercapai saat ini ?" ucap Kakashi bermonolog.
Semua petinggi Konoha digegerkan dengan kejadian ini, Mansion seorang pahlawan perang dunia Shinobi keempat hilang tanpa jejak, hanya meninggalkan tanah kosong ditempat Mansion Uzumaki berada.
.
.
.
Mansion Uzumaki
Setelah beberapa jam Bunshin yang Naruto buat menyebar mencari informasi, kini beberapa ingatan Bunshin Naruto masuk Secara bersamaan.
'Deg'
'Deg'
"Tak ada satupun Shinobi di dunia ini ?" gumam Naruto Melebarkan matanya.
"Apakah kita bukan di dunia Shinobi lagi ?" lanjut Naruto bergumam tak jelas.
"Apa maksudmu Naruto-kun ? Bukan dunia Shinobi ?" tanya Hinata yang terkejut saat mendengar ucapan Naruto.
"Beberapa Bunshin ku menyebar ke seluruh kota, mereka tak menemukan satupun Shinobi di kota ini" jawab Naruto menunduk penuh penyesalan.
"Berarti kita bukan berada di dunia Shinobi lagi ?" tanya Hinata yang kini juga menunduk, menangis dalam diam.
"Mungkin kita berpindah jauh dari desa Shinobi Hinata-chan. Kita tunggu informasi selanjutnya dari Bunshin ku ya Hinata-chan" ucap Naruto menenangkan Hinata sambil memeluknya.
Seminggu kemudian, akhirnya Naruto dan Hinata tau mereka kini benar-benar tidak berada di dunia Shinobi. Ketika pertama kali Hinata tau kebenarannya, ia menangis sejadi-jadinya. Naruto merasa bersalah karena semua ini karena kesalahan jutsu yang Naruto buat. Awalnya Hinata mendiamkan Naruto selama 2 hari, Namun kini Hinata juga yang menyemangati Naruto untuk bangkit dari keterpurukannya.
Selama seminggu ini Bunshin Naruto menemukan beberapa informasi yang tak normal. Eksistensi tak normal seperti Malaikat, Malaikat Jatuh, dan Iblis. Naruto kini berada di kota Kuoh, masih dalam wilayah Jepang. Bunshin Naruto 2 hari yang lalu juga bertemu dengan salah satu eksistensi Malaikat Jatuh, Malaikat terbuang satu ini mengingatkan Naruto dengan sosok Jiraya. Sama-sama konyol, Sama-sama memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai perdamaian. Namun satu hal yang Naruto sayangkan, Sama-sama memiliki sifat mesum akut. 'Demi kolor Jiraya Sensei yang tak pernah dicuci' batin Naruto nista.
"Hoiii Azazel Jii-san, bagaimana pekerjaan sampingan mu ?" Sapa Naruto yang saat ini sedang berjalan mendekati Azazel.
"Pekerjaan sampingan apa maksudmu ?" tanya Azazel bingung.
"Yaah selain Gubernur Malaikat Jatuh, kau memancing ikan untuk dijual kan ? Memangnya gaji gubernur Malaikat Jatuh kurang yaa ?" ucap Naruto bertanya sambil memasang pose berfikir, namun tak tentu arah pikirannya.
"Baka-Gaki! Memancing itu memiliki seni tersendiri! Dan apa apaan gaji Malaikat Jatuh ? maksudmu aku gubernur miskin haaa?!" balas Azazel sengit dengan telinga yang berasap.
"Huwaaa Hahahaha" tawa Naruto pecah melihat ekspresi wajah Azazel.
"Hahahaha, Maaf maaf. Aku kesini ingin meminta pertolongan mu Jii-san!" balas Naruto dengan wajah serius.
"Apa mau mu ?" tanya Azazel serius.
"Aku ingin kau mendaftarkan aku dan istriku ke Kouh akademi, aku merasakan banyak aura negatif di sekolah itu" jawab Naruto.
'Ini menarik, kau akan menemukan hadiah utama di sekolah itu durian busuk' pikir Azazel menyeringai.
"Baik, itu gampang. Lalu apa yang akan kau lakukan disana ?" tanya Azazel menyanggupi.
"Aku hanya memiliki firasat buruk beberapa hari ini. Aku hanya ingin melindungi manusia, sesama manusia aku di didik untuk saling melindungi" ucap Naruto sambil tersenyum tulus.
'Kau orang yang menarik gaki' batin Azazel tersenyum memandang Naruto.
"Nanti malam kau tunggu saja dirumah mu, akan aku antarkan seragam dan berkas-berkas pendaftaran untukmu dan istrimu" jawab Azazel.
"Baiklah, terimakasih banyak ne gubernur miskin nan mesum hahahaha" ucap Naruto sambil tertawa mengejek Azazel sebelum hilang dengan kepulan asap.
Skip Time, Malam Hari.
Saat ini Hinata dan Naruto tengah duduk bermesraan di ruang tamu Mansion Uzumaki. Naruto kini dibuat kebingungan dengan sikap Hinata yang semakin manja.
"Ne Naruto-kun, benarkah besok kita akan sekolah ?" tanya Hinata sambil memeluk Naruto erat.
"Iya Hinata-chan, kenapa akhir-akhir ini kau jadi semakin manja yaa ?" tanya Naruto sambil tersenyum dan balas memeluk istrinya
"Mou.. Tak bolehkah aku manja kepada suamiku sendiri Naruto-kun ?" jawab Hinata sambil mengembungkan pipinya.
"Eh tentu boleh Hinata-chan, dan hanya padaku! mengerti Hinata-chan" ucap Naruto
"Hihihi, tentu sayangkuuuu" ucap Hinata sambil mencium pipi Naruto.
Tok Tok Tok!
"Ya sebentar!" teriak Naruto melangkah untuk membuka pintu. Setelah membuka pintu, akhirnya datang orang yang ditunggu-tunggu.
"Yoo Jii-san!" sapa Naruto.
"Yaa Yoo Kepala durianmu itu Haah!" balas orang itu dengan perempatan di dahi nya.
"Hahaha, santai saja pak gubernur miskin. Mari masuk dulu!" ajak Naruto sambil sesekali mencela orang dipanggil gubernur tadi.
"Kenalkan, dia istriku Jii-san. Uzumaki Hinata, Wanita tercantik kedua setelah ibuku hehehe" ucap Naruto memperkenalkan istrinya.
"Hohoho, kau memiliki selera tinggi durian busuk! Perkenalkan aku Azazel, Gubernur Malaikat Jatuh yang tampan dan idaman wanita diseluruh dunia" ucap Azazel memperkenalkan diri dengan kepedean melewati 120 persen.
'Benar kata Naruto-kun, dia mirip Jiraya-sama' pikir Hinata yang membandingkan sifat Azazel dengan Jiraya.
Malam itu diwarnai tawa dan kegembiraan diantara ketiganya, apalagi Naruto dan Azazel yang selalu berdebat karena masalah sepele. Di malam itu juga Naruto dan Hinata diberi misi untuk mengawasi para iblis yang menjadi penguasa di kota Kuoh. Naruto dan Hinata kini menyadari bahwa iblis tidak semuanya jahat, ada juga yang menginginkan perdamaian seperti yang ia inginkan.
Keesokan Harinya
Saat ini Naruto berada di depan gerbang Kuoh Akademi, dengan Hinata disampingnya. Berjalan santai dengan kedua tangannya dimasukkan di kantong. Seragam yang tak dimasukkan menambah kesan 'cool' dimata kaum hawa.
"Kyaaa pirang-kun tampan sekali!"
"Kyaaaaaa, Lebih tampan dari Kiba-kun"
"Kyaaa pirang-kun, pirang-kun!"
Itulah beberapa teriakan Gaje murid perempuan yang saat ini memandang Naruto dengan mata berbentuk hati. Hinata yang melihat suaminya diteriaki para fansgirl dadakan, langsung memeluk lengan kiri Naruto memberi peringatan pada fansgirl dadakan Naruto. Melihat itu, beberapa murid perempuan mendesah kecewa, tapi tak banyak yang teriak makin Gaje.
"Pirang-kun, tak apa-apa jadikan aku yang kedua"
"Tak masalah untukku berbagai pirang-kun"
Mendengar teriakan makin Gaje Naruto mendesah dalam hati. 'Sekarang aku tau apa yang kau rasakan teme' pikir Naruto dalam hati.
Naruto Pov
Hari ini adalah hari pertama aku dan istriku masuk Akademi. Kuoh Akademi awalnya adalah sekolah khusus perempuan, namun 2 tahun yang lalu sekolah mengeluarkan kebijakan bahwa akan menerima murid laki-laki sesuai standar kompetensi yang berlaku. Saat ini aku berjalan dengan Hinata yang menggandeng tanganku erat, sepertinya ia cemburu dengan tatapan para murid perempuan yang melihatku.
Entah apa yang ada dipikiran para perempuan disini, apa karena jumlah murid laki-laki sedikit mereka jadi ganas seperti ini, entah hanya Kami-sama yang tau.
'Rambut pirang agak panjang, segel fuin cadangan cakra di lengan kiri sampai bawah siku lebih mirip tato, Seragam tak rapi, kulit tan, wajah pas-pasan, apa yang membuat mereka jadi ganas seperti tadi' pikirku
"Hinata-chan, kenapa kau memelukku begitu erat ?" tanya Naruto.
"Mou.. Mereka genit Naruto-kun!" jawab Hinata dengan bibir manyun, pertanda ia sedang kesal.
'Hahahaha, ternyata dia cemburu' batinku.
Sudahlah, sekarang saatnya mencari ruang kepala sekolah. Dari tadi aku dan Hinata cuma berputar mencari dimana ruang kepala sekolah. Sampai di ujung koridor aku melihat dua sosok bersurai merah dan hitam, mereka memiliki aura kelam tapi... tubuh mereka proposional, dan hmm ukuran dada yang... WHAAATT! 'Sejak kapan Uzumaki Naruto semesum ini, Oh Kami-sama apakah Ero Sannin menyumpahi ku agar menuruni sifat mesum nya' batinku nista mengingat betapa mesumnya Ero Sannin.
"Maaf mengganggu nona, kami murid baru disini, kami ingin bertanya ruang kepala sekolah ada disebelah mana ya ? Soalnya dari tadi kami hanya berputar terus disekitar sini" tanyaku dengan senyum untuk memberi kesan sopan kepada gadis bersurai merah didepan ku ini.
Naruto Pov End
"Maaf mengganggu nona, kami murid baru disini, kami ingin bertanya ruang kepala sekolah ada disebelah mana ya ? Soalnya dari tadi kami hanya berputar terus disekitar sini"
Mendengar suara seseorang bertanya, gadis bersurai merah mengalihkan pandangannya kearah sumber suara.
Blush..
Rona merah tercetak di pipi kedua gadis cantik itu. Gadis bersurai merah terlihat malu-malu, namun gadis bersurai hitam malah Tersenyum penuh arti.
"Oh kalian murid baru yaa ?" tanya gadis bersurai hitam.
"Ya kami murid baru disini" jawab Hinata ketus.
"Maaf, ruang kepala sekolah ada di sebelah mana ya ? kami harus mengantarkan berkas pendaftaran kami sebelum bel sekolah" ucap Naruto sopan.
"Oh Maafkan saya kurang sopan, saya Uzumaki Naruto dan ini Uzumaki Hinata, salam kenal" lanjut Naruto sambil tersenyum kembali.
Blush..
Blush..
"Saya Himejima Akeno, Salam kenal Uzumaki-san"
"Sa-saya Gre-gremory Rias, Sa-salam ke-kenal"
"Baiklah, mari kami antar ke ruang kepala sekolah" ucap gadis bersurai hitam yang memiliki nama Himejima Akeno.
Akhirnya Naruto dan Hinata diantar oleh Akeno dan rias menuju ruang kepala sekolah. Sesampainya di tempat yang dituju mereka berpisah karena bel pertanda jam masuk sudah berbunyi. Setelah kami memberikan berkas pendaftaran, kami ditempatkan di kelas 12 A dan akan diantar oleh Sensei yang mengajar di kelas itu. Saat akan masuk kelas Sensei memberi instruksi bahwa Naruto dan Hinata adalah murid baru dikelas itu.
"Selamat pagi !"
"PAGI SENSEI!"
"Hari ini kalian akan mendapatkan 2 teman baru sekaligus"
"Silahkan Uzumaki-san memperkenalkan diri"
"Ha'i Sensei, Perkenalan saya Uzumaki Naruto pindahan dari Amerika, mohon kerja sama nya" ucap Naruto dengan senyum di akhir perkenalannya.
"Perkenalkan saya Uzumaki Hinata, salam kenal" ucap Hinata singkat dan datar.
Seluruh kelas memandang Naruto dan Hinata dengan mata berbentuk hati. Beberapa murid laki-laki bahkan sampai meneteskan darah dari hidung mereka.
"Jika ada pertanyaan silahkan angkat tangan"
"Silahkan Himejima-san" lanjut sang Sensei.
"Kenapa marga kalian sama, apa kalian memiliki hubungan tertentu ?" tanya Akeno.
"Ya kami adalah.."
"Sepasang suami-istri" ucap Hinata memotong cepat ucapan Naruto.
"TIDAAAAAAAK!" teriak semua murid selain Akeno dan rias, namun senyum mereka perlahan luntur digantikan ekspresi datar.
"DIAAAM!"
"Untuk Uzumaki-san, silahkan duduk disamping Gremory-san dan Himejima-san yang tadi bertanya"
"Ha'i, Arigatou Sensei" ucap Naruto dan Hinata dengan membungkuk kepada Sensei nya.
Mulailah beberapa jam paling membosankan, dan merepotkan. Mengikuti setiap jam pelajaran dengan malas, Naruto tak sadar telah diperhatikan oleh 2 gadis bersurai merah dan hitam.
"Ne Akeno, Apa yang kau pikirkan sama denganku ?" tanya gadis bersurai merah yang tak lain adalah Gremory Rias. Ia merasakan samar-samar kekuatan asing yang kuat tapi menenangkan, dari kedua murid baru sekaligus pasangan suami-isteri Uzumaki.
"Yaa Buchou, dia begitu tampan dan seksi. Dada bidang, kulit tan eksotis, tato di lengan kirinya menambah kesan liar. Mungkin dia juga hebat dalam urusan ranjang ufufufufu" jawab Akeno dengan tawa sadis membayangkan fantasi liar dan erotis bersama Naruto.
Blush...
Wajah Rias seketika dihiasi rona merah di pipinya. Setelah mendengar jawaban Akeno, Rias tak sadar ikut membayangkan fantasi liarnya bersama Naruto. Saat Naruto menindih tubuhnya, Bermain di daerah sensitifnya, Meremas bagian tubuh yang menonjol, saling memanjakan disetiap sentuhannya..
Tes Tes...
Setetes cairan berwarna merah mengalir keluar dari hidungnya. Rias yang tak sadar dari tadi memperhatikan Naruto membulatkan matanya saat Naruto balik memandangnya. Saling beradu pandang, Rias tersenyum, Naruto menaikkan alis (?)
"Astagaaa Gremory-san, wajahmu merah, hidungmu berdarah" ucap Naruto tanpa sadar.
"Sensei !" ucap Naruto mengangkat tangan.
"Ya Uzumaki-san ?"
"Ijin membawa Gremory-san ke UKS, dia sedang sakit dan mimisan Sensei" ucap Naruto dengan wajah serius, dan sedikit panik.
"Ha'i silahkan Uzumaki-san, sekalian temani Gremory-san di UKS. karena sebentar lagi jam pelajaran akan selesai" ucap sang Sensei memberi ijin.
Langsung saja Naruto mendatangi meja rias dan memapah gadis bersurai merah itu keluar kelas. Namun baru 2 langkah Rias menyeringai, ia melemaskan semua tubuhnya, berpura-pura tak kuat berjalan.
Dengan sigap Naruto menahan Rias, meminta ijin untuk menggendong Rias agar tidak dianggap tak sopan. Anggukan lemah menjadi jawaban dari pertanyaan Naruto tadi. Tanpa banyak basa-basi Naruto menggendong Rias layaknya pengantin pria membawa pasangannya. Di bangku Akeno, ia menggeram kesal melihat cara licik Rias mencuri perhatian Naruto.
Tak jauh dari Akeno, Hinata kini juga menggeram marah suaminya melakukan hal yang bisa dibilang romantis kepada gadis lain. Ia memang istri sah Uzumaki Naruto, namun sampai saat ini segel kesuciannya masih terjaga. Entah apa yang membuat Naruto tak menyentuhnya hingga saat ini.
Hinata Pov
Melihat Naruto-kun menggendong perempuan merah genit itu membuatku kesal, marah, benci. Benci pada diriku sendiri, apa aku kurang menarik ? apa aku kurang menggoda dimata Naruto-kun ?.
'Apa aku kurang menarik, Apa aku kurang menggoda ?' pikir ku.
'Apa Naruto-kun tak mencintaiku lagi' pikirku menggigit bibir bawah ku menahan air mata yang akan keluar.
'Apa Naruto-kun mulai mencintai perempuan merah itu, wajahnya, tubuhnya, rambutnya' pikiran buruk ini kembali muncul di benak ku mengingat Naruto-kun membawa perempuan itu dengan penuh perasaan.
"Sensei, Saya ijin ke toilet sebentar" ucapku kepada Sensei yang sedang mengajar. Tanpa menunggu balasan Sensei aku berlari menuju toilet sekolah, untuk menenangkan pikirkan ku.
Sesampainya di toilet, aku langsung menyandarkan tubuhku ke dinding beton yang dingin.
"Apa kau hiks tak lagi hiks mencintaiku Naruto-kun ?"
"Apa kau hiks lebih hiks mencintai perempuan merah itu ?"
"Apa kurangnya hiks aku padamu hiks Naruto-kun ?"
Tangisan pilu keluar dari bibirku, aku tak mau kehilanganmu, aku tak mau kau melupakanku.
"Hiks Kenapa hiks hiks Apa yang kurang dariku ?" gumamku tenggelam dalam lautan firasat buruk tentang rumah tanggaku bersama orang yang sangat aku cintai.
"Kau hanya kurang mempercayai suamimu Hinata-chan"
Suara itu..
aku mengenalnya, aku mengingatnya...
Suara itu...
"Na-naruto-kun ?"
Tak ada jawaban ?
Kenapa ia tak menjawab ?
Hinata Pov End
"Kau hanya kurang mempercayai suamimu Hinata-chan"
"Na-naruto-kun ?" gumam Hinata.
"Naruto-kun ?" Panggil Hinata kembali.
Membuka pintu tempatnya menangis, Hinata menemukan sosok pria bersurai pirang, manik Blue Saphire, dan segel fuin di lengan kiri sampai di bawah siku.
"Kenapa kau menangis sayang ?" tanya sosok tadi lembut, menatap langsung manik Lavender yang basah, lembab, dan terlihat redup.
"Kau meragukan suamimu ini Hinata-chan ?" tanya sosok itu lagi yang ternyata adalah Naruto.
"A-aku takut ka-kau me-meninggalkanku Na-naruto-kun" jawab Hinata tergagap, setengah takut suaminya ini akan marah.
Mendengar apa yang di katakan Hinata, Naruto memeluk erat istrinya yang saat ini sedang down. Ia mengerti istrinya ini cemburu dengan perlakuan terhadap perempuan merah tadi, yang lebih dikenal dengan nama Gremory Rias.
"Aku selalu mencintaimu Hinata-chan, Jangan pernah ragukan itu" ucap Naruto menenangkan.
"Jika kau ingin menangis, keluarkan Semuanya, jika kau ingin marah, ledakkan sekarang juga, jika kau ingin cinta percayalah hanya kau yang mampu membuatku hidup segan mati tak mau" ucap Naruto kembali menenangkan Hinata.
"Hiks.. hiks... Huwwaaaa" runtuh sudah pertahanan kokoh Hinata. Tangisnya pecah dipelukan suaminya ini.
Naruto hanya tersenyum geli melihat istrinya yang kini sangat manja. Hinata yang sekarang bukan seperti Hinata yang ia kenal saat masih berada di Elemental Nation.
Akhirnya Naruto dan Hinata ijin untuk pulang lebih awal, jangan ditanya kok bisa ? Mata Sharinggan sangat bermanfaat disaat seperti ini.
Uzumaki Mansion
Kini Hinata dan Naruto sedang berada dikamar mereka berdua. Sejak pulang dari Kuoh Akademi Hinata tak mau ditinggal sedetikpun. Saat ini Hinata hanya ingin dipeluk dan dimanja oleh Naruto seorang.
Kini Hinata tau sikap Naruto tadi hanya untuk menarik simpati gadis bersurai merah itu. Naruto menyadari bahwa Rias adalah salah satu iblis yang dari beberapa iblis yang ada di Kuoh Akademi. Entah berapa lama sudah Hinata memeluk erat Naruto, menyamakan posisinya berbaring di dada bidang suaminya ini. Walaupun Naruto polos dalam mengerti perasaan wanita, namun Naruto juga laki-laki tulen yang bisa kapan saja menjadi liar untuk memenuhi kebutuhan lelakinya.
Melepaskan perlahan pelukan Hinata, Naruto mendekatkan wajahnya kearah wajah istrinya ini. Semakin dekat..
Semakin dekat...
5 cm
4 cm
3 cm
2 cm
1 cm
0 cm
'Cup'
Ciuman lembut penuh kasih sayang, penuh cinta perlahan berubah menjadi lumayan dan tarian lidah kedua pasangan suami-istri ini.
'Sluuurrrppp'
Saling menyedot, Menggapai kenikmatan setiap detik ciuman yang mereka lakukan. Hingga kapasitas oksigen menipis mengharuskan mereka mengambil nafas untuk bertahan hidup. Belum selesai Naruto menormalkan nafasnya, Hinata kembali mengambil alih bibir Naruto.
"Ehhhhmmmmm"
Erangan Hinata tertahan saat Naruto memperdalam ciumannya. Tangan Naruto mulai bergerilya menyentuh tubuh panas penuh Gairah Hinata. Membuka perlahan kancing seragam Hinata, Naruto mulai mendominasi bagian kedua payudara montok Hinata.
"Ahhhnnn"
"Ehhhmmmm, Ahhhnnn Uuuaaah"
Erangan Hinata layaknya penyemangat bagi Naruto untuk melanjutkan ekspedisinya di bagian dada besar Hinata. Meremas lembut, Memelintir, meremas lagi.
Bosan hanya main dengan tangan, Naruto mengarahkan mulutnya ke payudara kiri Hinata, Sedot, Hisap, gigit, sedot lagi. Tangan kiri Naruto tak berhenti bermain payudara Hinata yang sebelah kanan, sementara tangan kanan Naruto mulai menggesek, mengelus-elus, Vagina Hinata yang masih terbungkus celana dalam.
"Ahhhhh! Hmmmmm, I-ini hmmm Nikmat Sayang Uhhhh" racau Hinata tak jelas, menerima serangan di 3 titik sensitif nya. Saat Hinata mulai menikmati permainan Naruto, tiba-tiba Naruto menghentikan permainannya.
Sesat Hinata merasa kecewa, namun setelah melihat Naruto membuka semua pakaiannya ia kembali bersemangat. Ia tanggalkan seluruh pakaian, melemparnya ke sembarang tempat kembali bersiap untuk bersenang-senang bersama orang tercintanya. Selesai dengan semua pakaian yang mengganggu, kini Hinata maupun Naruto sama-sama dalam keadaan telanjang bulat. Kembali mulut Naruto mengisap payudara kiri Hinata, tangan kiri Naruto meremas dan memelintir payudara kanan Hinata, sedangkan tangan kanannya mulai dimasukkan ke liang surgawi Hinata.
5 menit berlalu, kini payudara kanan dan kiri sudah penuh dengan kiss mark, bekas gigitan membekas, memberi tanda kepemilikan Hinata hanya untuk Naruto.
"Uhmmmm... Ahhhhhnnn"
"Yaa, Keluarkan sayang.. Jangan ditahan" ucap Naruto disertai senyum mesum diwajah tampannya.
"Te... rus oohhh aaaahhhnn lebih cepat uhhhnm" racau Hinata
Mendengar permintaan sang istri, Naruto menyeringai, ditambahkannya jari telunjuk untuk menemani jari tengah yang sudah berada di liang vagina Hinata. 3 titik sensitif Hinata digempur habis-habisan, 2 jari Naruto di vagina Hinata makin cepat melakukan In-out
"Uuuhhnn heeehhmmm"
"Jangan ditahan sayang" ucap Naruto semakin memperlebar senyum mesum diwajahnya.
"A-aku akan Ke-ke Aaaaaahnnnn!"
"OUUUUUHHHNNNN!"
Jerit Hinata mengantarkan Rasa nikmat, Bebas, seperti sengatan listrik di sekujur tubuhnya. Sungguh Hinata sangat menyukai ini, Cara Naruto memanjakannya, sangat sangat menyukai hal ini.
."I..ni Haah Nik.. maat Haah Naruto-kun Haah Haaah... Haah" ucap Hinata dengan nafas yang terengah-engah setelah orgasme pertamanya dalam 18 tahun.
"Jangan berpikir ini sudah selesai Hinata-chan, Masih panjang waktu untuk memanjakanmu" ucap Naruto dengan menjilati tangannya yang berlumuran cairan cinta Hinata.
Hinata yang mendengar perkataan Naruto hanya tersenyum, "Lakukan sepuas-puasnya dirimu Naruto-kun. Cinta dan tubuhku hanya milikmu seorang" balas Hinata yang sudah bisa bernafas normal.
Dengan cepat Naruto mengarahkan wajahnya ke liang vagina Hinata yang sudah basah akibat orgasme pertamanya tadi. Menjilat, Menghisap, gigit pelan daging kecil mirip kacang tanah milik Hinata.
"Uhhhhhnnnn Kenaaa paaa i...ni lebiiiih niiiikmaaat haaaaah" racau Hinata tak karuan.
kembali Naruto memasukkan 2 jarinya mengocok vagina Hinata pelan, menggoda Hinata pemilik liang surgawi yang kini menggoyang-goyangkan pinggulnya mencari dari kenikmatan 2 jari Naruto.
"Mou Jangan menggodaku sayaaaang" ucap Hinata dengan nada sensual.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yoo Ryuu balik, Nih salah satu ide tercemar beberapa bulan lalu. Yaa dari pada nggak tersalurkan mending di publish aja dulu.
Kalo pun tanggapan Reader jelek akan FF ini yaa mohon maaf saya hanya menyalurkan fantasi liar seorang Ryuu
Soo mohon review nya
Ryuu Pamit, See You Next Time
