"Aku ingin jatuh cinta."
Sontak perempuan itu menghentikan segala pekerjaan tangannya. Wajahnya menoleh ke arah asal suara itu.
"Kau serius?"
Laki-laki itu memandang ke arah cermin kotor di ujung ruangan.
"Kau mengira aku bercanda?" Mata ungunya kemudian menatap lekat-lekat perempuan itu.
"Jadi kau mencintai manusia, begitu?"
"Aku pun juga manusia, kakak."
"Kita ini penyihir, Gakuhou-kun. Jangan samakan kita dengan manusia."
"Dan lagi, cinta itu bagai sebuah kutukan untuk penyihir," lanjutnya. "Kau masih ingin mengorbankan dirimu?"
"Kau sendiri juga sama, waktu kau mencintainya. Dia juga manusia, kan?"
Perempuan itu langsung terdiam. Adiknya ini memang tidak pernah kehabisan akal.
"...Penyihir zaman sekarang memang sulit dikendalikan." jawabnya. "Jelas-jelas kita bukan makhluk yang diciptakan untuk mencintai dan dicintai, tapi perkembangan zaman merusak itu semua."
"Termasuk aku sendiri."
Laki-laki itu diam saja.
"Kau tahu, Gakuhou-kun? Dahulu aku bertemu manusia itu melalui cermin kotor itu. Dan ketika aku menyatakan cintaku padanya, seketika aku tidak bisa bertemu lagi dengannya. Entah apa yang terjadi dengan manusia itu."
"Mungkin karena kau terlalu percaya bahwa cinta itu kutukan."
"Bukan masalah percaya atau tidaknya, Gakuhou-kun. Itu masalah takdir yang mengikat."
"Kita penyihir, lalu kita dikendalikan oleh takdir? Lucu sekali."
"...Kau memang selalu tidak pernah kehabisan akal, Gakuhou-kun," perempuan itu tersenyum. "Baiklah, baiklah, kemarilah sebentar." Laki-laki itu menoleh.
"Kalau kau memang ingin mencintai manusia, baiklah, permintaanmu sudah kudengar, dan akan kukabulkan padamu sekarang," tangannya meraih tangan adiknya.
"Dengan satu syarat, Gakuhou-kun."
"Jangan pernah mengatakan padanya bahwa kau mencintainya. Kutukan cintamu adalah kematian."
Coretan Author :
AGEHA MASIH DENGAN KESOKIDEANNYA! #lemparconfetti #yhaelulagidateng
AKHIRNYA AKHIRNYA AKHIRNYAAA DAKU BISA PUNYA IDE BIKIN CERITA OTPKU ASAASA HUOHUOHUOOO #lompatkegirangan #dikutukomlipan
Ini AU kali yaa, dan yes, jangan tanya siapa kakak dari om lipan itu, dia cuman numpang lewat.
Yah, sekian dulu deh coretan authornya, prologue memang tidak bisa diceritakan panjang-panjang ya behind the scenenya ._.
Prologue ini sepertinya belum pantas dapat review, tapi kalau-kalau ada yang mau dikomentarin, review juga boleh~
Terimakasih kembali!
-t.a
