Estaba Prometido
Disclaimer : Kamichama Karin By : Koge-Donbo
Genre : Romance
Rate : T
WARNING : GAJE, TIDAK BERUTU, JELEK, TIDAK JELAS, TYPO
"Kaa-san tidak setuju Karin-chan! Kaa-san lebih suka bila kamu menikah dengan orang yang sudah menjadi calon suamimu," ucap Suzuka sambil menunjuk foto yang terpasang didinding ruang tamu rumah itu.
"Tapi Kaa-san, aku benar-benar membenci pemuda itu!" bentak Karin kepada Kaa-sannya yang kini tersenyum, "Bukankah kalian ini sudah dijodohkan. Lagi pula rasa benci itu adalah awal dari rasa cinta," jelas Suzuka kepada putri tercintanya itu. "Tapi Kaa-san, perjodohan itu bisa dibatalkan! Dan rasa benci itu bukanlah awal dari rasa cinta!" bantah Karin, "Tapi Kujo-san setuju loh kalau kamu dan dia akan dijodohkan," perkataan Suzuka tadi sungguh membuat Karin terkejut, iris Green emerland gadis itu membelalak, ia tak percaya bahwa orang yang ia benci justru menyetujui perjodohan tidak jelas seperti ini.
*-*Estaba Prometido*-*
'Hah, aku tak percaya dengan apa yang aku dengar kemarin, mana mungkin Kazune mau menikah denganku?'ucap Karin dalam hati, "Hanazono-san," panggil pemuda di belakangnya, "Haaa, eh? Ada apa kamu kemari Kujo-san?" tanya Karin dengan nada bicara yang cukup kasar, "Aaaa, tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin menyapamu saja," ucap Kazune sambil melangkah maju lalu segera duduk di samping Karin. "Eeii, apa yang kamu lakukan?"tanya Karin kepada Kazune yang kini tengah duduk di sampingnya, "Tentu saja duduk," jawab Kazune, "Ah, aku pamit pulang dulu ya," izin Karin kepada Kazune, tapi saat Karin berdiri dan hampir melangkah pergi, tiba-tiba Kazune menggenggam salah satu pergelangan tangan Karin.
"Tetaplah disini,"pinta Kazune yang masih menggenggam pergelangan tangan Karin,"Umm, tidak bisa, aku ada urusan. Sampai nanti Kujo-san," pamit Karin lalu menarik paksa tangannya dari genggaman tangan Kazune, "Ya. Sampai nanti," llirih Kazune, lelaki itu kini tengah memandang punggung mungil gadis yang telah bertahun-tahun ia cintai, memandang kepergian gadis yang sangat membencinya, lelaki itu terkadang bingung mengapa gadis secantik Karin bisa membencinya tanpa sebuah alasan.
"Tunggu Hanazono-san! Aku ingin bicara padamu sebentar," ujar Kazune lalu melangkahkan kakinya menuju kearah Karin yang kini tengah berdiri diam ditempat, "Ingin bicara soal apa hm?" tanya Karin kepada pria disampingnya, "Em, apa kamu menyetujui perjodohan ini?" tanya Kazune
"Sebenarnya. Hm bagai mana ya? Kita bisa lihat nanti. Oh iya Kujo-san kenapa anda menyetujui perjodohan yang tidak jelas seperti ini?" tanya Karin dengan raut wjah yang cukup sedih, "Ah, it-itu, rahasia!" jawab Kazune sambil memalingkan wajahnya yang memerah, "Hei kalau mamu mengajakku bicara, tatap wajahku dong! dasar tidak sopan?" ujar Karin lalu menggembungkan kedua pipinya, kemudian Kazune menatap Karin sejenak lalu tersenyum tippis, 'Manis,' batin pemuda beriris blue shapphire itu.
"Hahaha wajahmu jelek sekali kalau pipimu gembung seperti ini,"mencubit kedua pipi gadis didepannya adalah salah satu ide yang muncul di pikkirannya, dengan cepat pemuda ini mencubit kedua pipi sang gadis hingga membuat sang gadis meringis kesakitan.
"Aduh, bisa kamu lepaskan tanganmu dari wajahku Kujo-san?"
"Hahaha tentu saja."
"Hm, aku ingin bertanya kepadamu Hanazono-san. Kengapa kamu begitu membenciku? Sebenarnya apa salahku padamu?" tanya Kazune dengan tatapan matanya yang tajam, membuat siapapun yang melihatnya terpana akan pesonanya.
"Ah a-anu it-itu, itu karena sejak kamu pindah ke Sakura Gaoka Hingh School, perinkat ku yang mula-mulanya peringkat satu jadi turun menjadi peringkat dua," jawab Karin gagap, wajahnya kini semakin merona merah. "Hm, jadi Cuma karena itu," kini wajah Kazune semakin mendekat, "Ku- Kujo-san apa yang kamu lakukan," tanya Karin kepada Kazune.
"Maukah kamu..."
"Ma-maaf Kujo-san, aku harus pergi sekarang," ujar Karin lalu segera berjalan menjauhi Kazune, 'Jadi setelah empat tahun tidak bertemu dia masih benci padaku?'
Setelah Karin sampai dirumahnya, gadis itu langsung berbaring diatas ranjang empuknya. terfikir dibenaknya bahwa Kazune itu tampan, tapi karena rasa gengsinya itu ia menepis pikiran tentang Kazune tadi, lalu lantas beranjak mandi. Tapi saat Karin keluar dari kamar mandinya dengan mantel handuk, ia kemudian beranjak mencari bajunya tapi hasilnya nihil.
"Ah kenapa bajuku hilang ya? Ikina-chan tolong carikan bajuku!" perintah Karin kepada maid pribadinya yang sibuk membawa koper-koper yang penuh dengan baju-baju Karin.
"Ini nona, bajunya ada didalam koper-koper anda, dan tolong jangan kembalikan baju anda kedalam lemari lagi," kata Ikina sopan kepada majikannya.
"Siapa yang menyuruhmu memasukkan semua bajuku kedalam koper ini?" tanya Karin kepada maid pribadinya.
"Saya disuruh oleh Kaa-san anda nona. Saya permisi dulu."
Setelah memkai baju, karin berjalan menuju ruang makan untuk makan malam. Tiba-tiba ada seseorang yang memencet bel rumahnya, dengan segera ia membukakan pintu rumahnya dan betapa tarkejutnya Kari ketika melihat sosok yang hari ini berhasil membuat wajahnya merona merah. Siapa lagi kalau bukan Kujo Kazune. "Ke-kenapa kamu bisa disiniii?" taya Karin dengan suara yang keras, hal itu membuat Kazune menutup kedua telinganya.
"Kamu ingin membuatku tuli ya?" tanya Kazune kepada Karin yang kini wajahnya merona merah, "A-a tid-tidak," jawab Karin yang masih dengan wajahnya yang merona.
"Bisakah aku bertemu dengan Kaa-sanmu Hanazono-san?" tanya Kazune kepada Karin yang kini terlihat sedikit panik.
"Aaaa, Kaa-san tidak ada dirumah, dia masih ada di kantor," bingung, ya kini Karin tengah bingung, bingung karena tiba-tiba Kazune ingin menemui Kaa-sannya.
"Benarkah?" tanya Kazune dan di balas anggukkan kepala daari Karin
"Kalau begitu cepat ambil kopermu! Kita harus cepat pergi sekarang!" ajak Kazune kepada gadis yang kini tengah terbengong-bengong dengan ucapan Kazune tadi.
"Ini kopernya nona,"
"Haaa, kamu ingin mengajakku kemana Kujo-san? Sampai membawa koper segala?" tanya Karin dengan raut wajah serius, melihat nonanya seperti itu, Ikina langsung minta ijin untuk kembali masuk kedalam rumah.
"Ini adalah perintah Kaa-sanmu, tadi beliau menelfoneku untuk mengajakmu tinggal dirumahku," jelas Kazune kepada Karin yang tengah menatap Kazune dengan tatapan mata yang tajam.
"Jangan mengada-ngada! Mana mungkin Kaa-san menyu..."
"Aku tidak bohong, sekarang masuk kedalam mobil!" perintah Kazune membuat Karin menghela napas sejenak, lalu ia mulai mengangkat kopernya menuju bagasi mobil.
"Tunggu! Biar aku yang bawakan!" ujar Kazune lalu membawakan koper Karin menuju bagasi mobilnya.
*-*Estaba Prometido*-*
Didalam perjalanan menuju rumah Kazune, terlihat wajah Karin yang merona merah setiap ia mengingat bahwa ia dan Kazune hanya berdua didalam mobil. Entanh mengapa hal seperti itu bisa terjadi padanya, padahal ia sengat membenci pemuda disampingnya.
'Apa mungkin perkataan Kaa-san benar ya,rasa benci adalah awal dari rasa cinta,' batin Karin.
"Hei jangan melamun terus, kita sudah sampai," ucap Kazune membuat Karin tersadar dari lamunannya.
Kini Karin dan Kazune telah tiba di kediaman keluarga Kujo, begitu kagetnya Karin ketika ia melihat Kaa-sannya tengah menunggunya di pintu utama mansion keluarga Kujo, dengan cepat Karin berlari menuju tempat Suzuka berdiri, dengan segera gadis cantik itu memeluk tubuh Suzuka.
"Kaa-san, mengapa Kaa-san melakukan ini kepadaku?" tanya Karin yang masih memeluk Suzuka
"Kaa-san hanya ingin bila Karin-chan mendapatkan suami yang pantas bagi Karin-chan," jawab Suzuka kepada putri kesayangannya itu.
"Kaa-san hanya ingin sesuatu yang terbaik untuk putri Kaa-san satu-satunya."
Kazune hanya bisa meliat adegan ibu dan anak yang di lakukan oleh Karin dan Suzuka, lelaki itu tersenyum tipis sesaat, ia mengingat beberapa kanangan yang ia lakukan dengan Kaa-sannya sebelum ajal sang Kaa-san datang. Mengenang saat-saat bersama Kaa-sannya dulu, dulu waktu ia berumur delapan tahun.
TO BE CONTIUNED
Hikari : Hallo minna-san! Hikari coba-coba bikin fanfic bergenre romance lagi nih!
Karin : Dijamin ceritanya bakalan GAJE seperti semua fanfic yang dia buat!
Hikari : Yaa, maaf kalau fanficnya memang beneran gaje, tidak bermutu, jelek, dan abal ya minna-san. Soalnya saya masih baru sih.
Kazune : Tidak ada alasan! Pokoknya kamu tidak boleh bikin cerita gaje lagi!
Hikari : Iya-iya.
Jin : Eh chapter depan aku muncul loh.
All : Siapa yang peduli.
Jin : #pundung di pojok ruangan.
Michiru : Hei apakah kalian tidak kasihan padanya, diaka...
Rika : Sudahlah, lupakan saja idola gila itu.
Jin : #mengeluarkan aura penyesalan.
Kazusa : Wah rasanya disini ada aura yang tidak enak deh
All (kecuali Kazusa) : Siapa lagi kalau bukan dia #nunjuk Jin
Jin : Kalian kejam sekali pada ku hiks.
Kazune : Lihatlah wajahnya! Hahaha wajahnya jelek sekali
Jin : #pundung lagi
Hikari : Wah kenapa jadi ngawur gini ya?
Himeka : Entahlah
Kazusa : Sudahlah ayo cepat tutup chapter ini!
All : selamat menikmati ya minna-san! Oh iya jangan lupa ingatkan Hikari kalau fanfic ini pantas untuk di hapus!
REVIEW MINA-SAN!
