Yuuri! On Ice (c) Mitsuru Kubo


"Yuri-sensei, kemari...pssst."

Sebuah suara anak kecil yang tak asing menghampiri indera pendengaran Katsuki Yuri-sensei saat guru muda berkacamata tersebut keluar dari ruangan khusus staff dan pengajar taman kanak-kanak.

Yuri celingukan ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari sumber suara. Sepasang iris hitamnya menangkap siluet tuyul dengan kepala abu-abu melongok dari pintu ruang kelas. Victor Nikiforov, salah satu muridnya, tengah melambaikan tangan ke arahnya.

"Kemari, Yuri-sensei." Kali ini dengan suara setengah berbisik.

Jam istirahat masih berlangsung dan sebagian besar anak-anak bermain di luar. Kenapa Victor ada di kelas? Yuri menghampiri muridnya itu.

"Ada apa, Victor?"

Bukannya menjawab, Victor malah menarik pergelangan tangan gurunya dan membawanya masuk ke dalam kelas. Kening Yuri berkerut heran. Apa nih, jangan-jangan Victor ingin main kuda-kudaan? Padahal punggungnya sedang sakit dan kedua pundaknya pegal sejak kemarin.

"Kalau mau main kuda-kudaan nanti saja, punggung sensei sedang sakit."

"Hmm aku punya permainan baru. Lebih seru daripada main kuda-kudaan, Yuri-sensei," ujar Victor penuh semangat.

"Eh, benarkah? Permainan seperti apa itu?"

"Sensei harus berdiri menempel ke dinding."

Victor menuntun gurunya menuju dinding dekat papan tulis.

"Kemudian, sensei jongkok."

Yuri tak paham dengan jalan pikiran muridnya itu, namun ia turuti saja kemauan Victor. Yuri berjongkok dengan punggung menempel pada dinding yang dingin dan keras. Kini, tinggi mereka sejajar. Victor tersenyum misterius. Sejak kapan anak TK bisa membuat seringai seperti itu? Posisi mereka yang saling berhadapan satu sama lain membuat Yuri bisa melihat iris biru kehijauan milik Victor dengan jelas. Bocah itu memang memiliki warna mata yang bagus.

"Aku melihat permainan ini di film kemarin, sensei." Victor kecil meletakkan salah satu tangannya di sisi kepala Yuri, telapak tangan mungilnya menekan tembok.

Ya ampun, ini kan kabedon!

"V-Victor? Kurasa ini bukan permainan anak kecil."

"Di film, mereka melakukan ini."

Victor mengecup bibir gurunya selama beberapa detik, kemudian menarik diri. Yuri Katsuki mendadak berubah menjadi seonggok arca saat merasakan bibir mungil Victor mendarat selama beberapa detik di bibirnya. Yang barusan itu.. ciuman?

"R-rasanya.. vkusnoooo!"

Victor berteriak penuh kemenangan sambil berlari-lari meninggalkan ruang kelas dengan ekspresi wajah bahagia. Sementara Katsuki Yuri, berusaha mencerna apa yang barusan terjadi. Selama dua puluh empat tahun hidupnya, baru sekali ini ada anak TK yang berani meng-kabedon dirinya dan main kecup sembarangan.

Ciuman pertama Yuri melayang di tangan seorang bocah TK bernama Victor Nikiforov.

.

End