Moonlit
Maaf, aku telah berusaha sebisaku, tapi janji itu nyatanya tak bisa kutepati. Tidak, dari awal pun, kita tahu bahwa itu takkan pernah bisa terjadi. Tak sadarkah bahwa kita hanya menggenggam janji palsu? Seperti menggenggam air, janji itu akan menyeruak keluar dari sela-sela jari. (Donghae and Hyukjae Forever 3 )
Title : Moonlit
Author : YeLinJewel
Genre : Romance, Angst, NC-17
Type : Chaptered-Fic
Pairing : HaeHyuk (Lee Donghae/Lee Hyukjae)
PROLOGUE
Annyeong semua, perkenalkan! Saya author baru di sini, bener-bener baru ~.-V (peace! Peace!), saya belum punya temen, beneran deh, baru buat akun kemarin terus langsung bikin cerita -_-"
Maaf ya teman-teman, eh..tunggu! ada yang mau berteman dengan saya? Oh iya, ini cerita pertama saya disini! :)
Hahahahaa~ semoga cerita ini tidak terlalu jelek menurut taste kalian ya, maaf ya semua, belum apa-apa saya langsung nyelonong gitu aja nge-post cerita, sekali lagi maaf...
Seorang namja kecil sedang duduk di ruangan praktik ayahnya, menggoyang-goyang kakinya yang tak sampai menyentuh tanah. Setiap hari, dia akan ada disini, menunggu ayahnya untuk menuju satu ruangan favoritnya. Kamar 201.
Donghae, namja kecil tersebut biasa dipanggil, dengan gesitnya berjalan di belakang ayahnya. Anak berusia sebelas tahun itu memasang senyum manis di wajahnya, membuat ayahnya ikut tersenyum pula.
"Hae, nanti tidak boleh terlalu berisik, mengerti kan?"
"Ne Appa! Hae tidak akan mengganggu Hyukkie kok!" Donghae tersenyum ceria.
Lee Hyukjae adalah teman yang ditemuinya saat dia mengunjungi ruang kerja ayahnya. Donghae yang datang kesana waktu itu karena takut dimarahi ibunya – dia telah berkelahi dengan teman sekolahnya – , menangis saat membuka kenop pintu, dengan luka lebam di beberapa bagian wajahnya.
Saat itulah dia bertemu Hyukjae, Hyukjae yang tersenyum cerah sambil turun dari kursi yang dia duduki dan tiba-tiba saja menyentuh lembut pipinya yang ternoda oleh air mata.
"Lee-ahjussi sedang tidak ada, tapi jangan menangis lagi, Hyukkie jadi sedih kalau melihatmu menangis... "
Entah kenapa, Donghae menyukai senyum itu, hingga dia berhenti menangis, tangan lembut namja itu yang terus megusap pipinya terasa sangat sejuk, tidak hangat, tapi sejuk, dan kulit putih susunya seperti bersinar karena pancaran cahaya dari jendela di belakangnya. Seperti salju, pikirnya.
Dibukanya pintu 201 dengan semangat, menampakkan seorang namja yang sedang tidur dengan pulasnya di atas ranjang rumah sakit itu, kulitnya seputih salju, tubuhnya seperti akan mencair apabila tersentuh oleh siapapun, dalam pikiran Donghae kecil, dia telah menetapkan hatinya bahwa dia akan melindungi Hyukkie sejak pertama kali melihatnya.
"Appa, Hyukkie sedang tidur~" Donghae merengek sambil menarik tepi jas putih ayahnya.
"Ne Hae, sudahlah, biarkan Hyukkie tidur, Hae boleh menemani Hyukkie kalau mau" Balas Dr. Lee yang dengan sayangnya mengelus lembut kepala anaknya.
Mata Donghae berbinar senang dan segera saja dia menaiki ranjang Hyukjae, dipeluknya pelan namja manis itu dan dalam sekejap dia sudah tertidur bersama Hyukjae.
"Dasar anak-anak!" Dr. Lee bergumam pelan, bibirnya melengkung ke atas melihat apa yang tengah dilihatnya.
"Hyukkie, sebenarnya Hyukkie sakit apa?" tanya Donghae saat mereka sedang mencari semanggi berdaun empat di bukit dekat rumah sakit.
"Hmm...Hyukkie juga tidak tahu, tapi kata Umma, Hyukkie nanti tidak bisa minum susu strawberry lagi kalau penyakitnya kambuh, tidak bisa bertemu Umma dan Appa, dan tidak bisa menari" ucap Hyukjae sedih, sementara tangannya terus sibuk menyibak semak-semak.
"Hyukkie tidak boleh sedih" balas Donghae yang langsung memeluknya, membuat namja manis di pelukannya kaget.
"H-Hae?"
"Jangan sedih, Hae tidak akan biarkan itu terjadi" Donghae tersenyum dan membenamkan wajahnya di rambut merah Hyukjae, merasa nyaman menghirup aroma Hyukjae dari jarak sedekat itu.
"Iya, baiklah! Yay!" Jawab Hyukjae sambil mengepalkan tangannya di udara.
Mereka tertawa bersama setelahnya, merasakan kebahagian yang meledak tiba-tiba dari dalam hati mereka. Donghae meregangkan pelukannya dan merentangkan tangan Hyukjae bersama tangannya, membiarkan angin senja membelai sayang kulit dan rambut mereka, dan membiarkan sebuah tali penghubung jiwa mempersatukan hati mereka.
Sampai di sini dulu~ waah~ saya gak tau mau ngomong apa, semoga diterima aja deh 3 3 3
Heehheee~ ada yang mau temenan sama saya? saya gak gigit kok~ 3
