Always
Disclaimer : Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Always © JBJ
Rate : T
Genre : Angst, Romance
Warning : Sho-ai, BoyxBoy, OOC
HAPPY READING :D
.
.
.
.
.
.
.
Welcome Silent Readers :D
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di bawah rindangnya pohon, Kuroko Tetsuya duduk termenung. Netra birunya tersembunyi dibalik kelopak mata. Angin menerpa lembut surai birunya. Kuroko suka saat-saat seperti ini. Sendirian tanpa ada yang menemaninya. Ia suka keheningan yang membuat hatinya tenang.
"Aku selalu disini…"
Sekelebat bayangan masa lalu muncul dalam kepalanya. Membuat Kuroko terpaksa harus menahan agar air matanya tidak tumpah. Namun, melupakan semua itu tidaklah mudah. Perlu waktu yang sangat lama agar bisa menutup luka itu. Sudah dua tahun sejak kepergiannya, namun Kuroko tetap tak bisa. Berbagai macam cara ia lakukan agar bisa melupakannya. Tak ada yang bisa menggantikan dia di hati Kuroko.
Senyum tulusnya yang begitu membekas di ingatan. Sentuhan-sentuhan kecilnya yang masih terasa hingga kini. Kalimat manis yang keluar dari bibir ranumnya. Tatapan penuh cintanya –Kuroko terisak pelan.
"Jangan menangis…"
Air mata mengalir semakin deras, Kuroko membiarkan isakannya memecah keheningan. Tangan Kuroko mengepal erat, membuat buku jarinya memutih. Dadanya begitu sesak. Kepalanya terasa pusing.
Kuroko terus menangis hingga beberapa saat kemudian tangisannya mereda. Hawa dingin menyentuh kulit putihnya. Ia mendongak. Langit masih cerah, teriknya matahari masih menyengat sekalipun ia berteduh di bawah pohon, mengapa Kuroko merasa sejuk?
"Genggamlah tanganku…"
Kuroko terperanjat. Ia kenal suara ini. Suara yang telah lama ia rindukan. Suara dia dengan lirih berbisik di telinga Kuroko. Si surai biru menoleh, seketika kedua matanya terbelalak. Dia…
"Akashi-kun?"
Yang dipanggil hanya mengulas senyum lembut. Ah, betapa Kuroko merindukan senyum itu. Pandangan Kuroko kembali mengabur. Air mata kembali berkumpul dan siap menumpahkan muatannya.
"Jangan menangis. Aku masih disini dan akan selalu disini."
Kuroko berhambur kedalam pelukan Akashi. Segala perasaan yang ditampungnya kini dibiarkan tumpah dalam dekapan sang kekasih –yang sebenarnya telah tiada-. Tangan Akashi dengan lembut membelai surai Kuroko, menyalurkan perasaan yang sama. Rindu.
Puas, Kuroko menjauhkan tubuhnya dari sang kekasih. Kuroko menyelami manik delima-emas kekasihnya. Seolah mereka berdua berbicara melalui tatapan mata. Satu tangan Akashi menangkup pipi Kuroko. Ibu jarinya menghapus jejak air mata di pipi kekasih birunya.
"Kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, kan?"
Kuroko mengangguk, "Aku juga sangat mencintaimu, Akashi-kun."
"Jangan terlarut dalam kesedihan, Tetsuya. Mungkin dunia kita telah berbeda, namun kau tahu bahwa aku tak akan pernah kemana-mana."
"Kau selalu berada di dalam hatiku, Akashu-kun."
Akashi mengecup singkat kening kekasihya. Tangannya turun untuk menggenggam erat tangan Kuroko.
"Jangan menangis lagi, oke?"
"Aku tak janji, Akashi-kun," Kuroko menunduk sedih
Tangan Akashi yang bebas mengangkat kepala Kuroko, "Aku mencintaimu."
Cup
Akashi mengecup singkat kedua belah bibir ranum Kuroko. Rona merah menjalari wajah kekasihnya.
Cup
Kali ini Akashi mengecup punggung tangan Kuroko yang digenggamnya. Secara perlahan tubuh Akashi memudar. Kini Kuroko tak lagi menangis meski Akashi tak punya waktu banyak untuk menemuinya. Ia bersyukur karena telah diizinkan untuk bertemu, bahkan memeluk kekasihnya untuk yang terakhir kalinya. Hatinya sudah tenang, tak ada lagi beban.
"Aku mencintaimu, Tetsuya…"
Dan tubuh Akashi benar-benar hilang.
END
Hola hola, saya author newbie di sini sekaligus di fandom ini, mohon bimbingannya sunbae/senpai~
Silakan isi kotak review dengan saran atau juga kritikan, Terima kasih~
