Title : There Should be no Regret Ch. I

Rating : PG-15

Genre : AU/AR, Romance, ooc?

Casts : - Kim Jong In (EXO-K) as Kai Winthorp

-Kris Wu (EXO-M) as Kris Bauerstein

- Sophia Pedler (YOU)

-D.O Kyungsoo (EXO-K) as Diou Windsor (cameo)

Disclaimer: : Original Characters, organization, and the plot in this story are fictitious made up by me. Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata, Member EXO yang muncul adalah milik tuhan, dirinya sendiri, orang tuanya dan agensi mereka. Saya hanya memiliki karakter buatan (si mbak sophia, dll) dan Plot.

Length : Chaptered.

Warning : typos. will not bother to check and edit. Pas selesai baru aku edit ulang. Jadi, please bear with it.

Author Note:

Ini terinspirasi dari karya karya tante Julia Quinn. Jadi pingin bikin cerita romance jaman Victorian tentang anak EXO. karena yang paling cocok itu si Kai dengan Kris, ya udaah~ terus, saya udah searching di ini tentang FF EXO yang pairing dengan OC buatan penulis. Dan kayaknya ga ada. sebenernya saya takut kalo OC kurang diterima pembaca, jadi yah saya coba-coba ajalah nge publish ini FF. Semoga di sambut baik. Kalau di nantinya banyak di reviews, saya mau lanjutin ff ini. Kalau nggak, hmm... *mikir*

Kalo informasi tentang jaman Victorian yang ada di cerita ini tidak akurat/benar, maafkan saya karena saya bukan hidup di jaman itu apalagi saya bukan orang situ, LOL.

FF pernah di publish di blog Uri fanfiction EXO di wordpress.

Copyright Protected © 2012 Rinnohoshi.

dilarang meng-copy, memplagiat dsb.


[There Should be no Regret]

Ibu selalu bilang, "Apa yang dikatakan hati kecilmu itulah yang harus kau ikuti, karena ia paling tahu keadaanmu, dank au takkan menyesal karenanya". Sejak kecil, Ibu mengajarkan agar aku selalu jujur pada hatiku sendiri agar kami tidak seperti dirinya. Dulu, aku tidak pernah mengerti maksud ibuku. Suatu hari saat umurku baru sepuluh tahun, di hari ke dua setelah pemakaman ibuku, dua pelayan wanita yang biasa bertugas di dapur, memasak dan mencuci piring berbicara dengan suara pelan mengatakan kalau ibuku seumur hidupnya tak pernah bahagia karena menikahi Baron –ayahku, yang membuat mereka disiram air oleh kepala memasak di dapur rumahku, aku baru mengerti kalau ibu tak ingin aku menyesal seperti dirinya.

Setahun setelah ibuku meninggal, ayahku kembali dari rumah kami yang lain, yang terletak di London, dengan seorang wanita yang seperti seumuran dengan ibuku beserta seorang anak perempuan yang lebih tua dariku. Maria Wilkins dan anaknya Posy Wilkins bukan seperti Ibu tiri maupun saudara tiri. Mereka sangat-sangat menyayangiku sampai-sampai aku lupa kalau mereka sama sekali tak ada hubungan darah denganku.

Ayahku meninggal saat aku berumur 15 tahun setelah sebelumnya sakit-sakitan. Dia selalu berkata hal yang sama seperti yang selalu dikatakan ibuku dulu, "jangan sampai kau mengambil keputusan yang salah dan menyesal". Begitulah, sejak itu aku memutuskan untuk jujur pada diriku sendiri.

Pada pertengahan musim semi tahun ini aku akan berumur 21 tahun dan beruntungnya, aku akan debut sehari sebelum perayaan ulang tahunku (itu setelah ulang tahunku yang ke 21). Aku memang tergolong terlambat untuk debut, tapi itu semua bukan masalah menurutku, karena aku tahu Ibuku melakukan itu demi mempersiapkan segalanya, termasuk biaya yang harus dikeluarkan. Setelah debutku, aku bisa mengikuti semua acara yang diadakan sepanjang season ini. Posy, kakakku baru saja menikah tahun kemarin di tahun kedua debutnya dengan Lord Windsor, seorang Viscount biar kuperjelas. Dan aku berharap akan seberuntung kakakku, walau aku tak secantik dan seanggun dia. Setidaknya aku cerdas dan tangkas.

"Sophiaaa! Sophia Pedleeeeeeeeeeeer! Dimana anak nakal itu?" akan ku jelaskan, aku sekarang sedang bersembunyi dari kejaran Ibuku karena dia memaksaku mencoba gaun malam yang ke sepuluh untuk mencari gaun mana yang cocok kukenakan malam ini. Ya, pertengahan musim semi yang kusebut tadi itu adalah malam ini. Malam ini aku akan hadir di hadapan orang yang berdaulat di Negeri ini, dihadapan raja dan ratu tentunya. Bersama dengan débutante yang lain, aku akan menghormat kepada mereka sebelum memulai social season-ku.

Maria Pedler –Ibu tiriku yang sangat usil itu ingin pesta ulang tahun sekaligus coming-out party ku ini menjadi sebuah pestayang luar biasa untukku dia bahkan mungkin menghabiskan seperempat lebih simpanannya untuk pesta malam ini.

Aku bukannya tidak bersyukur, tapi siapa yang tahan mencoba gaun sebanyak itu dan harus disiksa oleh korset yang kencang kencang diikatkan tiap kali aku akan memakai gaun itu, terus terang saja, ini membunuhku dan aku tak tahu kalau seperti ini rasanya sebelum kau debut.

"Oh, My Dear Miss Pedler, kumohon keluarlah dari sana dan temui ibumu" Rosalia, pembantu yang biasa memasak berbisik dari balik pintu tempat ku bersembunyi.

"Suusshh, kau bisa membuat ibuku tau tempat persembunyianku, Rose. Diamlah".

"Tapi, sungguh. Haruskah anda bersembunyi di ruang penyimpanan bahan makanan? Aku harus mengambil beberapa bahan makanan".

Setelah berpikir beberapa saat, aku membiarkan Rosalia masuk "Baik, masuklah tapi berlakulah seolah-olah tak ada aku disini" aku membukakan pintu tersebut dan Rosalia masuk pelan-pelan, diikuti dengan IBUKU?

"Disini kau, Sophia! Ayo ikut aku, ada dua gaun lagi yang harus kau coba" Maria menarik tanganku setelah sebelumnya mencubit pipiku. Aku melirik ke arah Rosalia, dia melemparkan pandangan memohon padaku, 'awas kau nanti' kataku padanya.

"Bu, aku tak sanggup lagi, kenapa kita tak memilih sembarang gaun saja. Kau tak perlu membeli kedua belas gaun itu, seharusnya kau memanggil tukang jahit atau mengajakku pergi untuk memilihnya"

"Kedua belas gaun itu adalah gaun terbaik yang ada, dan kau akan memakai salah satu darinya setelah kau mencoba kedua belasnya" katanya dengan tegas setelah kami sampai di kamar pakaian milik ibuku.

Akhirnya aku memakai gaun ke sebelas (setelah sebelumnya menderita kembali karena korset) dan menghadap kearah Maria sambil cemberut. Maria hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan menggoyangkan dagunya menunjuk kearah gaun terakhir yang artinya aku harus mencoba gaun itu juga.

Aku duduk di hadapannya dengan gaun-kedua-belas-yang-menyiksa ini, "NAH! Ini yang terakhir kan? Kau sudah menentukan yang mana yang akan kupakai malam ini, bu?" ujarku dengan kesal.

"Hm.. Aku lebih suka gaun yang ke sembilan untuk coming-out party mu dan gaun ini untuk kau kenakan saat menghadap ke raja dan ratu, kau sendiri bagaimana, anakku?" ujarnya penuh observasi.

Aku memutar bola mataku dengan tak sabar, "Aku padamu, bu. Kau yang paling paham. Kenapa kau begitu membuang uangmu dengan semua ini, bu? Aku cukup puas jika kau hanya membawa satu atau dua gaun cantik saja. Karena aku tahu kalau kau sudah membuang lebih dari seperempat simpananmu hanya untuk satu malam"

Maria mengusap wajahku dengan tangan kanannya yang hangat dan lembut, "Karena aku takkan setengah-setengah demi putriku tercinta. Di tambah lagi, apa kau mau berlama-lama menjadi perawan tua, heh?"

"Lebih baik jadi perawan tua daripada jatuh miskin karena menghambur uang dalam waktu semalam saja, bu" , Maria memandangku dengan penuh arti dan tersenyum aneh, "Tidak kalau kau bisa menikahi Viscount atau malah Duke, Sophie".

"Arrh! Pembicaraan ini lagi, sudahlah buuuuu~" aku memutar kepalaku dengan sebal. Maria hanya terkekeh melihat kelakuanku. Dia tau kalau dia tak bisa memaksaku menikahi siapapun atau melakukan apapun yang tak kusukai, itulah salah satu dari sekian alasan aku menyayangi Maria, Ibu tiriku.

Saat Rosalia masuk untuk membawakan the dan biscuit, Maria tiba-tiba menepuk tangannya, "Ah! Aku baru ingat untuk memberitahumu, kemarin kakakmu, Posy bilang kalau sahabat suaminya saat masih di Oxford dulu, baru kembali dari perjalanannya di Italia." Aku meraih gelas di hadapanku dan mengisinya dengan teh aroma apel. Sembari menambahkan dua gula yang berbentuk kotak kecil kedalamnya aku memandang kembali Maria, "Maksud Ibu, anak dari The Earl of Penwood?"

Maria meraih gelas yang kuberikan padanya dan menghirupnya, sementara aku mengambil gelas lain dan menuangkan tehku sendiri, "Iya! Lord Bauerstein, Kris Bauerstein" jawabnya dengan mata berbinar-binar. Aku menaikkan salah satu alisku. "Lalu, apa hubungannya dengan kita, bu?"

Maria memandangku dengan tak sabar dan menghirup tehnya, "Tentu dia kuundang di pesta kita nanti, anakkuuuu~". Aku hanya mengangguk angguk tak mengerti arah pembicaraan Maria. Mengerti kalau aku tak paham dengan maksud pembicaraan ini, Maria meletakkan gelasnya dengan tak sabar ke meja.

"Oh, Sophie, Sophie, aku tak sadar kalau kau begini lamban, anakku. Tak pernahkah kau mendengar hal lain tentang Lord Kris Bauerstein?"

Dengan segera aku menggelengkan kepalaku. "Dia, bachelor yang paling tampan yang menjadi incaran semua Ibu di penjuru London. Ditambah lagi dia itu Earl of Penwood"

"Bu, jangan bilang kau ingin menikah lagi karena semua Ibu lain juga mengincar Lord Kris?" aku memandang Maria dengan ekspresi seram.

Maria mematahkan biscuit yang ada di tangannya dengan kesal, "Bodoh! Ayahmu adalah cinta ku yang paling abadi, bagaimana mungkin aku menikah lagi di usia ini. Maksudku, kau, Sophia Pedler! Kaulah yang akan kujodoh-jodohkan dengan Lord Kris. Ah tidak, tentu aku takkan memaksamu tapi kau harus melihat betapa luar biasanya Lord Kris dan aku yakin kau pasti akan tergila-gila padanya. Saat itu, kau harus bilang padaku, karena aku pasti- pasti akan kucarikan cara agar kau bisa bersama Lord Kris Bauerstein!"

Maria Pedler sukses membuat biscuit jatuh dari mulutku.

[There Should be no Regret_ TBC]


Definition :

Debut : Adalah perkenalan formal dan awal dari seorang untuk terjun ke masyarakat, biasanya pada acara pesta dansa tahunan.

Debutante : Adalah gadis muda dari keluarga kalangan ningrat (aristocrat) atau kalangan atas yang telah mencapai usia dewasa, dan baru saja dianggap sebagai orang dewasa, diperkenalkan ke masyarakat pada acara "debut" formal.

Coming-out party : acara debut yang bervariasi tergantung kultur daerah masing-masing, biasanya juga disebut sebagai pesta dansa debutante.

Wall flower : tipikal penyendiri , biasanya pada pesta-pesta hanya duduk sendiri di sudut ruangan, tidak ikut berdansa karena sedikit yang mengajaknya.

Note:

Perhatikan bahwa Earl of Penwood beda dengan The Earl of Penwood karena Earl of Penwood adalah sebutan untuk anak pertama dari The Earl of Penwood itu.

Society season di London, U.K pada abad 17 - 19 biasanya diadakan antara setelah natal sampai akhir Juli, atau biasa di adakan pertengahan april (setelah easter) sampai pertengahan Agustus.

Komentar dan kritik yang kritis adalah sangat berguna bagi aku daripada tidak berkomentar sama sekali.^.^