Cokelat memiliki banyak arti

Namun kali ini kita cukup membicarakan tiga arti

Antara pasangan Shintani dan Ayuzawa

Because Chocolate is Bitterness...


.

.

Presenting:

Shintani Hinata Ayuzawa Misaki Usui Takumi Ayuzawa Suzuna

.

.


About Chocolate

for Maid-sama Championship Cup. Month of February: Chocolate: Bitterness/Sweetness/Love

Chap 1 of 3: Chocolate is Bitterness

/Bitterness:: Pahit di awal. Bila dimaknai; manis di akhir/

Disclaimer: Maid-sama! from Hiro Fujiwara

Warning: OOC, Minor Chara, Crack Pair slight Main Pair, Typo, Semi-Canon. First Fiction in FMsI. Don't Like, Don't Read!

About Chocolate: 2011: M. Gabriella


~00C00~

Karena terkadang cokelat terasa pahit.

Kecap dari lidah terasa derita. Di awal.

[Shintani Hinata]

~00C00~


STUDENT COUNCIL ROOM. 13/2/11. 7:30 A.M

"Misaki-chaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!"

Gema suara imut dari pemuda usia tujuh belas tahun terdengar. Gempa mini seakan terjadi di koridor menuju ruang OSIS. Kulit roti yang ditenteng pemuda berambut merah marun –mendekati coklat—dengan warna mata serupa, bergoyang cepat. Mengikuti deru langkah semangat sang pembawa.

GREK!

Pintu ruang OSIS terbuka dan menampilkan―

"SHINTANI!"

Dan dalam satu bentakan disertai aura hitam, penenteng kulit roti itu didepak. Keluar dari ruang OSIS. Sebelum diterjang maut?

Ha~ah. Lagi-lagi kejadian sama terulang. Setiap hari –sejak kedatangan pemuda berkulit roti tadi—selalu saja keributan terdengar. Dan ruang OSIS menjadi sasaran sang pemuda. Yang mengaku sang pujaan hati ada di sana.

Pujaan hatinya yang katanya 'bagaikan sekuntum bunga cantik di tengah padang rumput'. Well, itu dulu. Tapi masih tetap katanya.

Karena sekarang...

.

"JANGAN LARI-LARI DI KORIDOR!"

.

Kira-kira begitulah teriakan sang kaichou dari Seika High. Gadis yang sebenarnya manis ―di mata pemuda berambut maroon itu― bila ditilik dalam. Rambut ebony pekat dengan honey eyes miliknya sebenarnya memikat...

Bila dikurangi aura mirip Sebastian Michaelis kalo lagi di-order Ciel itu. Ups, salah fandom, ya? Yang tadi by Yana Toboso, kok. It isn't mine.

Yah, walau apapun yang terjadi, pemuda berkulit roti ini tetap membiarkan binar mata menghiasinya. Menyaksikan sosok gagah sang pujaan hati. Yang membuatnya hampir dikira miring. Atas pilihannya pada gadis tersebut.

Kaichou of Seika High.

Dan satu lagi profesi. Profesi terlarang yang hanya akan kubeberkan sedikit.

Maid of Maid Latte. Puas?

.

.

She is; Kaichou wa Maid-sama.

Ayuzawa Misaki.

.

.

Dan pemuda yang menatapnya dalam kini. Pemuda yang mengeraskan wajah cerianya. Mentransformasikan menjadi datar. Ketika kulit putih sang ketua OSIS memerah. Mendengar godaan dari pemuda blonde di depannya. Yang tadi melewati pemuda berkulit roti.

.

.

He is; The childhood friend of Seika's Kaichou.

Shintani Hinata.

~Chocolate: Bitterness Story~


STUDENT COUNCIL ROOM. 13/2/11. AFTER SCHOOL

GREK!

"MISAKI-CH"

Terhenti. Terhenti sudah. Panggilan khusus dari pemuda berambut maroon ini.

Ketika ia melihat pemandangan di depannya.

.

.

Ayuzawa Misaki menyangga kepala seorang primadona sekolah. Usui Takumi meletakkan kepalanya di leher sang Ketua OSIS Iblis. Shintani Hinata terpaku pada posisi duet pasangan emas Seika Highmenurut Yukimura Shouichirou―.

.

.

Dan sebelum terdengar kata protes dari sang ketua, Shintani Hinata meninggalkan tempat. Datar tampak pada wajah sang blonde. Sesaat sebelum teralihkan dengan godaan akan rona merah yang menjalari wajah sang ebony.

.

Yang tak boleh kau lupakan; Shintani Hinata. Pemuda yang menyaksikan langsung apa yang seharusnya ia benci. Dan pemuda yang kini bersandar pada pohon yang ia tuju. Pohon yang dulu menjadi sejarah tumbuhnya cinta di hatinya.

Lari kencangnya ditujukan pada pohon yang menjelma menjadi besar ―bertahun-tahun setelah kejadian itu. Menutup matanya dengan muka merah padam. Bukan rona gembira. Tapi rona duka.

Dan sungai kecil mengalir cepat dari bawah telapak yang ia kepalkan. Untuk menutup kedua mata maroon miliknya. Tanpa isak. Hanya sakit. Dan pahit.

Cinta itu pahit.

Dan ia merasa terlambat menyadarinya.

Bahwa Misaki-chan telah menjadi Misa-chan. Yang ditemukan sang blonde. Milik Usui Takumi.

Dan dengan tangan kirinya yang bebas, coklat yang ia bungkus sedemikian rupa ia remat.

Karena sudah tak ada celah baginya.

Dan seakan didengar alam, coklat itu terbang bebas.

Tak lagi berbentuk.

Hancur; dan cair.

.

.

Yang ia tak tahu, coklat itu jatuh pada tangan mungil seseorang.

Kuncir dari gadis yang menerima coklat rusak itu bergoyang pelan. Terseret angin dunia.

Sejenak, ia lihat perlahan. Dan dalam sekejap, ia sadar.

Maka ia memasukkan coklat itu ke saku rok Sekolah Menengah Pertama-nya.

Karena ia sudah tahu, siapa pengirimnya. Dan kepada siapa ditujukan.

.

.

"Kau bodoh, You..."

~Chocolate: Bitterness Story~


KEDIAMAN AYUZAWA. 13/2/11. 7:30 P.M

TOK TOK TOK

"Ya, masuk!"

"IBU!"

Ayuzawa Minako disambut oleh kedua anaknya. Yah, ditambah ceramahan sang anak sulung.

"Ibu! Bagaimana, sih! Sudah kubilang tidak usah bekerja terlalu keras! Nanti ibu sakit!" ucap Misaki, sang anak sulung. Bukan membentak. Melainkan bernadakan kekhawatiran.

"Haha. Misaki, sesekali ibu perlu menikmati dunia luar 'kan?" ucap ringan sang ibu. Minako menampilkan senyum manis yang bisa meredakan kekhawatiran Misaki ―mungkin―.

"Dan kakak, ada tamu di belakang ibu yang seharusnya dipersilahkan masuk, bukan?"

"Eh?"

"Konbawa, Misaki-chan! Hehe. Aku datang berkunjung," ucap pemuda yang rambut maroonnya tersembul dari balik punggung sang ibu, Minako. Pemuda yang memperlihatkan cengiran lebar pada dua bersaudara di depannya.

"Ada apa berkunjung, Shintani? Ingin bernostalgia dengan Suzuna lagi?" tanya Misaki ramah. Well, walau ramah dengan aksen berkacak pinggang.

"Hehehe. Sebenarnya―"

"Kak, aku ada urusan di dapur sebentar," ucap Suzuna tiba-tiba. Membalikkan badannya dan menuju tempat tujuan langkah kakinya. Apa karena ia sudah mengetahui arah pembicaraan dari kedua kakaknya? Mungkin.

"He? Tumben. Ada apa, Suzuna-chan?" ucap Hinata pelan. Menaikkan sedikit alisnya dengan ekspresi aneh. Sayangnya, adik dari gadis-yang-disukainya ini tak merespon. Menampilkan datar ekspresi sehari-harinya.

"Yah, biarkan saja dia. Ayo ke ruang tamu."

Dan dalam kebingungan, Hinata menerima ajakan Misaki ke ruang tamu. Yang memang tujuannya sejak awal.

Ia telah membulatkan tekad. Dan akan mengungkapkan semuanya―

.

.

.

hari ini.

.

.

.

Dan sosok yang berkuncir dua itu memalingkan mukanya. Melangkahkan kaki menapaki jalan menuju tempat ia seharusnya berada sedari tadi. Meninggalkan tembok yang ia sandari sejenak.

Tanpa ekspresi.

"Tch."

~Chocolate: Bitterness Story~


RUANG TAMU, KEDIAMAN AYUZAWA. 13/2/11. 8:00 P.M

"Ada apa, Shintani?" tanya Misaki memulai pembicaraan. Mengapa lama? Tanyakan saja pada lawan bicara Misaki yang sedari tadi menutup mukanya. Menahan rona merah menjalar di hadapan gadis-yang-ia-sukai.

Dan akhirnya ia bisa mendapatkannya. Rona merah berhenti menjalar. Ketika ia ingat. Akan apa yang tadi siang terjadi. Ekspresi serius menguat di wajahnya.

"Misaki-chan... Ada yang perlu kuberitahu padamu. Sejak peristiwa tadi siang―"

"E-eh! Yang tadi dilupakan saja! Itu hanya keisengan Usui semata!" bantah Misaki cepat. Tangannya ia kibas-kibaskan panik.

"Tak apa. Karena dengan peristiwa itu aku menyadari satu hal," lirih Hinata. Namun demikian, senyum tipis nan tulus terpampang.

"Apa itu?" tanya Misaki. Wajahnya menunjukkan tanda tanya sejenak. Menyadari mungkin ini pembicaraan serius pertama mereka selama ini. Mengingat betapa anehnya kelakuan teman masa kecilnya itu.

"Ingat aku selalu mengejarmu? Di manapun kau berada," ucap Hinata yang memandang lurus pada Misaki. Entah apa Misaki telah mengetahui ujung dari basa-basi ini atau tidak.

"Lalu?"

"Aku perlu memberitahumu satu hal. Ayuzawa Misaki, aku..."

~Chocolate: Bitterness Story~


DAPUR, KEDIAMAN AYUZAWA. 13/2/11. 8: 30

"Boleh 'kan, aku masuk?"

"..."

"Kenapa kau dari tadi diam saja, Suzuna-chan?" tanya Hinata memulai pembicaraan. Sedari tadi, senyap menguasai ruang yang sudah rapi ini. Padahal, rasanya baru tadi dipakai.

"Tidak ada apa-apa," gumam Suzuna pelan. Tangan kanannya hampir meremat sesuatu yang ia genggam. Namun ia tahan hasrat itu.

"Ayo kita ke taman."

.

.

.

"Ada apa mengajakku ke taman?" tanya Suzuna pelan. Memulai pembicaraan di antara bisu taman.

"Hehehe. Rasanya ada yang ingin kau sampaikan. Sampai-sampai kau menguping terus pembicaraanku dengan kakakmu," cengir Hinata. Kembali pada kepribadian biasanya.

SREK SREK SREK

"Apa yang kau lakukan, You?" tanya Suzuna bingung. Kepalanya langsung menoleh pada gemerisik tadi.

"Makan kulit roti. Aku lapar. Nyam... Nyam... Nyam...," ucap Hinata sambil mengunyah kulit rotinya. Ekspresi innocent terpampang di pipi yang menggembung hasil kunyahan kulit roti.

"You dari dulu tidak bisa makan dengan rapi, ya. Padahal sudah diajarkan tata cara makan di 'Selamat Datang di Restoran Keluarga*' dulu," lanjut Suzuna dengan senyum kecil sambil merogoh sesuatu. Dan saputangan yang ia keluarkan dari saku bajunya ia gunakan untuk mengelap sudut bibir Hinata.

Yang tentu lebih tinggi darinya. Sedangkan yang dilap, menghentikan kunyahannya dan menatap dalam sosok yang lebih pendek darinya.

Dan Suzuna berbalik sejenak. Mengeluarkan sesuatu dari saku lainnya. Sebelum membalik badan yang saling membelakangi dengan Hinata, ia menatap direksi di hadapannya. Bahu tegap dan punggung lebar di hadapanya.

'Kau berubah menjadi seperti pria, You,' batin Suzuna perlahan. Dan ia berjalan ke depan Hinata. Berhadapan dan menyodorkan sesuatu.

"Coklat. Kau lapar 'kan, malam ini? Tidak ada orang yang tidak lapar setelah menangis berkali-kali sejak pagi."

"Ba-bagaimana kau tahu?" gagap Hinata. Tak menyangka rahasianya terbongkar oleh anak di depannya.

Suzuna hanya menjawab dengan kuluman senyum khasnya. Membuat Hinata tergelak perlahan. Tawa renyah yang mungkin bila di mata Misaki, terlihat seperti tawa Usui? Ah, ini 'kan bukan saatnya romance giliran mereka...

"Hehehe... Rasanya aku jatuh cinta pada Ayuzawa lagi," ucap Hinata di tengah tawa kecilnya. Menghentikannya dan tersenyum lembut pada direksi gadis muda di depannya. Lalu membuka bungkus coklat yang diberikan Suzuna.

"Itu coklat yang tadi mau kau berikan pada kakak. Kucairkan karena sudah remuk. Dan kubentuk lagi," jelas Suzuna. Seolah tak memperhatikan ucapan Hinata sebelumnya. Atau memang ia sedang loading?

"He? Hebat juga kau, Suzuna-chan," senyum Hinata menghiasi kemudian. Ia kemudian menepuk-nepuk kepala Suzuna perlahan dengan cengiran khasnya. Mengingatkan Suzuna akan ucapan kakaknya.

"Saat aku jatuh cinta, ingin orang itu bisa menepuk kepalaku dengan lembut..."

"Ayo pulang," ucap Hinata. Membuyarkan lamunan Suzuna akan ucapan kakaknya. Menanggapinya dengan senyum dan kembali ke kediaman Ayuzawa. Meninggalkan gelap malam taman.

Namun, ada sedikit perbedaan dengan kondisi awal mereka datang.

Cinta yang pahit berubah menjadi manis.

Terbukti dengan bayangan dua tangan yang saling bergenggaman pulang.

~fin~


A/N: *= Ga tau bahasa Jepangnya "Selamat Datang di Restoran Keluarga" :p

Membuat fict ini dalam kondisi sedih. Sembari memutar-mutar lagu Lacrimosa-Kalafina yang notabene adalah ending 2 dari Kuroshitsuji season 1. Baru habis di ANIMAX tadi pukul 9:00 P.M pada 11 Februari 2011. #lengkap amat!

.

Dan ini fict untuk award. Masa saya sebagai panitia ga ikut :p? Hehe. Mana, nih, fict panitia lain? #gampar. Smoga fandom ini bisa ramai! :D. Sekedar info, fict ini saya bkin multichapter dengan satu chapter OS dengan sub tema dan pair berbeda. HinaSuzu adalah pair pertama karena saya suka banget sama Shintani Hinata. Kisahnya itu, loh! Datang pertama, tapi karena pergi, pujaan hatinya sudah dimilki—walau ga resmi—. Sabar ya...

.

Promosi: ~Maid-sama Championship Cup~ ini dibuat untuk meramaikan fandom Maid-sama Indonesia yang sepi ga ketulungan. Sistemnya hampir sama dengan Eyeshield 21 FF Award atau Bleach Vivariation Festival. Silahkan ke profile saya untuk lihat lebih lanjut. Boleh juga cari akun FFn dari Maid-sama Championship Cup. Media kedua yang dipakai adalah Twitter. Yap, untuk kampanye. Tolong di-follow maidsamaCC

Tema Februari: Chocolate: Bitterness/Sweetness/Love *Pilih salah satu sub-tema *

.

Next Issue: Chocolate is Sweetness [KuugaxSakura]

.

Biarpun sepi di sini, Akhir kata, REVIEW!


.

Epilogue

.

.

"―aku berhenti. Berhenti untuk menyukaimu."

"Hah? Apa maksudmu?"

"Kau telah menjadi cinta pertamaku. Namun aku sadar, tidak ada gunanya mengejarmu. Kau sudah memiliki Takumi, bukan?"

"Eh?"

"Hehehe. Wajahmu memerah, tuh. Akui saja! Aku mendukungmu. Berbahagialah."

"AKU TIDAK MENYUKAI PERVERT OUTER SPACE HUMAN ITU! DAN APA MAKSUDMU?"

"Boleh kuminta izinmu?"

"Dalam hal apa, Shintani?"

"Boleh aku menyukai Ayuzawa yang lain?"

"Jangan bilang kau menyukai i"

"―Itu adalah adikmu. Ayuzawa Suzuna."

~end~


edited: chapter two has been deleted due to one or two reasons. [03/11/13]