.
Durarara! © Narita Ryohgo
.
Ending © takanashi misaki
I own nothing but this fic. If anything, it would've been Shizayanthology instead.
.
.
Happy reading ^^
.
Mind to RnR?
.
.
.
"Kamu menyesal?"
perih.
mereka tidak membayangkan (bahkan tidak terbersit keinginan untuk membayangkan) apa yang mungkin nantinya mereka rasakan.
Tolong gantikan aku menyelesaikannya, karena,
mereka mati (dan selamat tinggal. Lagi.)
akan ada saatnya,
aku takut suatu hari nanti,
mereka mati.
Tolong gantikan seseorang untuk menyampaikannya, karena,
Heiwajima Shizuo tidak merasakan apapun.
Orihara Izaya tidak memikirkan apapun.
— selamat tinggal
.
Mungkin akan ada saatnya nanti, ketika Kishitani Shinra mempunyai dua orang manusia utuh yang dipanggilnya teman, ia pada akhirnya akan melangsungkan pernikahan.
Mungkin akan ada saatnya nanti, mereka akan duduk manis mengitari panci nabe, berbagi satu meja kotatsu dengan kaki saling berebutan menendang.
Mungkin ada saatnya nanti—
—selamat tinggal.
.
Dengan senyuman.
Pengganti jabat tangan yang tertunda sekian tahun.
Pengganti satu utas senyum yang melatarbelakangi perjumpaan pertama mereka.
(hei, sejak dulu mereka tidak pernah hanya berdua)
Ada pelaku lain,
Mungkin,
Tidak mustahil, tapi,
Tapi mengapa Izaya masih tersenyum?
Shizuo masih menautkan alis.
Pada akhirnya siapa yang digantikan dan siapa yang menggantikan?
Pada akhirnya apa yang sejatinya berganti?
—selamat tinggal.
.
Shizuo menengadah.
Apakah pikirannya hampa?
Apakah tidak tersenyum berati marah?
Tapi nyatanya, sampai akhir wajahnya tetap datar.
Apakah Heiwajima Shizuo memang seorang—sesosok monster; tanpa nurani, tanpa hati, tanpa perasaan membiarkan tubuhnya digerakkan satu insting yang mendasari alasan?
Apakah dunia tanpa Orihara Izaya adalah dunia yang diimpikannya?
Heiwajima Shizuo merinding membayangkannya
(mereka akan hidup tenang)
(dia)
(dia akan hidup tenang)
(dia akan hidup tenang)
(dia akan hidup tenang)
(dia akan hidup)
(tenang)
(dia akan hidup tenang)
—selamat tinggal?
.
Izaya menunduk.
Tidak mungkin ia akan pergi dari Ikebukuro.
Agak terlalu dini memikirkan kata mati.
Agak terlalu ironis untuk tersenyum.
Heiwajima Shizuo adalah monster.
Pengganggu.
Si perusak.
Heiwajima Shizuo.
dunia tanpa Heiwajima Shizuo pasti akan lebih indah.
Happy End—bahagia selamanya,
Tamat.
Apa yang akan terjadi bila tokoh antagonis akhirnya pergi?
Izaya merinding memikirkannya.
(—selamat tinggal)
.
"Kamu menyesal?"
tapi kedua lelaki itu sama-sama tahu adegan finalnya,
karena festival sudah berakhir,
kembang api merah menyala telah padam,
akhirnya; klimaks terakhir;
kedua tokoh utama dari pihak yang berseberangan berhadapan.
Tidak ada jalan kembali.
Setelah ini, semuanya akan usai.
"Lakukan, monster."
(calon) mangsa berada kurang dari sejangkauan tangan,
(calon) pemburu berada kurang dari sejangkauan ludah,
—kamu menyesal.
Mereka mati.
Cerita ini sudah berakhir.
.
FIN
.
.
Author's Note:
(saya baper shizaya saya baper shizaya saya baper shizaya saya baper shizaya sayabapershizayasayabapershizayasayabapershizaya)
Btw awalnya ini prompt random yang dikasih temen saya; "Kamu menyesal"—dia bilang boleh pakai konotasi apapun, yaaa….
Oh, terus satu baris yang isinya tulisan italic semua kalau digabungin bakal menyuarakan isi curhatan saya yang galau gak ketulungan sama shizaya. Yaa bisa dibilang ini fic curcol, hahaha XD
Dan jadilah poemfic gak jelas begini, haha /kabur
…..daaan, saya tahu ini agak ngerepotin, tapi silakan dibaca dari bawah ke atas.
Thanks berat buat yang udah mampir dan membaca headcannon absurd saya ini.
All best regards are dedicated for you guys. Hugg tight *peluuuuuk*
