12

Author : Menma - Kun

Title : I'll Be There With You Dobe

Warning : OOC (maybe)

Summary : NaruSasu bro, Saya rasa… Baca saja ya.

Disclaimer : Masashi Kishimoto-sama

Halo, Ini fic baru saya, lama si sebenarnya hanya baru saya post

Hmm mungkin ini lumayan GaJe, bukan, bukan lumayan tapi benar-benar GaJe, karena itu, kalau belum mengerti dengan cerita ini ntar baca chap 2 nya saja :v itupun kalau saya post *pasti di post

Tidak suka jangan baca

It's easy right

Enjoy NaruSasu

Menma – Kun

Masashi Kishimoto

NaruSasu

Chap –One-

I'll Be There With You Dobe…

Happy Reading….

Hujan masih menyelimuti kota Tokyo saat ini, langit tampak gelap diselingi dengan suara gemuruh awan yang cukup keras mengganggu gendang telinga menunjukkan bahwa hujan kali ini akan reda dalam waktu yang cukup lama, namun tampaknya hujan tak menghentikan aktifitas bagi sebagian warga Tokyo. Payung berwarna warni terlihat jelas memenuhi jalan kota yang masih saja tampak padat disana.

Termasuk bocah berambut pirang ini, dia tengah berdiri dibawah hujan deras tanpa menggunakan payung ataupun jacket yang dapat melindungi tubuhnya dari hujan ini, dia tidak peduli dengan hujan yang tampak dengan bebas membasahi tubuh mungilnya yang membuat dirinya tampak menggigil menahan curahan dingin hujan yang serasa membekukan peredaran darah bocah berambut pirang ini, namun dia tetap masih berdiri ditempatnya sambil memandangi rumah yang sangat besar dan megah dengan tatapan yang dipenuhi dengan kepedihan, wajahnya memanas, bulir-bulir bening jatuh membasahi pipi chubbynya yang tertutupi oleh derasnya butiran hujan yang masih terjatuh dengan bebas membasahi tubuhnya.

"Tou-san..Tou-san.. TOU-SAANNN !" teriak bocah pirang itu mencoba melepaskan kekesalannya terhadap orang yang tengah dipanggilnya

"BERIISSIIKKK! ANAK SIALAN!" ucap seorang pemuda yang kira-kira berumur 25 tahun itu kesal yang baru saja keluar dari rumah dengan menggunakan payung.

'Plak!' sebuah tamparan cukup keras melayang di pipi bocah pirang itu, bocah yang bernama Uzumaki Naruto itu menangis menahan sakit yang mendera pipinya.

"T-Tou-san" ucap Naruto dengan suara bergetar menahan amarah yang bergejolak di dadanya.

"Aku bukan ayahmu anak sialan! Masuk sana! Dasar anak nakal!" bentak pemuda yang bernama Kabuto itu kesal, Naruto segera masuk ke dalam rumahnya.

U. Z .U

"Kaa-chan…" ucap Naruto yang tengah berbaring di tempat tidurnya yang tampak usang sambil memegang sebuah vigur foto yang bergambarkan foto sepasang pria dan wanita yang sangat tampan dan cantik terlihat tampak tersenyum girang disana.

"Kenapa kau meninggalkanku dan kembali ke Tou-san?,,,, Tou-san yang sekarang…hikss hikkss Tou-san..hikss.."Naruto tak mampu berkata apa-apa lagi, tak mampu menahan perasaan sesak yang bergejolak didadanya begitu merasakan perilaku ayah tirinya.

"Tou-san, sa sangat jahat padaku, hiks, pulanglah Kaa-chan, jemput aku disini hikksss aku merindukan kalian…..hiikkss"

Naruto lalu memejamkan matanya mencoba terlelap sambil memeluk foto kedua orang tuanya dengan bulir-bulir bening mengalir di pipi mungilnya.

U. Z .U

Matahari pagi mengintip dari balik celah jendela kamar Naruto, Naruto mengernyitkan dahinya begitu merasakan cahaya menyilaukan itu menghantam matanya, diapun membuka matanya lalu duduk mencoba mengembalikan kesadaran sepenuhnya, disimpannya foto orangtuanya ke meja kecil di sisinya itu, Naruto menatap sekeliling kamarnya yang tampak usang dan kecil, begitu berbeda dengan kamarnya dahulu, Namun Naruto tetap tersenyum lalu menatap wajah kedua orangtuanya

"Aku pasti kuat kan?, karena aku anak Kaa-chan dan Tou-san, aku pasti bisa" ucap Naruto bersemangat lalu mandi dan bersiap-siap kesekolah.

Naruto keluar dari kamarnya dan hendak berjalan menuju ke meja makan menghampiri ayah tiri dan sepupu ayah tirinya yang seumuran dengannya yang tampak tengah menyantap sarapan pagi mereka.

Saat Naruto ingin duduk dan menyantap makanannya , tiba-tiba Kabuto mengambil makanan Naruto.

"Kau tidak pantas makan disini, Makanlah di dapur! tempat itu cocok untukmu!" ucap Kabuto dengan nada penuh penekanan.

Sepupu Kabuto yang bernama Tobi itu tersenyum penuh kemenangan sambil meyantap makanannya.

Naruto menatap Kabuto dan Tobi kesal, lalu Naruto langsung berjalan ke dapur.

Terlihat olehnya seorang wanita tengah sarapan di meja kecil dapur, Naruto lalu menghampiri wanita itu dan duduk di hadapannya.

"Loh Naruto-sama, kenapa kesini?" tanya wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga itu "Tidak sarapan bersama yang lain?"tambahnya

Naruto menggeleng lalu mencoba tersenyum menyembunyikan raut kesedihannya.

"Aku boleh makan disini?"

"Tentu tuan, tentu, ayo silahkan" ucap Suzune itu ramah sambil menyerahkan sepiring nasi goreng dan telur, Naruto tersenyum lalu menyantap sarapannya, Tatapan suzune tampak miris, tidak tega melihat Naruto diperlakukan tidak adil oleh Kabuto. Suzune mengusap kepala Naruto mencoba menghilangkan semua kesedihan bpcah pirang ini. Naruto hanya tersenyum lalu kembali menyantap makanannya.

U. Z .U

" Matte Tou-san…." ucap Naruto lalu berlari kecil menghampiri Kabuto dan Tobi yang hendak memasuki mobil.

Kabuto dan Tobi menatap Naruto kesal, Saat Naruto hendak memasuki mobil tiba-tiba Tobi menghalangi jalan Naruto.

"Eh! siapa yang bilang kau akan berangkat bersama ku, kau jalan kaki sana" ucap Tobi lalu mendorong tubuh Naruto yang sukses membuat Naruto jatuh ke tanah.

"Auu"

"Cih !" ucap Kabuto menatap Naruto kesal lalu melaju dengan mobilnya, Naruto hanya menatap kepergian mobil itu dengan air mata berlinang.

"Kaa-san… Tou-san…" Naruto lalu bangkit dan menghapus air matanya.

"Fiuuhh aku harus kuat! baiklah Naruto! ayo berangkat!" ucap Naruto mencoba tersenyum lalu berangkat sekolah dengan berjalan kaki, Jarak dari rumah ke sekolahnya 1 Km, jarak segitu sangat jauh bagi seorang bocah kls 6 SD bukan, namun bocah yang bernama Uzumaki Naruto itu tetap kuat dan tegar, tidak peduli panas dan debu menghampiri tubuhnya, dia hanya ingin menyelesaikan sekolah, sesuai dengan pesan kedua orang tuanya yang berharap Naruto menjadi orang yang berguna…..

"Matte Naruto-saammmmaaaa…"

Naruto menghentikan langkahnya lalu berbalik mencoba melihat siapa orang yang memanggilnya, senyum terkembang di wajah manisnya saat mengetahui Suzune tengah menghampirinya dengan menggunakan sepeda.

"Suzune ba?"

Suzune berhenti tepat di sisi Naruto.

Suzune tersenyum.

"Ayo Naik, Naruto-sama harus cepat sampai kesekolah kan"

"Emm" Naruto mengangguk riang lalu menaiki boncengan belakang sepeda itu.

"Pegang yang erat Naruto-sama, Aku akan melaju" ucap Suzune bersemangat.

"Baiikk Oba-chan" jawab Naruto tak kalah bersemangat, Suzune langsung mengengkol sepedanya dengan kecepatan tinggi, agar tuan nya itu sampai kesekolah tepat waktu.

U. Z .U

Naruto tengah duduk di ruang tv sambil memainkan remote tv mencoba mencari acara yang bagus, namun Tobi langsung merampas remote itu dari tangan Naruto dan mengubah channelnya.

"Hey.. apa yang kau lakukan?" tanya Naruto kesal.

"Kenapa? Kau tidak suka hah?" tantang Tobi lalu menggenggam kerah pakaian Naruto.

"Ya! Aku tidak suka!" ucap Naruto lalu melepas paksa genggaman Tobi pada pakaiannya.

"Cih! Anak sial!" bantah Tobi yang membuat Naruto sangat kesal, dia benci saat mendengar dia di katakan sebagai anak 'sial'.

"Apa katamu ?!, Akuuu… Aku anak ayah dan ibuku !" teriak Naruto lalu memukul wajah Tobi talak, Tobi merintih kesakitan lalu membalas pukulan Naruto, mereka berdua berkelahi mencoba beradu kekuatan dan memuaskan hasrat mereka.

"HEYY! APA YANG KALIAN LAKUKAN!" teriak Kabuto yang baru saja memasuki ruangan tv, kedua nya langsung berhenti dengan nafas terengah-engah dan luka di beberapa bagian wajah mereka.

"Dia yang mulai duluan" ucap Tobi menunjuk Naruto.

"Apa?! Kau yang memulai!" teriak Naruto tidak terima.

"Kauu sialan!"

"APA KATAMU ?! Kau Brengsekkk.." ucap Naruto lalu hendak memukul wajah tobi lagi, Tobi juga ikut melawan.

"Apa hah?! Apa?!" tantang Tobi sembari memajukan dadanya yang sukses menubruk dada Naruto, Naruto pun menatap Tobi kesal dan memasang ancang-ancang hendak memukul wajah menyebalkan anak berambut hitam pekat itu

"HENTIKAN KALIAN BERDUA!" teriak Kabuto kesal lalu menjauhkan kedua anak itu.

'Plak!' sebuah tamparan telak mengenai wajah Naruto, Naruto terkejut lalu menatap Kabuto dengan pandangan 'Kenapa memukulku?'

"Beraninya kau mengganggu keponakanku! Kembali ke kamarmu sekarang juga!" bentak Kabuto di depan wajah Naruto.

Tobi tersenyum penuh kemenangan, lalu mengejek Naruto dengan mengeluarkan lidahnya.

Naruto menatap Tobi kesal, dia mengeratkan genggamannya, dia sangat ingin memukul wajah kedua orang ini.

"Kau tuli ya? Cepat kembali ke kamarmu anak sialan!" bentak Kabuto lagi yang membuat Naruto sangat kesal.

"Aku..Anak ayah dan ibuku!" ucap Naruto dengan nada penuh penekanan sambil menatap Kabuto dengan semua amarahnya lalu berjalan kembali kekamarnya, Kabuto sedikit terkejut dengan tatapan Naruto tadi.

"Anak itu!" geram Kabuto sambil menatap kepergian Naruto.

U. Z .U

"Maaf kaa-chan… maaf aku menjadi anak yang nakal" ucap Naruto yang tengah duduk di tempat tidurnya sambil memegang foto kedua orang tuanya.

"Tapi semua itu salah dia, dia yang memulai padaku, dan dia juga bilang kalau aku anak sialan, aku benci itu , aku tidak suka dibilang begitu, aku anak kalian, aku tidak rela Kaa-chan dan Tou-san diperlakukan seperti itu" jelas Naruto dengan raut wajah kesal begitu mengingat kejadian tadi "Tapi… tapi apa aku tidak boleh membela diri kaa-chan?" Tanya Naruto sembari menatap foto kedua orang tuanya "Yahh aku kan kuat, dan lagi dia itu sangat menyebalkan kalian tau? Heh! Kalau saja tidak ada 'Dia' aku pasti sudah membuat wajahnya babak belur!" Jelas Naruto sembari mengeratkan genggamannya membayangkan wajah Tobi yang teramat menyebalkan, "Tapi setidaknya aku memukul wajahnya sekali tadi, dan itu cukup membuatku puas tou-san" Naruto menatap foto kedua orang tuanya lalu tersenyum, senyum hangat yang dipenuhi dengan kasih saying dan kerinduan, "Aku akan baik-baik saja, aku pasti kuat kan Tou-san… Kaa-chan…."

"Naruto-sama!" panggil Suzune yang baru saja memasuki kamar Naruto yang juga menghentikan perkataan Naruto

"Ahh Suzune ba, ada apa? Kenapa cemas begitu?" tanya Naruto dengan alis sedikit mengkerut meihat ekspresi Suzune lalu menyimpan figure foto kedua orang tuanya dimeja kecil sisi ranjang

"Anda tidak apa-apa kan? Ya ampun wajah anda memar Naruto-sama" ucap Suzune lalu duduk di sisi tempat tidur Naruto lalu mengusap halus memar yang ada di pipi dan sudut bibir Naruto.

"Tidak apa-apa ba-chan, cuma luka kecil kok" jawab Naruto sambil tersenyum.

"Kecil bagaimana ?, lihat memarnya itu, sini biar saya obati" ucap Suzune lalu mengambil kotak P3k yang berada di lemari kecil tak jauh dari ranjang Naruto

"Aauu pelan-pelan ba-chan" rintih Naruto saat Suzune tengah mengobati luka di sudut bibirnya.

"Iya Naruto-sama, ini sudah pelan"

Naruto sedikit merintih, disela-sela rintihannya terlihat olehnya wajah Suzune yang tampak mengisyaratkan raut kekhawatiran disana, senyum tipis menghiasi bibir mungilnya.

"Suzune ba?"

"Emm"Jawab Suzune yang masih terlihat tengah mengobati wajah Naruto dengans seriusnya

"Arigatou Nah"

Suzune menghentikan aktifitasnya lalu menatap wajah Naruto.

"Naruto-sama…"

"Terimakasih karena sudah baik padaku, aku sangat berterima kasih" ucap Naruto dengan senyum terkembang di wajahnya. Suzune tersenyum lalu mengusap kepala Naruto lembut.

"Sudah sepantasnya saya bersikap baik pada bos saya Naruto-sama"

"Hehehe, oh ya, 1 lagi, tolong jangan panggil aku dengan 'sama', panggil saja Naruto"

"Tapi sudah sewajibnya saya memanggil anda Naruto-sama, karena anda bos saya"

Naruto menggeleng

"Kau bukan pembantuku ba-chan, kau adalah keluargaku" jawab Naruto yang membuat Suzune terhenyak dengan kata-kata anak yang berada di hadapannya ini, Suzune lalu tersenyum

"Baiklah Naruto-Chan" ucap Suzune yang membuat Naruto tertawa.

"Hahahaha 'chan'? Tega sekali memanggilku seperti perempuan"

"Haha tidak apa-apa, Naruto-Chan kan manis, jadi cocok di panggil begitu"

"Benarkah aku manis?" ucap Naruto dengan sengaja memain-mainkan matanya seperti seorang gadis genit.

"Hahaha lucu sekali Naruto" Suzune tertawa melihat geli tingkah Naruto yang memang terbilang humoris itu

…..Mereka berdua bercanda ria bagaikan melupakan kejadian yang baru saja di alami….

U. Z .U

Naruto tengah duduk di sisi ranjangnya sambil memandangi foto kedua orang tuanya, dia tersenyum lalu mengecup foto itu.

"Hoy!" sapa Tobi yang baru saja memasuki kamar Naruto, Naruto langsung berbalik mencoba melihat siapa orang yang berani-berani memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu, Naruto tampak kesal, dia menyiman foto kedua orang tuanya lalu berdiri dan berjalan menghampiri Tobi.

"Kalau mau masuk kamar orang, ketuk pintu dulu"

"Cih! Tidak perlu, hey itu foto kedua orang tuamu yang sudah mati itu ya?" tanya Tobi dengan wajah tersenyum penuh kemenangan.

"Kasihan, yatim piatu tidak ada orang tua, sebaiknya kau mati dan menyusul kedua orang tuamu disana, membusuk dimakan ulat, menjadi tulang belulang, rapuh menjadi tanah, hahahaha kasihan" ejek Tobi yang membuat Naruto mengepalkan tangannya kesal.

"Apa katamu?! Jangan pernah kau hina kedua orang tuaku!" bentak Naruto kesal, ditatapnya Tobi dengan tatapan penuh amarah.

"Ohh begitukah, orang tua yang sudah menjadi tanah yang ingin kau banggakan ? Hahahaha, kasihan, dasar pecun…"

'Bub!' pukulan keras telak mengenai wajah Tobi.

"Arrhh" Tobi merintih lalu menyentuh sudut bibirnya, tampak olehnya darah mengalir dari sudut bibirnya.

"Kaauu. sialan! Brengsek" teriak Tobi lalu mencoba memukul balas wajah Naruto, namun Naruto dengan cepat mengelak membuat Tobi terjatuh ke lantai.

"Cih! Siapa yang pecundang ? hah ?" tanya Naruto lalu menarik kerah baju Tobi, satu pukulan kembali melayang ke pipi Tobi.

"Sialan kau Naruto! Brengsek!" ucap Tobi berusaha melepas Genggaman Naruto.

Suzune dan Kabuto yang tengah berada di dapur sedikit terkejut mendengar keributan di dalam rumah.

Mereka berdua segera menghampiri asal suara yang tak lain dan bukan berasal dari kamar Naruto

"Mereka berdua!" Geram Kabuto lalu membuka pintu kamar Naruto kesal, Suzune tampak cemas, dia juga ikut memasuki kamar Naruto takut-takut terjadi apa-apa dengan tuannya

"TOBI! NARUTO ! Apa yang kalian lakukan?!" teriak Kabuto yang sukses menghentikan perkelahian mereka berdua, dengan sangat terpaksa Naruto melepas genggamannya di kerah pakaian Tobi.

"Naruto-kun apa yang terjadi?" tanya Suzune khawatir lalu menghampiri Naruto.

"Kau pembantu! Keluar dari kamar ini sekarang juga!" tunjuk Kabuto kearah Suzune dengan nada penuh penekanan, Suzune tampak bergidik ngeri begitu melihat tatapan Kabuto yang cukup menakutkan

"Kenapa menyuruhnya keluar? Seharusnya aku yang menyuruh kalian keluar" jawab Naruto menatap Kabuto tajam.

"Apa katamu! Brengsek, kauu…" teriak Tobi hendak memukul wajah Naruto, namun Kabuto menghalangi pergerakan Tobi dengan sebelah tangannya, Tobi menghentikan langkahnya menatap tangan Kabuto lalu beralih mendongakkan kepalanya menatap wajah Kabuto yang saat ini tengah menatap lekat Naruto, 'Apa yang akan dilakukannya' Tanya Tobi dalam hati

Kabuto mendekat ke arah Naruto dengan tatapan kesal membuat Tobi dan Suzune terlihat cemas dan tegang, entah apa yang akan dilakukannya nanti fikir mereka berdua

"Kau sudah berani denganku hah ?!"

'Plak!' Kabuto lalu menampar pipi Naruto keras.

"Apa yang anda lakukan Kabuto-sama?!" bentak Suzune tidak terima Naruto diperlakukan seperti itu.

Kabuto menatap Suzune kesal. "Kau tidak berhak ikut campur! Kau cuma pembantu disini mengerti, Aku harus memberi anak ini pelajaran" ucap Kabuto lalu hendak memukul wajah Naruto lagi, Namun Suzune langsung menggenggam pergelangan tangan Kabuto yang sukses membuat Naruto dan Tobi terkerjut

"Saya tidak akan membiarkan anda menyakiti Naruto lagi Kabuto-sama" ucap Suzune sambil menatap Kabuto tajam.

"Cih! Kau berani melawanku hah?"

"Ya! saya berani melawan anda, kenapa?" tantang Suzune lalu melepas kasar tangan Kabuto

Naruto menatap Suzune tidak percaya, Suzune begitu menyayanginya…..

"Pembantu kurang ajar!" Ucap Kabuto kesal lalu memasang ancang-ancang hendak memukul wajah Suzune dan 'Plak!' sebuah tamparan cukup keras menghantam pipi Suzune "Dasar tidak tau diri!" teriak Kabuto kesal, Suzune tampak sedikit meringis lalu mengangkat wajahnya menatap Kabuto dengan tatapan tajam member isyarat kalau dia samasekali tidak takut dengan pemuda berambut silver dihadapannya itu

"Bukankah anda yang tidak tahu diri Kabuto-sama? Memperlakukan anak yang memiliki rumah ini dengan perlakuan buruk, mengambil alih semua yang seharusnya menjadi milik anak ini, seharusnya anda MALU!" jelas Suzune yang membuat Tobi membelalakkan matanya terkejut,

"Kauuu….." geram Kabuto menatap Suzune dengan tatapan kesal, dia pun kembali mengangkat sebelah tangannya hendak menampar lagi wajah Suzune namun Naruto langsung menggenggam pergelangan tangan Kabuto, Kabuto terkejut, dai menatap Naruto yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan tajam,

"Kau jangan ikut campur brengsek!" teriak Tobi lalu hendak menghampiri Naruto, Naruto lalu mengalihkan pandangannya ke Tobi, menatap Tobi dengan semua kemarahan yang sedang merenggut hatinya sekarang "Sebaiknya kau diam" ucap Naruto dengan penuh penekanan yang membuat langkah Tobi terhenti, untuk sejenak kedua kaki Tobi tampak bergidik melihat tatapan Naruto yang tertuju padanya sakarang

Naruto lalu beralih menatap Kabuto, menatap dengan tatapan yang sama, tatapan penuh kebencian yang membuat Kabuto membelalakkan matanya, entah kenapa dia merasa takut dengan bocah pirang yang saat ini menatap lekat dirinya

"Jangan sakiti dia" ucap Naruto lalu melepas genggamannya kasar

"Kau… Kau berani melawanku bocah?!" teriak Kabuto kesal, berpura-pura kuat sebenarnya mencoba menyembunyikan rasa takutnya pada bocah pirang dihadapannya itu

"Ya, aku berani melawanmu, karena rumah ini adalah milik ayah dan ibuku" jawab Naruto dengan nada penuh penekanan. Kabuto terkejut, dia sedikit memundurkan tubuhnya, menjauhi bocah pirang itu begitu mendengar jawaban yang membuat tubuhnya serasa beku sejenak

"Aku memiliki hak penuh atas rumah ini" tambah Naruto yang membuat Suzune tersenyum penuh kemenangan, dia lalu menatap Kabuto yang tampak terkejut dengan aoa yang dilontarkan Naruto tadi

" Kau tidak tau apa-apa bocah! Dan kau pembantu kurang ajar keluar dari rumah ini sekarang jugaa!" teriak Kabuto, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang selain berteriak mencoba mempertahankan diri dar bocah pirang yang sekarang ini sukses menjatuhkan Kabuto

"Tentu aku akan pergi" ucap Suzune lantang.

"Kau tidak berhak mengusir dia dari rumah ini!" bantah Naruto lalu menggenggam pergelangan tangan Suzune menatap Suzune dengan tatapan memelas namun penuh arti,

"Naruto…" Suzune menatap Naruto, dia tersenyum lalu mengusap rambut Naruto mencoba sedikit menenangkan bocah pirang ini

"Tetaplah disini" pinta Naruto dengan bulir-bulir bening mengalir di pipinya, dia tidak ingin merasakan kehilangan untuk kesekian kalinya.. dia tidak mau merasa kesepian seperti saat kedua orang tuanya meninggalkan dirinya, dia tidak mau itu terulang kembali,

"Dasar cengeng" ejek Tobi sambil mencibir.

"Bereskan barang-barang mu sekarang juga!" Teriak Kabuto lalu keluar dari kamar Naruto diikuti dengan Tobi dibelakang.

Suzune tersenyum lalu berlutut di hadapan Naruto menyamakan tingginya dengan bocah saphire ini. Dia kembali mengusap Naruto, mencoba kembali menenangkan bocah pirang ini

"Jangan menangis Naruto, Kau tidak boleh menjadi anak lemah, jadilah anak yang kuat dan jangan menangis" ucap Suzune sambil tersenyum.

"Hikkss hi hikkss,, ta tapi aku…. Aku menyayangimu ba-chan,, hikkzz hikz hikzz"

"Saya juga, maka dari itu, kalau kau menyayangi saya berjuanglah dan belajar yang rajin, ingat, kau harus merebut kembali milikmu yang sudah di ambil Kabuto-sama"

"Hikkzz hikkzz huuuwwaaaa" Naruto langsung memeluk Suzune erat, seakan-akan dia tidak ingin Suzune pergi meninggalkannya seperti kedua orang tuanya, dia hanya ingin ada seseorang yang menenaminya, memberinya perhatian seperti yang Suzune lakukan padanya selama ini

"Cup cup cup, tidak apa-apa, menangislah sepuasmu, tapi setelah ini jangan pernah menangis lagi" ucap Suzune sambil mengusap punggung Naruto, Naruto mengangguk , Lalu Narutopun melepas pelukannya,

"Janji kau harus kuat?" tanya Suzune sambil menyodorkan jari kelingkingnya, Naruto membalas dan mengaitkan jari kelingkingnya di jari Suzune.

"Janji" ucap Naruto lantang.

"Nahh itu baru anak Minato-sama dan Kushina-sama, baiklah saya akan pergi, jaga dirimu, ingat! Jangan lemah ya Naruto"

Naruto tersenyum lalu menghapus air matanya.

"Emm aku akan menjadi anak yang kuat" angguk Naruto riang.

"Pintar, saya pergi, sayonara Naruto"

"Sayonara…..oba-chan…..

To Be Continued….

Sampai disini dulu, saya bakal update kilat, percayalah…

Bagaimana? Gaje bukan?

Bagaimana? Ada typo atau tidak?

Jawablah kalau kalian bisa baca \/-.-

Review?

Harus! :v