"Lee Donghyuck!" Merasa namanya dipanggil, Donghyuck atau yang biasa disapa Haechan itupun menengokkan kepalanya keasal suara yang berasal dari seonsaengnim didepannya.
Keringat dingin menyapa pelipis Haechan. Dengan tampang meringis ia meminta maaf kepada gurunya.
"Cepat ambil raket dan kok digudang!" Dan tanpa disuruh dua kali, ia segera berlari meninggalkan lapangan. Ia mendengar temannya tertawa dan selanjutnya sunyi karna gurunya yang killer itu memelototi muridnya.
Haechan membuka pintu gudang itu dan meraba-raba dinding untuk mencari saklar lampu. Setelah menemukan saklar ia segera menekannya. Dan terlihatlah gudang yang rapih tapi sayang, terdapat banyak debu.
Haechan menghembuskan nafasnya kasar dan mulai mencari keberadaan raket dan kok. Pemuda berpipi gembil itu menengokkan kepalanya kekanan dan tedapat bola tendang, bola basket, voli, dan hulahup. Ia melihat kekiri dan menemukan bola kecil dan juga matras. Kemudian ia mengedarkan pandangannya kepenjuru ruangan dan menemukan raket dan kok yang berada diatas lemari yang tinggi.
Ia kembali menghembuskan nafasnya kasar dan kemudian mendekatkan diri dengan lemari. Ia melompat-lompat untuk mendapatkan raket dan kok tersebut tetapi barang itu tak dapat ia capai. Pemuda bersurai dark brown itu kemudian menggoyangkan lemarinya berharap benda itu akan jatuh tapi hasilnya lemari itupun tak bergerak sedikit pun. Digudang tidak ada yang bisa ia naiki.
Tiba-tiba ia merasakan sesuatu berada diatas pundaknya dan berteriak,
"AAA!"
"Hei, ini aku." Orang itu -Mark yang mengejutkan Haechan mencoba untuk menenangkannya.
"Aah~ hyung kau mengejutkan ku." Haechan yang memang manjapun segera memeluk hyung tersayangnya yang tadi mengejutkannya.
Mark tersenyum lembut dan mengusap surai dark brown kekasihnya.
"Kau sedang apa?" Tanya Mark.
Haechan melepas pelukannya dan memanyunkan bibirnya. "Aku disuruh seonsaengnim mengambil itu," tunjuk Haechan kepada dua benda yang membuatnya repot.
"Oh, tinggi sekali. Aku juga tak sampai." Haechan makin memanyunkan bibirnya dan membuat Mark gemas.
Dan dikecupnya bibir Haechan sekilas dan berkata, "Biar ku bantu,"
Haechan memiringkan kepalanya bingung. Mark memutar tubuh Haechan kearah lemari. Pemuda yang lebih tua itu menaruh tangannya dikedua sisi pinggang Haechan dan mulai mengangkatnya.
Haechan pun dengan segera mengambil raket dan kok. Dan,
Bruk
"Astaga Haechan kau berat sek-Aw! Maaf maaf," Haechan menyubit tangan Mark yang berada diperutnya.
Sekarang posisi mereka adalah Mark yang dibawah dengan posisi telentang dan Haechan yang diatas Mark yang juga telentang. Tidak ingin membuat Mark tambah kesakitan, ia segera bangkit dari posisinya dan diikuti Mark.
"Mian hyung hehe," Haechan cekikan melihat hyungnya yang meringis memegang punggungnya.
Tak ingin mendengar jawaban dari sang hyung tersayang, ia segera berlari meninggalkan gudang dan Mark yang mencibir.
"Lihat dirumah nanti, akan kubuat kau tak bisa berjalan seminggu." Ucapnya sambil mengelus pantatnya yang sakit dan jangan lupa smirk yang terpampang diwajah tampannya itu.
Fin
Udah lama disimpan di memo. Suka berkeliaran di ffn tapi tidak berani mengeluarkan story.
So, hi?
Review, please?
Terimakasih!
