Stupid Game
By : Seyora Kurohana
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Stupid Game © Seyora Kurohana
Rated : T
Genre : Drama, romance(sedikit?!)
Summary : Aku tahu, kau sudah bosan dengan ikatan ini.
Jadi, biarkan aku memotong ikatannya!
Setelah itu, kau bisa bebas!
Kau boleh, menyebut ini semua hanya permainan bodoh.
Warning : AU, bad feel, Crack Pair, OOC, semi-OC,
Ke-kaku-an bahasa, cerita abal, penuh Typo(s),
don't like, don't read!
Enjoy read
.
.
.
.
Chapter 1 : Start of Game
.
.
.
Suara gaduh melebihi keadaan pasar, saat ini tengah melanda sebuah kelas di sebuah Sma ternama, Konoha Gakuen. Didepan pintu kelas tersebut , terdapat sebuah papan kayu berukir angka 3-6.
Hal ini terus berlanjut sampai sebuah suara berdebum keras merasuki indra pendengaran para siswanya. Ternyata, pintu kelasnya terbuka lebar.
Menampilkan sesosok gadis mungil nan manis berrambut merah muda yang panjang sepinggang dengan balutan seragam putih dipadu rok kotak-kotak merah yang tengah menenteng sebuah plastik hitam berukuran sedang.
Seluruh pasang mata langsung mengarah ke gadis tersebut tanpa terkecuali. Gadis itu balas menatap nyalang namun penuh minat kedalam kelas itu.
"Sedang berpesta kawan?" tanya-nya dengan nada riang, diikuti langkah anggun kaki jenjangnya yang bergerak pelan memasuki kelas.
"Benar Sakura-chan. Kau berminat ikut?"balas seorang pemuda berambut jabrik warna kuning nanas.
"Ne, tentu saja Naruto! Let's go...!" seru gadis bernama Sakura tersebut, lalu berlari menghampiri pemuda bernama Naruto dan teman sebangkunya yang berambut pirang di bangku no.2 dari belakang pada barisan tengah.
Semua siswa langsung berkerumun di bangku tersebut guna mencicipi makanan bawaan Sakura. Sorakan ramai mulai menggema dikelas tersebut (lagi). Sampai-sampai suaranya terdengar keras dari koridor didepan kelas tersebut.
Bahkan kini terasa lebih keras akibat arahan dari Sakura -gadis bersurai merah muda yang lengkap dengan namanya yang sama dengan nama bunga kebanggaan Jepang- beserta Naruto. Dan jangan lupakan keberadaan Ino Yamanaka yang menjabat sebagai teman sebangku Sakura.
Yah,maklumlah! Kelas yang mempunyai wali kelas bernama Tsunade Senju itu sangat jarang sekali mendapat waktu luang seperti hari ini. Itu semua karena Sensei mereka yang satu itu benar-benar seorang yang sangat disiplin, guru perempuan yang paling galak(melebihi Orochimaru-sensei mereka), dan paling tidak suka kelas yang diajarnya berisik akibat celotehan yang tak penting(?) dari para siswanya.
Ceklek...
Suara pintu kelas tang kembali terbuka tak mampu membuat kegaduhan itu teralihkan barang sedetik-pun. Merasa dicueki seisi kelas, pemuda berrambut dark blue bergaya mencuat melawan gravitasi dengan sepasang wajah tampan lengkap dengan sepasang onyx yang kini menajam bak elang pemangsa itu menatap tajam seluruh para siswa kelas 3-6.
Aura dingin dari ekpresinya, rupanya mulai mengalir pada bunyi langkah kakinya yang terdengar pelan namun penuh penekanan disetiap langkahnya yang memijak lantai putih itu.
Tap...tap...tap...
40 pasang mata yang berada didalam kelas itu pun akhirnya menangkap siluet seorang siswa di depan kelas mereka.
Sedetik kemudian, sepasang sepatu berwarna putih-biru gelap berikut pemiliknya yang lebih dikenal sebagai adik dari Uchiha Itachi itu menjadi sorotan seluruh siswa. Lebih banyak sorot kagum dari siswa perempuan dari pada sorot ngeri dari siswa laki-laki.
Namun 3 orang siswa di baris tengah bagian belakang tampak tak menyadari kehadiran pemuda dingin ini.
Dialah putra pemilik Konoha Gakuen . Seorang Uchiha Sasuke. Mendadak suasana kelas 3-6 menjadi sunyi seketika. Semuanya langsung menghentikan kegiatannya masing-masing. Kecuali, seorang gadis berrambut merah muda atau lebih dikenal Haruno Sakura, tengah asyik bercanda dengan temannya sambil memakan coklat .
Sedangkan teman pirangnya -yang saat ini tengah mengoceh dengan Sakura- adalah putri dari pengusaha sukses yang bergerak dalam bidang tanaman, khususnya bunga, Yamanaka Ino.
Sementara itu, teman jabrik mereka yang lebih dikenal dengan nama Uzumaki Naruto
-keponakan dari kepala sekolah sekaligus wali kelas 3-6 itu sendiri, Tsunade Senju- langsung mendelik memperingati ke dua temannya.
Bermaksud memberi peringatan terhadap 2 sahabat perempuannya itu,saat disadarinya kemunculan teman es-nya sekaligus pangeran berkuda putih Sakura, Uchiha Sasuke dikelas mereka.
Ino yang melihat wajah horor Naruto langsung tertawa keras.
"Ahahaha... wajahmu itu kenapa Naruto? Seperti orang bodoh yang dikejar hantu"tanya Ino bernada usil.
" Begitukah?"balas sebuah suara dingin yang terdengar tajam di telinga gadis Yamanaka itu.
Dengan cepat, derai tawanya lenyap digantikan pandangan ngeri(?) bercampur kesal. Sakura yang melihat gelagat aneh kedua sahabat berikut teman-teman sekelasnya, mengernyit heran. Tangannya langsung menepuk tangan Ino.
"Hei Ino, ada apa sih?"tanya Sakura sambil tetap memasang wajah herannya
"Ada aku, nona Haruno Sakura" sahut sebuah suara tegas dari belakang Sakura.
Serta-merta Sakura langsung menengok kebelakang. Dibelakangnya, Uchiha Sasuke –selaku kekasih Sakura sejak 4 tahun lebih 5 bulan yang lalu- tengah berdiri dengan tangan bersedekap.
"Hehehe, ada Sasuke-kun ternyata." Kata Sakura sambil cengengesan tak jelas.
"Hn"balas Sasuke dengan trademark andalannya," Ikut aku sebentar, Cerry!" seusai berkata demikian, tangan Sasuke terulur meraih tangan Sakura. Bermaksud membawa gadisnya(?) untuk keluar kelas.
BLAM...
Sesaat setelah pintu kelas itu tertutup, suara nafas lega mulai mendominasi ruangan putih polos itu. Dan itu adalah pertanda bahwa kegaduhan telah dimulai kembali.
Sepasang anak manusia yang diyakini sejoli itupun telah sampai disebuah taman yang cukup luas dengan ditumbuhi banyak pohon berdaun rindang dan bunga beraneka warna.
"Ada apa Sasuke-kun mengajak-ku kesini?" tanya Sakura lembut.
"Tidak ada apa-apa. Hanya ingin berdua denganmu"balas Sasuke dengan nada ringan.
Tangannya tergerak untuk merengkuh pelan pundak gadis disampingnya itu yang telah berstatus sebagai kekasihnya.
"Kenapa Sasuke-kun jadi aneh seperti ini sih? Panas ya?!" goda Sakura, lalu menempelkan punggung tangannya di kening kekasihnya itu.
"Enak saja. Aku tidak panas! Itu mungkin karena efek keberadaanmu disampingku?!"ucap Sasuke, lalu mengecup pipi Sakura kilat.
"Iih, gombal deh" gerutu Sakura malu-malu. Wajahnya kini lebih miri dengan kepiting rebus. Merah padam tanpa celah.
"Tidak apa-apa! Yang penting aku gombal dengan kekasihku sendiri"sahut Sasuke, lalu mencubit gemas kedua pipi Sakura.
"A-aw... Jangan ditarik Sasuke! Nanti pipi-ku tambah gendut" pekik Sakura kesal, sambil menjauhkan tangan Sasuke dari pipi kirinya.
"Biar saja tambah tembem! Aku pasti nanti tambah gemas dengan pipmu" balas Sasuke dengan hiasan tawa kecil di bibirnya.
Sakura pun tak mau kalah. Dibalasnya perbuatan jahil kekasihnya tersebut. Hal itu terus berangsung tanpa mereka sadar ada sepasang amethyst yang memperhatikan mereka dari jauh. Lebih tepatnya, sepasang amethyst itu memandangi Sakura dengan wajah muram.
"Berusahalah seperti biasa, Sakura-chan. Aku yakin, kebenaran akan segera terungkap!" gumamnya dengan nada lirih.
Pemilik mata amethyst itu tahu benar, bahwa obyek yang kini diperhatikannya, tengah berusaha mati-matian mempertahankan topeng kebahagiaan semu yang terpaksa menempati wajah cantiknya itu demi menunggu datangnya sebuah fakta yang merupakan kunci kehidupannya saat ini dan esok hari, lusa, dan sampai sang maut menjemput.
Matahari hampir tenggelam di ufuk barat, dengan diiringi goresan mega berwarna merah ke-oren-an yang menghiasi langit pucat sore itu.
Seorang gadis berrambut merah muda tengah berjalan beriringan bersama temannya dipinggir sungai yang berada dekat dengan kompleks rumahnya.
"Jadi, kau benar-benar akan tetap meneruskan sandiwara ini?" tanya Ino, lalu duduk di samping Sakura.
"Ne,Ino-chan! Itu sudah pasti!"jawab Sakura dengan suara tegas, diselingi suara kecapan lidahnya yang kini tengah menikmati es krim strawbery-nya.
"Haah, kalau kau terus bersikeras seperti itu, aku ikut saja"sahut Ino. Setelah itu, mereka berdua kembali tenggelam dalam aktivitas mereka masing-masing.
"Kau lihat? Di sini dia terlilhat sangat bahagia" ucap Sakura sambil menunjukkan kameranya kearah Ino-sahabatnya.
"Ne,Sakura. Dia bahkan tak pernah menunjukkan ekspresi seperti ini padamu"balas Ino dengan pelan. Tangannya langsung menepuk bahu Sakura pelan.
"Aku sudah merelakannya jika dia ingin lepas dariku, Ino" lirih Sakura dengan suara yang mulai parau.
Hatinya kembali melemah saat memandangi foto dalam kameranya itu. Disana, terlihat jelas bahwa Sasuke -kekasihnya- yang tengah bermesraan dengan senpainya yang juga tetangga 1 kompleks dengan rumahnya. Karin.
Didalamnya, tercetak jelas bahwa Sasuke dan kekasih barunya -Karin- sedang tertawa lepas dengan posisi saling berhadapan dan tangan yang saling bertaut satu sama lain.
"Jangan teruskan lagi, Sakura-chan!" ucap Ino sambil merebut kamera perak-kehitaman itu dari tangan Sakura.
Langsung saja Sakura memeluk bahu Ino setelah Kamera itu berada di tangan Ino. Tak dihiraukannya es krim kesukaannya itu yang terjatuh ketanah di bawah kakinya. Saat ini, diriya butuh sandaran untuk mengeluarkan beberapa keping sakit hatinya.
Dan pada saat itu pula, topeng kebahagiaan semu-nya langsung luntur tak berbekas. Menyisakan sesosok tubuh dengan wajah rapuhnya.
Disaat bahunya mulai basah, airmata Ino semakin turun deras tak terbendung lagi. Mereka berdua sama-sama larut dalam kesedihan, kerapuhan, dan kehancuran hati yang hampir mencapai pada puncaknya.
Disebuah restoran junk foot di dekat Konoha High School, terlihat sepasang muda-mudi yang tengah menyantap makanan mereka. Dari seragam mereka berdua-pun, dapat dipastikan bahwa mereka adalah murid dari Konoha Gakuen.
Pemuda berambut hitam kebiruan dengan gaya mencuat keatas itu terlihat jelas tengah menggenggam tangan gadis berrambut merah gelap itu, yang sedang tersenyum lebar didepannya.
Dari kejauhan, keduanya nampak seperti sepasang kekasih yang sedang mengumbar kemesraan mereka di depan umum.
"Sasuke-kun, apa kita akan membohongi Sakura seperti ini?" tanya perempuan bernama Karin tersebut.
" Hn. Biarlah! Jangan memikirkan hal itu lagi!" jawab Sasuke santai. Sedetik kemudian tangannya tergerak untuk mencolek pipi tirus Karin dengan es krim didepannya.
"Aaa.. Sasuke-kun..."protes Karin sambil membalas mencolekkan es krim ke pipi Sasuke.
Keduanya sama-sama berwajah merah padam saat kembali bertatapan. Sesaat, pandangan mereka bertemu. Tanpa Karin sadai, Sasuke tadi sempat menyeringai tipis. Dan tanpa aba-aba, Sasuke langsung mendekatkan bibirnya ke pipi perempuan di hadapannya itu.
Chup...
KLIK...
Bersamaan dengan bibir Sasuke yang mendarat dipipi Karin, kegiatan tersebut langsung menjadi salah satu penghuni dari memory kamera berwarna putih-keperakan yang singgah tak jauh dari tempat mereka duduk.
Si pemotret hanya tersenyum miris melihat satu-satunya bukti ke-khilaf-an 2 makluk di depannya itu.
'Kau tak tahu sebesar apa pengorbanan Sakura untukmu Sasuke! Kau bahkan sama sekali tak merasa bersalah setelah memaksanya memasang topeng kepolosan itu di wajahnya?'inner si pemotret sedih.
.
.
.
-To Be Continue-
Maaf jika cerita ini tak sebagus cerita lainnya. Karena ini fict pertama saya disini, jadi sekali lagi mohon maklumi jika masih banyak kesalahan dalam penulisan,bahasa,dll.
Tolong di review,ya? Karena dari review tersebut, semangat saya bisa lebih bertambah dari sebelumnya?! Oh,iya, sedikit bocoran : fict ini nanti terdiri dari 3 chapter. Chapter pertama: Start of Game, chapter 2 : Mid of Game, dan chapter ke 3 : Last of Game.
Gomen,ne jika cerita ini terlalu garing dan abal-abal ?
