The Radio

Cast by SUPER JUNIOR, DBSK, SNSD


Jung Yunho mengisyaratkan dengan tangannya. Gerakan hitung mundur. Lima, empat, tiga, dua, satu.

"Selamat malam listeners. Bagaimana kabar kalian? Berjumpa kembali bersamaku dalam acara yang paling ditunggu-tunggu Heart to Heart, on Radio Sapphire 172.90 FM. You can tell everything what you want, what you need, and what you feel. Stay with me, DJ Minnie."

Lee Sungmin, penyiar radio itu menarik satu tuner dari puluhan tuner yang ada di depannya. Kemudian suaranya digantikan oleh sebuah lagu yang mengalun lembut, Loving You dari Minnie Ripperton.

Sungmin melepas headphone yang dipakainya dan meletakkannya di dekat microphone gantung yang ada di hadapannya. Kemudian memperhatikan kertas yang ada di hadapannya. Konsep siarannya hari ini tertulis lengkap di sana. Sungmin membacanya dengan seksama agar tidak ada yang terlewat. Padahal sebelum on air, Sungmin sudah membacanya. Dan Jung Yunho, produser yang juga merangkap sebagai operator partnernya, sudah memberinya briefing tentang materi siaran. Tapi Sungmin selalu melakukannya, ia tidak mau siarannya terdapat cacat.

Tok. Tok.

Kaca bening besar yang membatasi Sungmin dan Yunho diketuk oleh Yunho. Telunjuk tangan kanannya teracung menandakan angka satu.

Sungmin kembali memakai headphone-nya dan bersiap dengan microphone. Satu menit lagi ia harus kembali bercuap-cuap menyapa pendengarnya.

Yunho kembali menghitung mundur dengan gerakan jarinya.

Sungmin mengangguk kemudian mengambil napas. "Well, listeners. Back with me again, DJ Ming on Heart to Heart Radio Sapphire 172.90 FM. Seperti biasa, aku akan menemani malam kalian. Jadi, kalau kalian ingin sharing bersama aku di sini, silakan hubungi line telepon 12345678. Kalian bisa cerita apapun yang kalian mau, dan aku bakalan memberi saran-saran untuk kalian."

Dari ruang seberang Yunho memberi kode dengan menempelkan ibu jari dan kelingkingnya ke telinganya. Ada penelepon yang masuk sepertinya.

"Halo," sapa Sungmin ceria. "DJ Ming di sini, dengan siapa di sana?"

"Aku Leeteuk," ujar suara namja di seberang telepon dengan suara serak dan berat.

"Oh, hai Teukie! Sepertinya dari suaramu, kau sedang ada masalah. Kau bisa menceritakannya padaku. Apapun masalah yang kau hadapi sekarang," seperti biasanya, Sungmin selalu mencoba mengakrabkan diri dengan peneleponnya.

"Aku tidak sedang ada masalah. Sebenarnya masalahnya ada padamu, Ming."

Sungmin mengerutkan dahinya. Ia sempat melirik Yunho yang ternyata juga sedang mengerutkan dahinya. "Masalahnya ada di aku? Maksudmu?"

"Sepertinya aku jatuh cinta pada suaramu. Oh my god! Aku ini salah satu penggemar acara Heart to Heart. Setiap kau siaran aku pasti mendengarkanmu. Oh Ming, saranghaeee…"

Yunho mengibaskan tangannya di perpotongan lehernya. Kali ini kode agar Sungmin segera memutuskan telepon. "Ehm… Oke, thank you Teukie. Aku harap kau akan tetap setia menjadi listener Heart to Heart," Sungmin berusaha sebijak mungkin. "Sebelum aku menerima telepon selanjutnya, aku akan memutarkan sebuah lagu untuk kalian. Check this out."

Sungmin mengubah posisi tuner. Kemudian terdengar sebuah lagu menggantikan suara Sungmin.

Dari ruangannya, Sungmin bisa melihat Yunho berjalan ke arah ruang siaran. Yunho membuka pintu itu dan bersandar di kusen pintu yang terbuat dari kayu. "Sepertinya penggemarmu semakin banyak saja, Min," gurau Yunho ada nada menyindir dan bercanda di suaranya.

"Penggemar apanya? Mereka terdengar seperti penelepon gelap, Yun," sanggah Sungmin tidak setuju.

"Harus diakui, Min. Rating share acaramu memang yang tertinggi di radio kita. Bahkan di radio-radio se-Seoul," puji Yunho tulus sambil tersenyum.

"Siapa dulu produsernya? Semua juga berkat kau, Yun," Sungmin balas memuji.

"Kau ini selalu saja merendah, Min."

"Sudahlah. Kembali ke tempatmu dan berdoa semoga penelepon berikutnya adalah penelepon yang benar-benar sedang ada masalah dan mau bercerita. Agar aku tidak disebut sebagai penyiar gaji buta," ujar Sungmin mengingatkan karena lagu yang diputar sudah memasuki bagian refrain terakhir.

Yunho sempat tersenyum mendengar candaan Sungmin sebelum kembali ke tempatnya.

"Hai hai hai, listeners. DJ Ming still here. Aku masih membuka line telepon untuk kalian yang sedang punya masalah, ingin bercerita dan butuh teman curhat, 'cause Heart to Heart, you can tell everything what you want, what you need, and what you feel. Apa sudah ada penelepon?"

Sungmin bertanya kepada para pendengarnya. Padahal ia sedang menatap Yunho dengan tanda tanya. Yunho mengangguk, dan itu artinya sudah ada penelepon.

Sungmin mengambil napas, dalam hati ia berdoa, semoga peneleponnya kali ini bukan hanya sekadar penelepon yang mengaku sebagai penggemarnya.

"Hello, who's there?" tanya Sungmin memainkan suara cerianya.

"Yoona. Namaku Yoona, Ming," ujar suara di telepon.

"Oke, Yoona. You can tell me everything. Apa kamu sedang ada masalah?"

"Ne. Masalahku tentang namja," ujar Yoona, si penelepon.

"Namja? Apa dia pacarmu?" tanya Sungmin.

"Ani. Dia bukan pacarku, ehm... maksudku, sebenarnya dia sudah hampir menjadi pacarku," Yoona mulai bercerita tentang permasalahannya.

Sungmin menatap Yunho, lalu mengangkat kedua bahunya dengan malas. Sungmin memang selalu seperti ini ketika menerima telepon dari yeoja-yeoja patah hati karena namja, bahkan yang belum menjadi kekasihnya.

"Dia bukan pacarmu, dan sudah hampir menjadi pacarmu. Lalu kenapa dia batal menjadi pacarmu?"

Terdengar suara helaan napas. "Dia ternyata mempermainkan aku. Kemarin aku melihatnya bersama seorang yeoja. Aku sangat patah hati, padahal sebelumnya dia mengatakan kalau aku cantik, dan dia menyukaiku. Bukankah itu menyebalkan?"

Sungmin mengerutkan dahinya, dalam hati ia menggerutu, 'Kau yang bodoh, Agasshi. Percaya begitu saja ucapan lelaki hidung belang.' Hanya dalam hati, karena Sungmin tidak mengucapkannya. "Sangat menyebalkan memang. Sebagai seorang perempuan, kita tidak boleh begitu saja percaya ucapan laki-laki. Kita harus menunjukkan pada dunia kalau kita bisa hidup tanpa mereka!" Sungmin berkata dengan penuh semangat.

"Lalu, apa yang harus kulakukan?" tanya Yoona meminta saran Sungmin.

"Ajak dia ke kafe, dan siramkan isi minumanmu di depan orang banyak. Itu akan membuatmu lega dan membuatnya sadar bahwa dia tidak lebih baik dari seekor kucing yang berisik di malam hari," saran Sungmin tanpa berpikir panjang.

Yunho menatap Sungmin heran dan khawatir. Lalu menggelangkan kepalanya.

"Jadi menurutmu aku harus melakukan itu?"

Sungmin menganggukkan kepala meskipun hal itu tidak dapat dilihat Yoona. "Tentu saja. Setelah itu kau harus berjalan dengan kepala ditegakkan. Semua akan baik-baik saja," lanjut Sungmin memberi saran.

"Kalau begitu terima kasih. Aku akan melakukannya besok," kata Yoona mantap sebelum ia memutuskan sambungan telepon itu.

"Listeners, dari cerita Yoona tadi aku ingin memberikan kalian saran, terutama untuk kalian para yeoja, tidak banyak namja baik hati di dunia ini, tapi kalau kau bertemu dengan yang jahat, jangan biarkan dirimu terperangkap. Bebaskan dirimu, karena dirimu berharga lebih dari apapun," ujar Sungmin sedikit lirih, ia seperti sedang bicara pada dirinya sendiri. "Now, untuk menghibur Yoona dan kalian semua yang sedang bersedih, aku akan memutarkan sebuah lagu. Don't go anywhere because DJ Ming will be back."

Setelah menyetel tuner dan lagu terdengar, Yunho masuk ke dalam ruang siaran. Ia berjalan mendekati Sungmin dan mengambil kursi untuk duduk di dekatnya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Yunho cemas.

Sungmin mengangguk. "Selalu lebih baik setelah memberi saran pada gadis-gadis korban lelaki buaya darat itu," ujar Sungmin santai.

"Tapi saranmu tidak baik, Minnie," Yunho sedikit gusar. "Menyuruh seorang yeoja menyiramkan minuman ke wajah kekasihnya di depan umum…"

"Mereka bukan pasangan, Yun," Sungmin meralat ucapan Yunho. "Kau dengar sendiri, kan? Mereka belum menjadi pasangan."

"Pada siapa pun itu, Min. Menyiram isi minumanmu ke orang lain tentu bukan perbuatan yang baik, bukan?"

"Sudah lah, kurasa penelepon tadi bukan jenis yeoja yang berani melakukan hal seperti itu. Kau tidak perlu khawatir," sahut Sungmin santai. "Sebaiknya kembali ke tempatmu karena siaran kita belum selesai."

Yunho hanya menghembuskan napasnya pelan dan menggelengkan kepala. Lalu kembali ke tempatnya.


"Keluar kau DJ Ming! Jangan hanya sembunyi di balik microphone-mu! Cepat keluar!" Seseorang berteriak di lantai satu Radio Sapphire.

Sooyoung, resepsionis Radio Sapphire mencoba menenangkan orang yang berteriak-teriak itu.

"Tenang lah. Semua bisa dibicarakan baik-baik. Lagipula orang yang kau cari sedang tidak ada," Sooyoung menjelaskan.

"Jangan berbohong! Kau pasti sedang menyembunyikannya kan? Tunjukkan padaku, di mana orang yang bernama DJ Ming itu!"

"Sebenarnya kau ini siapa? Kenapa mencari DJ Ming?" Sooyoung heran dengan kedatangan orang aneh yang langsung menerobos masuk dan berteriak-teriak.


Sementara di ruangan lain, Yunho dan Sungmin yang baru selesai siaran hendak keluar. Tapi kemudian langkah mereka terhenti karena melihat dan mendengar adegan seorang yang tidak dikenal sedang marah-marah pada Sooyoung.

"Aku harus bertemu dengan DJ Ming. Aku akan meminta ganti rugi. Kalau perlu menyeretnya ke pengadilan!" Orang yang tidak dikenal itu masih sibuk meluapkan emosinya dan celingak-celinguk mencari sosok DJ Ming padahal ia tidak tahu seperti apa wajahnya.

Sementara beberapa karyawan radio mulai terlihat menonton adegan 'gratis' itu. Mereka kasak-kusuk sambil berbisik karena penasaran apa yang menyebabkan orang itu mencari DJ Ming.

Yunho dan Sungmin ada di balik sebuah dinding dan mengintip semua kejadian itu.

Yunho melirik Sungmin. "Kau mengenalnya?"

Sungmin menggeleng sebagai jawaban.

"Biar aku yang menemuinya. Kau tunggu di sini," ujar Yunho lalu meninggalkan Sungmin yang belum sempat mengatakan apa-apa.

Yunho mendekati orang itu dan Sooyoung. "Maaf, apa kau mencari DJ Ming?" tanya Yunho ramah.

Orang itu memperhatikan Yunho dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Kau DJ Ming? Kupikir DJ Ming itu seorang yeoja," ujarnya sinis.

"Bukan, aku bukan DJ Ming," jawab Yunho cepat. "Kau ada perlu apa mencari DJ Ming?"

"Tidak ada urusannya denganmu. Aku ingin bertemu DJ Ming," orang itu berkata tidak puas. Ia menatap satu per satu karyawan Radio Sapphire yang dari tadi memperhatikan dirinya marah-marah.

"Apa kau DJ Ming?" tanya orang itu galak pada karyawan yeoja yang berkaca mata.

Yang ditanya jelas menggeleng. Lalu memperlihatkan id card yang bertuliskan namanya. "Bukan. Lihat, namaku Ryewook," katanya sedikit tergagap.

Tidak berhenti sampai di situ. Orang itu berkacak pinggang sambil memperhatikan karyawan Radio Sapphire. "Apa kalian sedang bersekongkol menyembunyikan DJ Ming?"

"Aku DJ Ming!" Teriak Sungmin tiba-tiba muncul dari balik dinding.

Semuanya menoleh ke arah Sungmin. Yunho dan Sooyoung membesarkan matanya karena tidak menyangka Sungmin malah memunculkan dirinya sendiri. Dan orang itu, tersenyum sinis sambil menatap tajam Sungmin.


TBC