Title: Can be Better
Disclaimer: Seluruh cast bukan milik author, tapi hati author milik Hwanggu
Cast: Park Woojin, Park Jihoon, Wanna One (minus Jisung sama Seungwoon), Ahn Hyeongseob, Yeo Seonho
Note: Cerita ini fiksi belaka, ditulis sebagai bentuk cinta author pada BunSoDan / Duo Park.
•
CBB CHAPTER I
•
Siang itu, seperti siang-siang sebelumnya, begitu bel tanda istirahat berbunyi cafeteria Geumdo Highschool, sebuah sekolah elite, langsung diserbu ratusan siswa. Meja demi meja terisi. Kecuali satu meja di sudut ruangan. Meja itu tidak rusak, namun para siswa dan siswi sudah otomatis mengosongkan tempat itu untuk sekelompok siswa terpopuler di sekolah mereka. Dan lagi-lagi seperti biasa, ketika 7 pemuda tampan mengisi tempat itu siswa-siswi disekitar mereka akan mulai berbisik kagum.
"Bagaimana kalian semua bisa makan dengan tenang selama ini?" Tanya satu dari antara siswa tampan itu melihat senior-seniornya makan dengan santai meski telinga mereka jelas terbuka lebar dan mendengar bisik-bisik di sekitar mereka, terutama seniornya dengan tanda pengenal Park Jihoon di dadanya.
"Makan saja Daehwi ya…" siswa di samping Daehwi mengusap lembut surai cokelat sang junior.
"Kau akan kelaparan selama jam sekolah kalau kau mencari ketenangan…" timpal siswa lain
"Benar sekali Jaehwanie… kita ini terlalu tampan untuk tidak dibicarakan… hahaha"
"Seungwoo hyung hentikan narsisme-mu, aku jadi mual… hehehe" siswa dengan headphone merah di lehernya menatap jengah terhadap kakak kelas dengan kepercayaan diri di atas rata-rata itu.
Yang memulai pembicaraan terlihat sangat menyesal mengajukan pertanyaan.
"Sudah makan saja ya Daehwi-ya… aku tidak mau kau kelaparan saat jam pelajaran…"
"Baiklah Jinyoung hyung" senyum sang maknae pada siswa di sampingnya sebelum memasukan sesuap nasi ke dalam mulut mungilnya.
"Hwang Minhyun, kau kemana saja eoh? Pergi begitu saja meninggalkanku di kelas" Tanya Seungwoo pada teman sekelasnya yang baru saja bergabung dengan mereka.
"Aku mengurus berkas siswa-siswa baru…"
"Berapa orang kali ini? Ada yang bisa kujadikan pengganti Bae Jinyoung?"
"Ah Jihoon hyung, kenapa kau…" yang nama disebut mendengus kesal.
"Diam kau, urus anak LA itu saja" jawab Jihoon ketus, "jadi berapa orang?"
"3… Tenang semuanya akan masuk ke kelasmu…"
"Siapa?"
"Ah sudahlah Park Jihoon, sebegitu butuh pengganti Jinyeong eoh? nanti juga kan kau tahu…"
Jihoon menatap malas orang yang mematikan antusiasnya. Jinyeong yang disebut-sebut hanya mampu menghela nafasnya berat. Hyung yang lebih tua satu tahun darinya itu selalu mengungkit-ngungkit pengganti dirinya sejak kehadiran siswa baru dari Los Angels yang kini duduk di sisi kirinya. Dia selalu merasa bersalah pada hyungnya, karna waktu mereka untuk bersama berkurang drastis. Pemilik nama keluarga Bae itu tidak bisa berbuat apa-apa dengan seorang Lee Daehwi yang selalu menempel dengannya dari hari pertama kedatangan bocah itu. Sebelum Daehwi ada, Jinyeong dan Jihoon sangat amat dekat. Dari gerbang sekolah dibuka hingga bulan hadir mereka selalu bersama. Terbiasa memiliki seseorang di sisinya, Jihoon sebenarnya merasa sangat kehilangan ketika Jinyeong ditempel bagai perangko oleh orang asing. Tapi, Jihoon bukan tipikal namja yang akan menangis tersedu-sedu, atau merajuk. Demi menjaga namanya sebagai seorang Park Jihoon, siswa pandai berkelahi yang disegani seisi sekolah, ia melampiaskan rasa sakitnya dengan mengumbar dia tidak butuh Bae Jinyoung lagi.
KRIIING
"Hari ini kita kedatangan 3 siswa baru yang akan bergabung dengan kelas kita… Ayo masuklah anak-anak" ucap sang guru penuh semangat.
Menit berikutnya 3 siswa telah berdiri tegak di depan siswa-siswi kelas tengah itu. Siswi-siswi sibuk berbisik satu sama lain. Sayup terdengar beberapa siswi mengetahui sedikit banyak tentang dua dari mereka. Ketiga siswa baru tersebut hanya tersenyum lebar menatap ceria teman baru mereka. Ralat, hanya dua dari mereka. Satu siswa dengan aura dingin tidak ikut menatap ceria seisi kelas.
"Silahkan perkenalkan diri kalian…"
"Aku Yeo Seonho… 15 tahun… aku pindahan dari Akdong Highschool…" seru siswa bersurai cokelat dengan wajah imut bagai anak ayam.
"Aku Ahn Hyeongseob… 18 tahun, dari Akdong Highschol juga…" siswa yang paling pendek buka suara dengan percaya diri.
"Lai Guanlin. 16 tahun. Taipei Highschool,"ucap siswa yang berdiri dengan penuh karisma.
"Silahkan duduk Seonho, Hyeongseob, Guanlin…"
Setelah membungkuk pada sang guru, mereka berjalan tenang menuju bagian belakang kelas. Guanlin memilih duduk di paling belakang, Seonho duduk di sampingnya. Sedangkan Hyeongseob duduk dua baris dari belakang. Di samping pemuda dengan headphone merah.
"Hi, aku Hyeongseob. Mari berteman… mmm… Woojin," ucap Hyeongseob bahagia seorang diri, tak mempedulikan Woojin yang memandanginya dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan heran, seperti meragukan kehadirannya.
"Yaah… dia sudah meninggalkanku saja…" gerutu Jihoon menghentakan kakinya kesal setelah mendapati fakta Woojin meninggalkannya ke kelas tari. Jihoon baru saja keluar dari toilet ketika tanda pergantian pelajaran berbunyi dan sepupunya itu sudah jauh di ujung lorong mendahului siswa-siswi lain. Woojin biasanya akan menyeret Jihoon ke kelas tari, karna Jihoon ini kalau tidak di tarik sering memilih bolos. Bosan katanya belajar itu-itu saja. Dan itulah yang terjadi sekarang, bukannya melangkah ke ruang tari, dia malah masuk ke kelas regularnya.
"Heung?" Jihoon menggumam bingung, melihat seorang siswa asik bermain dengan sebuah ponsel. Tidak biasanya ada orang lain selain dirinya membolos kelas, apalagi kelas tari.
Oh itu si anak baru
Jihoon mendekati siswa itu, duduk terbalik di bangku yang ada di depan siswa keturunan Taiwan itu.
"Kau tidak ikut kelas?"
"Hyung sendiri?" siswa itu malah balik bertanya, membuat Jihoon ingin mengumpat.
"Aku bertanya, kau malah balik bertanya Lai Guanlin," ucap Jihoon ketus.
"Hyung saja tidak mau jawab, kenapa aku harus jawab?"
Dan, Jihoon semakin kesal. Dia berdiri dan menarik lengan Guanlin untuk mengikutinya. Tubuh Guanlin yang lebih tinggi darinya hanya pasrah dengan tarikan Jihoon yang sangat kuat itu.
BRAK
"Maaf kami terlambat…" Jihoon membungkuk sedikit setelah membuat adegan masuk yang menarik perhatian seisi kelas. Adegan dimana siswa yang suka berkelahi masuk dengan membuka pintu secara tidak halus. Sebenarnya fakta bahwa Jihoon mengikuti kelas tari lebih menarik perhatian mereka, apalagi ia datang mencengkram lengan siswa baru. Woojin di antara siswa-siswi di sana hanya menggeleng pelan melihat kelakuan sepupunya.
•
To Be Continued
•
Sebagai author baru di dunia ff, apalagi di ffn, author HamzziHwangu masih sangat amat amatir.
Semoga para readers sekalian memaklumi kekurangan cerita ini.
Author akan dengan senang hati menerima masukan dari kalian semua, ditunggu ya review-nya.
Mampir juga ke ff author yg lain ya:
Dunia Hybrid Wanna One yang akan author end minggu ini dengan cerita couple JinHwi,
Their Story yang kemungkian akan diupdate weekend ini.
