Eyeshield 21 © Riichiro Inagaki & Yuusuke Murata

.

Mitama134666 & Iin cka you-nii Proudly Present

.

The Moonshine

Our fanfiction debut, a gift for our engagement day: 02042011

Warning : FutureFic, Chara Death, OOC (semoga tidak terlalu), GJ (pasti), typo (jaga-jaga).

.

Chapter 1: Yuuzuka Hiruma

.

Normal POV

Wanita itu menengadah sambil menyipitkan bola sapphire-nya. Di atasnya, ada langit biru menenangkan; dihiasi oleh kapas-kapas tipis yang bergerak pelan. Memandangi warna cerah tersebut, sebentuk senyum lembut pun terukir di wajahnya. Apalagi begitu angin membelai pohon sakura yang sedang mekar di sekitarnya, menyebabkan kelopak-kelopak yang tengah mekar itu berlarian ke segala arah.

Jemari tangan kiri wanita yang memakai syal hijau tua itu menyapu rambut auburn panjangnya yang penuh dengan bunga merah muda dan putih. Ah, betapa Mamori Hiruma 'tak pernah bosan dengan Prunus yedoensis yang setia menemaninya selama bertahun-tahun itu.

Tidak terasa, lima belas tahun berlalu semenjak Mamori menemukan nama adik laki-lakinya, Sena Kobayakawa, terpampang di papan kelulusan ujian masuk Deimon High. Kala itu, cherry blossom juga sedang mekar-mekarnya—seperti yang selalu terjadi saat awal tahun ajaran baru.

Mamori benar-benar seperti ibu bagi Sena waktu itu. Dan sekarang, merasakan kehangatan yang menyelimuti tangan kanannya, ia sangat bersyukur bisa menjadi seorang ibu yang sebenarnya bagi pemilik tangan itu—malaikat kecil berambut hitam panjang dan bermata emerald yang sangat cantik.

"Ayo, Yuu-chan. Kau tidak mau terlambat di hari pertama sekolahmu 'kan?" kata Mamori sambil mengeratkan genggamannya pada tangan mungil yang ia tuntun.

"Kaa-san, ini bukan hari pertama aku pergi ke sekolah!" protes gadis cilik yang berjalan malas-malasan di samping Mamori.

"Memang bukan. Tapi walau bagaimana pun, sekolahmu kali ini berbeda dengan sekolahmu sebelumnya. Jadi kau tidak boleh meninggalkan kesan pertama yang tidak bagus dengan terlambat datang ke sekolah," jelas Mamori sambil menarik putri semata wayangnya.

"Ya, aku mengerti. Tapi kaa-san, ini 'kan masih pukul tujuh pagi, sedangkan sekolah baru dimulai pada pukul sembilan," ucap miniatur Mamori itu sambil menguap kecil.

"Ayolah, lebih cepat lebih baik!" balas Mamori sambil menarik tangan yang dituntunnya.

"Ya… Ya… Tapi, kaa-san tidak perlu menuntunku, aku 'kan sudah besar! Bahkan aku juga sudah tahu jalan ke sekolah kok. Jadi kaa-san tidak perlu mengantarku seperti ini. Kaa-san berlebihan," kata anak yang sudah menggembungkan pipinya itu.

Sementara Mamori tidak tahan untuk tertawa kecil—melihat wajah lucu buah hatinya—sebelum membalas, "Nona Yuuzuka Hiruma, kau masih kelas, ralat, kau baru saja akan memulai tahun keduamu di sekolah. Jadi secara teknis, kau ini masih kecil."

"Tch!" Hanya itu jawaban Yuuzuka yang malas berdebat dengan ibunya. Selanjutnya ia pun mempercepat langkahnya menuju Toyosato Elementary School; sekolah barunya.

.

+Moonshine+

.

Suara ketukan dua pasang sepatu menggema di lorong kelas yang sepi. Pelajaran telah dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Yuuzuka Hiruma berjalan disamping seorang pria paruh baya yang merupakan wali kelas barunya. Anak kecil yang mengikat rambut hitam panjangnya dalam bentuk ponytail itu melihat-lihat barisan kelas di kiri-kanannya tanpa minat.

Setelah melewati beberapa ruang kelas yang terlihat membosankan, mereka pun berhenti di depan pintu kelas 2-1. Berbeda dengan kelas-kelas lainnya, terdengar keributan kecil dari dalam kelas tersebut. Samar-samar, dapat terdengar kalau keributan itu berkaitan dengan kedatangan anak perempuan manis yang akan bergabung di kelas mereka.

Dan dalam sekejap, keributan itu pun reda ketika pintu kelas dibuka oleh Kobayashi-sensei. Tiga puluh enam pasang mata memperhatikan Yuuzuka lekat begitu ia memasuki ruangan—mengikuti gurunya.

"Psst! Jadi itu, murid baru yang akan pindah ke sekolah kita?" bisik anak yang duduk di depan dekat dengan pintu.

"Sepertinya begitu. Kawaii," ujar teman sebangkunya.

"Kelihatannya dia cerdas ya!" bisik anak yang lain.

"Wew... saingan baru nih," ujar anak di sebelahnya sambil mengangkat bahunya.

"Eh, katanya dia itu anak dari Youichi Hiruma, pemain NFL yang baru saja kembali ke Jepang loh!" kata seorang anak berkacamata yang duduk di depan. Ia mengucapkan kalimatnya tadi keras-keras—tanpa disadarinya, memancing bisik-bisik lain di kelas itu.

Tiba-tiba merinding merasakan dingin dari aura hitam yang menguar dari tubuh Yuuzuka Hiruma karena mendengar namanya disebut-sebut dalam bisik-bisik yang gagal itu, Kobayashi-sensei pun mengambil tindakan cepat dengan berkata, "Baiklah, anak-anak. Kenalkan teman baru kalian. Bapak harap kalian bisa berteman baik dengannya."

"Hai," sahut semua muridnya.

"Hi... Hiruma-san, silahkan masuk," Kobayashi-sensei sedikit bergetar saat menyebutkan nama marganya.

Datanglah Yuuzuka dengan cahaya gelap yang menyelubungi tubuhnya. Ia menyeringai, namun gigi-giginya tidak seperti ayahnya, "Yuuzuka, Hiruma Yuuzuka. Yoroshiku!"

.

Deg... Deg... Deg...

.

Jantung para siswa berdebar-debar begitu melihat kehadiran Yuuzuka. Entah karena dia manis atau karena sikapnya yang sangat bertolak belakang dengan parasnya, hanya Tuhan yang tahu.

"Ka... kau bisa duduk di pojok situ," Kobayashi-sensei menunjuk pojok kelas dengan gemetaran.

"Pojok? Aku duduk di pojok?" ujar Yuuzuka dengan nada tinggi. Alisnya yang sudah menyatu berkedut-kedut kecil.

"Ka... kalau tidak mau duduk di pojok bisa duduk di mana saja kok. Pa... pasti tidak ada yang keberatan," kata Kobayashi-sensei dengan gugup.

"Benarkah?" tanya Yuuzuka dengan nada memastikan.

"Tentu saja! Benarkan anak-anak?" tanya Kobayashi-sensei.

Anak-anak mengangguk kaku.

"Tidak apa-apa. Aku juga suka duduk di pojok," Yuuzuka mengubah ekspresinya menjadi seorang malaikat dan berjalan dengan lembut ke pojok.

'Kepribadian ganda!' pikir Kobayashi-sensei yang rahang bawahnya sudah mendarat di lantai kelas. Sebenarnya bukan hanya Kobayashi-sensei saja yang berpikir begitu—dilihat dari banyaknya rahang lain yang berserakan bersama rahang milik sang guru—tapi semua kepala yang ada di sana pun berpikir demikian. Sedangkan orang yang mereka pikirkan sedang duduk manis sambil membuka bukunya, bersiap untuk mulai belajar.

Dengan wajah innocent dan sifat yang bercampur aduk antara setan dan malaikat milik Yuuzuka Hiruma, baik Kobayashi-sensei maupun teman-teman barunya tidak tahu harus bersyukur atau malah bersedih karena mendapatkan gadis kecil itu di kelas mereka.

Yuuzuka Hiruma -End-


Tsuzuku...


MitamaIin's note: Di sini openingnya nyeritain soal Yuuzuka dulu.. Ceritanya HiruMamo family setelah menikah pindah ke amerika gara2 hiruma yang jadi atlet pro disana. Terus pas Yuuzuka (jadinya umur 7 th) kelas 2 SD, mereka pindah lagi ke Jepang karena Hiruma mau bikin tim japan all star buat tanding sama temen2nya yang di amerika. :D


Iin: Ya~! Ini dia~ karya tercinta yang dibuat dengan penuh kasih sayang oleh Iin dan Mitama :D

Mitama: Kekeke... ini adalah cerita peresmian kami menjadi sepasang tunangan 3:)

Iin: Hihihi... kami minta hadiah kalian berupa review dan fave XD #dor

Mitama: Mamiiih~ ayo kita kabur... katanya mau jalan-jalan :D

Iin: Tapi tutup dulu Papih!

Mitama: Anything for you, honey~

Iin: Gyaaaa! Dasar gombal!

Mitama: Review please!

Iin: see ya at the next chappie!