"Jaehyun! Selamat datang di Seoul!"

Baru saja Jaehyun turun dari taksi dengan papahnya, dia disambut oleh paman dan bibinya yang tersenyum lebar padanya dan papahnya. Jaehyun tersenyum kecil, matanya masih agak bengkak karena seminggu menangis. Dia berjalan menuju pintu rumah sambil membawa koper dan tasnya. Paman dan bibinya menatap Jaehyun iba.

"Udah 14 tahun, kan? Jangan cengeng, yaa? Di sini bagus kok. Nanti kamu sekolah dan punya banyak teman baik-baik." Hibur pamannya sambil mengacak rambut Jaehyun. Jaehyun mengangguk malu-malu, ia malu karena ia menangis di hadapan paman dan bibinya

"Masuk dulu sayang. Kamu mandi dan istirahat di kamar atas."

Jaehyun, sebelum pindah ke Seoul, adalah anak yang benar-benar gak bisa main di luar. Mamahnya mengidap OCD aneh yang harus melihat semuanya rapi dan bersih-sih-sih-sih. Mamahnya gak suka kalau Jaehyun main di luar bareng anak-anak lain, takut kotor, ga sehat. Jadi Jaehyun di homeschooling oleh mamahnya. Mamahnya Jaehyun itu pinter, mamahnya itu seorang apoteker. Tapi meskipun begitu, Jaehyun sangat sayang sama mamahnya.

Mamahnya Jaehyun meninggal sebulan yang lalu saat dia dan mamahnya sedang tertidur. Jaehyun sangat sedih, mamahnya meninggalkan dia sementara dia dan mamahnya sedang tidur berdua sehabis mamahnya membacakan cerita. Jaehyun sangat sedih sampai-sampai ia menelepon 911 sambil menangis tersedu-sedu. Jaehyun sangat kehilangan.

Setelah seminggu menangisi mama-nya, papahnya Jaehyun memutuskan untuk memindahkan Jaehyun ke Seoul. Jaehyun mau-mau saja karena dia tak punya siapapun lagi, ayahnya yang bekerja sebagai dosen sangat sibuk, tidak bisa menemani Jaehyun di rumah. Sedangkan Jaehyun menolak untuk pergi ke sekolah.

Dan disinilah Jaehyun, di Seoul. Tempat kelahiran mama dan papanya. Di rumah paman dan bibinya. Ayahnya tinggal di sini selama seminggu sebelum memutuskan untuk kembali ke tempat mereka di luar negeri, mengajar sebagai dosen. Jaehyun setuju-setuju saja.

"Jaehyun, kamu jangan nakal di sini. Rajin belajar dan bantu paman dan bibi. Jangan menyusahkan mereka. Sampai jumpa, nak." Kata papa Jaehyun lembut sambil mengelus kepala Jaehyun. Hari ini hari jumat, dan papanya Jaehyun sudah harus masuk lagi mengajar di kampusnya. Jaehyun mengangguk patuh.

"Sampai jumpa, dad. Hati-hati di jalan."

"Bye, son."

Paman dan bibinya Jaehyun ikut menyaksikan perginya taksi yang ditumpangi papa Jaehyun dari pintu depan, sedangkan Jaehyun berdiri di jalan sambil terus melambaikan tangan hingga papanya sudah pergi jauh, tak terlihat lagi.

"Ayo masuk, Jae. Mulai saat ini, anggap kami sebagai orangtuamu juga, ya?"

Jaehyun mengangguk patuh lalu masuk ke dalam rumah, bertanya-tanya bagaimana nanti kehidupannya selanjutnya...

.

.

.

author's note :

setelah sekian lama berusaha mendapatkan mood untuk menulis, akhirnya bisa menulis lagi. aku sudah bergabung disini sebelumnya, aku juga mempublish cerita. tapi aku memilih untuk men-discontinuednya saja karena idenya udah ilang begitu saja huhu i'm sorry!

aku akan menulis tentang nct dan exo kedepannya. kalau tulisanku sebelumnya itu kayak yang baku banget, di sini aku berusaha untuk se-santai mungkin.

buat kalian yang bingung, usia yang aku pakai gak berpatokan sama hyung line. bisa dibilang mereka seumuran, tapi para 'alfa' disini mereka lebih kakak dibanding para 'omega', kecuali markhyuck yang menurutku Mark lebih cocok dengan usia yang lebih tua setahun dari Haechan hehe. omega line itu seumuran semua, sedangkan alfa line beda, Johnny yang paling kakak sedangkan Haechan yang paling adik.

semoga kalian mengerti dan gak bosan dengan ceritaku ini. review dari kalian sangat kuhargai!