Bangtan Warm Winter
Author : TaetoE
Genre : Family/friendship/hurt/romance/yaoi(sedikit)
Rated : T
Main Cast : All BTS member, JB (GOT7), Lee Song Kyu (OC) ,and others.
Disclaimer : Saya hanya meminjam nama mereka untuk cerita yang murni dari otak saya ini. Mohon maaf jika ada bahasa atau penokohan yang tidak berkenan, ne? Typo bertebaran (?) alur berantakan, dll.
"Aku tidak peduli walau kau tak lagi memperhatikanku, aku akan selalu mengawasimu. Walau kau tidak juga menyadarinya, aku akan tetap berusaha melindungimu, Jeon Jungkook.."
-Kim Taehyung-
"Hyung, ayo pulang.." Suara itu kembali menyapu gendang telinga. Membuyarkan semua lamunan dalam benakku sore itu. Aku mendongak mencari asal suara, sampai mendapati seorang pemuda yang sudah menyampirkan tas ransel hitamnya di pundak. Tangan kanannya seperti biasa selalu membawakan tasku, padahal aku tidak pernah memintanya melakukan hal yang menurutku sia-sia itu.
Aku menatap lamat-lamat pemuda yang sudah menjadi teman sekaligus dongsaeng terdekatku selama dua tahun terakhir ini. Tanpa komando tangan kananku mengambil alih tas cokelat yang ia bawakan. Ia tersenyum riang, lantas merangkul bahuku dengan akrab seperti biasa. Aku hanya membalasnya dengan senyum kecil.
Cerita dan gurauan yang keluar dari mulutnya, memenuhi jalanan sepi yang kami lalui petang itu. Aku pun dengan senang hati mendengarkan dan sesekali memberinya komentar. Pemuda riang yang saat ini berjalan di sampingku tertawa lepas sekali, seolah ia baru saja mendapatkan sesuatu yang sudah ia idamkan selama hidupnya. Jeon Jungkook, namja riang di samping ku ini benar-benar tidak pernah kehabisan topik untuk dibicarakan.
"Hyung.. hyung.. apa kau masih punya minum? Aku haus.." tanya Jungkook sambil menoleh padaku. Jadi ini alasannya ia terdiam sejak lima menit yang lalu, anak ini kehausan. Matanya masih memandangku penuh harap. Aku pun menghela napas pelan dan tersenyum padanya.
"Kau jalan duluan saja ke halte. Sudah tidak jauh kan? Aku akan membeli minuman.." ujarku singkat. Ia mengangguk patuh dan langsung berjalan ke sebuah halte yang memang merupakan tempat kami biasa menunggu bus untuk pulang. Kebetulan tidak jauh dari tempat ku berdiri ada sebuah toko. Kakiku lantas melangkah cepat ke sana.
.
.
.
.
.
"Aah..segarnya! Gomawo,hyung!" Jungkook tersenyum lebar menampakkan deretan giginya saat ia telah meminum habis setengah botol minuman yang baru ku belikan. Aku hanya tersenyum dan mengacak rambutnya pelan. Sudah sepuluh menit kami menunggu di halte dan tidak ada satu pun bus yang datang. Mungkin karena ini sudah sangat sore. Aku pun memutuskan membuka ponselku agar tidak bosan.
"Kau malihat apa, hyung?" tanya Jungkook dengan polosnya sembari menempatkan diri di sebelahku. Aku menoleh padanya sekilas dan kembali fokus pada ponselku. Sama sekali tak mengubris pertanyaannya tadi. Melihat kesempatan ini, membuatku mengubah niat yang mulanya hanya ingin mendengarkan lagu dari ponsel.
Cekrek!
Tanpa izin aku mengambil selca bersama Jungkook yang justru menampakkan wajah terkejutnya, mungkin karena aku berpose seolah akan mencium pipinya. Aku hanya terkekeh kecil melihat hasil foto itu.
"Yaak! V hyung! Apa yang.. kau lakukan eoh?!" seru Jungkook sambil bergeser menjauh dariku. Aku akui, wajahnya terlihat menggemaskan saat panik seperti ini.
"Hanya mengambil selca denganmu, Kookie. Tidak boleh?" tanyaku santai seraya memasukkan ponselku kembali ke dalam saku celana. Ku lihat Jungkook hanya memajukan bibirnya sambil menyilangakan kedua tangannya di depan dada. Dan setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara kami. Sampai..
"Hyung.. kira-kira.. sekarang dia sedang apa ya? Apakah sudah makan?" celetuk Jungkook tiba-tiba. Aku menoleh padanya dengan tatapan tajam. Beruntung ia tidak melihatnya karena sekarang namja itu sedang mendongak menatap langit sore dengan senyum bahagia di wajahnya. 'Untuk siapa senyumanmu itu, Kook? Dia? Tidakkah kau menyadari bahwa yeoja sialan itu tidak pantas menerima senyummu?' pertanyaan-pertanyaan yang tidak berhasil keluar dari mulutku ini terus berputar memenuhi pikiranku. Membuatku mengerang frustasi dalam hati.
Aku terus saja berkutat dengan segala pikiranku mengenai perkataan Jungkook. Bagaimana bisa ia menyukai yeoja itu?! Apa yang membutakan hatimu Jeon Jungkook?
"Hyung! Bus nya sudah datang! Ayo cepat.." seruan Jungkook sukses membuyarkan lamunanku. Tanpa membalas perkataannya aku segera masuk ke dalam bus. Dan tanpa diduga, pikiranku justru semakin kacau selama di bus karena mendengar segala 'curhatan' Jungkook yang lagi-lagi mengenai yeoja itu. Kalian pasti sudah bisa menebak bahwa saat ini seorang Jeon Jungkook sedang jatuh cinta. Yaa..aku selalu berusaha untuk tidak memperdulikan hal itu. Tapi entah mengapa, setiap kali ia bercerita tentang 'nya' aku selalu merasa kesal.
.
.
.
.
.
Pukul 02.00 pagi. Aku terpaksa membuka mataku.. Deringan ponsel memaksaku untuk bangun.
'Oh ayolah..ku mohon.. bantulah aku,V!'
"Sudah ku bilang, aku tidak bisa, Jimin-ah"
'Kau tahu kan, besok adalah hari penting untukku dan Yoongi hyung. Ku mohon..' Jimin, orang yang tega mengganggu tidurku malam ini tidak habis-habisnya memohon agar aku bersedia meminjamkan mobilku padanya.
"Salahmu kenapa membolos. Mobilmu jadi disita orang tuamu kan.. sudahlah aku tidak mau ikut campur" ujarku malas, tidak tahu kah kau Park Jimin bahwa aku masih sangat mengantuk sekarang!
'Ayolah~ Kim Taehyung ku mohon.. kali inii saja!' suaranya terdengar memelas bahkan sampai menyebut-nyebut nama asliku. Aku jadi tidak tega dengan sahabatku yang hiperaktif itu. Yaah..lagi pula aku jarang sekali bepergian dengan mobil pribadi, ku pikir tidak ada salahnya jika mengizinkan Jimin berkencan menggunakan mobilku. Ironisnya, aku sebagai pemilik mobil justru tidak pernah sekali pun pergi berkencan -,-
"Huft..baiklah. Nanti pagi datanglah dan ambil mobilku. Ku beri kau batas waktu sampai jam sembilan malam" ujarku singkat.
'Benarkah?!'
"Nhe. Lagi pula besok kan hari Minggu, aku hanya akan bermalas-malasan di rumah. Kau pakai saja mobilku"
'Aah~ gomawo Taehyungie! Kau benar-benar mengerti kondisiku!' suara Jimin terdengar sangat senang di sebrang sana. Aku hanya berdeham singkat dan segera memutuskan sambungan telepon, berharap bisa kembali ke dunia mimpi.
.
.
.
.
.
Author pov.
"Mati kau! Mati! Mati! Mati! Ahahaha.." gelak tawa evil milik Hoseok memenuhi setiap sudut ruang tengah. Taehyung atau yang biasa dipanggil V hanya menatap 'hyung'nya itu dengan malas. Hari Minggu memang jadi waktu yang cocok untuk menghabiskan waktu dengan bermain PS, tapi tentu akan sangat menyebalkan jika kau kalah dalam permainan itu. Itu yang Taehyung alami sekarang. Setelah satu jam ia bermain bersama Hoseok selalu saja ia yang kalah.
"Ah..Hyung ini berisik sekali sih, seperti tidak pernah menang saja-,-" gerutu Taehyung kesal. Ia putuskan untuk merebahkan dirinya tepat di samping Hoseok dan langsung sibuk dengan ponselnya.
"Aigoo..Taehyungie kesal yaa?" goda Hoseok sambil membereskan seperangkat PS yang sudah selesai mereka gunakan. Ia pun juga merebahkan dirinya di samping Taehyung. Hoseok dan Taehyung memang tinggal bersama, itu karena orang tua mereka adalah sahabat baik sejak kecil, mereka pun sepakat agar Hoseok dan Taehyung pergi dan tinggal di Seoul untuk menamatkan SMA di sana. Jadilah sebuah apartement dan dua mobil menjadi bekal dari orang tua mereka masing-masing.
"Siapa itu? Kekasihmu?" tanya Hoseok antusias saat ia melihat Taehyung yang menatap lekat-lekat sebuah foto di ponselnya. Foto yang Taehyung ambil saat menunggu di halte bus kemarin. Foto yang menampakkan seorang namja berambut hitam dengan ekspresi kaget dan seorang namja lagi yang tidak lain adalah Taehyung.
"Cih.. apa maksudmu,hyung? Dia itu hanya hoobae-ku, kami akrab karena tergabung dalam ekskul yang sama" tukas Taehyung dengan malas. Ia pun memiringkan tubuhnya membelakangi Hoseok.
"Ohh benarkah? Tapi foto itu terlihat seperti foto sepasang kekasih, lagi pula..hoobae-mu itu cukup manis kok. Siapa namanya?" Hoseok terus saja menggoda Taehyung. Yang digoda tidak memberi respon apapun. Hoseok yang mulai kesal akhirnya menendang kaki Taehyung dengan cukup kuat. Hal itu membuat Taehyung kaget dan langsung bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk bersila.
"Aish, hyung! Ada apa sih?!" Taehyung akhirnya menjawab sambil menatap Hoseok kesal.
"Siapa nama namja manis itu, Taehyungie?" ujar Hoseok mengulang pertanyaannnya. Sungguh dalam hati ia bersorak kegirangan karena berhasil menggoda dongsaeng-nya ini.
"Jeon Jungkook. Kenapa? Kau menyukainya,hyung?" kali ini ganti Taehyung yang menggoda Hoseok. Tapi lawan bicaranya itu hanya menggelengkan kepalanya singkat dan justru beranjak pergi ke dapur dengan santainya sambil bernyanyi-nyanyi tidak jelas. Sebut saja dia sedang latihan rap.
Taehyung mendengus kesal dan kembali menatap foto di ponselnya. Senyum miris terukir di bibir tipisnya. Kejadian dua hari yang lalu kembali berputar di kepala Taehyung dengan jelasnya..
*flashback
Taehyung, namja kelas dua SMA itu nampak asyik mendengarkan lagu dari aerphonenya. Selagi jam istirahat sedang berlangsung, tidak ada salahnya ia pergi ke atap sekolah dan menikmati pemandangan dari atas sana, bukan? Sebenarnya bukan hanya untuk menikmati pemandangan, tapi ia juga sedang menunggu seseorang di sana. Sekali dua kali ia akan melihat sekeliling mencari keberadaan orang tersebut.
"Hyung!" suara yang familiar itu menyerukan nama Taehyung dengan semangat. Namja yang tidak lain adalah Jeon Jungkook—siswa kelas satu itu—nampak berlari kecil mendekati Taehyung yang berdiri di tepi pagar pembatas. Taehyung melepas earphone-nya dan menoleh ke arah Jungkook.
"Hyung..ini untukmu. Oh iya, kau sekelas dengan Song Kyu noona kan?" tanya Jungkook tiba-tiba, bersamaan dengan tangan kanannya yang mengulurkan sebotol minuman. Taehyung menerima pemberian Jungkook tapi disertai dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Taehyung yang sebenarnya tidak tertarik, apalagi jika mendengar nama yeoja itu. Ia memilih untuk menatap lurus ke depan bukannya menoleh pada Jungkook yang sekarang sudah berdiri tepat di sampingnya.
"Aku ingin tanya, hyung. Apa makanan kesukaannya?" tanya Jungkook dengan senyum riang dan mata berbinar.
"Kenapa kau bertanya hal seperti itu? Kau...menyukainya?" Taehyung balik bertanya, masih dengan tatapan lurus ke depan. Jungkook yang berdiri di sampingnya tidak kunjung menyadari perubahan sikap Taehyung dan justru terlihat mengulum senyum dengan semburat merah di kedua pipinya.
"Eumm..tapi hyung jangan bilang pada siapa pun, oke? Ya..aku menyukainya. Sangaat.. menyukainya!" ujar Jungkook dengan penekanan saat ia mengatakan kata 'sangat'. Semburat merah semakin terlihat jelas di kedua pipinya yang putih. Taehyung melirik ke arah Jungkook lewat sudut matanya. Ia pun menoleh pada namja bermarga Jeon itu.
"Kenapa kau menyukai Song Kyu? Kenapa bukan yeoja lain saja? Apa kau tidak takut kalah bersaing dengan banyak namja di sekolah ini? Kau tahu sendiri kan.. Song Kyu itu yeoja populer atau bisa dibilang, dia adalah Bintang Sekolah?" Taehyung bertanya dengan ekspresi santai namun tetap memandang Jungkook dengan tatapan tajam. Jungkook menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan wajahnya yang sejak tadi merona malu.
"Aku tidak akan takut, hyung.. akan ku pastikan dia menjadi milikku!" seru Jungkook dengan anggukan tegas, "Lagi pula tidak ada salahnya memperjuangkan seorang sunbae yang manis dan baik kan? Kau tahu hyung, dia pernah menolongku saat hari pertamaku di sekolah ini.. dan itu tidak pernah hilang dari ingatanku" lanjut Jungkook. Gurat wajahnya yang melukiskan kebahagiaan itu, membuat Taehyung mengurungkan niat untuk mengatakan yang sebenarnya pada Jungkook. Membuatnya hanya bisa tersenyum simpul dan menepuk bahu Jungkook.
"Baiklah kalau begitu, aku hanya berharap semoga kau bahagia, Jungkookie.." ucap Taehyung disela-sela acaranya menepuk bahu Jungkook. Setelah itu ia pun memutuskan untuk melangkah kembali ke kelas. Namun baru dua langkah ia menjauh, Taehyung membalikkan tubuhnya kembali menghadap pada Jungkook, lantas tersenyum penuh arti.
"Ah iya, satu lagi.. makanan kesukaan Song Kyu adalah marsmallow hangat yang di dalamnya terdapat lelehan cokelat. Aku yakin ia akan sangat senang jika kau memberikan itu" kata Taehyung nampak tenang. Jungkook langsung membulatkan matanya, senang.
"Woah..kau bahkan tahu apa yang benar-benar Song Kyu noona sukai. Akan ku berikan itu hyung! Terima kasih yaa" Jungkook berseru senang dan langsung berlari dengan semangat sambil melambaikan tangan, tanpa komando ia justru kembali ke kelasnya mendahului Taehyung.
'Tentu saja aku mengetahui hal itu, Jungkook-ah..' gumam Taehyung dalam hati. Ia menatap nanar punggung Jungkook yang perlahan-lahan menjauh.
'Karena dulu.. Song Kyu..'
'.. pernah bersamaku'
Taehyung pov.
Kedua kakiku berjalan gontai menuruni tangga sekolah dengan tujuan yang tidak lain adalah kelasku sendiri. Semua perkataan, pertanyaan, mimik muka, bahkan pernyataan suka yang Jungkook tujukan untuk yeoja itu terus berputar dalam benakku. Yeoja yang pernah mengisi setiap inci ruang di hatiku, menemaniku menjalani hari demi hari bersama, membuatku tersenyum sekaligus.. terpuruk dalam kesedihan.
Lee Song Kyu, semua kenangan indah bersama yeoja itu selama kami masih duduk di kelas satu seolah tak bisa hilang dari memoriku. Apa aku cemburu karena Jungkook menyukainya? Atau..Berpikir untuk kembali bersamanya? Tidak sama sekali! Semua sikap manisnya padaku di waktu lampau, semua itu.. Hanya skenarionya untuk menjatuhkanku masuk ke dalam jurang kebencian. Aku bahkan masih ingat kejadian setengah tahun yang lalu, saat aku akan memberinya kejutan ulang tahun.
Sangat sulit mempercayai mataku saat aku dengan jelas melihat perlakuan kasarnya pada sahabatku kala itu. Song Kyu dan dua orang namja bertubuh kekar dengan mudahnya membanting tubuh Jimin hingga menabrak pagar besi di halaman belakang sekolah. Sungguh berbeda dari Song Kyu yang ku kenal, selain itu Jimin dan Song Kyu juga tak pernah punya masalah saat di kelas. Maka jadilah kejadian itu membuatku benar-benar yakin untuk mengakhiri hubunganku dengan Song Kyu. Dan sejak itulah kebenaran mulai terungkap.
Aku sangat mengerti jika Song Kyu memang merupakan anak dari pengusaha terkaya di Seoul, tapi ternyata itu tidaklah cukup untuk mengenal seorang Lee Song Kyu. Gadis cantik—yang selalu dianak emaskan oleh hampir semua guru itu—ternyata punya segudang kebohongan yang ia buat untukku. Hanya untukku. Bisa kau bayangkan jika selama ini ternyata kekasihmu bersikap manis hanya saat kau sedang ada di hadapannya, dan selepas itu ia akan jadi penjahat yang membully semua temanmu? Apa bisa kau menerima itu?
Sejak aku putus dengan Song Kyu, ia benar-benar berubah. Sangat kasar dan licik. Semua teman bahkan guru yang mengajar di kelasku ternyata mengetahui hal itu. Setelah ku paksa Jimin, akhirnya ia mau mengatakan bahwa sejak awal Song Kyu memang sangat sering membully semua anak di kelas, bahkan para guru pun tidak akan berani melarangnya hanya karena status sosialnya yang tinggi. Jimin juga berkata bahwa semua siswa kelas tidak boleh mengadukan atau membicarakan perbuatan Song Kyu, termasuk menceritakannya padaku. Jimin bilang itu karena Song Kyu sangat menyukaiku sehingga ia tidak mau terlihat jahat di depanku. Sungguh licik.
Tapi semua drama yang ia mainkan di depanku sudah terbongkar. Aku benar-benar tidak pernah bicara lagi pada Song Kyu, dan hal itu justru membuatnya semakin 'gila'. Dia tidak akan takut membully seseorang walau aku sedang berada di situ dan melihatnya. Tapi anehnya ia tidak pernah sekali pun membully ku atau menyuruh pria kekar untuk menghajarku. Apa dia takut? Saat aku bertanya hal itu pada Jimin, ia hanya bilang bahwa Song Kyu masih menyukaiku. Cih, apa peduliku!
Satu-satunya hal yang aku pedulikan sekarang adalah keyataan bahwa sekarang Jungkook menyukai yeoja jahat itu. Sehari yang lalu aku sudah memperingatkan Jungkook soal sifat Song Kyu, dan ia benar-benar tidak mempercayaiku, alasannya adalah karena ia tidak pernah melihat Song Kyu berbuat jahat pada siapapun. Bahkan Jungkook sempat menjauhiku karena aku terus saja bersikeras menjauhkannya dari Song Kyu. Sungguh hal itu membuatku frustasi.
Bagaimana pun juga aku tidak akan membiarkan Song Kyu membuat Jungkook menjadi korban berikutnya. Terlebih lagi, Jungkook adalah anak bungsu dari kepala sekolah kami. Aku yakin Song Kyu pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Kalau sampai mereka berpacaran Song Kyu bisa semakin..tidak terkendali.
'Ohh..what should I do? Ah begini saja.. tunggu! Tidak! tidak bisa! Pasti semakin rumit. Eumm kalau begini..aah, tidak mungkin jugaaa..' aku terus meraung kebingungan dalam hati. Sampai ku dengar ada suara yang memanggil namaku..
*Back to normal
Author pov.
"Yach, Kim Taehyung! Apa yang kau lakukan eoh?! Cepat buka pintunya! Kau mau orang di depan pintu itu sampai berlumut menunggu?!" teriakan Hoseok dari arah dapur membuyarkan lamunan Taehyung. Membuat namja bersurai cokelat itu sontak berdiri dan langsung berlari ke arah pintu apartement mereka. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa ia tidak mendengar suara bel pintu sejak tadi.
"Jimin-ah? Sedang apa kau di sini?" Taehyung bertanya polos saat ia dapati Jimin sedang berdiri di depan pintu dengan wajah merah padam menahan marah. Kilatan api seolah mengisi tatapan mata namja yang lebih pendek dari Taehyung itu.
"Kau tidak kunjung membukakan pintu..dan sekarang! Kau lupa dengan kesepakatan kita di telepon semalam,Tae?!" Jimin berseru garang, melampiaskan semua kekesalannya pada sosok abnormal di hadapannya.
"Di telepon? Semalam?... Ah! Kau mau meminjam mobilku kan?" Taehyung balik bertanya dengan wajah innocent-nya. Jimin hanya menatapnya jengkel. Dengan cengiran khasnya Taehyung berbalik dan langsung mengambil kunci mobil miliknya di dalam kamar. Namun saat matanya sekilas melihat ponselnya, ada pesan masuk dari Jungkook terpampang dengan jelas di layar. Taehyung pun membacanya dengan cepat. Setelah selesai ia segera mengambil jaket dan topi hitamnya.
"Jimin-ah, ini kunci mobilku. Tapi bisakah kau mengantarkan aku ke taman kota sebelum kau pergi menjemput Yoongi hyung? Tolonglah..Jungkook menungguku di sana" jelas Taehyung seraya mengenakan jaket dan topinya. Jimin hanya mengangguk paham dan tersenyum. Jimin juga cukup akrab dengan Jungkook, apalagi saat keduanya sadar bahwa mereka mempunyai hobi yang sama yaitu menyanyi.
.
.
.
.
.
Sudah setengah jam Taehyung memutari taman itu sendirian, namun Jungkook tak kunjung ia temukan. 'Di mana sebenarnya namja itu? Ia tidak mungkin membohongiku kan..' pikirnya. Tak punya pilihan, Taehyung akhirnya memilih untuk duduk di salah satu kursi panjang di taman yang cukup sepi itu, berharap Jungkook akan segera muncul dari tempat persembunyiannya, jika saja itu memang terjadi(?)
"Hyung!.. Annyeong~" seperti yang Taehyung harapkan, Jungkook tiba-tiba saja menampakkan diri(?) dan langsung duduk tepat di sebelah hyung-nya itu. Ia tersenyum riang seperti biasanya, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang terkadang sudah seperti model untuk iklan produk pasta gigi.
"Kenapa tiba-tiba kau ingin bertemu denganku di sini?" Taehyung bertanya to the point.
"Aku ingin berterima kasih padamu, hyung.." ungkap Jungkook dengan senyum manisnya. Taehyung membalasnya dengan tatapan bingung, seolah bertanya 'terima kasih untuk apa?'. Beruntung Jungkook bisa mengerti arti tatapan namja yang lebih tua darinya itu.
"Aku berhasil, hyung.. tadi pagi-pagi sekali aku nekat mendatangi rumah Song Kyu noona. Meski tanganku gemetar, tapi ia mau menerima marshmallow dariku. Walau aku menyatakan kata 'saranghae' padanya dengan terbata-bata dan penuh rasa gugup, tapi.. lima menit kemudian ia dengan satu tarikan napas berkata pelan 'nado saranghae'.." cerita Jungkook diakhiri dengan senyum bahagia terukir di wajahnya. Matanya memandang lurus ke atas menatap langit yang nampak cerah pagi itu, mungkin membayangkan wajah Song Kyu.
Taehyung hanya diam membatu sejak Jungkook memulai ceritanya. Ia tahu hal ini pasti akan terjadi, Jungkook memiliki Song Kyu sekarang. Tidak. Lebih tepatnya Song Kyu yang memiliki Jungkook. Taehyung benar-benar tidak bisa berkata lagi. Bibirnya kelu. Untuk sekarang ia masih tidak berani menyimpulkan bahwa Song Kyu hanya akan memanfaatkan Jungkook, bisa saja kali ini Song Kyu memang benar-benar tulus. Entahlah, kepala Taehyung terasa berputar hanya dengan memikirkan hal itu.
"Hyung, ayo kita cari sesuatu. Aku akan mentraktirmu seharian ini sebagai bentuk terima kasihku" ujar Jungkook sambil menarik-narik lengan Taehyung layaknya anak kecil. Taehyung hanya menerima perlakuan Jungkook tanpa berkata apapun. Pikirannya terlalu kacau untuk menentukan kata apa yang harus keluar dari mulutnya.
TBC..
Gaje kah? #krikkrik.. mian readers-nim.
Harap maklum, ini FF pertamaku..
niatnya mau bikin oneshoot, tapi ternyata kepanjangan -,- mungkin bakal ada 3 chapter.
Sekali lagi maaf ya. Mohon kritik dan sarannya~ Gomawo~ ^^
