Pemuda manis itu terus menatap pantulan dirinya di cermin. Kulitnya bertambah pucat sejak terakhir kali dia melihatnya. Bibirnya tak lagi merah merekah seperti dulu. Matanya bahkan tidak bersinar, tidak lagi secerah yang dikatakan orang-orang. Tapi pemuda itu tidak peduli. Hari ini ia telah memantapkan hatinya untuk bertemu dengan seseorang yang membuat fisik dan psikisnya berubah drastis.
Cho kyuhyun, pemuda manis itu, berdiri lama di depan restoran favoritnya dulu. Entah sudah berapa jam ia menatap lelaki itu. Lelaki yang membuatnya bahagia sekaligus menderita di waktu yang berbeda.
Kakinya dengan sangat berat melangkah maju, mendekati tempat penuh sejarah baginya dulu bersama lelaki itu. Tapi tiba-tiba tubuhnya berhenti, dan bibirnya gemetar.
Cho Kyuhyun sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan menangis lagi. Karena air matanya sudah ia habiskan dalam hampir tujuh bulan yang lalu.
Tapi melihat lelaki tampan di ujung meja restoran itu tersenyum bahagia bersama dengan seorang wanita cantik yang tidak dikenalnya, membuat air matanya kembali mendesak keluar.
Ia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi menatap langit, membuat matanya perih karena sengatan matahari. Tapi ia tidak peduli. Ia hanya ingin air matanya tidak lagi jatuh.
Dan pada akhirnya, ia memantapkan dirinya memasuki restoran mewah itu. Mendekati sebuah meja berisi dua orang anak manusia yang tengah tertawa riang.
"Kyuhyun." Seru lelaki tampan berlesung pipi itu setelah melihat kedatangan Kyuhyun.
"Duduklah. Kami sudah menunggumu dari tadi." Lanjutnya dengan senyum yang merekah.
Tanpa berkata apapun, Cho Kyuhyun duduk di hadapan Choi Siwon dan wanitanya.
"Bagaimana kabarmu Kyu?" tanya Siwon masih dengan senyumnya yang merekah. Membuat hati Kyuhyun berdebar sekaligus sesak di saat yang bersamaan.
Bagaimana bisa seorang Choi Siwon menanyakan kabarnya. Tidak bisakah lelaki itu melihat dan merasakannya. Betapa dirinya menderita.
Tapi Cho Kyuhyun tetap ingin terlihat bahagia, maka ia tersenyum tulus untuk lelaki di hadapannya.
"Aku baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana?" tanyanya lirih.
Pemuda tampan di hadapan Kyuhyun kemudian tertawa renyah. "Seperti yang kau lihat Kyu. Keadaanku luar biasa."
Seketika itu, air mata kembali mendesak turun. Ia merasa sangat bodoh. Bagaimana mungkin ia masih menanyakan keadaan lelaki itu. Padahal ia tahu jelas bahwa lelaki itu benar-benar bahagia.
"Ada apa Kyu?" pertanyaan Siwon membuyarkan lamunannya.
Cho Kyuhyun mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum menatap lelaki itu.
"Tidak. Tidak apa-apa."
"Aku pergi dulu Kyu." Choi Siwon tersenyum menawan sambil merangkul wanita di sampingnya.
"Jangan lupa datang. Kami sangat mengharapkan kehadiranmu." Lanjutnya sebelum pergi menjauh dari tubuh Kyuhyun, dan tentunya menjauh dari kehidupannya.
Dan sekarang Cho Kyuhyun tidak bisa menahan air matanya lagi. Tangannya dengan kuat meremas sebuah kertas berisi undangan pernikahan Choi Siwon dan Choi Sooyoung, tunangannya.
Sambil terus menatap punggung sepasang kekasih itu, memori yang ada di kepala Cho Kyuhyun terus berputar cepat.
"Hyung, ini kah kartu undangan pernikahan kita?"
"Apakah kau suka sayang?"
"Sangat. Kau memang yang terbaik Hyung."
Dan sekarang tangisannya semakin kencang. Ia tidak peduli dengan tatapan orang lain terhadapnya. Di depan restoran itu, Kyuhyun masih menangis histeris mengingat semua kenangannya dengan lelaki itu. Tidakkah lelaki itu mengingatnya? Tidakkah ia sedikitpun mengingat kisah cintanya dulu?
"Untuk apa kau menangisinya? Tidakkah kau lihat Cho Kyuhyun? Lelaki kebanggaanmu itu sudah benar-benar melupakanmu." Bentak Kim Ryeowook, sahabatnya.
"Aku tidak bisa. Aku sangat mencintainya. Aku tidak bisa melupakannya." Jerit Kyuhyun. Pemuda manis itu masih terus menangis histeris di kamarnya.
Dan sekarang tangisan itu bertambah dari sahabat sekaligus sepupunya. "Tapi kau terluka. Kenapa kau masih mencintainya Kyu? Aku tidak bisa melihatmu begini."
Dan pada akhirnya, kedua lelaki manis itu, menghabiskan malamnya dengan menangis bersama di kamar itu.
Keesokan paginya, Cho Kyuhyun pergi berbelanja ke supermarket terdekat dari apartemennya. Meskipun sahabatnya mengusulkan untuk menggantikan posisinya berbelanja, tapi pemuda manis itu menolaknya secara halus. Ia ingin sedikit menghilangkan penatnya dengan berbelanja kebutuhan dapur untuk satu minggu ke depan.
"Cho Kyuhyun." Suara seorang wanita muda menghentikan kegiatannya memilih berbagai sayuran.
Kyuhyun menolehkan kepalanya dan detik berikutnya jantungnya tiba-tiba berdebar.
"Choi Sooyoung." Sapanya lembut.
Wanita cantik di hadapannya tersenyum lebar. Ia menepikan troli belanjanya dan melangkah mendekati Kyuhyun.
"Kebetulan sekali kita bertemu di sini. Kau sedang berbelanja juga rupanya, dengan siapa kau kemari?" tanyanya ramah.
Kyuhyun menarik napas pelan untuk menetralkan degup jantungnya dan menepikan trolinya seperti yang dilakukan Sooyoung.
"Aku sendirian. Kau?" tanyanya dengan senyum yang sedikit dipaksakan.
Kyuhyun berdoa, semoga bukan kata Choi Siwon yang keluar dari bibir tipis wanita cantik di hadapannya.
"Wah kebetulan sekali. Aku juga sendirian."
Kyuhyun menghembuskan napasnya lega dan tersenyum tulus.
"Bagaimana kalau kita belanja bersama." Usul Sooyoung riang.
Senyum tulus Kyuhyun pudar seketika. Sebenarnya ia lebih nyaman berbelanja sendirian, tapi melihat senyuman wanita di hadapannya membuat Kyuhyun tidak tega untuk menolaknya.
"Boleh juga." Jawab Kyuhyun sambil tersenyum.
Tak terasa tiga jam sudah Kyuhyun dan Sooyoung menghabiskan waktu bersama untuk berbelanja. Dan kini mereka berdua tengah mengistirahatkan tubuhnya di salah satu restoran yang berada di dekat supermarket tadi.
"Kyuhyun-ssi, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Sooyoung tiba-tiba.
Kyuhyun yang saat itu sedang memutar garpu spagetinya, mendadak terdiam. Ia menatap Sooyoung bingung.
"Kau mau bertanya apa? Tanyakan saja." jawab Kyuhyun dan meneruskan kembali kegiatannya.
"Apa kau sudah memiliki kekasih Kyuhyun-ssi?"
Kyuhyun terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Sooyoung. Ia dengan terburu-buru meminum air di gelasnya, dan meneguknya hingga habis.
Choi Sooyoung yang melihat hal tersebut, ikut panik dan memberikan beberapa tissu untuk Kyuhyun.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Sooyoung khawatir.
Kyuhyun mengangguk mantap. Kemudian ia membersihkan mulutnya menggunakan tissu yang telah diberikan Sooyoung.
"Aku, aku hanya terkejut mendengar pertanyaanmu." Jawab Kyuhyun pelan.
Kedua alis Choi Sooyoung menyatu. "Kenapa terkejut? Bukankah itu pertanyaan biasa?" tanyanya.
Kemudian Kyuhyun tertawa kecil di hadapan Sooyoung, membuat wanita tersebut bertambah bingung.
"Iya, kau benar. Itu pertanyaan biasa." Ucap Kyuhyun dan setelah itu ia menghela napas.
"Jadi, apa kau memiliki kekasih?" tanya Sooyoung lagi.
Beberapa detik pemuda manis itu menatap Sooyoung lekat. Tapi kemudian, tatapannya berubah sendu.
"Dulu aku memiliki kekasih. Tetapi sekarang kekasihku telah pergi. Mungkin ia merasa tidak nyaman berada di sampingku. Ya, ia pasti lebih memilih untuk hidup normal dengan orang yang jauh lebih bisa membahagiakannya." Jawab Kyuhyun lirih.
Matanya terus menatap kedua tangannya yang berkaitan di atas meja. Mengingat lelaki itu, membuat matanya kembali terasa panas. Ia benci hal ini. Tapi ia tak bisa melakukan apapun. Ya, sekarang Cho Kyuhyun merasa benar-benar tidak berguna.
"Maaf Kyuhyun-ssi. Aku tidak bermaksud membuatmu mengingat kembali masa lalu mu yang pedih itu. Maafkan aku, aku benar-benar menyesal." Kata Sooyoung lirih.
Kyuhyun segera mendongakan kepalanya menatap Sooyoung. Ditatapnya wanita cantik itu lama. Mungkin Sooyoung tidak akan meminta maaf seperti itu kepadanya jika saja ia tahu, bahwa seseorang yang diceritakannya adalah kekasihnya sekarang ini.
Kyuhyun tersenyum singkat. "Tidak apa-apa Sooyoung-ssi."
Cup
Kyuhyun membelalakan kedua matanya melihat pemandangan yang baru saja terjadi di hadapannya.
"Kau sudah datang sayang?" tanya Sooyoung riang.
Lelaki yang baru saja mencium pipi Sooyoung tersenyum lebar dan mengangguk. Setelah itu kedua mata lelaki itu bertemu dengan kedua mata Kyuhyun yang mulai berkaca.
Kyuhyun melihat sedikit keredupan di mata lelaki itu setelah memandangnya. Tapi tentu saja itu hanya sedikit, karena lelaki itu kemudian menyapa Kyuhyun dengna cara yang amat sangat berbeda.
"Maaf Kyuhyun, sudah merepotkanmu menjaga calon istriku. Dia pasti sangat merepotkan ya."
Setelah mengatakan hal itu. Choi Siwon dan Choi Sooyoung tertawa bersama.
Tidak adakah hal yang lebih menyakitkan dari pada melihat orang yang sangat kau cintai begitu bahagia bersama kekasihnya yang juga sangat dicintainya. Walaupun kekasihnya itu bukanlah dirimu.
Kyuhyun segera menghapus air matanya yang sempat jatuh. Betapa ia sangat mengutuk dirinya sendiri yang belum juga merelakan lelaki di hadapannya.
"Oppa, kenapa kau berkata seperti itu. Tentu saja aku tidak merepotkan bukan, Kyuhyun-ssi?" tanya Sooyoung tiba-tiba.
Kyuhyun segera tersenyum walau dengan terpaksa. "Tentu saja. Kau sama sekali tidak merepotkan."
Dan selanjutnya Kyuhyun hanya terjebak di antara dua pasang manusia yang tengah dimabuk cinta. Melihat Choi Siwon mencium pasangannya dan tertawa bersama membuat hatinya seperti tertusuk ribuan jarum.
'Kenapa kau tidak mengingatku? Apa aku sudah benar-benar hilang dari hatimu? Tidakkah kau rasakan sakitnya aku? Tidakkah kau mengingatnya Choi Siwon?'
Tidak tahan dengan situasi ini, akhirnya Cho Kyuhyun memutuskan untuk pergi meninggalkan pasangan yang masih sibuk dengan dunianya sendiri.
Kyuhyun menutup pintu apartemennya dengan pelan. Air mata masih mengalir indah membasahi pipinya yang mulus.
Ia berjalan pelan ke kamarnya dan duduk di tepi kasur. Otaknya masih memutar pemandangan kedua pasangan di restoran tadi. Kemudian sebelah tangannya mencengkeram dada kirinya keras, sekeras tangisannya.
"Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu, Kyu."
"Benarkah?"
"Pasti. Aku terlalu mencintaimu, Kyu."
"Aku juga sangat mencintaimu Hyung. Jangan pernah tinggalkan aku. Karena aku tanpamu, hanya akan menjadi raga tanpa nyawa."
Sejak kejadian hari itu, Kyuhyun menjadi jauh lebih pendiam. Yang ia lakukan hanya makan, tidur, dan menonton televisi. Tetapi, tentu saja tidak benar-benar menonton televisi. Ia terlalu sibuk untuk memutar memori yang telah dilaluinya bersama lelaki itu selama dua tahun yang lalu.
Sesekali sahabatnya, Kim Ryeowook datang ke apartemennya membawakan makanan dan berujung pada menasehatinya untuk melupakan lelaki pujaan Kyuhyun itu.
Tetapi tentu saja Kyuhyun tidak pernah menanggapi omelan sahabatnya. Menurut Kyuhyun, Kim Ryeowook tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi seorang Cho Kyuhyun yang sebentar lagi akan ditinggal menikah oleh lelaki yang bahkan sampai saat ini belum memutuskan hubungannya dengan Kyuhyun.
Mungkin dua hari terakhir ini menjadi hari paling menyesakan untuk Kyuhyun. Tetapi ia juga berpikir keras. Ia tidak lagi menangis, walau yang dilakukannya hanya melamun. Tapi setidaknya Kyuhyun sudah bertekad untuk merelakan lelaki itu.
Ya, orang bilang, kalau kau benar-benar mencintai seseorang, kau pasti akan bahagia bila melihat orang yang kau cintai bahagia, walau itu bukan denganmu.
Kyuhyun mengusap wajahnya kasar.
Nyatanya kalimat itu hanya sebuah teori. Teori yang tidak masuk akal. Bagaimana bisa seseorang bahagia melihat orang yang dicintai memilih orang lain, bukan dirimu. Dan memang, Kyuhyun pikir, teori itu tidak pernah berlaku untuknya.
Hari ini Kyuhyun memutuskan untuk membeli sepasang tuxedo untuk menghadiri acara pernikahan Siwon dan Sooyoung yang jatuh tepat dua hari lagi. Kim Ryeowook, sahabatnya, sudah berkali-kali menghela napas melihat tingkah Kyuhyun.
"Sampai kapan kau akan mencari-cari tuxedo itu?" tanyanya jengkel.
Kyuhyun masih asik memilah-milih beragam tuxedo di toko itu. "Aku belum mendapatkan yang pas untukku." Jawab Kyuhyun acuh.
Ryeowook menghela napas kasar. "Sampai kapanpun kau tidak akan mendapatkannya. Bukan karena tidak ada yang pas untukmu. Tapi karena kau tidak mau membelinya. Kau tidak mau membeli tuxedo untuk menghadiri pernikahan Siwon."
Kyuhyun berhenti memilah-milih. Ia terdiam memikirkan perkataan Ryeowook.
"Aku benarkan?" tanyanya lagi. "Sudahlah Kyu, kau tidak perlu melakukan ini. Kau tidak perlu datang ke acara pernikahannya. Kau tidak perlu menyakiti dirimu lebih jauh lagi." Ryeowook menyentuh bahunya dan mengusapnya pelan.
Namun, Kyuhyun bukanlah Kyuhyun, jika ia mendengarkan perkataan orang lain.
Ia mengambil sebuah tuxedo yang sangat sederhana, yang bahkan sudah ditemuinya dari toko pertama hingga kelima ini.
"Ini tuxedo yang ku pilih. Bukankah ini sangat pas untukku?" tanya Kyuhyun seraya menyocokan sebuah tuxedo berwarna hitam itu di tubuhnya.
Dan lagi-lagi Ryeowook menghela napas. "Terserah padamu."
Setelah membeli tuxedo untuk Kyuhyun. Kini, Kyuhyun dan Ryeowook menyantap makan siangnya di kedai ramen langgangan Kyuhyun. Meskipun awalnya Ryeowook mengusulkan untuk makan di restoran yang makanannya jauh lebih bergizi, namun Kyuhyun secara tegas menolak.
Mungkin pemuda manis itu masih ingin mengenang kebersamaannya dengan lelaki brengsek itu di kedai ini.
"Kalau kau ingin melupakan dan merelakannya, kenapa masih juga mengunjungi tempat-tempat yang sering kalian kunjungi bersama. Itu sama sekali tidak membantu, Kyu." Kata Ryeowook jengkel.
Kyuhyun masih menyantap ramennya dengan tenang.
"Apa kau benar-benar akan menghadiri pesta pernikahan Choi Siwon?" tanya Ryeowook.
Kyuhyun meminum air di gelasnya banyak dan sedikit mengelap mulutnya dengan tissu.
"Aku sudah mengatakannya padamu bukan." Jawab Kyuhyun, kali ini selera makannya sudah hilang. Jadi ia hanya mengaduk-aduk ramen yang masih tersisa sedikit di mangkuknya.
"Kenapa kau melakukan ini Kyu?" tanya Ryeowook frustasi.
Kyuhyun memandang hamparan langit di atasnya. "Aku hanya ingin melihatnya benar-benar bahagia, dengan menikahi wanita pilihannya." Jawab Kyuhyun masih memandang lekat langit di atas.
"Dan mengorbankan kebahagiaanmu?" tanya Ryeowook cepat.
"Setelah hari itu, aku benar-benar akan merelakan dan melepasnya." Jawab Kyu pelan.
Ryeowook memutar kedua matanya malas. "Dengan kata lain, sebelum hari pernikahannya tiba, kau masih mengharapkannya?"
Kyuhyun memandang Ryeowook kesal. "Itu kan hanya sebuah harapan. Apa bahkan aku berharap pun tidak boleh?"
Ryeowook mendengus kesal. "Kenapa kau harus menjadikan itu sebuah harapan? Kenapa kau tidak mewujudkannya?"
Kyuhyun mengerutkan keningnya bingung. "Apa maksudmu?"
"Orang-orang bilang kau itu jenius, tapi menurutku, kau itu benar-benar bodoh." Tukas Ryeowook.
"Kenapa kau tidak menemui Sooyoung dan mengatakan bahwa kau ini kekasih Choi Siwon?"
Kyuhyun terkesiap, tetapi kemudian ia memalingkan wajahnya menatap jalanan. "Aku tidak bisa melakukannya."
"Kenapa?" tanya Ryeowook cepat. "Bukankah kau lebih dulu menjalin hubungan cinta dengan Choi Siwon? Lalu tiba-tiba perempuan itu datang dan menghancurkan segalanya."
Kyuhyun menarik napasnya panjang dan menghembuskannya. "Aku tidak bisa melakukannya. Karena, bukan aku yang lebih dulu."
Kedua alis Ryeowook menyatu. "Maksudmu?"
Kyuhyun menatap Ryeowook lekat. "Choi Siwon dan Choi Sooyoung sudah menjalin hubungan cinta selama empat tahun."
Kedua mata Ryeowook membulat. "Apa? Jadi, maksudmu.." Ryeowook tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Dan kini ia menggeram keras.
"Benar-benar kurang aja Choi Siwon. Berani sekali dia menjadikanmu selingkuhannya selama dua tahun dan sekarang dia mencampakanmu."
Kyuhyun menghela napas pelan dan menatap Ryeowook sendu. "Sudahlah Wookie, itu semua juga salahku."
"Apa maksudmu dengan itu semua juga salahku?" tanya Ryeowook bingung.
"Aku yang menyatakan cinta terlebih dahulu pada Siwon. Aku juga yang tidak memperhatikan apakah Siwon sudah punya kekasih atau belum. Aku yang telah dibutakan oleh cinta."
Ryeowook menggebrak meja. "Tapi bukan berarti Siwon bisa bersikap semaunya. Kalau dia sudah memiliki kekasih, mengapa dia menerima pernyataan cintamu." Tukasnya.
"Aku akan segera menyelesaikan semuanya. Sebelum hari pernikahan itu tiba, aku akan menemui Siwon." Ucap Kyuhyun mantap.
"Ma, maukah kau menjadi kekasihku?"
"Kau menyukaiku?"
"Iya hyung, aku sangat menyukaimu."
"Aku mau Kyu, aku juga menyukaimu."
"Kenapa kau menerimaku?"
"Karena aku menyukaimu, aku mencintaimu."
"Kenapa kau mencintaiku?"
"Karena kau sempurna, Kyu."
"Kau yang sempurna, Hyung. Terima kasih karena telah hadir di hidupku."
TBC
