Kuroko no basket © Tadatoshi Fujimaki

Rated : M

Pairing: AkaKuro, KiyoHana

Warning: OOC, Typos and Miss Typos, Full Yaoi, Lime/Lemon di chapter yang akan datang, AU, dll

.

Summary: Adventure, kiyoshi yang merupakan raja tanpa mahkota dari kerajaan tersembunyi mencari pasangan untuk dijadikan raja dan ratu di kerajaannya.

.

.

.


Dunia yang begitu gelap, dunia manusia begitu diliputi dengan berbagai pikiran. Mata lainnya memandang ke arah lainnya, melihat seorang pemuda berambut baby blue yang sedang berjalan bersama dengan pemuda lain di sisinya. Mata coklat itu mengejap dan tersenyum lembut, begitu menyejukkan dan begitu halus. Rambut coklatnya berkibar begitu tersentuh dengan angin dunia yang terasa hambar tanpa rasa menyejukkan sedikit pun.

Berbalik ke belakang melihat pemuda berambut hitam lainnya yang berada di belakang sana—sedang merokok dengan hikmatnya. Senyum maklum lagi-lagi terlukis disana, "Tidakkah kau begitu menyukai benda itu?" tanyanya.

Pemuda dengan rambut hitam itu melihat ke arah mata coklat itu, dengan senyum meremehkan dan asap mengepul dari mulut tipisnya, pemuda itu menyeringai, "Benda ini menyenangkan, dan lagi di dunia kita tidak ada benda seperti ini. Tidakkah kau ingin membuatku bahagia walau hanya beberapa hari?" tanya manja walau seringaian itu masihlah terpampang disana.

Pemuda berambut coklat itu hanya menghela nafas dan berjalan mendekat, "Aku tau, tapi sepertinya asapnya sangat tidak baik untuk kita, Hanamiya." Ucap pemuda itu pada pemuda di depannya.

Hanamiya Makoto, pemuda berambut hitam legam dengan mata onix yang selalu terlihat sayu. Sifat menyebalkan dan selalu dijuluki dengan 'Bad boy' dari banyak orang. Seringai yang selalu terpampang di wajah tampannya, tapi sepertinya seringaian itu malah menarik pemuda lain yang lebih tinggi dan tentunya lebih besar darinya itu, membuat pemuda itu jatuh pada pesonanya saat itu juga. Pemuda yang sekarang sedang berada di depannya.

Kiyoshi Teppei, pemuda dengan rambut coklat begitu pun dengan matanya yang senada. Begitu baik hati. Dia adalah pangeran yang sedang melarikan diri dari kerajaannya, mungkin bukan melarikan diri karena akhirnya dia akan kembali juga kesana. Bersama dengan kekasihnya, Hanamiya, pemuda di depannya—dia sedang mencari orang atau kalau bisa pasangan yang membuatnya bisa benar-benar lepas dari kurungan kerajaan dan bersama dengan kekasihnya yang tidak suka dengan peraturan kerjaaan. Membuat pasangan yang berhasil dicarinya itu menjadi raja dan ratu yang baru di kerajaan dari dunia yang berbeda.

Kiyoshi berjalan semakin mendekat ke arah Hanamiya hingga akhirnya berada di depan Hanamiya, mengambil rokok yang tinggal setengah itu dengan perlahan. Hanamiya melihat Kiyoshi dengan datar. "Apa? Kau itu selalu saja menyebalkan, bukan?" tanya Hanamiya setelah rokok yang sedang disesapnya itu jatuh entah kemana setelah di buang oleh Kiyoshi.

Kiyoshi tersenyum lembut, "Tapi ini semua juga untukmu," ucapnya.

Hanamiya mendengus tidak suka, tapi kemudian seringaian yang bisa itu kembali di bibir tipisnya. Mengangkat tangan putihnya itu dengan perlahan untuk membelai dada bidang di depannya dengan seduktif, melihat mata lain itu dengan sayu. "Ah, aku tau kau pasti hanya tidak mau rasa bibirku ini menjadi lain, bukan?" tanyanya terkekeh.

Kiyoshi hanya diam menerima semua belaian, dan elusan di pipi, leher dan dadanya, bahkan tidak lama kemudian Hanamiya mulai meremas rambutnya menjadi sedikit berantakan dari belakang.

Tapi, ini bukan saatnya melayani Hanamiya dengan sikapnya ini. Dia harus segera mencari orang yang tepat untuk kerajaannya. Jadi, dengan sangat berat hari, Kiyoshi akhirnya melepaskan lengan yang sedang membelit tubuhnya dan bibir yang sedang mengecup setiap sisi rahang tegasnya.

"Kita tidak punya waktu untuk ini, kita harus mencari pasangan yang tepat, Hanamiya." Ucap Kiyoshi.

Hanamiya hanya mendengus tapi kemudian melepaskan rengkuhannya juga. "Kalau begitu, kita harus mencarinya dimana?" tanyanya.

Kiyoshi tersenyum, "Sepertinya untuk itu aku sudah menemukan kandidatnya,"

Hanamiya tersenyum lagi, "Kalau begitu, kita lanjutkan saja. hanya tinggal membujuk mereka bukan? Kita bisa bersantai terlebih dulu," ucapnya merengkuh kembali tubuh yang jauh lebih besar darinya itu.

Ah—siapa sangka, ternyata Kiyoshi tidak bisa melawan lagi.

.

.

.

Akashi baru saja selesai mengantar kekasihnya yang sedang berjalan di sebelahnya ini membeli minuman favoritnya. Andai pemuda berambut baby blue dengan wajah yang sangat manis ini bukan kekasih yang paling disayanginya, Akashi tidak akan sudi untuk beranjak dari rajangnya sambil membaca buku yang disukainya itu dengan sangat cepat.

—Jika orang lain, mungkin dia akan langsung melemparkan gunting merahnya pada orang itu saat itu juga.

Akashi seijuurou, pemuda dengan rambut merah terang dan mata heterocrome. Ah, mata itu begitu memikat setiap orang yang melihatnya. Begitu mempesona dan membuat penampilannya lebih menarik apalagi untuk menarik orang-orang yang di sekitarnya.

Akashi melirik kuroko yang sedang berada di sampingnya sambil meminum vanilla milk shake, "Tetsuya," panggilnya.

Kuroko Tetsuya, pemuda dengan rambut baby blue dan kulit putih lembut seperti bayi, wajah yang selalu bertampang datar tapi tetap terlihat sangat manis—itu melihat Akashi teduh, "Ada apa, Akashi-kun?" tanyanya.

Akashi mendengus, "Kita kembali ke rumahku saja," perintahnya memegang tangan Kuroko langsung.

Kuroko hanya diam saat tubuhnya langsung diseret dengan sangat cepat. Melihat punggung Akashi yang sedikit lebih lebar dari miliknya dan melihat rahang tegas yang terlihat sedikit dari belakang, membuatnya tersenyum sangat samar.

Halte bus, akhirnya mereka hanya bisa menunggu bus yang datang karena tadi sebelum Akashi dan Kuroko—yang memang berada di rumah Akashi—tidak ingin menaiki mobil pribadi Akashi. Kuroko bilang dia ingin menaiki bus karena menaiki mobil Akashi hanya akan membuat orang-orang memperhatikan mereka.

Akashi menunggu bus itu dengan tidak sabaran, melihat Akashi yang seperti itu Kuroko semakin tersenyum lebar. Demi apa dia bisa begitu menyukai pemuda di depannya itu dengan sangat? Dia sendiri bingung. Saat Akashi menyatakan perasaannya dengan sangat cepat, Kuroko dengan sangat cepat pula mengiyakan tanpa pikir panjang lagi. Bahkan teman-temannya yang mendengar hal itu pun hanya menganga saat diceritakan.

Bus akhirnya datang dan lagi-lagi Kuroko hanya diam saat Akashi dengan cepat menyeretnya masuk ke dalam.

.

"Akashi-kun," panggil Kuroko.

Akashi mengalihkan pandangannya dari jalanan, melihat Kuroko dengan tidak fokus, "Apa?" tanyanya.

Kuroko melirik ke bawah sebentar, "Tidak," jawabnya.

Akashi mendengus mendengar apa yang jawabkan kuroko. Dia tidak suka orang yang telah membuatnya penasaran malah membuatnya semakin penasaran dengan jawaban yang tidak memuaskan. Jadi dengan kesal Akashi bertanya lagi, "Apa?"

Kuroko terlihat seperti bingung, melihat Akashi dengan senyum yang sangat—amat samar. "Apa Akashi-kun begitu tidak tenang?" tanyanya.

Akashi menaikkan halisnya bingung, "Maksudmu?"

Kuroko menggeleng sambil mengalihkan pandangannya pada botol vanilla milk shake yang sudah habis itu. menggoyankan botol itu dengan perlahan, "Aku pikir Akashi merasa tidak nyaman dan tidak tenang sekarang," jawabnya.

Akashi semakin kesal dibuatnya, "Sebenarnya apa yang mau kau katakan, Tetsuya?"

Kuroko menggeleng lemah dan melihat Akashi lembut, "Tidak apa, hanya berpikir kalau Akashi sepertinya begitu ingin cepat sampai ke rumah hanya untuk melepaskan sesuatu," senyuman sedikit nakal muncul di bibir Kuroko, tentunya dengan sedikit seburat merah di pipinya.

Akashi mulai mengerti apa yang dibicarkan kuroko, memegang tangan kuroko dengan erat. "Biarkan aku menahannya, Tetsuya. Jadi jangan memancingku dulu sekarang," ucapnya.

Kuroko tersenyum dengan sangat lembut, "Iya, Akashi-kun," jawabnya mengangguk.

.

.

.

"Jadi ini tempatnya? Tau dari mana?" tanya Hanamiya.

Kiyoshi melihat ke setiap sisi tempat itu. Begitu megah dan sangat elegan. Melihat Hanamiya yang berada di gendongannya dengan lembut, "Insting," jawabnya dan menurnkan Hanamiya dari gendongan a la bridal sytlenya. Sebenarnya Hanamiya bisa saja terbang sendiri, tapi dirinya terlalu malas dan Kiyoshi dengan senang hati memberikan tangannya untuk membantu Hanamiya terbang.

Hanamiya melihat setiap sudut rumah Akashi, "Hm, tempat yang lumayan juga," ucapnya sambil berjalan ke sana kemari. Tangannya dimasukkan ke saku celananya, dengan tidak sopannya, dia mengambil salah satu buku yang terletak di meja belajar Akashi.

Melihat isi buku itu ternyata adalah sebuah buku sejarah kerajaan. "Hm, sepertinya untuk kali ini kau benar," ucapnya sambil membolak-balik buku itu.

Kiyoshi melihat dari belakang Hanamiya, "Aku rasa juga seperti itu,"

.

.

.

Tbc~


Ini hanya 2shoot jadi bisa berharap sedikit dilanjut^^

Paling cepat 3 hari udah lanjut kok, makasih^^

Mind to review?