Shouldn't Have
Main pair : Hunhan
Supported Cast :
Kris Wu
Byun Baekhyun
Park Chanyeol
And other(s)
Rate : T
Sumary : "Dan pada akhir tiap kisah, aku selalu menjadi pihak yang ditinggalkan. Kurasa aku sudah terbiasa dengan itu."-Xi Luhan. "Tangan ini akan selalu berada dalam genggamanku hingga kau sendiri yang meminta untuk melepasnya."-Oh Sehun.
June, 2009
"Hey, pendek" sapa pria tinggi sambil melingkarkan tangannya disekitar bahu seorang perempuan manis. Perempuan itu terkejut sesaat kemudian menyiratkan senyum setipis benang. Sudah dia tebak itu siapa. "Berhenti mengataiku pendek jerapah!" Perempuan itu berbalik dan menghempaskan tangan si lelaki. Lelaki itu hanya tersenyum jahil dan mengusak kepala si perempuan dengan lembut.
"Aigoo, uri Luhannie kalau mencebik seperti itu terlihat lucu sekali." Lagi, ia tersenyum dan pergi meninggalkan Luhan sambil melambaikan tangannya. Luhan yang masih termenung di tempat, memegang kepala bekas si lelaki mngusaknya tadi dan tersenyum sendiri.
Bagaimana bisa aku menyukai sahabatku sendiri batin Luhan.
"hey, kembali lagi bersama Byun Baekkie. Bagaimana kabar kalian hari ini? Ah, aku tau pasti kalian sekarang sedang pusing belajar kan? Oh ayolah, jangan terlalu banyak belajar,kepala kecil kalian itu tidak akan muat untuk menampung semua mata pelajaran selama 3 tahun. Hehehe, bercanda. Jujur, sekarang aku juga pusing dan suntuk. Karena selain belajar, ibuku terus menasihatiku agar masuk Universitas yang ia tunjuk. Padahal aku, eh kenapa aku jadi curhat ya? Oke kembali ke topic."
"Sepertinya Baekhyun sangat frustasi."
"Eoh, eommanya selalu memaksanya masuk jurusan manajemen. Padahal ia ingin jurusan seni." Sambar Chanyeol.
"Darimana kau tahu itu?" Tanya Luhan
"Tentu dari Baekhyun, Luhannie." Deretan gigi berjejer rapi saat Chanyeol tersenyum. Luhan hanya mendesah malas. Ia bahkan tidak tahu masalah itu.
"Mungkin aku harus menemaninya nanti." Usul Luhan.
"Tentu, kau kan sahabatnya. Susah, senang bersama." Bela Chanyeol
"Lalu aku apa? Memangnya aku bukan sahabatnya?" Ujar Chanyeol sedikit kecewa
"Kau itu adalah Baekhyun lovers." Jawab Luhan acuh tak acuh. Ia sibuk memakan sandwich nya karena memang ia sedang lapar. Yang disindir hanya tersenym dalam diam dan melanjutkan makannya.
"Karena ini sudah seminggu. Waktunya aku membacakan secret message kita minggu ini guys. Sepertinya aku membutuhkan tenaga yang banyak untuk yang ada hari ini lebih banyak dari biasanya. Oke let's start. Pertama, for the beautiful owlie in this world. Ouww, siapa kira-kira owlie ini? Okey, message for owlie. Biarpun orang bilang kamu menyeramkan kalau marah, bagiku itu adalah hal menggemaskan di dunia. Secret messageku ini akan berakhir jika kau bisa menemukan siapa aku.
Wah, ini sepertinya dikirim oleh secret admirer yang sama, buat owlie, cepat temukan pangeranmu ini. Hanya dia yang paling mengerti kau, hanya dia yang mengatakan kau itu menggemaskan ketika mengeluarkan death glare…"
"Jongin tak akan berhenti menggoda Junior satu itu." Kekeh Luhan
"Hahaha, ya entah mengapa dia terobsesi dengan mata besar itu. apa tadi ia bilang? Menggemaskan? Bagiku itu adalah akhir dunia." Sambar Chanyeol.
"Tipe orang itu berbeda chan, mungkin Jongin suka dengan yang seperti itu." Luhan memotong pembicaraannya sebentar dan memicing kearah chanyeol. "Dan tentunya kau juga menyukai wanita yang bersuara sepuluh oktaf lebih tinggi daripada suaraku." Goda Luhan.
"Yak, kau..!" Chanyeol tak melanjutkan kata-katanya. Lagi, check mate.
.
.
Ujian akhir sudah berlangsung dan ini para siswa harus tetap bekerja keras untuk melakukan CSAT. Begitupun dengan Luhan. Dia harus masuk Universitas agar bisa mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang composer. Bahkan, ia mengambil tes ujian masuk sekolah music di Boston University tetapi hasilnya akan diumumkan bersamaan dengan ia melakukan CSAT.
Begitupun dengan Baekhyun dan Chanyeol. Mereka berdua giat pergi ke lembaga yang sama agar mereka bisa lebih ekstra belajar tiap harinya. Entahlah untuk baekhyun, tapi kalian sudah pasti tahu mengapa Chanyeol mengambil lembaga yang sama dengan baekhyun.
"Luhan." Seorang pria menepuk pundak Luhan.
"Eoh? Hai Kris. Kau sedang apa?" tanya Luhan ramah.
"Ini untukmu." Kris menyodorkan sebuah coklat panas untuk Luhan. "Jangan terlalu memaksakan keadaanmu, Lu. Kau bisa kelelahan dan sakit nanti."
Ini dia, pria yang mengisi hati Luhan sekarang. "Oh, yaterimakasih." Luhan tersenyum manis. Hari itu ia putuskan untuk menyudahi belajarnya dan bersantai menikmati senja bersama Kris.
.
Ujian CSAT telah selesai dan akhirnya Luhan dapat bernafas lega. Ah tidak, ia buru-buru mengecek e-mail di ponselnya apakah ia menerima balasan dari Boston. Ia sangat berdebar dalam hati dan akhirnya membuka e-mail itu. ia baca kata demi kata, baris demi baris dengan teliti. Hingga matanya tertuju di akhir kalimat tersebut. Berkali-kali ia membacanya sambil berbisik, kemudian semakin lama semakin membesar. Mrs, Luhan Xi, your application for taking this school has we accepted. We'd be glad if you're contact us as soon as possible.
Luhan memekik kegirangan, akhirnya ia bisa mendapatkannya. Ya! Kuliah di Boston dengan beasiswa. Tak henti-hentinya ia memekik kegirangan. Ia pun bergegas keluar kamarnya dan memeluk Kim Heechul, sang eomma. "Eomma, aku sangat senang sekali." Luhan memeluk eommanya yang terlihat sibuk di dapur.
"Hey, ada apa? Kau senang tapi mengapa menangis hmm?" Heechul mengusap air mata Luhan.
"Eomma." Luhan menghentikan perkataannya membuat Heechul semakin penasaran. "Aku lulus ujian masuk Boston dengan jalur beasiswa!" Terlihat sekali matanya berbinar-binar.
Eommanya terkejut sekali mendengar itu. kemudian ia juga menangis dan memeluk Luhan. "Kau sudah melakukan yang terbaik sayang." Cepat bagi tahu babamu ya." Lanjut Heechul.
"Eum, eomma. Saranghae" Luhan mencium pipi Heechul penuh sayang. "Nado, nae adeul."
To : Baekkie, Park Dobi, Kris
AKU LOLOS MASUK BOSTON UNIVERSITY. KYAAAAAAA!
From : Park Dobi
Wuah, congratulations short deer! You're worth it!
From : Baekkie
OMMO?! BENARKAH? KITA HARUS MERAYAKANNYA! PARTY!
From : Kris
Aku tahu kau pasti bisa melakukannya, Lu.
Luhan sangat senang sekarang. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, jika ia diterima di boston, ia akan mengakui perasaannya kepada Kris. Segera mungkin Luhan meninggalkan rumahnya dan melesat menuju rumah Kris yang terletak tidak jauh dari rumahnya, karena hanya berbeda blok.
Ia segera masuk dan memberi salam kepada eomma appa kris yang kebetulan ada dirumah dan masuk menuju kamar Kris. Ia berjalan sedemikian mungkin agar tidak terdegar oleh Kris. Langkahnya terhenti di depan pintu ketika ia mendengar Kris berbicara dengan seseorang di telefon.
"bagaimana jika aku juga menyukai Baekhyun?"
Mata Luhan membesar mendengar penuturan Kris. Mulutnya yang terbuka ia tutup dengan tangannya sendiri.
"Jongin-ah, aku tak bisa membiarkan ini terlalu lama. Aku harus mengakuinya ke Baekhyun."
Hati Luhan terasa seperti dicambik sekarang. Inikah akhirnya, lagi?
"aku tak bisa, Chanyeol sahabatku. Dan kita sama-sama tahu, Chanyeol menyukai Baekhyun."
Dan disinilah aku sendirian.
"Luhan? Mengapa kau bisa berpikiran seperti itu?"
Sendirian menyukaimu tanpa kau balas, ah tidak. Kau pun tidak mengetahuinya.
"Luhan sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Aku tak mungkin-"
Tok. Tok. Tok.
Kris berjalan menuju pintu kamarnya membuka pinitu "Eoh? Luhan? Ada apa kemari?"
Luhan tersenyum menatap Kris. "Tidak ada, aku hanya senang sekarang ini. Dan aku harus membaginya dengan seseorang agar ikut merasakan kebahagianku." Bulan sabit terbentuk saat Luhan tersenyum. Kemudian Kris berjalan mendekatinya dan memeluknya. "Wah, ternyata kau sedang senang ya? Hmm, selamat ya rusa pendek. Kau sudah berhasil mewujudkan impianmu." Ucap Kris sambil mengusap punggung Luhan.
Luhan merasa menegang seketika. Matanya terasa panas, dan tak bisa tertahan, air matanya kembali jatuh untuk kesekian kalinya. Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa tersenyum dihadapanmu dan memelukmu, Kris. Batin Luhan. Luhan terdiam ditempat tanpa membalas pelukan Kris.
"Aku tidak pendek, dan aku bukan rusa, jerapah." Luhan memukul pelan dada Kris. Berusaha untuk tidak gemetar.
"Ya, ya, ya. Terserah kau saja. Yang penting aku menyayangimu, rusa pendekku." Kekeh Kris lalu mengeratkan pelukannya.
"Aku juga membencimu."
Luhan sedang termenung dikamarnya. Jadi ini akhir kisah ceritanya di Seoul. Ia harus menutup buku percintaannya dengan Kris, sahabat sejak kecilnya, yang sialnya- sekarang ia sayangi sebagai seorang laki-laki. Luhan merasa bodoh pada dirinya sendiri. Ia tersenyum dan tertawa kecil di kamarnya. Menertawakan dirinya yang terlihat berantakan dan kacau.
Sudah lama ia menampik suka pada Kris, hingga ia rela menjalin hubungan dengan pria lain untuk menutupi perasaannya. Dan pada akhir setiap cerita hubungannya, Luhan selalu berada di pihak yang diputuskan. Entah karena Luhan kurang perduli atau memang mantan-mantannya itu yang kelewat brengsek. Ada yang berselingkuh, berbohong. Bahka ada yang memanfaatkan Luhan dengan sengaja. Hati dan pikiran Luhan sudah kelewat polos untuk mengetahui hal seperti itu.
Dan disinilah kegunaan Kris, menjadi seseorang yang menenangkan Luhan dan menyediakan bahunya kapanpun Luhan butuhkan. itu membuat Luhan nyaman, dan tentunya, membuatnya semakin tak bisa melupakan Kris. Luhan tak ingin persahabatannya berakhir karena rasa sukanya yang begitu besar pada Kris.
"Luhan… Luhannie, kau di dalam?" Terdengar pekikan nyaring dari luar kamar Luhan. Luhanpun buru-buru menghapus air matanya dan segera keluar kamar.
"Yak! Jangan teriak di-"
"Ta-da!" Baekhyun mengangkat kantong plastic merah kehadapan Luhan. "Triangle gimbap dan fish cake. Kau pasti lapar bukan?"
Luhan pun langsung menyambar kantong plastic itu, "aiklah, aku mengijinkanmu masuk nyonya Byun." Luhan sedikit menggeser posisi tubuhnya mempersilahkan baekhyun masuk.
"Cih, dasar." Baekhyun menggerutu sambil masuk ke kamar Luhan. "Bagaimana bisa kau sebulan terakhir tak ada kabar? Kau tak membalas pesanku. Bahkan kris pun tidak kau balas."
"Mianhe, aku harus mengurus kepindahanku ke Boston. Jadi aku tak sempat membuka ponsel." Yeah, mungkin hanya ini yang bisa Luhan gunakan sebagai alasan.
"Hmm, arraseo." "Oh ya, apa kau tahu, aku masuk Donguk! Akhirnya aku masuk kesana setelah percekceokan dengan eomma, akhirnya aku menang dan aku lulus ujian CSAT di Donguk." Baekhyun tersenyum riang.
"Wah, chukae Baekkie-ya." Luhan langsung memeluk Baekhyun. "Dan selamat sekali lagi karena kau sudah menang bertarung dengan eommamu." Kekeh Luhan.
Baekhyun sedikit mengendurkan pelukannya. "Chanyeol juga akhirnya pergi ke Donguk. Aku tak tahu tapi bocah itu terlihat sangat labil hingga akhirnya iamemilih Donguk."
"Wah, mungkin dia ingin berada dalam satu kampus denganmu Baek." Jawab Luhan.
Seketika wajah baekhyun memerah. "Aigoo, mana mungkin. Haha. Chanyeol? Menyukaiku? Heol."
" Aku tidak mengatakan itu, Baek." Memang benar, Luhan tidak mengatakan tentang Chanyeol yang menyukai Baekhyun.
"Kau iya."
"Aku tidak."
"Iya." Baekhyun meninggikan nadanya.
"Tidak, Byun." Jawab Luhan masih santai.
"Kau iya nona Xi." Sekali lagi, Mrs. Byun.
"Aku tidak mengatakannya, Park Baekhyun."
"YAK! BAGAIMANA BISA KAU MENGATAKAN PARK-" Mulut Baekhyun sudah Luhan sumpal dengan gimbap yang tadi baekhyun bawa.
"Diamlah, kau berisik sekali. Ayo makan nanti keburu dingin. Hihi." Luhan mulai memakan makanan yang dibawa Baekhyu. Baekhyun pun hanya memberi deth glare pada Luhan 'Kau ingin mati?' Luhan pun hanya menanggapinya dengan bahunya yang ia angkat.
"Oh, ya apa kau tahu tentang Kris?" Tanya baekhyun. Seketika membuat Luhan menghentikan aktivitasnya.
"Tidak." Singkat, padat, dan sangat jelas Xi Luhan.
"Aku baru tahu ternyata dia tertarik dengan design, sama sepertiku." Ucap Baekhyun sambil menerawang langit kamar Luhan yang dihiasi oleh handcraft bergambar bintang.
"Entahlah, aku tidak pernah bertanya." Luhan berusaha untuk mengontrol nada bicaranya yang sudah terdengar sedikit gemetar.
"Ya! Kau ini bagaimana? Masa kau sahabatnya sendiri tidak tahu?" Ucap Baekhyun sambil memukul pelan lengan Luhan.
"Lalu, bagaimana kau bisa tahu?"
"Dia yang memberitahuku. Entahlah, dia sering bercerita hal-hal pribadi kepadaku."
"Ah, seperti itu." Luhan tersenyum miris.
"Oh, ya. Kapan kau akan berangkat ke Boston?" Tanya Baekhyun.
"Eum, tanggal 20 Juni." Jawab Luhan enteng.
"Oh, 20 Juni. Berarti itu masih sekitar- YAK!" mata Baekhyun melotot sempurna terhadap Luhan. "ITU TINGGAL BESOK DAN KAU BARU MEMBERITAHUKANNYA PADAKU?! SAHABAT MACAM APA KAU?" sepertinya Baekhyun marah pada Luhan. Ia memutar badannya membelakangi Luhan.
"Baekkie-ya"
"…"
"Baek, maafkan aku. Eoh?"
"…"
"Baek-" Baekhyun membalikan badannya menatap Luhan tajam dengan mata yang sudah berlinang air mata sebesar biji jagung.
"Bagaimana bisa kau tidak memberitahukan keberangkatanmu kepada sahabatmu hah? Kau ingin pergi diam-diam dan menghindariku? Hiks" Baekhyun sudah menangis kencang dan itu terlihat seperti anak kecil. Sangat menyedihkan.
"maaf baek. Aku hanya tidak ingin membuat kau bersedih. Dan agar aku tidak berat meninggalkan Seoul." Luhan langsung memeluk Baekhyun.
"Setidaknya kau harus memberitahuku lebih awal. Aku akan membuatkan pesta perpisahan untukmu nanti." Baekhyun menangis tersedu-sedu
"Maka itu aku tidak mau memberitahumu. Untuk apa ada pesta perpisahan? Apa kau ingin kita tidak bertemu lagi selamanya?" Ujar Luhan sambil mengelus punggung Baekhyun.
"Ani. Ah, pesta perpisahan macam apa ini? Aku hanya mebawa Gimbap dan Fish cake." Baekhyun masih sesegukan.
"Tak apa baek. Tenanglah, aku sudah sangat senang kau datang malam ini." Luhan pun melepas pelukannya dan mengusap air mata Baekhyun. "Sudahlah, kita harus bersenang-senang sekarang."
"Geurae." Jawab Baekhyun enteng. "Besok jam berapa pesawatmu berangkat?"
"Penerbangan jam 1 menuju Boston."
"Aku akan mengantarmu. Akan kuajak chanyeol dan-"
"tidak Baek, aku tidak ingin kau menangis lagi seperti ini." Sahut Luhan. "Itu akan semakin menambah kesedihanku nanti."
" Tidak juga Luhan. Aku akan mengantarmu, pasti. Dengan Chanyeol dan Kris."
"lebih baik kau dan Chanyeol saja. Aku akan menemui Kris besok pagi." Ujar Luhan. Tentu ia berbohong.
"Baiklah."
.
.
Incheon terlihat sangat padat hari ini. Ada yang saling melambaikan tangan tanda perpisahan, ada yang saling berpelukan satu sama lain. Dan ada yang tersenyum gembira menyambut kedatangan seseorang. Dan disinilah Luhan, bersama eomma, appa, baekhyun dan chanyeol.
"Kau harus menjaga dirimu dengan baik, Luhan-ah" Ujar Chanyeol sambil memeluk luhan.
"Eum. Pasti. Dan, kau juga harus menjaga Baekhyun dengan baik. Aku ingin mendapat kabar gembira sepulangnya aku dari Boston." Kekeh Luhan. Dan dibalas senyuman oleh Chanyeol.
Kemudian Luhan beralih pada Baekhyun yang sudah membendung aliran sungai Han dimatanya. Luhan pun memeluk Baekhyun dengan erat. "Yak! Aku ini tidak akan kemana-mana Baek. Sudahlah, jangan terlalu berlebihan. Kau terlihat sangat jelek."
"Kau harus mengabariku terus nona Xi. Tidak ada yang namanya putus kontak."
"sekarang ada teknologi yang dinamakan video call. Aku akan menghubungimu setiap ada kesempatan." Jelas Luhan, baekhyun pun tersenyum dan melepas pelukan mereka.
"Hmmm, jaga dirimu dengan baik. Jangan sampai telat makan."
"Siap."
Luhan pun menghampiri kedua orang tuanya dan memberi pelukan hangat pada appa dan eommanya.
"Jangan lupa untuk menghubungi kami, nak." Ucap hangeng "Fokus untuk belajar, agar studimu cepat berakhir. Dan kembali ke Seoul secepatnya"
"Makan makanan yang bergizi, selalu sedia kotak obat dan lain-lain. Nyalakan penghangat ketika musim dingin, memakai pakaian tebal dan selalu berdoa jangan lupa nak." Kali in heechul yang berbicara sambil tersenyum.
"Kau tidak usah ke Seoul selama studi, karena nanti appa dan eomma yang akan mengunjungimu setahun sekali."
"geurae eomma. Jaga diri kalian dengan baik. Jangan terlalu merindukanku." Senyum Luhan penuh arti.
"Jja. Aku pergi dulu ya. Eomma appa, saranghae." Luhan mengecup pipi eomma dan appanya. "Baekkie nae chingu, anyeong" "Chanyeol, ingat ne.!" Luhan pun berjalan menjauhi keempat orang terdekatnya dan melangkah mantap menuju boarding gate.
Aku sudah memantapkan pilihanku. Aku tak ingin berada di cerita dan luka yang sama. Aku ingin menjadi sesuatu yang baru. Sesuatu yang tak pernah kau duga sebelumnya.
TBC
Annyeong readers-nim.. kenalin ya aku author baru disini. Ini adalah ff debutku. Maafin kalo typo bertebaran dimana-mana (namanya juga masih amatir, hihi) semoga kalian suka sama ff aku ini diusahain aku akan update secepatnya. Piss ^^
