Fudanshi? Yes, I am!

Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi

Warning : AU, OOC, Shounen-ai, EYD is amberegul.

Rated : T

Summary : Menjadi seorang fudanshi bagi Nijimura bukanlah dosa. Ia tidak pernah merasa menistakan teman-temannya. Meskipun secara terang-terangan ia sudah sering menjodohkan teman-teman klub basketnya. Ia ketua, dan sangat berhak melakukan hal itu. Asalkan ada asupan, kehidupan Nijimura Shuuzo damai, aman, makmur, dan tenteram.

.

.

.

Decit sepatu bergema di seluruh penjuru ruang gym SMU Teiko. Riuh suara para anggota klub basket memenuhi gendang telinga bagi siapapun yang berada di dalamnya. Saat ini para anggota klub tengah melakukan latihan individu untuk meningkatkan kemampuan serta potensi masing-masing. Meskipun hanya sekedar latihan individu, latihan tersebut tidak luput dari pengawasan sang kapten yang tengah berdiri di dekat ring.

Nijimura Shuuzo. 17 tahun, siswa tingkat akhir merangkap kapten klub basket SMU Teiko tengah mempertajam pandangan matanya ke seluruh penjuru ruangan. Ada beberapa yang tengah melakukan latihan shoot, one on one ataupun melakukan stretching sebelum memulai latihan. Beberapa senior tengah melakukan arahan kepada junior untuk melakukan teknik bermain yang baik, atau pun beberapa arahan mengenai sistem formasi pemain yang dapat dilakukan selama pertandingan.

Nijimura hanya menatap bosan kepada seluruh anggota klub yang diketuainya tersebut. Sesekali helaan nafas meluncur dari bibir offside tapi seksi miliknya. Ia hanya berharap mendapat tontonan yang menarik untuk saat ini. Pandangannya yang terus mengawang-awang terhenti ketika tak sengaja ia melihat kedua adik kelasnya yang berada di dekat bench nampak tengah berbincang akrab. Well, tidak ada yang aneh, sampai salah satu dari mereka menangkupkan kedua tangannya ke pipi lelaki yang satunya lagi.

Tidak terdengar apa yang mereka katakan, jarak mereka terlalu jauh dari tempat Nijimura berdiri sekarang. Nijimura melihat ke kiri dan kanan, melihat keadaan sekitar. Kemudian ia merogoh saku celana dan mengeluarkan kamera digital berwarna hitam kesayangannya. Ia menghidupkan kamera tersebut dan kemudian mengambil posisi yang pas kemudian menekan tombol 'zoom' pada kamera untuk memotret kedua anak adam yang menjadi incaran matanya. Kamera telah di zoom, dan tepat ketika jarinya hampir menekan tombol di bagian atas kamera, tepukan pelan di pundaknya sanggup membuatnya terkejut dan menolehkan kepalanya dengan gerakan patah-patah.

"Senpai sedang apa?" Momoi, manager wanita satu-satunya di tim basket, nampak memiringkan kepalanya bingung.

Nijimura kicep sejenak. Buru-buru ia mengantongi kembali kamera tersebut, dan memikirkan alasan yang tepat untuk menghindari pertanyaan dari kouhainya tersebut.

"Hm.. aku lagi... melakukan dokumentasi?" Nijimura berkata sambil menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal. Ia berharap sang manager tidak dalam keadaan curiga kepadanya.

"Dokumentasi untuk apa senpai? Bukankah tim kita sudah mendapatkan giliran mengisi mading sekitar dua minggu yang lalu ya?" Momoi bertanya dengan wajah penuh selidik. Kaptennya terlihat aneh hari ini.

"Itu hmm... buat dokumentasi kenang-kenangan. Kan asyik jika akhir tahun nanti kita bikin album khusus buat tim basket ini haha." Nijimura ketawa garing sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, menghindari tatapan dari Momoi. Ia berharap wajah penuh dustanya tidak ketahuan oleh Momoi

"Oh gitu.. bilang dong dari tadi senpai. Aku setuju dengan usulmu itu. Kalau kau butuh bantuan, bilang saja padaku. Aku pasti akan membantumu. Apalagi kalau yang jadi objek fotonya Tetsu-kun hihi.. Nah kalau begitu aku permisi dulu ya, ada data pemain yang ingin keperiksa." Momoi berkata sambil tersenyum manis ke arah sang kapten dan di jawab dengan anggukan singkat.

Nijimura menghela nafas sejenak. Setidaknya untuk saat ini aib bejatnya tidak terbongkar. Aib bejat? Ah ya, Nijimura Shuuzo, lelaki tulen berbibir offside yang tahun depan akan menjajaki bangku perkuliahan ini merupakan seorang fudanshi. Sekali lagi, fudanshi.

Pemuda ikemen kapten klub basket ini sebenarnya memiliki banyak kelebihan. Badan yang atletis, ahli dalam berbagai macam olahraga –terutama basket, anggota organisasi kesiswaan, bahkan penyabet posisi salah satu ranking top ten di kelasnya. Meskipun wajahnya cukup preman dan bibirnya cukup mengganggu, tetapi Nijimura punya sifat gantleman yang dapat membuat para wanita ber 'kyaa-kyaa' bila melihat senyumannya. Tapi yang namanya hobi mau apalagi? Apakah salah ikemen perfect sepertinya menyukai yaoi? Tidak kan? Justru yang salah itu adalah ketika di kantin kita tidak membayar setelah makan. Yang terakhir itu prinsip hidup Nijimura.

Entah sudah sejak kapan ia menjalani hidup sebagai pecinta hvmv, ia sudah lupa. Kalau tidak salah sih semenjak ia menonton anime yang berisi para ikemen yang senang melakukan olahraga renang-renangan. Meskipun kebanyakan orang berpikir bahwa dunia per-yaoi-an ini sesat. Tetapi bagi Nijimura tidak. Asalkan tidak merugikan orang lain tidak apa kan? Yeah terkadang Nijimura tidak sadar bahwa secara tidak langsung ia sering menistakan orang-orang di sekelilingnya sebagai bahan fanservice tidak langsung.

Percaya lah, Nijimura itu pecinta yaoi garis keras. Kalau misalnya kebanyakan orang mengatakan 'uang adalah segalanya' maka ia lebih memilih pernyataan 'asupan adalah segalanya'. Meski begitu, jika ditanya masalah orientasi seksual, maka dengan tegas si kapten preman ini akan berkata '100% normal, amit-amit deh gue sama cowo'.

Itu sih sekarang kapten, kalau nanti siapa yang tahu?

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.45 PM. Klub basket telah selesai melakukan latihan rutin sekitar 30 menit yang lalu. Sekarang hanya tersisa beberapa anak kelas satu yang kebagian jatah membersihkan gym, serta beberapa anggota tim inti yang tengah melakukan rapat kecil untuk persiapan latih tanding minggu depan.

"Jadi ingat, formasi untuk minggu depan akan sama seperti biasanya. Tapi kali ini Kuroko akan bermain pada babak pertama. Aku ingin melihat sejauh mana perkembanganmu." Nijimura memberikan arahan kepada para anggota tim inti Teiko.

Kuroko hanya mengangguk paham, ia hanya memasang wajah datar seperti biasanya.

"Baiklah, kalau tidak ada pertanyaan, kalian boleh pulang." Perkataan singkat Nijimura mengakhiri rapat kecil mereka.

Pemilik surai warna-warni nampak membereskan bawaan masing-masing dan berpamitan kepada sang kapten untuk pulang. Ketika yang lain mulai beranjak meninggalkan ruang ganti, tersisa lah dua orang pemuda yaitu Nijimura dan Akashi.

Suasana di dalam ruang ganti saat itu cukup sepi. Bosan dengan keadaan canggung itu, Nijimura memutuskan untuk membuka obrolan.

"Akashi, menurutmu bagaimana perkembangan tim inti kita?" Nijimura berkata tanpa menolehkan pandangan mata dari ponsel berwarna silver miliknya.

"Cukup bagus, akhir-akhir ini Aomine dan Kise sudah bisa mengatur kerja sama tim mereka. Selain itu, kupikir Kuroko juga memiliki perkembangan yang meningkat drastis dibanding ketika pertama kali aku melihat permainan basketnya." Akashi menjelaskan tanpa minat sambil memasukkan handuk kecil ke dalam tas jinjingnya.

Mendengar penuturan dari Akashi, Nijimura mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

"Kau sepertinya akrab sekali dengan Kuroko." Nijimura tersenyum miring menatap Akashi yang tengah berdiri memunggunginya.

"Benarkah? Menurutku itu wajar. Berhubung aku adalah seorang wakil kapten, maka aku harus terus memperhatikan perkembangannya. Lagi pula, mengobrol dengannya tentang novel keluaran baru merupakan salah satu hal yang sering kulakukan akhir-akhir ini." Akashi berbalik sambil menenteng tasnya. Ia sudah bersiap untuk meninggalkan gym yang sudah tampak sepi.

"Oh kalau begitu kau senang berada di dekatnya?" Nijimura berdiri dari posisi duduknya sambil mengambil tas dan tempat minumnya.

"Tentu, aku sangat menikmatinya." Akashi berujar singkat sambil beranjak meninggalkan gym, setelah sebelumnya membungkuk sebentar kepada Nijimura.

Perkataan pendek Akashi sudah lebih dari cukup untuk membuat Nijimura berpikir yang 'tidak-tidak' sesuai dengan khayalannya.

'Yawla OTP gue akhirnya official juga'

Mari kita tinggalkan Nijimura yang tengah asyik berfanboying dengan OTP nya.

.

.

.

TBC/END

Yo minna~ Melvin desu~

Balik lagi sama author gaje. Makasih buat yang udah memberikan respon positif buat ff saya yang sebelumnya :)

Btw, berhubung jadwal kuliah saya lagi padet-padetnya, jadi maaf aja karena ff yang saya tulis sebelumya jadi ngaret :') Maklum anak semester awal #gaknanya .

Sekali lagi terima kasih bagi yang sudah baca ff gaje ini. Kritik dan saran akan saya tampung. Akhir kata saya ucapkan "mind to review minna?"