Konbanwa minna~

hehehe

tolong jangan bunuh saya karena update fict baru, yang sepertinya akan multichap... hahaha (^v^)a

sebenernya nih, fict inilah yang tadinya mau di publish sebagai fict pertama saya di FBI, tapi karena sepertinya flashdisk saya terkena virus dan syukurlah kepada penjaga lab kampus yang bisa-entah dengan cara apa - bisa mengembalikan file ini. jadi selagi masih ada file dan saya gak mau ilang, jadi saya mempublishnya...

maaf ya, tapi saya berharap minna menyukainya, sangat berharap nih...

Happy reading ya... ^^


BOKUTACHI NO LABYRINTH

Pairing : Karin x hitsu

Warning : OOC, gaje , perusakan karakter dan bentuk tubuh mereka, Karin POV kecuali kalau sebelumnya ada pemberitahuan, dll

Rated : T

Genre : Romance, crime, mistery(tapi di chap 1 masih belum terasa)


Aku benci laki – laki. Sangat membenci mereka.

Tentu saja aku membenci mereka karena sesuatu…

bahkan karena beberapa alasan…


"Baiklah Karin-chan, selamat menunggu teman barumu," ucap Orihime-senpai sambil tersenyum sebelum dirinya tak terlihat oleh mataku lagi. Aku menghela nafas berat kemudian berjalan menuju meja yang ada di tengah ruangan.

Ah ya, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Karin. Lengkapnya Kurosaki Karin, tapi kumohon jangan panggil aku dengan Kurosaki! Karena aku benci marga itu!

Baiklah, kini aku bersekolah di SMA khusus putri Soul Society dan aku juga tinggal di asrama sekolah ini. Ya… selama setengah tahun, aku menempati kamar, yang sekarang juga sedang menampungku, sendiri! Namun karena katanya ada siswi pindahan dan juga mengajukan diri tinggal di asrama, maka mulai besok tempat ini bukan menjadi tempat pribadiku lagi. Melainkan, aku harus dengan senang hati berbagi kamarku dengan orang lain!

Huh! Baiklah, kuakui bahwa aku tidak menyukai hal ini. Aku lebih suka sendiri. Tadinya aku sudah protes kepada kepala asrama kami namun Chizuru–senpai – kepala asrama kami – dengan tegas menolak protesku dengan alasan bahwa kamar asrama sudah penuh dan yang tersisa hanya kamar yang kutempati. Huh…

Saat ini, sambil menunggunya, aku berharap semoga teman sekamarku itu orangnya tidak merepotkan. Atau jika memang takdirku mendapat teman sekamar yang merepotkan, setidaknya teman sekamarku itu tidak secerewet Yachiru atau seaneh Orihime – senpai agar aku agak tak terganggu.

Tok…tok…

Akh, ada yang mengetuk pintu kamarku. Dengan malas aku langsung menghampir pintu itu dan membukanya - lagi-lagi dengan malas -.

"Siapa?" tanyaku sambil membuka pintu dan betapa terkejutnya aku melihat sesosok gadis dihadapanku. Seorang perempuan yang sebaya dengan ku. Tingginya sekitar dua senti lebih pendek dariku. Perempuan itu tersenyum simpul. Rambut panjangnya dibiarkannya terurai. Rambut silver yang seindah warna salju. Matanya yang berwarna biru – hijau menatapku dengan agak tajam. Manis, itu kesan pertamaku padanya.

"Konnichiwa … namaku Hitsugaya Fuyumi. Aku teman sekamarmu. Mohon baimbingannya" ucapnya kemudian membungkuk. Aku membungkuk membalas sapaannya. Sopan, ucapku dalam hati.

"Ayo, masuk!" kataku kemudian sedikit menyingkir dari bingkai pintu. Hitsugaya tersenyum kemudian melangkah masuk dengan menenteng koper ukuran besar. Dia kuat juga. Batinku melihat koper ukuran besar-yang terlihat amat berat- itu ditentengnya dengan mudah.

"Namaku Kurosaki Karin, tapi kuharap kau memanggilku dengan Karin saja" ucapku setelah kami duduk berhadapan dan aku menyajikannya satu gelas berisi air putih.

"Baiklah… sekali lagi, yoroshiku onegaishimasu" ucapnya. Aku mengangguk. "Lalu, Karin-san, maukah mengantarku berkeliling?" ajaknya. Aku tersenyum kemudian mengangguk.

"Ayo" ucapku.


OOOOOOoooooooOOOOOO


Dan kini, aku mengajaknya tur dadakan keliling asrama. Ku beritahu letak dapur asrama, tempat pemandian umum dan berbagai tempat lainnya yang kira – kira akan sering kami kunjungi. Lalu sedikit kuceritakan dengan peraturan asrama Soul Society seperti lampu kamar harus mati sebelum jam Sembilan malam. Lalu saat kau menaruh sesuatu di dalam kulkas, kau harus menuliskan namamu disana, agar tidak tertukar maksudnya. Lalu, aku memberitahu sedikit tentang denah asrama Soul Society.

"Anu …. Apa di sini tidak di pasang AC?" Tanya Hitsugaya-san dengan nada khawatir. Aku memandangnya heran.

"Tentu saja tidak ada, makanya sedari tadi panas kan?" ucapku membuat Hitsugaya-san langsung sweat drop.

"kenapa?" tanyaku. Hitsugaya-san hanya menggeleng dan bergumam. "Aku benci panas" ucapnya membuatku tersenyum. Kemudian aku mengajak Hitsugaya-san ke sebuah tempat yang agak terbelakang.

"Nah ini adalah taman yang sudah tidak di kunjungi siswa lagi," ucapku ketika kami sampai di sebuah taman belakang yang rumputnya sudah tidak terawat lagi sehingga pohon – pohon besar dan rumput disini terlihat seperti hutan belantara dan agak menakutkan.

"Kenapa tidak dikunjungi lagi?" tanya Hitsugaya.

"Katanya sih, ada yang pernah bunuh diri di tempat ini, jadi para penghuni tidak mau kesini" jelasku. Sejenak aku melihat raut wajah Hitsugaya-san mengeras.

"Hitsu-san?" panggilku membuat Hitsugaya-san tersenyum.

"Oh, begitu" katanya


OOOOOOoooooooOOOOOO


Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, kami sudah menggelar futon masing – masing. Hitsugaya-san tampak manis dengan baju tidur biru bermotif kepingan salju putih. Dia sudah berada di futonnya yang berada di samping kananku. Aku mematikan lampu, mengingat jika sedetik saja aku telat mematikan lampu, Unohana-san akan tersenyum mengerikan.

Kurebahkan tubuhku di futonku. Pandanganku mengarah ke langit-langit kamar. Hitsugaya-san memposisikan tidur yang menghadap ke arahku.

"Boleh aku bertanya?" tanya Hitsugaya padaku. Aku meliriknya sekilas.

"Tanya apa?" kataku. "Kau bahkan sudah bertanya tadi," gurauku. Kulihat Hitsugaya tersenyum.

"Kenapa Kau tak mau dipanggil dengan margamu?" tanyanya membuat raut wajahku mengeras.

"Aku benci ayahku!" ucapku akhirnya. "Bahkan aku membenci lelaki yang ada di dunia ini," lanjutku. Hitsugaya terdiam, kupikir dia akan bertanya lebih lanjut, namun ternyata tidak. Aku tersenyum, kemudian membalikkan tubuhku menghadapnya. "Jaa.. Oyasuminasai" ucapku kemudian memejamkan mataku…


OOOoooOOO


Normal POV

Hitsugaya memandang langit – langit kamarnya. Meski memandang langit – langit, mata hijau – tealnya ternyata merefleksikan sebuah wajah perempuan berambut hitam yang di cepol dua, tengah tersenyum kepada dirinya. Hitsugaya menghela nafasnya, seketika bayangan di langit – langit itu menghilang. Dia tersenyum ganjil kemudian menatap teman sekamarnya dengan pandangan yang tak dapat di definisikan.

"Gomenne, Karin-san, kau harus terlibat dalam masalahku" ucapnya sambil membelai pipi lembut Karin. Kemudian dia beranjak dari futonnya dan menuju kamar mandi.


OOOoooOOO


Karin membuka matanya. Tiba – tiba saja dia merasa ingin ke kamar mandi. Karin menguap, di ambilnya ponsel yang ada di dekat kepalanya. Pukul 12 malam. Karin lalu beranjak ke kamar mandi yang ada di ruang tidurnya juga. Kemudian dia memutar knop pintu kamar mandi, masuk ke dalamnya dan…

Karin sontak tersadar dengan linglung matanya tetap menatap ke depan.

Seseorang berambut putih panjang dengan mata hijau-teal menatapnya dengan datar. Karin sadar itu Hitsugaya Fuyumi, teman sekamarnya, namun yang jadi pertanyaannya adalah… bagian atasnya yang tidak ada payudaranya?

Karin sontak terkejut. Di tunjuknya dada teman sekamarnya yang tidak membesar. Itu bukan dada cewek, tapi dada seorang ….

"Cowok?"

Karin menyuarakan pikirannya. Hitsugaya Fuyumi, yang ada di depannya menatapnya sebentar kemudian rambut panjangnya itu seketika berubah menjadi rambut pendek landak yang terkesan melawan gravitasi itu.

Bukan, bukan berubah,

Tapi ternyata rambut panjangnya itu merupakan sebuah wig.

"Ketahuannya cepat sekali ya?" sebuah pertanyaan dari orang yang tertangkap basah berbohong mengenai gendernya dengan… santai?

Wajah Karin memucat dan sedetik kemudian…

"KYAAAAAAAAAA!"

Suara horror yang amat menyayat hati itu terdengar dari ruang Karin.

To Be continued

Haha...

Garing ya? Gaje ya?

Hm... sudah bisa nebak kan siapa itu Hitsugaya Fuyumi? hehe

Kalau ada review satuuuuuu aja... dua hari kemudian saya update chapter selanjutnya!

yang pasti lebih panjang dan lebih seru! Hidup FF

hehe

*maklum lagi sedih dan banyak pikiran nih...*

Minna-san, Mind to review?