Hello! Mitsuki here! hahaha! Lama nga ketemu, yaa sebenernya sih ini fanfic pertama Mitsuki di Hetalia. Jadi para pembaca fanfic Hetalia, Mitsuki ucapkan salam perkenalan!Klo ada readers lain yang pernah baca cerita Mitsuki yang lain, selamat membaca cerita Mitsuki yang ini!
Jujur nih ya, Mitsuki nga terlalu tau Hetalia, cuma pernah nonton episode 1-10, trus Episode yang Netherlands muncul, Movienya, trus baca fanfic-fanfic yang lain dan doujinnya juga. Jadi klo ada yang OOC maklumi saja ya... ^.^"
Ywdh, langsung ke cerita!
Disclaimer : Hetalia punyanya Hidekazu Himaruya sensei yang pinter cekali. OCIndonesia punya bangsa Indonesia(?)
Selamat Membaca
Bete, kesel, laper, haus, pegel dan kebelet. Itulah 7 hal yang dirasakan Netherlands saat kejebak di jalanan Jakarta yang macetnya minta ampun, belum lagi banjir yang melanda sekarang ini. Tapi, Netherlands tetep sabar mengadapi cobaan yang berat ini demi betemu dengan mantan istri *ehem* mantan koloninya yang cantik, imut, baik hati namun kadang-kadang stress Indonesia.
3 Jam Kemudian…..
Akhirnya Neth berhasil melewati segala cobaan jalanan Jakarta dan sampai di rumah Indonesia yang sudah cukup tua. Namun wajah dan bajunya yang tadi udah kinclong(?) sekarang jadi seperti habis makan scone buatan England(!?)
"Nesia… Indonesia? Buka pintunya" pinta Neth sambil mengketuk-ketuk pintu Nesia, tapi tidak ada jawaban sama sekali, bahkan saat ia mencoba membukanya pintunya terkunci rapat
"Indonesia! Buka pintunya!" Oke Neth mulai marah dan mengedor-gedor pintu Nesia yang sangat kasian(?) itu
"Indie! Buka pintunya atau akan ku serang vital regionmu!" teriak Neth seperti saat beratus tahun yang lalu.
Kemudian kunci pintu itu terbuka dan perlahan-lahan pintunya juga terbuka, menunjukan seorang wanita berambut panjang dengan pakaian serba putih… Kuntilanak? Bukan…..
"Eh! Kompeni! Sabar dikit napa!? Aku tuh lagi sholat!"
"Gyaaa! Kunti!"
"Oi! Neth! Jangan naik-naik ke atas pohon!"
Ehem… Sekarang author bakalan ngejelasin tentang kejadian gaje tadi. Jadi, Nesia barusan sholat Isya, trus ngebukain pintunya buat Neth dan masih memakai mukenanya. Alhasil Neth ngira Nesia itu hantu dan langsung naik ke atas pohon rambutan punyanya Pak Sapri tetangganya Nesia.
Setelah kejadian jage tadi, Nesia langsung nyuruh Neth untuk mandi di rumahnya, sedangkan Nesia minta maaf ke Pak Sapri dan juga penunggu(?) pohon tersebut.
Beberapa menit berlalu Neth sudah selesai mandi dan melihat Nesia berada di dapur memasak sesuatu.
"Nesia? Kau sedang masak apa?" Tanya Neth, lalu ia memeluk Nesia dari belakang sehingga bahu Nesia basah karena rambut Neth yang masih basah.
"Lagi masak nasgor" kata Nesia masih konsentrasi dengan makanannya.
"Buat aku yaa?" goda Neth dan Nesia menjawab
"Bukan, ini buat komodo peliharaanku" setelah Nesia berkata seperti itu, Neth merasa cemburu dengan komodonya Nesia itu, "Ya buat kamulah, emang ada komodo makan nasgor?" Lalu Neth sekarang merasa bego banget karena udah cemburu sama komodo doang.
"Sekarang kamu mau makan nga?" Tanya Nesia setelah selesai memasak
"Ya maulah" jawab Neth masih dalam posisi seperti tadi
"Kalau gitu lepasin, Kalau nga mau ya udah buat komodoku aja" setelah Nesia berkata seperti itu Neth langsung duduk di meja makan *ehem* maksudnya kursi makan (a/n : entah kenapa banyak orang yang bilang 'duduk di meja makan dulu' tapi sebenarnyakan duduk di kursi XD)
"Hmm…. Rumahnya masih sama seperti yang dulu, cuma ada perbaikan sedikit" kata Neth melihat sekeliling rumah dan kemudian menyuap nasinya
"Iya, soalnya rumahnya udah tua, beratus-ratus tahun yang lalu, mana mungkin bisa bertahan tanpa ada perbaikan sana sini" jelas Nesia yang duduk di sofa tidak jauh dari meja makan sambil menonton televisi tentang banjir di Jakarta
"350 tahun… Aku pernah tinggal di rumah ini… Nesia kau sudah lebih jauh dewasa daripada saat aku pertama kali bertemu denganmu di pantai Banten" ujar Neth
"Yaiyalah, waktu itu aku cuma anak kecil yang nga tau apa-apa, sampai-sampai aku sering ditipu olehmu" balas Nesia, lalu keadaan menjadi sangat sunyi, yang terdengar hanyalah suara sendok Neth dan mbak wartawan yang sedang mewawancarai seorang korban banjir di televisi
"Tapi" Nesia membuka percakapan mereka kembali dan mematikan tvnya, "aku sudah dewasa, sudah merdeka, sudah bebas, aku tidak akan mau tertipu dan dikendalikan oleh orang lain lagi"kata Nesia mantap dan Neth juga sudah menyelesaikan makanannya
"Het spijt me Nesia…" gumam Neth dengan suara yang sangat kecil, "ehem… Apakah kau mau tau kenapa aku datang kemari Nesia?" Lalu Neth mengubah jalur pembicaraan mereka dan Nesia menoleh kea rah Neth lalu berkata,
"Emangnya mau apa kau kemari, Neth? Kalau nga ada yang penting mending kau pulang aja"
"Jangan begitu dong Nesia. Aku kemari itu mau bertemu denganmu dan melihat keadaanmu" kata Neth sambil tersenyum
"Oh," Nesia lalu berdiri dan mendekati Neth, "aku baik-baik aja, nga ada kurang. Udahkan? Kamu udah ketemu aku, tau keadaanku sekarang dan udah kukasih makan lagi, sekarang kau boleh pulang" Nesia lalu mendorong Neth keluar rumahnya
"Tu-tunggu dulu Nesia!"
"Oiya, nasgornya tadi harganya Rp8.000 kamu boleh bayar nanti"
"Aku tau kalau kamu bohong Nesia!" Ned lalu mencengkram bahu Nesia
"A-aku tidak bohong…" jawab Nesia kelihatan kesakitan saat dicengkram oleh Neth
"Ah… Maaf…." Neth lalu melepas cengkramannya, "tolong jangan bohong Nesia"
"Aku nga bohong, aku baik-baik aja" kata Nesia tidak mau melihat kearah Neth
"Lalu kenapa wajahmu begitu lesu? Kenapa badanmu kurus sekali? Dan kenapa banyak luka di tanganmu?" Neth memegang tangan Nesia yang penuh luka
"I-ini karena… A-aku sehabis bersihin halamanku…" jawan Nesia, "kau taukan halamanku itu luas dan banyak tanaman berdurinya makanya jadi begini" jelas Nesia masih memalingkan wajahnya dari Neth
"Hah…." Hela Neth, ia sangat tau kalau mantan koloninya ini sangat keras kepala dan pasti akan terus berbohong sampai Neth mempercayainya, "baiklah, aku akan tidur di hotel, besok pagi aku akanb pergi ke Istana Merdeka bertemu dengan Bossmu" Neth lalu mengambil barangnya dan masuk ke dalam mobilnya,
"Goedenacht Nesia"
"Ja…" jawab Nesia masih memalingkan wajahnya, "ummm…. Wees voorzichtig op de weg, Neth…" Neth langsung kaget setelah mendengar perkataan Nesia tadi, sedangkan Nesia sudah masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintunya
"Hahahaha…. Nesia… Nesia… Pasti Japan sudah menyebutnya Tsundere…" Neth lalu pergi ke suatu hotel
Keesokan paginya…
"Selamat pagi Pak SBY (a/n : Susilo Bambang Yudhoyono, yang nga tau keterlaluan banget XD)" salam Neth menjabat tangan Pak SBY
"Selamat pagi juga nak Netherlands" balas Pak SBY
"Yaa… Saya kemari karena ingin mengertahui jawaban dari surat yang berasal dari Ratu saya sendiri" kata Neth, "Bapak belum memberitau Indonesia ya?" Tanya Neth
"Belum, belum, yang tau surat itu sekarang hanyalah aku dan beberapa orang kepercayaanku" jawab Pak SBY
"Ohh… Kapan Bapak akan membertaunya?" Tanya Neth lagi
"Yaaa... Seka—"
"Bosss!"
"—rang …" saat Pak SBY berbicara tdi Nesia tiba-tiba masuk ke ruangannya, sehingga membuat Neth terkejut dan tersedak minumannya
"Nesi—uhuk—a?"
"Ah, Nesia ayo duduk dulu sini" suruh Pak SBY dan Nesia menurutinya, "kamu pasti bertanya tentang kenapa Netherlands ada di sinikan?"
"Nah bener tuh Boss! Trus kenapa dia ada di sini?" Tanya Nesia ke Bossnya
"Ehem, lebih baik saya tinggalkan dulu kalian berdua untuk membicarakan hal ini. Saya akan menunggu di luar" lalu Neth pergi keluar ruangan tadi
"Nah, Nesia. Coba kau baca surat ini" Pak SBY kemudian memberikannya sepucuk surat yang bergambarkan bendera merah-putih-biru
"Yang terhormat Pak SBY bla bla bla…. Hhmmm…. HUH?! Apa-apaan nih Boss?!"
"Ya itu, Ratu Netherlands ingin kita melakukan hubungan Uni lagi, supaya Negara kita membaik. Bapak sudah banyak sekali melihat masyarakat Indonesia yang kian hari semakin sengsara, kita sering sekali mengalami musibah… Banjir, tanah longsor, gunung meletus, korupsi, teroris, pembunuhan dan masih banyak lagi. Tapi dengan melakukan Uni… Negara kita pasti akan membaik, kesengsaraan kita akan selesai… Bukan begitu Nesia?"
"I-iya… Tapi…"
"Bapak tidak memaksamu, bapak hanya ingin yang terbaik bagi Negara kita… Bagi Indonesia, karenanya bapak ingin mengetahui keputusanmu tentang ini dan sekaligus apa yang dipikirkan oleh warga Indonesia tentang ini. Bapak akan menuruti semua kemauan kalian" jelas Pak SBY, sedangkan Nesia masih berfikir
"Boss… Saya… Saya boleh minta waktu nga Boss?" Tanya Nesia
"Baiklah… Bapak beri kamu 3 hari. Kalau kamu setuju, Bapak akan memberitahu seluruh Indonesia tentang ini, tapi kalau kau tidak setuju, itu terserahmu, mau memberitahu mereka atau tidak"
"Ba-baik Boss…" Nesia lalu berdiri dan pergi keluar ruangan itu
Setelah Nesia keluar dari pintu besar ruangannya Pak SBY, Neth mendekati Nesia dengan senyuman di wajahnya atau lebih tepatnya nyengir?
"Bagaimana Nesia?" Tanya Neth yang dari tadi nungguin di luar ruangan
"Aku nga sudi nikah sama kamu Neth! Amit-amit cabang bayi tau nga?!" setelah berteriak seperti itu, Nesia langsung berlari entah kemana
"Hah… Mungkin ini memang salahku ya… " gumam Neth
"Bukan, bukan. Nesia cuma malu aja kok" kata Pak SBY yang muncul dari belakang Neth secara tiba-tiba
"Eh! Pak SBY, jangan ngangetin saya dong…"
"Hahahahaha…. Maaf maaf"
Sementara Neth dan Pak SBY masih berbincang-bincang, Nesia sedang…
"Karena itu aku ke rumahmu Malon!" yap Nesia pergi ke rumah adiknya, Malaysia dan entah kenapa adik-adiknya yang lain udah pada ngumpul juga di sana, Philippines, Brunei dan Singapore
"Sebenernya aku juga tak setuju kau nikah sama Kepala Tulip itu, Ndon" kata Malaysia
"Tapi kalau ate terima, Negara ate bakalan membaik kan?" Tanya Philippines
"I-iya sih…"
"Aku setuju sama Philippines, kak Nesia terima saja" kata Brunei
"Tapi, kalau kak Nesia terima, kekayaan kak Nesia juga akan diambil sama Tulip itu jugakan?" kata Singapore sambil mainin iPhone terbarunya
"Jadi, kakak kalian yang tersayang ini harus apa dong…?"
"Emm… Terima/Tolak" jawab mereka bersamaan, Malaysia dan Singapore nyuruh tolak sedangkan Philippines dan Brunei nyuruh terima
"Ya Allah… Kalau begini caranya nga bakalan dapet keputusannya…." Nesia lalu berdiri dan pergi keluar rumah Malaysia
"Eh? Ate mau kemana?"
"Pengen ke rumah Nation yang lain. Mau tau menurut mereka harus gimana, dah…"
TBC!
Kamus kecil Bahasa Belanda (klo ada yang salah maafin, ini semua Mitsuki dapetin dari mbah Google):
Het spijt me Nesia : Maafkan aku Nesia
Goedenacht Nesia : Selamat malam Nesia
Ja :IyaWees voorzichtig op de weg, Neth: Hati-hati di jalan, Neth
Arigatou for Reading
Gomen for Mistakes
Please Review
