Oke, Lulu memang bandel, dah janji gak bakal bikin fanfic lagi sebelum ujian selesai, malah buat yang baru.

Tapi percayalah, biar Lulu tidak melupakan ide yang anehnya terus bermunculan di saat yang gak tepat ini.

Kalian percaya padaku kan? *puppy eyes* (Re: Siapa lo? Me: *pundung di pojokan*)

Abaikan yang diatas, dan selamat membaca!

*Be A Child for 3 Days*

Siang ini, tampak Boboiboy dan Fang yang sedang termenung di kelas. Mereka bosan karena kawan baik mereka yaitu Gopal, Ying, dan Yaya sebagai peramai suasana tidak ada di kelas, entah menghilang kemana. Memang jam pelajaran sedang kosong pada saat itu. Dan Boboiboy serta Fang memang akhir-akhir ini tidak mendapatkan kesempatan untuk bertarung, karena Adu Du juga tak tampak batang hidungnya (hidungnya Adu Du mah emang tak tampak dari orok).

"Hah... bosannya..." ujar Boboiboy.

"Hoahm, memang..." Fang menimpali sambil menguap.

"Aku harap ada kejadian yang menarik. Jujur saja aku merasa bosan jika suasana terlalu tenang."

Seakan-akan menjawab doa Boboiboy, terdengar suara ledakan dari luar dan terdengar suara serak namun lantang.

"BOBOIBOY! KELUARLAH!"

Para murid di sekolah itu, anehnya tak ketakutan. Mereka malah menghela nafas dan mengangkat behu seraya berkata "Hah, mulai lagi...".

Boboiboy memandang keluar jendela seraya mendecih.

"Si kepala kotak itu! Mau apa lagi dia.." ujar Boboiboy seraya melangkah keluar kelas. Baru 5 langkah ia berjalan, ia kemudian berhenti dan menyadari sesuatu.

"Hei, Fang. Kenapa kau masih di bangkumu?" ujar Boboiboy keheranan melihat Fang masih duduk tenang di kursinya dengan mata setengah tertutup.

"Memang kenapa?" jawab Fang dengan malas.

"Diluar ada Adu Du tahu." Ucap Boboiboy dengan sabar, mengira bahwa tadi Fang tertidur dan tidak memperhatikan keributan di luar sana.

"Lalu?"

"KITA HARUS MENGHADAPINYA BAYI PEMALAS!" Boboiboy mulai marah.

"Kita? Bukannya tadi dia cuma memanggil namamu ya? Kenapa aku harus ikut juga?"

"AARRGH!" Boboiboy menggeram frustasi, kemudian ia menarik telinga Fang dan menyeretnya keluar.

"DASAR PENGECUT! KALAU KAU TAKUT BILANG SAJA!"

"Aduh duh! Hei boboiboy! Kalau kau butuh bantuan bilang saja! Atau setidaknya tarik tanganku! Bukan telingaku!" teriak Fang kesakitan dan marah.

Boboiboy menghiraukan protes tawanannya(?) dan berlari keluar. Dengan tangan kanannya masih memegang telinga Fang. Otomatis Fang yang tidak ingin berkuping satu pun ikut berlari keluar.

Diluar sudah menunggu Adu Du dan Mega Probe yang memasang cengiran mengejek.

"Halo, selamat siang Boboiboy.." ujar Adu Du sok sopan.

"TIDAK USAH BASA-BASI DENGANKU! MAU APA KAMU KESINI HAH!" teriak Boboiboy dengan keras.

"HOI BOBOIBOY! TELINGAKU MERAH SEBELAH NIH!" teriak Fang seraya mengusap-usap telinga kanannya. Tidak kalah keras, cuma kurang nyambung sama topik.

"Baru sampai? Dasar lamban." Kali ini Mega Probe berkata seraya mengejek.

"Huh, aku akan cepat sampai kalau bukan karena si pemalas itu." Cibir Boboiboy seraya menatap tajam ke arah Fang.

Tak ayal lagi, muka Fang menjadi merah dan sebuah perempatan siku-siku muncul di dahi Fang.

"HEH! KAN SUDAH KUBILANG, YANG DIPANGGIL ITU KAMU! KENAPA AKU IKUTAN JUGA!"

"HOI! ADU DU INI EMANG CUMA APAL NAMAKU DOANG TAHU! SECARA KAN OTAKNYA KOTAK!" Ano Boboiboy, apa hubungannya bentuk otak sama kecerdasan seseorang ya?

"CARA NGELES APAAN ITU! KALAU MINTA BANTUAN YA BILANG SAJA! JANGAN BUAT TELINGAKU YANG MUNGIL INI JADI BERAT SEBELAH!"

"KUPING GAJAH KAYAK GITU KAMU BILANG MUNGIL!?"

"DASAR ANAK INI MINTA DIHAJAR!"

Dan terjadilah duel mulut antara 2 anak manis ini. Dan sebelum capslock sang author jadi jebol, Adu Du mencoba melerai pertikaian mereka.

"HOI, PERHATIKAN AKU MANUSIA BUMI SIALAN!" ini mah nambah buruk keadaan namanya.

Sontak 2 kepala yang mungil namun berbulu(?) itu menoleh ke arah sang alien kotak.

"Nah, saksikanlah ciptaanku ini! Pistol Pengecil!"

Boboiboy dan Fang pun berteriak protes.

"LAGI?!"

"UDAH PERNAH BANG! GANTI YANG LAIN NAPA!"

Adu Du sebenarnya udah kesel tingkat tinggi, namun mengingat akan hasil misi sucinya ia tersenyum mengejek.

"Hehe, ini berbeda dengan dahulu. Pistol pengecil ini dilengkapi obat langka bernama APTX 4899. Dan obat ini akan menciutkan tubuh kalian hingga kalian lenyap tanpa jasad!"

Ini apanya yang beda coba.

"RASAKAN INI!" Adu Du mulai menembakan pistolnya ke arah Boboiboy dan Fang yang masih tertegun. Sedangkan Probe tampaknya mengingat sesuatu.

"Anoo, Incik Bos?"

"Iya?"

"Nama obatnya APTX 4869 apa APTX 4899?"

"Tentu saja namanya APTX 4869, eh tunggu. Obat mana yang kau masukkan ke pistol ini?"

Probe hanya tersipu malu sambil membuat wajahnya seimut mungkin "Hehe, aku malu mengatakannya.."

Tapi gagal, karena sedetik kemudian gelas alumunium berkecepatan tinggi menyambar bagian depan kepala Probe, membuatnya terjungkal ke belakang.

"MALU! HIH! PASTI KAU SALAH MASUKIN OBAT KAN! ITU OBAT MAHAL TAHU! KUBELI DARI HAIBARA AI PAKE KARTU KREDIT PLUTONIUM! KENAPA KAU MASUKKAN OBAT YANG MASIH DALAM BENTUK PROTOTIPE ITU HAH!"

"Aduh Incik Bos, maaf aku tak sengaja. Lagipula nama asli gadis itu Shiho Miyano tau.."

(Re: HOI AUTHOR! INI MULAI SALAH FANDOM TAU! Me : *sibuk mendengarkan musik, pura-pura tak peduli*)

Sementara itu Pistol Pengecil Adu Du mulai berefek pada Boboiboy dan Fang.

"HWA! AKU TIDAK BICA MELIHAT!"

"HWA! AKU TIDAK BICA MELIHAT!"

Oke, mereka memang mengeluhkan hal yang sama dan tak ada hubungannya dengan efek pistol pengecil, namun mereka berbeda alasan. Boboiboy tidak bisa melihat karena topi yang selalu bertengger di kepalanya itu membesar hingga menutupi kepala sang bocah hero. Sedangkan Fang? Ia tak bisa melihat karena kacamatannya membesar hingga melorot ke tanah.

"Adu Pang! Kenapa bisa begini!" tanya Boboiboy dengan panik.

"PANGGIL AKU PANG! BUKAN PANG! Eh? A-a.." Fang pun bingung mendapati suaranya yang seperti anak kecil.

"CIAPA YANG PANGGIL KAMU PANG! DASAL ANAK-eh?" Boboiboy yang juga terkejut dengan perubahan suaranya membuka topi yang menutupi kepalanya. Dan...

"Pang?" Tertangkap di matanya seorang anak kecil, enggak, bayi usia 10 bulan yang sedang meraba-raba sekitarnya. Dengan baju SD yang sangat kedodoran menyelimuti tubuhnya.

"JANGAN PANGGIL AKU PANG!" Fang berteriak... ke arah pohon.

"PANG! KAU JADI ANAK KECIL!" seru Boboiboy dengan shock. Kemudian ia melihat ke arah tubuhnya...

"UWAA! AKU JUGA JADI ANAK KECIL!"

Sedangkan Adu Du yang sedang menyiksa Probe tidak menyadari perubahan tersebut. Namun kemudian...

"HWA HAHA! KALIAN JADI BAYI! SEKARANG KALIAN TERLALU LEMAH UNTUK MENGALAHKANKU!" kata Adu Du dengan sombong. Tapi..

"KATA CIAPA HAH!" Fang yang menyadari apa yang terjadi pada tubuhnya mulai marah. Jari-jarinya bergerak membuat bentuk harimau.

"HALIMAU BAYANG! KEJAL DIA!"

Harimau Bayang mematuhi ucapan tuannya dan mulai mengejar targetnya. Terdengar suara serak-serak basah menggelegar.

"HWA! TOLONG AKU! KENAPA INI! APA SALAHKU!"

"CALAHMU ADALAH MEMBUAT TUBUHKU MENJADI BAYI! LASAKAN INI! CAKAL BAYANG!" Cakar Bayang pun siap terayun ketika..

"Hoi, kau salah sasaran lah.."

Suara serak-serak basah yang lain membuyarkan pikiran Fang. Cakar bayang pun tergantung di udara.

"Eh?"

"Hei, Pang ini. Halimau Bayangmu mengejal kakek-kakek tukang bulgel tau.."

.

.

Krik krik

.

.

Krik krik

.

.

"Oh calah ya." Ujar Fang cuek seraya menghilangkan cakar bayangnya, tidak lagi melihat ke arah kakek-kakek malang yang sekarang sedang pingsan karena shock. Sungguh kesialanmu kakek malang, mempunyai suara yang sama dengan si alien durjana Adu Du. Oh nasib, nasib.

"Nah, cekarang dimana Adu Du yang acli?" tanya Fang... pada batu.

Boboiboy menghembuskan nafas dengan keras, pertanda ia mulai lelah dengan ulah temannya yang sedang mendadak buta. Bukan buta sebenarnya, hanya rabun akut.

"Cudahlah, bial aku caja yang menghadapi alien itu. Kelis petil!" ujar Boboiboy seraya melemparkan 'kelis petil' nya, satu ke Adu Du, dan satunya lagi ke arah Probe. Kontan saja 2 makhluk asing tersebut tumbang dengan tubuh gosong.

Boboiboy mulai merangkak menuju Adu Du dan Probe. Merangkak? Iya, benar-benar merangkak. Baju SD nya yang hampir menutupi tubuhnya itu mulai kotor karena diseret-seret oleh sang pemilik di tanah berdebu. Baju kedodoran tersebut menghalangi Boboiboy untuk merangkak lebih cepat. Beruntung Adu Du dan Probe dalam keadaan pingsan. 15 menit berlalu, akhirnya ia berada di samping sang musuh yang telah gosong.

"Tanah pencekelam."

Setumpuk tanah mencengkeram Adu Du dan Probe yang tak berdaya dan mengangkat mereka ke langit. Mendapat perlakuan yang sangat 'istimewa', Adu Du dan Probe tersadar dari pingsannya.

"Hah, kenapa ini! Lepaskan aku Boboiboy!" Adu Du mulai ketakutan.

"Tidak kecuali kau mengabulkan pelmintaanku."

"Apa?"

"Belikan obat penawal atau obat apapun yang bica membuat kami kembali sepelti semula."

"Anu, sayangnya tidak bisa.."

"APA!"

"HWA! Maksudku, obat yang menciutkan tubuhmu itu hanya percobaan gagal. Dan sang pencipta juga tidak membuatkan obat penawarnya."

"Kalau begitu buatkan."

"Hah?"

"Buatkan penawalnya. Kubeli waktu 1 minggu."

"Heh, jangan remehkan Incik Bos ya! Hanya membuat obat penawar Incik Bos cuma butuh waktu kurang dari enam hari."

"Kalau begitu lima hali."

"Empat!"

"Tiga."

"Du-UMPH!" mulut Probe sukses dibekep oleh Adu Du.

"Oke, 3 hali dali sekalang, kamu halus datang ke sekolah ini membawa obat penawal. Kalau tidak datang..." Keris petir kembali terbentuk di tangan mungil Boboiboy.

"Glek, ba-baiklah."

"Sekalang pelgilah."

Setumpuk tanah yang menahan Adu Du dan Probe turun. Majikan dan ajudan yang mengetahui mereka telah bebas segera melarikan diri ke Markas Kotak.

Boboiboy merangkak kembali ke arah Fang. Setelah sampai, ia memungut kacamata nila kepunyaan rivalnya itu dan memberikannya ke pemiliknya.

"Nih, kacamatamu."

Fang segera menerima kacamatanya dan memakainya, namun ikuran kepalanya yang sudah terlalu kecil membuat kacamata itu tidak bisa bertengger manis di atas hidungnya. Terpaksa ia memegang kacamata itu sejajar dengan matanya, persis seperti orang yang menggunakan lorgnette. Akhirnya ia bisa melihat wajah seorang bayi di hadapannya.

"Bo..boi..boy?"

"Iya, ini aku. Cekalang kita beldua menjadi anak kecil."

"Itu juga aku sudah tau. Ngomong-ngomong mana topimu?"

"OH IYA! TOPIKU!" Boboiboy sibuk mencari-cari topinya. Akhirnya ia menemukannya tak jauh dari tempatnya sekarang.

"Cyukullah topiku selamat. Tapi cekalang aku tidak bica memakaimu topi. Maafkan aku ya?"

Fang mulai berpikir temannya sudah gila, berbicara dengan topinya sendiri. lalu ia mendesah pelan saat ia melihat tubuhnya.

"Ahh, cekalang aku bertubuh bayi. Image cool ku hancul cudah. Pasti pala pansku kabul cemua melihat wujudku yang sepelti ini."

"Anu Pang, cepeltinya pansmu malah akan mendekatimu."

"Hah?"

Fang dan Boboiboy pun mendapati hampir seluruh siswi SD Pulau Rintis mengerubunginya. Tampak mata mereka yang berbinar berbahaya. Sedetik kemudian...

"KYAA! MEREKA LUCU SEKALI!"

"RUPANYA BOBOIBOY KECIL MUKANYA SEPERTI INI!"

"WAH! WAJAH JUTEK FANG VERSI BAYI!"

"TAPI LIHATLAH BAJU MEREKA KOTOR!"

"WAH! AYO KITA GANTI BAJU MEREKA!"

"KALAU TAK SALAH DI RUANG DRAMA ADA BAJU BAYI!"

"OKE AYO SEGERA KE SANA!"

Boboiboy dan Fang pun kebingungan ketika para gadis-gadis menggendong tubuh mereka dan membawa mereka ke ruang drama. Beberapa saat kemudian...

"WAAA!"

Tidak usah mendeskripsikan apa yang Boboiboy dan Fang alami di ruang drama, karena author terlalu malas untuk itu.

TBC

Ket: Lorgnette itu kacamata tak berbingkai. Jadi sang pemilik harus terus memegangnya sejajar dengan mata.

Ah, senangnya bisa menistakan Boboiboy dan Fang.*dilempar keris petir, dicakar harimau bayang.*

Fang : Wah, autholnya cudah mati.

Boboiboy : Telus, ciapa yang melanjutkan panpic ini?

Fang :Bialin aja panpic gak jelas ini gak ditelusin.

Boboiboy : Tapi itu belalti kita akan belwujud sepelti ini selamanya dong.

Fang :*diam beberapa menit* O iya ya..

Fang dan Boboiboy : HWA AUTHOL! TOLONG BANGUN!

Author :*bangun* REVIEW PLEASE! *pingsan lagi.*