KIZUNA

Narutoo disclaimer Masashi Kishimoto

Date a Live/デート・ア・ライブdisclaimer Tachibana Kōshi

Summary: Sebagai bentuk terima kasih Rikudo Sennin kepada Naruto yang telah memenangkan Perang Besar Dunia Shinobi Keempat dan membawa perdamaian di Dunia Shinobi. Dia mereinkarnasikan Naruto kemasa depan jauh setelah jaman shinobi berakhir. Namun bukannya damai, Naruto justru dihadapkan dengan masalah para spirit.

Char: Uzumaki Naruto, Yatogami Tohka, Itsuka Shido, Natsumi, Nia Honjou, Tokisaki Kurumi

Genre: Action, Romance, Sci-fi, Friendship, Harem, Fantasy, Slice of Lice

Warning: Ooc, Semi canon, Bahasa gak baku!, bikin sakit mata!, tidak suka tidak usah dibaca, dan yang terpenting 'Zero To Hero'.

Setting: canon (dunia Date a Live)

OPENING: HEROE'S COME BACK

CHAPTER 1

PROLOGUE

Dahulu kala, disebuah desa bernama Konohagakure. Hidup seorang bocah bernama Uzumaki Naruto. Seorang bocah yang bercita-cita menjadi Hokage, shinobi terkuat didesanya. Namun, dirinya memiliki rahasia sejak lahir. Akhirnya dari seorang guru bernama Mizuki yang mencoba untuk memanfaatkannnya, Naruto akhirnya tahu bahwa dirinya merupakan seorang Jinchuuriki dari Kyuubi no Yoko. namun setelah mendapatkan Ikatan dengan Iruka, Naruto tetap bertekad untuk mewujudkan impiannya.

Setelah berhasil lulus dari ujian bertahan hidup yang diberikan oleh Kakashi, Naruto Sasuke dan Sakura akhirnya memulai kehidupan mereka sebagai genin. Naruto beserta seleuruh rekan setimnya mulai berkembang setelah melalui berbagai ujian dan juga pertarungan. Akan tetapi, Sasuke yang tidak bisa melupakan dendamnya pada sang kakak akhirnya pergi dari desa dan mencari kekuatan dari Orochimaru...

Dua tahun kemudian, Naruto yang telah menyelesaikan latihannya mulai kembali bergerak dan bertarung dengan Akatsuki, sebuah organisasi misterius yang mengincar Bijuu. Setelah berhasil menyelamatkan Gaara dari tangan Akatsuki, dua orang anggota Akatsuki dikirim ke Konoha untuk menangkap Naruto. Naruto yang sudah menguasai jurus barunya, di bantu oleh tim Asuma akhirnya bisa mengalahkan dua anggota Akatsuki tersebut.

Namun berita duka datang ketika Naruto mendengar kabar bahwa Jiraiya tewas di tangan Pain, pemimpin Akatsuki. Demi bisa membalaskan dendam sang guru, Naruto pergi ke Gunung Myoboku untuk menguasai senjutsu. Di tengah latihan beratnya, Pain datang dan menyerang Konoha. Disaat itu, Naruto yang telah menyelesaikan latihannya datang untuk melawan Pain seorang diri. Naruto sempat terkejut ketika mengetahui bahwa identitas Pain yang sebenarnya adalah mantan murid Jiraiya. Namun dengan tekad yang di tinggalkan oleh sang Guru, Naruto akhirnya berhasil menyadarkan Pain.

Disisi lain, Sasuke mengetahui perasaan sebenarnya dari sang kakak, akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Akatsuki dan bersumpah untuk membalas dendam pada Konoha. Di saat pertemuan Lima Kage brlangsung, Sasuke akhirnya berhasil membunuh Danzo, sementara itu Madara yang mendeklarasikan perang akhirnya membuat kelima kage membentuk sebuah pasukan aliansi Shinobi dan Perang Besar Dunia Shinobi pun dimulai...

Sementara itu, Naruto pergi menemui Killer Bee untuk bisa mengendalikan cakra Kyuubi. namun pada akhirnya, keduanya memutuskan untuk ikut ambil bagian dalan perang. Madara yang asli pun muncul di tengah perang dalam bentuk edo tensei. Sementara itu, laki-laki bertopeng yang selama ini mengaku sebagai Madara ternyata adalah Obito, teman lama Kakashi yang kecewa terhadap dunia shinobi.

Shinobi aliansi semakin dibuat kewalahan dengan bangkitnya Juubi yang memiliki kekuatan gabungan dari sembilan Bijuu. Disisi lain, Sasuke yang berhasil menghentikan Kabuto bersama Itachi, akhirnya tiba di Konoha. Dan untuk mengetahui seluruh kebenaran, dia membangkitkan keempat Hokage terdahulu menggunakan edo Tensei milik Orochimaru.

Setelah itu, Sasuke pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke medan perang dan membantu untuk mengalahkan Juubi bersama Tim taka, Orochimari dan juga para Hokage edo tensei. Dan akhrinya Tim 7 pun berkumpul kembali. Namun di tengah pertarungan, Obito berhasil menjadi Jinchuuriki Juubi dan bahkan memanggil Shinju untuk menyerap cakra para shinobi. Namun dengan bantuan dari Rivalnya, Naruto akhirnya berhasil mengalahkan Obito dan menarik keluar para Bijuu. Namun disaat terakhir, Madara memanfaatkan Obito untuk menggunakan Rinne Tensei no Jutsu dan akhirnay berhasil bangkit seutuhnya. Ia kemudian berhasil merebut kekuatan Juubi dan mendapatkan kekuatan Rikudo. Sementara itu, Naruto dan Sasuke yang berada di ambang kematian bertemu dengan Rikudo Sennin dan mendapatkan kekuatan baru dan bangkit kembali.

Disaat perarungan semakin sengit, Kuro Zetsu mengkhianati Madara dan akhirnya berhasil membangkitkan Kaguya Otsutsuki. Dengan kekuatan yang diwariskan oleh Rikudo Sennin, Tim 7 bertarung dengan Kaguya dibantu oleh Obito yang sudah kembali menjadi dirinya yang dulu. Setelah pertarungan sengit yang memakan waktu lama, Kaguya akhirnya berhasil disegel dan Perang Besar pun Berakhir. Namun, Sasuke mulai melakukan pemberontakan. Demi mengakhiri konflik reinkarnasi Indra dan Ashura yang sudah berlangsung selama ratusan tahun, Naruto dan Sasuke akhirnya memulai pertarungan terakhir mereka di Lembah kematian.

Disaat-saat terakhir, Naruto akhirnya berhasil mengalahkan Sasuke dan membawa perdamaian bagi Dunia Shinobi. Namun sebagai gantinya, Naruto harus tewas karena kehabisan darah. Rikudo Sennin pun akhirnya memutuskan untuk mereinkarnasikan Naruto sebagai wujud terima kasihnya karena sudah membawa perdamaian bagi dunia Shinobi.

Naruto akhirnya bereinkarnasi kemasa depan, jauh setelah jaman Shinobi berakhir. Namun seelah bereinkarnasi, dirinya ternyata kembali keusia 15 tahun...

PROLOGUE END

Ditengah perjalanannya menuju kesekolah, sorang pemuda bernama lengkap Uzumaki Naruto sedang berjalan dengan santainya menuju kesekolah. Dengan pandangan datar kearah depan, Naruto melewati setiap orang yang berlalu lalang disekitarnya.

Mata berwarna biru yang seindah batu shafir memandang datar kearah depan. Rambut pirangnya yang dulu jabrik kini terlihat lebih lemas, agakk sedikit berantakan dan juga stylish. Namun dari semua itu, tiga garis kumis dipipinya tetap menjadi ciri khas seorang Uzumaki naruto. Wajahnya mungkin memang tidak terlalu tampan, namun ia terlihat keren.

Bahkan terlihat beberapa gadis seperti tengah membisikkan sesuatu tentang dirinya.

Namun Naruto cuek saja, dan dengan santai ia meneruskan perjalanannya menuju kesekolah.

Setelahnya, Naruto terus saja berjalan dengan santai menuju kearah gerbang sekolah yang sudah tinggal beberapa meter lagi. Dari tempatnya berada, Naruto bisa melihat banyak murid yang memasuki lingkungan sekolah.

"-!"

Seakan ditusuk oleh jarum, seketika itu bulu kuduknya langsung menegap.

Dia saat dia menatap kearah sekolah yang ada didepannya, tubuhnya merasakan suatu sensai yang sulit dijelaskan. Sensasi yang terasa begitu negatif, dingin dan juga gelap.

Tubuh Naruto sedikit menegang saat itu sebelum kemudian dia merasakan sensasi aneh itu hilang.

'Perasaan apa yang kurasakan ini?'

Meski ia merasakan bahwa aura aneh yang ia rasakan tadi telah menghilang, Naruto masih terdiam di tempat.

Sensai yang ia rasakan sama seperti ketika dia mendeteksi aura negatif Shiro Zetsu yang menyamar menjadi shinobi aliansi pada Perang Dunia Shinobi Keempat. Kemampuan itu ia dapatkan setelah ia berhasil mengendalikan kekuatan cakra Kyuubi.

Sementara setelah ia bereinkarnasi, dia bukan lagi seorang Jinchuuriki Kyuubi walau sekarang ia masih bisa menggunakan cakra. Namun cakra yang dia miliki saat ini sama dengan shinobi tingkat chuunin. Jadi tidak mungkin dia punya kemampuan seperti itu lagi atau yang barusan itu memang hanya perasaannya saja.

KRIIIINNGG

"-!"

Tiba-tiba suara bell berdering, semua murid yang masih berada di luar gerbang kemudian segera memepercepat jalannya menuju kekelas masing-masing.

Naruto yang terdiam melamun pun akhirnya tersadar dan bergegas memasuki area sekolah.

Karena hari ini adalah hari pertama dia masuk sekolah, ia memutuskan untuk pergi keruang guru sebentar untuk mengetahui dimana ruang kelasnya.

Saat salah satu guru melihat daftar apapun itu, dia memberitahukan bahwa Naruto berada di kelas 11-4. Semula Naruto mangguk paham, namun ia menemui masalah.

Dia tidak tahu dimana letak ruang kelasnya itu, terlebih lagi jam pelajaran sebentar lagi akan segera dimulai. Namun ia beruntung, ternyata sang kepala sekolah sendiri bersedia untuk mengantarnya menuju keruang kelasnnya yang baru.

Setelah berjalan melalui lorong sekolah, mereka akhirnya sampai di ruang kelas yang mereka tuju.

Ketika pelajaran sedang berlangsung di kelas 11-4, sang kepala sekolah yang berjalan memasuki ruangan meminta sensei yang sedang mengajar untuk menghentikan pelajaran sebentar dan memperkenalkan murid baru itu.

"Sekarang, silahkan perkenalkan dirimu kepada semuanya" ucap

"O-ouh!" gumam Naruto

Di bawah arahan kepala sekolah, dia menganggukkan kepalanya dengan perlahan, kemudian meraih kapur tulis dengan tangannya dan kemudian menulis namanya dipapan tulis.

"Namaku Uzumaki Naruto, salam kenal, minna-san" ucap Naruto dengan percaya diri sambil tersenyum cerah.

Otomatis senyuman Naruto membuat beberapa gadis di kelas itu terpesona. Sementara para siswa laki-laki yang ada disana justru memasang wajah sinis ke arah Naruto seolah mereka tidak menginginkan keberadaan Naruto dikelas itu.

"Uzumaki-san, perkenalannya sampai di sini saja. Silakan duduk di tempatmu. Tempat dudukmu berada di sebelah sana," Ucap sang guru sambil menunjuk ke arah bangku yang dimaksud.

"Ha'i"

Naruto kemudian segera berjalan menuju kebangku yang ditunjuk oleh, dan kemudian pelajaran pun dimulai.

Hingga ia duduk di bangkunya sendiri, ia tidak menyadari bahwa ada tiga gadis berbeda yang sedari tadi terus memandanginya.

Ketika kepala sekolah mulai meninggalkan ruangan, sang guru pun mulai membuka pelajaran. Ia pun berseru.

"Perhatian semuanya! Keluarkan buku pelajaran kalian dan buka halaman tiga puluh sembilan!"

Semua orang kembali memandang ke arah depan kelas, tepatnya ke arah sang guru. Secara serentak seisi kelas mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tas masing-masing. Begitu juga dengan Naruto.

Bahu Naruto sedikit tersentak ketika dia baru akan mulai menulis.

Ada semacam perasaan tidak nyaman yang timbul dari dirinya, entah karena apa namun itu sepertinya karena ia merasakan ada dua pasang mata yang terus menatapnya dari dua arah yang berbeda.

Naruto yang menyadari bahwa ada dua gadis yang dari tadi terus menatapnya dengan tatapan aneh mulai merasa sedikit risih, dan secara alamiah ia pun mengerutkan dahinya. Ia kemudian melirik kearah kanan, disana ia mendapati seorang gadis berambut biru panjang yang menatapnya dengan tatapan aneh. Namun ketika menyadari bahwa Naruto melihat kearahnya, gadis itu kemudian langsung mengalihkan pandangannya kearah papan tulis dan menulis apa yang ada disana.

Naruto kemudian menoleh kearah kiri, disaat itulah iris shappire milik Naruto bertatapan langsung dengan iris merah delima milik sang gadis. Ia memiliki rambut hitam pekat, jumbainya yang panjang menutupi bagian kiri wajahnya.

Entah karena alasan apa, dia menatap Naruto dengan tatapan datar.

Namun sama seperti gadis sebelumnya, ketika mata mereka saling bertatapan. Gadis itu dengan tenang kembali mengarahkan pandangannya kearah papan tulis.

'Entah kenapa, firasatku mengatakan kalau aku akan terkena sial hari ini' batin Naruto

Naruto kemudian menghela nafas pendek dan memusatkan pikirannya pada pelajaran yang kini tengah berlangsung.

Satu jam berlalu, pelajaran masih berlangsung. Para murid di kelas masih sibuk mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Guru yang mengajar. Namun tiba-tiba-

UUUUUUUuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu—

"Huh!?" gumam Naruto

Jendela-jendela di ruangan kelas bergemeretak diiringi suara sirene yang tidak enak didengar yang bergaung di seluruh jalanan.

"Apa-Apa yang terjadi?" tanya murid-murid dikelas

Naruto kemudian membuka jendela dan melihat keluar. Dikejutkan oleh bunyi sirene tersebut, burung-burung gagak yang tak terhitung jumlahnya terbang ke langit.

Murid-murid yang tinggal di ruangan kelas semuanya menghentikan pembicaraan mereka dan menatap, dengan mata terbelalak.

Mengikuti sirene tersebut, suara mekanis yang memiliki jeda setelah setiap kata, mungkin agar lebih mudah dimengerti, berbunyi.

"Ini bukan, latihan. Ini bukan, latihan. Gempa pendahulu, telah terdeteksi. Diperkirakan, terjadinya, Spacequake. Penduduk sekitar, harap bergerak, ke shelter terdekat, secepatnya. Diulang kembali—" ucap suara mekanik Sirine pringatan Spacequake

Seketika itu, ruangan yang diam membatu terisi dengan suara terkejut para murid.

Peringatan Spacequake.

Dugaan mereka semua telah dipastikan.

"Minna-san, cepat pergi keruang evakuasi, tanda sirine peringatan Spacequake sudah berbunyi" ucap Tamae-sensei memberi instruksi kepada muridnya agar menuju ruang Evakuasi

Secepat mungkin namun tanpa berlari, mereka kemudian berlairi meninggalkan ruang kelas. Koridor telah dipenuhi murid-murid yang sedang berbaris menuju ke shelter.

Naruto mengernyitkan alisnya.

Hari ini Naruto baru saja menjadi murid baru di sekolah ini, tentu saja dia masih belum punya teman seorang pun. Namun walau begitu, ia merasa ada yang sedikit janggal. Untuk memastikan, Naruto kemudian melihat kedalam barisan.

Tidak ada yang aneh.

Namun ia teringat akan sesuatu.

Sebelumnya dikelas, terdapat dua orang gadis yang duduk disamping kanan dan kirinya. Yang pertama adalah gadis berambut hitam pekat dengan jumbai yang menutupi separuh wajahnya dan yang kedua adalah gadis berambut biru seperti laut.

Naruto tidak tahu siapa nama mereka, namun ketika ia melihat kearah barisan tadi dia tidak melihat mereka berdua. Ia bisa tahu akan hal tersebut karena setiap barisan disusun berdasarkan kelas masing-masing.

"Te-tenanglah semuanya,! Ingat, jangan saling mendorong, dahulukan anak-anak, wanita dan orang tua!"

Dari arah depan terdengar suara Tamae-sensei yang merupakan wali kelas Naruto, ia nampak sedang mengarahkan para muridnya. Dia bilang jangan panik pada para murid, namun malah dia sendiri yang panik.

Dihadapkan dengan wali kelas yang tidak bisa diandalkan, bukannya membuat para murid makin tegang. Kenyatanya ketegangan diantara murid-murid malah menurun.

Naruto tertawa kecil melihat tingkah konyol dari wali kelasnya itu, ia kemudian menaikkan tasnya kebahu. Namun saat itu ia lupa bahwa ia tidak membawa tasnya.

"AAAH! Sial, aku lupa membawa tasku!"

Dengan ucapan itu, Naruto kemudian berlari keluar dari barisan murid.

"OI, KAU MAU KEMANA, UZUMAKI!?"

"MAAF, AKU AKAN SEGERA KEMBALI!"

Menjawab salah satu teman sekelasnya saat ia berlari kearah menuju kearah kelasnya sendiri.

Berlari didalam lorong-lorong yang sudah kosong, suara kaki Naruto terdengar menggema. Ruang-ruang kelas yang kosong, membuat suasana menjad horor. Wajar saja, karena para murid yang lainnya pasti sudah berada didalam shelter.

Bangku-bangku yang tadinya diduduki oleh para murid terlihat masih dalam keadaan yang sama sebelum mereka menghilang.

GREK!

Dengan sedikit kasar, Naruto membuka pintu masuk kelasnya.

Tentu saja didalam tidak ada siapapun.

Pandangan Naruto terhenti pada bangku yang berada didekat jendela. Dan benar saja, di bangku itu juga terdapat tasnya.

"Itu dia ...!"

Dengan buru-buru, Naruto kemudian segera mengambil tasnya kembali.

GRURURU!

Tiba-tiba saja, terdengan suara gemuruh guntur dari langit.

Aneh, padahal hari ini terlihat sangat cerah, bahkan tidak terlihat ada ada awan mendung sedikitpun dilangit. Dari balik jendela, Naruto menengadahkan wajahnya kearah langit.

Matanya membulat sempurna ketika melihat awan mendung yang beputar di udara seolah hendak membentuk sebuah tornado.

Awan mendung tersebut semakin rapat, disertai dengan suara gemuruh yang menggelegar. Cuaca pulau Arubi yang tadinya terang benderang kini berubah 180 derajat.

Angin pun mulai berhembus kencang meniup semua yang diterpanya.

"Kenapa tiba-tiba cuacanya jadi begini?"

Naruto berkata sembari melihat awan hitam dilangit

DEG!

Tiba-tiba saja, Naruto merasakan ada sesuatu yang bergejolak didalam tubuhnya.

"Ukh!"

Merasakan detakan aneh tersebut secara tiba-tiba, firasat buruk muncul dalam benaknya.

'A-apa ... perasaan buruk apa ini?'

Selagi Naruto membatin seperti itu, dia melihat Kilatan ungu yang tiba-tiba jatuh dari atas dan menghantam permukaan tanah dengan sangat keras hingga menimbulkan ledakan yang menggema.

"!"

DUAARRR!

Dari arah jatuhnya, nampaknya kilatan itu terjatuh tepat ditengah kota. Ledakan yang berbentuk setengah lingkaran dan memancarkan cahaya berwarna kuning dapat terlihat dengan jelas oleh Naruto yang berdiri melihat hal itu di balik jendela ruang kelasnya.

Gemuruh suara ledakan tersebut juga dapat terdengar seperti suara gemuruh petir dari tempat Naruto berdiri saat ini.

"A-apa itu...?"

Naruto yang masih tercengang menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.

Benda apapun yang jatuh itu, mungkin ada sesuatu yang berasal dari luar angkasa. Sesuatu seperti alien atau semacamnya. Jika itu membahayakan umat manusia, mungkin akan jadi suatu masalah yang besar.

Naruto pun segera mengambil tasnya dan memutuskan untuk memeriksa dimana tepatnya dua benda itu jatuh. Naruto pergi menuju pintu masuk dengan berlari. Setelah itu, dengan sedikit terburu-buru dia mengganti sepatunya dan melesat keluar.

Dengan kemampuan ninja yang dia miliki, Naruto melesat secepat yang dia bisa.

Selam dalam perjalanan, terhampar di pandangan Naruto sebuah pemandangan yang sangat menyeramkan. Jalan raya tanpa mobil yang bergerak, sebuah kota tanpa adanya tanda-tanda manusia. di jalanan, di taman, bahkan di toserba, tidak ada satu orangpun yang tertinggal.

Masih tertinggal jejak keberadaan orang-orang yang tadinya ada di sini sampai beberapa waktu yang lalu, namun sosok nyata orang-orang tersebut telah menghilang. Bagaikan adegan dari film horor.

Semenjak bencana tiga puluh tahun lalu, kota Tengu inilah yang dengan hati-hati dibangun ulang sembari menangani spacequake dalam kegelisahan. Jangankan tempat umum, bahkan persentase keluarga biasa yang memiliki shelter adalah yang tertinggi di seluruh negeri.

Karena spacequake yang sering terjadi belakangan ini, orang-orang dengan cepat ber-evakuasi.

Setelah dirinya sampai di TKP, Naruto kemudian melihat sekililingnya. Bagaimanapun juga, jalanan tepat di hadapannya, dalam waktu yang singkat ketika Spacequake terjadi di area itu tanpa sisa sedikitpun, telah 'lenyap'.

"Sebenarnya ... apa yang terjadi disini..." gumam Naruto

Jalanan di hadapannya telah terkorek keluar menyerupai bentuk mangkok dangkal. Dan, di pinggiran jalan yang telah menjadi seperti sebuah kawah.

Ketika perlahan awan debu tebal yang menghalangi pandangannya mulai menghilang, muncul bayangan sosok seseorang dari sana.

Naruto sedikit membulatkan matanya saat dia melihat sosok seorang gadis yang terkapar di tanah.

Gadis itu memakai gaun aneh, Dia kira-kira seumur Naruto. Dibalik rambut lavendernya yang mencapai lutut, tersembunyi wajah yang sangat cantik bak seorang putri.

Gaun yang ia pakai menyerupai bentuk seperti gaun seorang putri, terbuat dengan material yang tidak jelas apakah dari kain atau logam. Tambah lagi, celah jahitan, bagian dalam, rok dan sebagainya, tersusun dari lapisan cahaya misterius yang tidak terlihat seperti materi fisik.

Naruto pun dengan segera berlari menghampiri gadis itu.

Akan tetapi-

'Ada yang datang ...!"

Dari atas langit, turun seorang turun seorang wanita.

Menyadari akan hal tersebut, Naruto segera menyembunyikan dirinya dibalik reruntuhan dan menginti melalui celah celahnya.

Wanta itu memakai pakaian yang sama anehnya dengan gadis yang kini terkapar di tanah itu. Warna rambutnya pirang pucat, usianya mungkin sekitar dua puluh tahunan. Mata lavendernya menatap datar kearah gadis yang kini tengah terkapar di tanah itu.

Dari atas hingga bawah, tubuhnya terlapisi oleh semacam Body Suit berwarna silver. Sayap mekanik yang menempel di punggungnya mungkin dia gunakan untuk bisa melayang di udara. Dan juga, ada peralatan mirip pedang di punggungnya.

"Codename, Princess, target berhasil dilumpuhkan..."

Naruto sedikit mengangkat sebelah alisnya saat ia mendengar gumaman dari wanita itu.

Wanita berpakaian mecha Body Suit itu terlihat menganggukan kepalanya beberapa kali. Seolah dirinya menerima perintah dari seseorang. Nama wanita tersebut adalah Ellen.

Setelah menghela nafas pendek, ia kemudian berjalan mendekati gadis itu.

Sepertinya Ellen terlihat ingin membawanya kesuatu tempat. Namun, ia tiba-tiba menyipitkan mata dan menengadah ke arah langit.

"-!"

Dari arah langit, muncul seorang laki-laki yang berpakaian hampir sama dengan wanita itu. Di tambah lagi, dia meluncur dengan kecepatan tinggi kearah wanita itu. Dari ujung sebuah benda yang di pegang oleh laki-laki itu, muncul sebuah pedang cahaya. Dan menebaskannya kearah Ellen itu.

TAP!

Akan tetapi, sesaat sebelum terkena serangan, Ellen melakukan lompatan mundur menghindari serangan.

"Kau ...?!"

Wanita itu bergumam saat menatap tajam kearah si laki-laki itu. disaat yang sama, laki-laki itu juga memberikan tatapan tajam kepada si wanita.

Naruto yang masih bersembunyi di balik puing-puing melihat dua orang itu saling bertatapan. Dirinya benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi di sini. Sementara itu, si laki-laki berambut biru itu sesekali menoleh kearah gadis berpakaian aneh yang berada di belakangnya sebelum kemudian dia kembali mengarahkan pandangannya kearah si wanita berambut pirang pucat itu.

Dengan tatapan yang serius, laki-laki yang bernama Shido itu pun berkata.

"Tidak akan kubiarkan kau menyentuhnya...!"

Dia berkata dengan nada sedikit keras, akan tetapi Ellen justru malah menunjukkan senyuman sinisnya.

"Houu ... jadi, sekarang kau mau berlagak menjadi pahlwan?"

"..."

Mendengar perkataan tidak menyenangkan dari Ellen, Shido hanya menguatkan pegangannya terhadap pedang cahaya yang di bawanya. Namun, reaksi Ellen sama sekali tidak bergeming.

"Baiklah ..., sebelum mengurus Princess..."

Sambil berkata, Ellen mengeluarkan pedang yang terdapat di punggung tangan kanannya, pedang cahaya berwarna kuning kuning pucat sama sepeti rambutnya.

Jari-jari di tangan kirinya ditekuk dan ditunjukkan untuk Shido. ia kemudian melanjutkan ucapannya

"... Kurasa aku akan bermain-main denganmu sebentar"

"Kuh!"

Mengerutkan wajahnya dengan kesal, *DASH!* Shido kemudian menghentak tanah dengan keras dan mengayunkan pedang cahaya miliknya dengan emosi. Datang horizontal dari arah kiri, Pedang cahaya milik laki-laki itu menebas dengan cepat. Akan tetapi, Ellen hanya mundur satu langkah dan menghindari serangan dengan mudahnya.

Belim selesai sampai situ, kali ini Shido menebaskan pedang secara vertikal dari atas dengan sekuat tenaga. Disaat yang sama, Ellen menggerakkan pedang milik menangkis serangan.

TRAANGGG

Percikan api tercipta ketika dua pedang itu saling berbentrokan. Menggunakan pedangnya yang tertahan sebagai tumpuan, Shido melakukan lompatan salto kearah belakang Ellen dan kemudian dengan cepat menebaskan pedangnya dengan cepat dari arah kiri.

Namun, Ellen hanya menundukkan badannya untuk menghindar.

"-!"

Shido melebarkan matanya saat melihat serangannya bisa dihindari dengan begitu mudahnya. Menyadari adanya kesempatan, Ellen kemudian menendang ulu hati si laki-laki dengan sekuat tenaga.

DUAAK!

Mendapat tendangan yang sangat kuat, tubuh Tubuh Shido terpental jauh. Namun saat itu, ia mengeluarkann semacam misil-misil berukuran mini meluncur kearah Ellen.

SUIING...

WUUZZ ... WUUZZ ... WUUZZ ...

Melihat datangnya beberapa buah misil, Ellen sama sekali tidak bergeming.

Namun, sebelum misil-misil itu mengenainya. Sebuah perisai transparan berwarna hijau tiba-tiba saja muncul, beberpa ledakan kecil pun tercipta saat misil-misil itu mengenai perisai aneh itu. Hingga kepulan debu asap pun tercipta.

WUUSSH!

Si wanita yang masih dalam keadaan baik-baik saja, menghentakkan kakinya dan melesat keluar dari kepulan asap, menerjang kearah Shido dan menebaskan pedangnya secara horizontal dari arah kiri.

Mendapat serangan balik yang begitu cepat, Shido dengan segera membuat posisi bertahan dengan pedangnya. Namun karena serangan yang terlalu cepat, pedang miliknya sempat oleng saat bertubrukan dengan pedang milik Ellen.

Ia pun menghantam pedang milik Shido dengan gagang pedang miliknya hingga terpental. ia kemudian menarik tangan kanannnya yang yang mengepal dengan kuat sebelum kemudian melepaskan sebuah pukulan kearah perut Shido.

DUAAKK!

"Guah..!"

Shido sempat memuntahkan darah saat menerima pukulan tersebut sebelum kemudian tubuhnya terpental jauh dan menabrak puing-puing bangunan dengan sangat keras.

BRUAAKK!

Alis Naruto bergerak menengah saat ia sendiri menyaksikan pertarungan tersebut.

Situasi itu membuatnya teringat akan dunianya yang dulu, Naruto yang mantan Shinobi sudah cukup terbiasa dengan pertarungan langsung.

Namun yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah, apayang sebenarnya terjadi disini?

Kenapa dua orang itu saling bertarung?

Dan siapa sebenarnya gadis yang kini tengah terkapar di tanah itu?

Sambil mempertanyakan semua hal itu, Naruto terus menyaksikan kedua orang itu.

'Sepertinya, ini masih belum berakhir ...'

Mengintip dari sela puing-puing bangunan, ia melihat Ellen mulai menegapkan posisi badannya.

Ellen kembali tersenyum sinis, dan dengan sombongnya berkata.

"Apa hanya segini kemampuanmu, Bocah?"

"Kh ...!"

Setelah mendapat serangan yang seperti itu, tubuh Shido terasa sakit dan dengan susah payah dia berusaha untuk bangun.

Dengan nafas yang terngah-engah, dia memegagi bagian perutnya yang terasa sakit. Iris coklat miliknya menatap tajam kearah wanita berambut pirang yang tersenyum meremehkannya.

Akan tetapi, katika dia menatap kearah Ellen, ia tidak sengaja melihat Naruto yang sedang mengintip pertarungan mereka dari balik puing-puing bangunan.

Melihat Shido menatapnya dari kejauhan. Naruto kemudian bergumam

"Sepertinya, laki-laki itu menyadari kehadiranku..."

Selagi Naruto masih terus memperhatikan, Shido membuat gerakan lebih lanjut.

Tangan kanan laki-laki itu mulai mengeluarkan cahaya, cahaya tersebut perlahan mulai membentuk sebuah senjata berbentuk sepeti meriam. Dia kemudian menodongkan senjata besar itu kearah Ellen.

Walau di todong dengan senjata seperti itu, Ellen tersebut sama sekali tidak bergeming dan hanya sedikit mengangkat alisnya.

Ketika Shido menarik pelatuknya, senjata tersebut menembakkan sejumlah besar bola cahaya berwarna ungu.

WUUZZ ... WUUZZ ... WUUZZ ...

WUUZZ ... WUUZZ ... WUUZZ ...

WUUZZ ... WUUZZ ... WUUZZ ...

Hasilnya, tembakan tersebut pun juga menghasilkan sejumlah ledakan kecil secara beruntun.

DUAR ... DUAR ... DUAR ...

DUAR ... DUAR ... DUAR ...

DUAR ... DUAR ... DUAR ...

Senjata tersebut masih terus menembakkan bola cahaya berwarna ungu seperti sebuah senapan mesin.

Disaat dia masih terus menembak, Shido kembali menatap kearah Naruto dair kejauhan. Dengan keragu-raguan saat mereka saling menatap, Naruto tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh pemuda itu.

Akan tetapi, sesaat kemudian dia mulai mengerti dengan apa yang diinginkan oleh Shido.

"Jadi begitu, aku mengerti sekarang ..."

Sambil bergumam seperti itu, Naruto kemudian mulai mengangkat tubuhnya.

Selagi pandangan dari wanita itu terhalang, Naruto pun bergerak kearah lain menuju ke arah gadis yang tengah pingsan itu. Jika dilihat dari dekat, wajah dari gadis tersebut memang sangat cantik.

Bahkan mungkin dengan wajah yang seperti itu, dapat membuat seorang laki-laki jatuh cinta pada pandangan pertama.

Akan tetapi, ini bukan waktunya untuk terpesona.

Naruto kemudian mulai menggendong gadis tersebut dengan gaya Bridal Style.

"-!"

Akan tetapi, insting Naruto tiba-tiba saja merasakan ada suatu bahaya yang mendekat dengan cepat. Dan tanpa melihat kebelakang, Naruto langsung melakukan lompatan untuk menghindar. Sedetik setelahnya terjadilah sebuah ledakan kecil.

DUAARR!

Ledakan kecil tersebut menimbulkan sebuah debu asap yang tinggi setinggi dua meter.

"A-apa itu...?"

Naruto yang kebingungan dengan apa yang barusan terjadi menoleh kearah kiri dan kanan secara bergantian. Namun yang dia temukan hanyalah sebuah kawah kecil berdiameter sekitar dua meter di tempat dia berdiri sesaat yang lalu.

Disisi lain, suara tembakan dari senjata yang berada di tangan Shido telah berhenti bersamaan ketika dia sudah kehabisan amunisi.

Setelah menrima serangan yang seperti itu, Ellen seharusnya sudah mengalami luka yang fatal.

''Houu ... ''

Ketika debu asap mulai menghilang menampakkan kembali sosok wanita tersebut. Mata Shido membulat sempurna ketika melihat bahwa lawannya sama sekali tidak terluka setelah menerima serangan yang bertubi-tubi.

Ketika kepulan asapan mulai menghilang, tubuh wanita yang kiranya berusia sekitar dua puluhan itu pun mulai nampak. Dia dalam keadaan baik-baik saja, bahkan tidak ada debu yang menempel pada pakaian yang dia kenakan.

"Di-dia sama seklai tidak terluka...!?"

Shido bergumam tidak percaya saat melihat hal tersebut.

Sementara itu, Ellen yang melihat Naruto tengah membawa gadis tersebut hanya mengangkat alisnya. Itulah yang dia lakukan saat melihat seorang warga sipil yang terlihat ikut campur dalam urusan mereka.

Ellen kemudian mengarahkan jali telunjukknya kearah Naruto dan berkata

"Hei, kau yang disana...!"

"..."

Naruto hanya mengangkat sedikit alisnya saat Ellen mmeanggilnya.

"... Aku akan mengampuni nyawamu jika kau bersedia memberikan gadis itu secara baik-baik!"

"..."

Ellen mengatakan persyaratan semacam itu pada Naruto.

Namun, Naruto hanya terdiam sesaat, dia melirik sebentar kearah wajah gadis yang tengah ia gendong. Dan dengan tatapan serius, Naruto mengajukan sebuah pertanyaan.

"Baiklah aku akan memberikannya padamu jika kau memberikan jawaban yang memuaskan untuk pertanyaanku..."

"Baiklah"

Ellen menagngguk paham, Naruto berhenti sejenak untuk menghela nafas, dan kemudian lanjut berkata.

"Siapa sebenarnya gadis ini? Dan apa yang kau inginkan darinya?"

"Hft..."

Untuk sesaat Ellen menghela nafas pendek, mendengar pertanyaan seperti itu ia pun merelekskan bahunya. Namun untuk berjaga-jaga dia tetap memakai seragam mecha miliknya. Akan tetapi, jawaban yang dia dengan berbeda jauh dengan apa yang dia harapkan.

"Dia itu adalah monster, seseuatu yang akan menghancurkan segala yang berharga di dunia ini"

"Monster?"

Naruto menaikkan sebelah alisnya saat mendengar kata tersebut. Ellen kemudian lanjut berkata.

"setiap kali dia muncul didunia ini, semuanya pasti akan hancur ..., dia adalah sesuatu yang seharusnya tidak ada didunia ini, dia adalah sesuatu yang harus di lenyapkan. Karena itulah, aku datang kesini untuk menghabisinya"

"Kh...!"

Shido menggertakkan giginya dan memberikan tatapan penuh kebencian terhadap Ellen.

Semenatara itu, setelah mendengar semua hal itu, enatah mengapa Naruto justru teringat akan dirinya yang dulu. Dimana dia menjadi sangat dibenci oleh warga desa karena kekuatan Kyuubi yang bersemayam didalam dirinya.

Naruto pun membuka mulutnya, namun apa yang di katakan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan bagi Ellen.

"Kalau begitu, sayang sekali ... aku tidak bisa menyerahkannya padamu"

"Apa...!?"

Ellen menunjukkan wajah tidak senang mendengar kata-kata tersebut.

"Habisnya ..., tadi aku bilang bahwa aku akan menyerahkan gadis ini padamu jika kau memberikau jawaban yang memuaskan-kan? Tapi dari apa yang aku dengar dari nada bicaramu, kau sepertinya hanya ingin memanfaatkannya saja"

"..."

Ellen terdiam sesaat ketika dia mendengar kata-kata itu, namun kemudian dia memutuskan untuk mengakuinya.

"Aku akui, apa yang kau katakan barusan itu memang benar, Ike-sama memang berniat untuk memanfaatkan kekuatan yang dimiliki gadis itu, dan tugasku disini adalah membantu Ike-sama untuk mewujudkan hal itu"

Mendengar hal tersebut, Shido kembali menggertakkan giginya, ia nampak sudah sangat geram ingin memukul wajah Ellen. Namun, Naruto kemudian kembali melontarkan sebuah kata-kata.

"Kalian yang menganggap gadis ini sebagai monster ..., tapi malah berniat untuk memanfaatkan kekuatan yang dia miliki demi kejahatan. Itu artinya derajat kalian lebih rendah darinya, dan aku yakin bahwa orang yang menyuruhmu itu adalah orang lemah yang bisanya Cuma merebut kekuatan orang lain"

"..."

Shido sedikit terkejut setelah mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Naruto tersebut.

Sementara Ellen nampak menunjukkan ekspresi wajah yang tidak senang saat mendengarnya. Sambil menodongkan senjatanya kearah Naruto, dia berkata dengan nada dingin

"Setelah berani menghina Ike-sama secara terang-terangan, sepertinya kau itu meminta untuk mati, ya"

"..."

Mendengar perkataan dingin tersebut di tujukan pada dirinya, Naruto hanya memperlihatkan ekspresi wajah yang penuh keseriusan.

Disaat yang sama, Ellen memodifikasi bentuk senjata di bahu kirinya, saat ia terbentang dari sikunya. Pada saat bersamaan,

"... Kalau begitu, ijinkan aku untuk melenyapkanmu bersama gadis itu"

Ujung senjatanya mulai mengumpulkan energi saat Ellen mengatakannya. Namun ekspresi Naruto masih tidak bergeming.

" Pierce, [Rhongomiant]"

Dalam sekejap, senjatanya mulai melepaskan kilat yang menyilaukan. Dan akhirnya-

DUUAAAAARRRRRRRRR!

Ending :Home Made ~ Nagareboshi

BERSAMBUNG...

ETTOO... author gk tau apakah fic ini bagus atau enggak, itu terserah pada pembaca sekalian. Dan alasan mengapa author membuat fic ini Cuma karena ingin saja, dan anggap saja sebagai pengganti dari fic yang sebelumnya author hapus. Mau memuji silahkan, mau ngeflame silahkan, mau komen juga silahkan.

Mohon maaf jika ada perkataan author yang kurang berkenan bagi pembaca sekalian, ataupun kesamaan jalan cerita dengan fic lainnya.