Pernahkah kau merasa mencintai seseorang yang sulit digapai sebegitu dalamnya? Mencintai seseorang yang walaupun sesungguhnya dekat, tetapi kau merasa sangat jauh padanya. Pernahkah? Saat kau merasa seolah tidak ada apa-apanya dibanding dia, seperti seonggok debu diatas tumpukan emas berkilau. Pernahkah? Jika pernah, kau pasti mengerti bagaimana perasaan sosok pemeran utama kita.
Namanya Jeon Jungkook. Siapa yang tak mengenalnya? Sosok anggota termuda dari sebuah grup yang begitu populer, BTS. Ya, ini kisah tentang Jeon Jungkook yang mencintai salah satu Hyungnya, Kim Taehyung. Kim Taehyung atau yang biasa dipanggil V, anggota termuda kedua BTS yang memiliki jarak usia sekitar 2 tahun dengan Jungkook—atau tepatnya 1 tahun 8 bulan 2 hari.
Awal pertemuan keduanya tidaklah spesial. Mereka bertujuh—dengan anggota Bangtan lain, dipanggil ke ruang CEO. Masing-masing diperkenalkan oleh sang petinggi perusahaan, kemudian disatukan dalam satu grup yang memiliki kemungkinan debut lebih tinggi dibanding grup lain. Jungkook, si pemalu—saat itu—mengenal sebagian dari enam orang yang diperkenalkan. Salah satunya Kim Namjoon, seseorang yang sangat ia kagumi. Tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, ia tersenyum sangat lebar. Memperlihatkan gigi kelincinya yang lucu, dan pipi gembilnya yang terlihat sangat menggemaskan. Membuat Taehyung, yang berdiri di sampingnya tidak bisa menahan diri dan mencubit kedua pipinya.
Jungkook yang pada dasarnya merupakan seseorang yang sangat pemalu dan mudah grogi, sulit untuk membiasakan diri untuk hidup dengan 6 orang lainnya. Ditambah ia tidak begitu dekat dengan mereka.
Di saat Hyung-hyungnya menyeret-nyeret kopernya—menuju dorm baru yang akan ditinggali bertujuh, Jungkook mengikuti mereka dengan jarak 3 meter ke belakang. Entah mungkin canggung, atau tidak tahu cara menimbrung.
Mengetahui hal itu, Seokjin sebagai anggota tertua memutuskan untuk menghampiri Jungkook.
"Jungkook-ah!"
Mendengar panggilan itu, Jungkook seketika mematung. Pegangan kopernya ia lepaskan begitu saja.
"Y-ya, Seokjin Hyung?" cicitnya, entah bisa terdengar oleh yang memanggil atau tidak.
Semakin Seokjin mendekat, Jungkook semakin menundukan kepalanya. Jari-jarinya memainkan ujung bajunya sendiri, gestur andalan ketika gugup.
"Kenapa tidak bergabung? Ada seseorang yang kau takuti?"
Masih menundukan kepala, Jungkook menggeleng cepat. Rambut model mangkuknya—yang terkesan fluffy— ikut bergerak sesuai pergerakan kepalanya.
"Lalu kenapa?" tanya Seokjin lagi.
"Ng—" menggigit bibir bawahnya, Jungkook belum berani menatap langsung orang dihadapannya, "—hanya saja... Aku malu, Hyung."
Seokjin terkekeh, kemudian mengelus surai hitam milik Jungkook.
"Ayo, yang lain sudah menunggu. Kita lihat rumah baru kita bersama-sama, ya?"
Jungkook mendongakan kepalanya, yang kemudian dihadapkan pada senyum menawan milik anggota tertua. Seolah terhipnotis, Jungkook ikut tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Mendapat respon positif, Seokjin mengambil alih koper Jungkook. Sedang tangannya yang lain melingkar di pundak sang termuda, mengajaknya untuk berjalan beriringan dengan anggota lain.
Bagaimana dengan Kim Taehyung? Si social butterfly tidak perlu diragukan kemampuannya. Bahkan di menit pertama setelah keluar dari kantor CEO, dia langsung berhasil akrab dengan member lainnya.
