Naruto punya Masashi Kishimoto
kenyataan yang tak bisa di ubah
Haru no aoibara - 2014
Warning: jelek, typos, cacat dan masih banyak lagi
Seorang lelaki tengah menyesap secangkir teh di sebuah cafe ditemani seorang anak perempuan di sampingnya. Matanya fokus pada sebuah kertas perjanjian kerja untuk pameran keliling dunia. Pandanganya beralih pada tas-tas berisi alat lukisnya lalu menuju ke anak di sebelahnya. Tatapan sendu ia lontarkan sambari mengusap helaian rambut anak yang tengah tertidur setelah menyantap sebuah cake. " Maafkan Papa, tapi ini yang terbaik " Lelaki itu mengecup kening sang anak dengan sayang hingga ia melihat sepasang suami istri dan anak kembar memasuki cafe. Orang yang telah ia tunggu. Sang wanita menyuruh dua anaknya utuk masuk ke area anak-anak. Kemudian menyusul sang suami yang sudah berada di pojok ruangan
"Apa kau yakin tentang keputusan ini?"
" tentu, Ini adalah permintaannya"
"Disamping itu, pekerjaanku membuat hidup kami berpindah pindah selama setahun ini. Anak ini membutuhkan keluarga yang sesungguhnya . Dan dia harus tau kebenarannya"
"Jadi kau tak pernah memberitahunya?" Lelaki bermarga Hyuga menatap lawan bicaranya dengan tatapan tajam. Dan perbincangan muali serius diantara mereka bertiga.
"Aku hanya memberitahu Nama ayahnya"
"hmm... kami mengerti, kami akan menjadi mata dan tanganmu untuk anak manis ini" kata sang istri menimpali percakapan dua lelaki ini. Pandangannya melembut menatap seorang anak yang tertidur memeluk boneka beruang dark blue ukuran sedang dalam pelukannya. "Arigato" lanjutnya
"Jadi kapan kau akan mengantarnya?"
" Malam ini"
Melihat tatapan sendu, sang wanita bergerak cepat menangkup tangan lelaki di sebrangnya . Terpancar sinar keraguan tertangkap oleh pasangan ini. Sedetik kemudian senyum terukir di wajah pucatnya lelaki ini. Dia bergumam "Dia anak yang kuat"
"ya kami tau" ucap Sang suami dengan pandangan sayu menuju sang anak yang terlelap
"Terimakasih kau telah membesarkan anak dari sahabat kami, Sai"
Sebelum Sai sempat menjawab tiba-tiba mereka dikejutkan dengan duo kembar yang kejar-kejaran. "Kaasan, Yukio menyebalkan" Yang perempuan mengadu sambil memegang pingiran baju sang ibu "Apa! Kau yang payah" ucap anak lelaki yang satunya. Tanpa mereka sadari Anak yang tertidur bangun dan mengucek matanya. "Papa huaah.. ada apa"
Duo kembar itu diam seketika penasaran dengan sosok pink di depan mereka.
"Sayang kenalkan mereka keluarga Hyuga"
Pandangan mata onyx kecil itu teralih pada dua orang di depannya. "Paman Neji dan bibi Tenten"
"Watashi wa Sakura desu"
"Ne aku Yoko dan dia Kembaranku Yukio" Yoko dengan cepat menyambar tangn sakura. Sakura yang gelagapan hanya pasrah, ia sendiri masih heran dengan Yoko yang terlihat sama dengan Yukio. Tatapan Sakura kecil menatap Yukio yang berada di belakang Yoko yang sedang menatapnya. Sadar tatapannya di balas Yukio mengalihkan pandangannya. "Ah kau tau kau manis sekali" Yoko yang sejak tadi di hadapannya mencubit kedua pipi sakura gemas. Langsung saja muka Sakura memerah. Ini pertamakalinya ada bocah seumurannya memujinya. "a..aa Arigato Yoko-san"
"ah kau mendapat teman baru Sayang?" Sai akhirnya mengelus sayang rambut gulali itu. "ah ya.. Papa"
Tenten yang melihat anaknya dengan cepat akrab entang mengapa hatinya menghangat.
"Yak karena kalian sudah saling kenal. Kasan ingin kalian berdua menjaga Sakura-chan dengan baik mengerti"
"Hai kaasan" ucap duo hyuga "tapi kaasan jangan percaya pada Yukio. Menjagaku saja dia tidak bisa apalagi menjaga Sakura-chan" Dan mulailah kembali pertengakaran duo Hyuga kecil yang membuat Sakura terkikik geli. Ah dan tentusaja Yukio dengan tampang merahnya curi-curi pandang ke Sakura. Ups tanpa di sadarinya Tenten bisa melihat anak leleakinya sedang jatuh cinta. 'Ah Neji junior yang manis'
Sore menjelang dan Sebuah mobil yang dikendarai keluarga kecil hyuga menuju ke mansion mereka
"Kau tahu sayang dia sangat mirip dengannya"
" A..a.. aku tahu. Dan semoga semua baik-baik saja"
"Ya semoga semua baik-baik saja"
Tanpa keduanya tahu anak kembar mereka sedang...
"Psssttt hei Yukio.."
"Hn.."
"Kau harus menggantikanku dalam club karate, jika tidak akan kukatakan pada satu sekolah bahwa pangeran mereka menyukai -ah tidak- mencintai seorang Sa- hmmmppphhh"
Dengan cepat Kembaran laki-lakinya itu membekap mulut adiknya
"Aa apa ,Yoko ba bagaimana kau tau" Sedikit menggigit bagian tangan Yukio, yoko berhasil membebaskan mulutnya dari sekapan saudara kandungnya itu
"Auw ! hei kau menggigitku"
"Rasakan weekk" Sekali lagi Yukio selalu kalah telak dengan muka merona.
Kediaman keluarga Uciha
Seorang wanita sedang membereskan meja kerja sang suami. Kertas-kertas berserakan, tak heran jika akhir akhir ini suaminya sering lembur dan pergi ke luar negeri. Tanpa sengaja Tangannya menyenggol bingkai foto. Diambilnya perlahan foto itu. Foto pernikahan yang bahagia. Foto satu-satunya yang menampilkan senyum Sasuke. Dan satu-satunya wanita yang bisa membuat suaminya tersenyum. Wanita bermarga hyuga –ah- Uciha kini tersenyum tipis dengan mata bulan yang sendu. "Sakura biarkanlah anakku bahagia. Hanya itu. Hanya itu kumohon "
"Kaasan kaasan Tousan sudah pulang!" Suara teriakan bocah lelaki yang mencarinya membuyarkan lamunannya. "Ya hikari, Kasan segera kesana" Ditaruhnya kembali bingkai foto itu pada tempatnya. Sebelum menutup pintu kembali dipandanginya ruangan itu. Letak semua barang masih sama seperti saat ia menginjakan kaki pertamakai di rumah ini. Dan tak ada yang boleh merubahnya. Karena semua yang ada di sini adalah bekas sentuhan Sakura. Ah.. tentu saja Sasuke adalah jantung Sakura dan Sakura Berarti adalah satu tarikan nafas untuk sasuke. Hinata akhirnya menutup pintu ruangan itu lalu menuju keluarga kecilnya yang tengah menunggu di lantai bawah.
Dari atas tangga ia dapat melihat Hikari sedang membuka bungkusan dari ayahnya. Ya setelah pergi dari luar negeri Sasuke selalu membawakan mainan untuk anaknya. Mungkin orang akan berfikir seorang uciha akan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tapi yang Hinata lihat adalah mainan pengganti rasa bersalah Sasuke yang tak pernah mengajak Hikari Bermain.
Beralih ke anak laki-laki yang sedang sibuk membuka pembungkus mainan yang baru saja diterimanya. "Whooaaa Asyik Heli rc elektrik terimakasih Tousan, Besok belikan aku yang lebih besar ya Tou-san"
"Hn, tentu" Setelah mendapat jawaban sang ayah Hikari yang tengah nampak asyik dengan mainan barunya segera berlari menuju kamar pamannya. "Lihat ayah paman pasti iri hihihi" Teriakan tawa di selingi teriakan marah terdengar dari kamar si Sulung Uciha. Rupanya Hikari benar-benar menggangu kakaknya lagi. Sangat disayangkan Sasuke uciha bukanlah orang yang menciptakan jeritan-jeritan penuh tawa itu. Meski ingin tapi tubuhnya tak sanggup. Entahlah, ia sendiri pun tak tau. Selalu ada rasa bersalah seakan membelennggu kedua tangan dan mulutnya.
Dengan langkah pelan Hinata turun dari tangga. Menghampiri Sasuke untuk menyambut kepulangannya lalu membawakan jasnya "Kau pasti lelah Sasuke-kun"
"Hn" Hanya dua kata yang di ucapkan Sasuke yang kemudian pergi masuk ke dalam kamar mereka. Hinata hanya bisa menghela nafas. Ternyata memang kehadiran Sakura tak bisa terganti oleh siapapun. Meski sudah delapan tahun berlalu tapi cinta Sasuke tak pernah berkurang sekali pun. Meski Hinata sudah berusaha sepenuh hati ia tak akan pernah bisa mengalahkan sosok sakura di hati Sasuke. Mungkin ini karma, karma karena dia telah memisahkan dua insan yang saling mencintai dengan cara yang kejam. Katakanlah Hinata jahat karena dia memang melakukannya dengan cara licik. Sungguh jika waktu dapat di putar Hinata sangat ingin mengubah apa yang terjadi di masa lalu. Mengembalikan apa yang seharusnya tak ia miliki.
Makan malam di keluarga ini begitu sunyi. Hanya terdengar dentingan piring dan sendok. Tiga orang dewasa dan satu anak melahap makan malam dalam diam. Baru ketika makanan pencuci mulut dimakan sang pamanlah yang mencairkan suasana. "Hei jagoan kecil, bagaimana sekolahmu hari ini ha? " Kepala keluarga hanya turut mendengarkan tanpa menoleh pada sang anak. Hikari yang diberi pertanyaan menghentikan makannya lalu menatap pamannya dengan penuh arti. "Bilang saja paman ingin tahu Konan-sensei kan. Kalau suka katakan saja. Toh paman sudah tua mulai kriput"
Bank
Bank
Bank
Rasanya Itachi baru saja tersambar petir. Ah ya mungkin harus sedikit di luruskan bahwa Itachi sangat garis bawahi sangat sensitif pada kata Tua dan Kriput. Demi janggut kakek Madara keriput ini sudah ada sejak dia lahir. Tapi mau bagaimana lagi. Keponakannya ini benar-benar Copyan sasuke mini. "Hsssh Hikari sopan lah sedikit pada Pamanmu" Hinata mulai menasehati Hikari. Hikari nampak cemberut sekarang. Tanpa mereka sadari Seorang lagi tengah tersenyum tipis 'hn itu baru uciha' Tanpa mereka sendiri sadari bahwa mereka sama sekali tidak bahagia.
Sasuke POV
ah aku merasa keluarga ini sungguh hidup. Seorang istri seorang anak dan seorang kakak. Mereka mau melangkapiku tapi mengapa hatiku seakan masih ragu menerima semua ini. Hanya saja, hanya saja aku tidak bahagia. Andaikan saja kau ada di sini Sakura. Akankah kita memiliki seorang anak seperti Hikari ? Lalu hidup bahagia hingga tua? Hn.. hanya angan.
Aku telah mencoba untuk melupakanmu. Tapi aku tak bisa mengabulkan permohonan mu untuk mencintai Hinata seutuhnya. maaf
Itachi POV
Hanya hal kecil ini yang bisa ku lakukan untukmu Otouto. Aku akan terus menemani Hikari hingga kau siap menjadi ayah yang sesungguhnya. Aku tahu kau masih belum merelakannya. Tapi kau sudah punya keluarga dan Hikari dia membutuhkanmu. Hinata dia istri yang baik. Kuharap kau cepat menyadarinya Sasuke.
Hinata POV
Malam ini selalu seperti ini. Hanya Itachi nii Hikari dan aku yang akan angkat bicara. Melihat Hikari akrab dengan Itachi-nii saja aku sudah bahagia. Terimakasih Itachi-nii terimakasih. Sasuke aku ingin kau memeluk hikari walau hanya sebentar walau hanya sekali meski kau tak akan pernah mencintaiku. Aku ingin keluarga ini benar-benar menjadi keluarga yang bahagia. Mungkin ini memang permintaan yang egois tapi aku adalah seorang ibu. Meski Hikari terlihat ceria tapi jauh di lubuk hatinya ia menginginkan sosok seorang ayah. meski Hatimu bukan miliku tapi akan kuserahkan seluruh jiwaku untukmu.
POV end
Ting
Tong
Ting
Tong
"Hei Otouto ada tamu" Kata Itachi yang kebetulan berada di dekat sasuke yang menikmati malam dengan dokumen-dokumen perusahaan.
"kau tak lihat hinata sedang cuci piring ? Baka Onii-chan"
"Huh" Itachi yang mengalah memutuskan untuk membuka pintu dengan tidak elitnya membawa segelas eskrim . Jika kau bertanya apa alasannya, tentu saja Hikari.
Ceklek
Ketika pintu dibuka menampilakan seorang lelaki berambut klimis dengan kulit pucat tengah tersenyum ke arah Itachi.
"Ogenki desu ka? Itachi-nii" mata Itachi mengerjap, beberapa detik kemudia terbelalak.
"kau?!"
PYAARR..
Gelas yang di bawa Itachi jatuh kehadiran pemuda itu membuatnya nyaris terkena serangn jantung. Dan bunyi pecahan gelas mengundang Sasuke serta Hinata menghampiri mereka di ruang tamu.
"Ada ap-" Sasuke yang terkejut juga ikut membisu setelah berada di samping Itachi. Hinata yang heran mulai menghampiri pintu dimana kedua kakak beradik ini berdiri. Mungkin tamu istimewa pikirnya.
"a.. ano apa kalian Astaga! Di.. dia!"
Ketiga orang itu membisu hanya karena melihat sosok yang begitu mereka kenal. Sosok yang sangat mereka rindukan. Sosok yang tak tergantikan.
Aoi masih newbie jadi harap maklum
bersedia Review monggo
