Naruto © Masashi Kishimoto

The Boys © White Apple Clock

Rate: T

Genre: Friendship

Main Character: Tenten, Uzumaki Naruto, Inuzuka Kiba, Gaara, Nara Shikamaru, Uchiha Sasuke

Warning:AU, OoC, typo, gaje, dll.

DLDR!

Enjoy!


Tenten POV


LINE~!

Ponselku berbunyi. Mengumandangkan nada khusus pertanda satu buah pesan masuk ke akun LINE-ku. Aku yang tengah mengistirahatkan diri dari kegiatan belajar setiap malampun membuka kunci layar dengan cara mengusap layarnya. Nyatanya, satu pesan dari salah satu grup yang aku ikuti.

"Woy, cariin aku pacar, lah. Gaenak nih menjomblo."

Membaca dua untaian kalimat mengenaskan itu sontak membuat tawaku menggelegar di tengah sunyinya malam–pada waktu itu jarum jam menunjukkan angka 10. Lagi-lagi salah satu seniorku–Namikaze Naruto–mengungkapkan kembali kegelisahannya yang tak kunjung berstatus berpacaran.

Berselang beberapa menit, muncul beberapa respon yang seakan menertawakan nasib seniorku tersebut.

"Mendokusai na, disini juga. Kau tidak sendirian, baka."

"Jiah, ngenes kali hidup kau. Hahaha." Gaara-senpai menertawakan Naruto-senpai diatas penderitaan pemuda jabrik kuning itu. Tidak sadar diri, eh? Hahaha.

"Minta stok sama Tenten. Dia 'kan cewek sendiri di grup ini."

Akhirnya, senior yang bermarga Uchiha itu menyebut namaku untuk solusi ke-galau-annya. Dasar, dikiranya segampang itu cari mangsa? Aku mendengus kesal di balik layar ponsel. Dengan sedikit jengkel aku mengetikkan beberapa kata dan mengirimnya ke grup itu.

"Stok lagi kosong, hahaha."

Perlu kuceritakan dengan singkat, grup tersebut cukuplah sederhana. Hanya terdiri dari 7 akun–itupun termasuk akunku yang double. Saling menghibur, berbagi cerita, membicarakan sesuatu tanpa arah dan tujuan yang jelas, serta meratapi nasib. Untuk kalimat yang terakhir, salah satu contoh kasusnya yang diatas.

Ajaibnya, awal terbentuknya grup ini adalah pertemuan keenam dari kami yang mengikuti sebuah permainan yang umum untuk masyarakat ataupun kalangan siswa. Truth or Dare, atau biasa disingkat dengan ToD. Dan anehnya hanya aku sendiri perempuan disitu, yang lainnya adalah para lelaki–yah, meskipun beberapa diantara mereka menganggapku lelaki.

Hey, tapi dari fisik aku adalah perempuan murni.

Berteman dengan laki-laki itu kuakui sangatlah asik. Bukannya apa, jika bermasalah takkan sesusah berteman dengan segerombolan perempuan. Setidaknya, dengan teman laki-laki kita tidak akan saling menarik rambut ataupun saling menyindir di sosial media. Paling, hanya diam dan menjauh. Meskipun dengan cara seperti itu lebih sakit. Menurutku sih.

Disini, kami memiliki satu tradisi yang kubilang cukup err–berandal? Karena jika ingin berkumpul di basecampkami harus mengorbankan jam tutorial sekolah. Tidak setiap hari sih, tapi paling tidak ada beberapa kali dalam 1 bulan.

Mengingat itu semua membuat perutku terasa geli, ingin rasanya untuk tertawa lagi. Hahaha.

"Oi, aku ada nemu cewek neh. Lumayanlah. Cantik, pinter sama bohay. Siapa yang mau? Hahaha."

Si Penyayang Anjing yang seangkatan denganku menampakkan dirinya di dalam chatroom. Lagi, aku tertawa. Lihatlah, ada-ada saja tingkah mereka. Kiba paling mengenaskan kisah cintanya mampu memberikan solusi untuk jomblo sesama gendernya. Padahal, dia sendiri tak mampu menggapai cinta. Dasar moodboosters.

Seperti apa yang ku-eskpektasikan, mereka pun menampakkan diri dalam waktu sepersekian detik. Seperti semut mengerubungi sebutir gula, mereka pun berebut untuk meminta akun perempuan yang ditawarkan.

Dasar lelaki.

THE END

Review?