Fanfict kedua ku.
Aku lagi tergila-gila dengan pairing yang satu ini, NEJIHINA. Kisah cinta yang tidak mungkin terjadi.
Disclaimer: semua karakternya milik paman ku, Masashi Kishimoto. Aye! =w=d
(ditendang masashi-sensei)
Summary: Hinata merasa tidak di akui oleh sepupunya Neji, karena itu lah ia selalu berjuang agar pengakuan itu keluar dari bibir tipis Neji. (benar2 ga bisa bikin summary -.-)
Warning: OOC, typo, gaje dan sebangsanya.
Chapter 1
"Hinata-sama," sapa Hyuga Neji seraya membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada Adik Sepupunya yang secara keturunan berasal dari keluarga Hyuga tingkat atas yang bernama Hyuga Hinata.
Rambut coklat gelapnya yang panjang sedikit tergerai ketika ia membungkuk. Tubuhnya tinggi tegap dan kulitnya putih pucat, tak jauh beda dengan Hinata.
"Neji-nii-san," sapa Hinata dan sedikit membungkuk.
Setelah di sapa balik, Neji kembali berdiri dan menunjukan mata abu-abunya yang jernih. Mata mereka sama, menandakan mereka berasal dari keturunan yang sama, ciri-ciri dari klan Hyuga yang paling di hormati di Konoha Gakure.
"Anda mau pergi kemana, Hinata-sama?" tanya Neji dengan wajah datarnya.
"Ah, ano...itu...a-aku a-ada m-misi hari ini, neji-nii-san." jawab Hinat dengan kegugupannya yang semakin parah jika berhadapan dengan Neji.
"Hn, begitu." tanggap Neji sekenanya. Ia menunduk seakan pamit lalu meninggalkan Hinata yang masih berdiri mematung di koridor Hyuga Manor.
HINATA POV
hah...Aku gugup lagi. Tiap kali dia ada di dekat ku kegugupan ku terasa semakin parah, Neji-nii-san, kau tidak menganggap kehadiran ku kan? Aku tau, pertanyaan mu tadi hanya sebagai kewajiban saja.
Wajah ku selalu muram jika mengingat hubungan ku dengan Neji. Dia selalu membenci ku, padahal ayah sudah meminta maaf padanya, tapi aku rasa kebenciannya belum habis sepenuhnya.
Ah, sudahlah Hinata...jika kau terus memikirkannya, kau akan menghabiskan seumur hidup hanya untuk merap. Aku merutuki diri ku sendiri, menyedihkan.
Ku langkahkan kaki menuju pintu keluar, aku tidak boleh terlambat, aku tidak boleh munyusahkan yang lain terus menerus! Aku harus kuat dan tidak menjadi beban, dengan begitu Neji akan mengakui ku.
NORMAL POV
Malam hari di kediaman Hyuga tidak jauh berbeda dengan malam hari di pemakaman Konoha. Bagaimana tidak, semuanya hening dan sepi, suara sekecil apapun tidak ada.
Hinata telah pulang dari misinya, ia terlihat lusuh dan bermandikan keringat. Ia berjalan perlahan melewati koridor menuju kamarnya. Wajahnya menunjukan kesedihan dan kekecewaan. Lagi-lagi ia menjadi beban bagi anggota timnya.
"N-Neji-nii-san..." lirih Hinata dengan kekagetan menghiasi raut wajahnya.
Neji tidak bergeming, masih menyandar di dinding di samping pintu kamar Hinata; matanya tertutup; udara malam terasa begitu menusuk dari arah jendela yang terbuka.
"A-ada apa Nii-san kesini?" kata Hinata yang terdengar mencicit.
Perlahan Neji membuka kelopak matanya dan memperlihatkan pupil unik khas Hyuga. Sedikit bibirnya terangkat, menandakan ia akan memulai pembicaraan, "Misimu gagalkan?" kata Neji datar.
Hinata menunduk, membuat sebagian wajahnya tertutupi oleh poni, Ia mulai terisak.
"Maaf...," isak Hinata, "aku terlalu lemah."
"Anda juga cengeng Hinata-sama!" tukas Neji dan berlalu di hadapan Hinata, "Belajarlah untuk menjadi orang yang berguna!"
"ah?" Hinata tersentak, air mata menganak sungai di pipi chubby-nya. Detik berikutnya tubuhnya merosot ke lantai, kakinya sudah tidak dapat menopang tubuhnya. Sekali lagi Hyuga Hinata menangis dalam diam.
0o0o0o0o0o0o0o
Tok! Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Hinata yang masih terlelap terpaksa bangun dan perlahan membuka kelopak matanya. Silau! Hal pertama yang dirasakannya pagi itu.
"Hinata-sama?" panggil seseorang dari luar.
Suaranya tidak asing bagi Hinata, lembut tapi tegas. Ya! Itu suara Hyuga Neji.
Hinata segera bangkit dari tidurnya, menyisir rambut indogo panjangnya hanya dengan jemari lentiknya lalu berlari ke arah pintu.
"Ya, Nii-san, ada apa?" sahut Hinata setelah membuka pintu.
"Paman meminta ku untung menjadi guru privat anda Hinata-sama!" jawab Neji sopan.
"ah...a-apa?" Hinata tidak menyangka akan apa yang didengarnya, "b-benarkah?" tanya Hinata ragu.
"Ya, bersiap-siaplah, 15 menit lagi kita mulai." tegas Neji, "saya tunggu di tempat latihan."
Sementara Neji pergi, Hinata mulai mencerna kata-kata yang baru saja di dengarnya; mengerjab-ngerjabkan matanya lalu tersenyum senang.
0o0o0o0o0o0o0o0o
"Lebih konsentrasi, Hinata-sama!" nasehat Neji.
Di lapangan tempat biasanya Neji berlatih dengan ayah Hinata, Hiashi Hyuga, telah berdiri dua insan yang tengah memasang kuda-kuda dan mengaktifkan Byakugannya. Membuat urat di sekitar mata mereka terlihat jelas.
Hinata terengah-engah, menahan rasa lelahnya.
"Bersiaplah Hinata!" kata Neji dan menyerang dengan cepat hingga Hinata tidak sempat untuk menghindar lalu terjatuh meringkuk di tanah.
Neji me-nonaktifkan Byakugannya lalu menghampiri Hinata, raut cemas sempat tersirat di wajahnya, tapi hanya sekilas.
"Hinata-sama, anda tidak apa?" tanya Neji seraya membantu Hinata berdiri, "maaf aku terlalu keras."
"Ukh...tidak apa N-nii-san," jawab hinata bersusah payah.
Hinata penuh dengan debu dan keringat, sudut bibirnya pun berdarah.
"Hinata-sama, latihan hari ini selesai, ayo ku antar ke kamar!" kata Neji setelah membantu Hinata berdiri, lalu memopong Hinata ke dalam.
~skip time~
sesampai di kamar, Hinata duduk di tepi ranjangnya, sementara neji mengambil kotak P3K dan langsung mengobati luka Hinata.
HINATA POV
Aku masih lemah, selalu terjatuh dan terluka. Neji-nii-san, apa kau tak akan pernah mengakui ku? Aku takut Neji. . .
Aku menatap nya ketika ia mengobati luka ku, dia sangat telaten. Ukh...knpa jantung ku berdebar seperti ini..., seketika wajah ku memanas. Berani taruhan, pasti sudah memerah.
"Hinata-sama, anda demam?" tanya Neji yang heran dengan perubahan warna di wajah ku.
"Ah...t-tidak, a-aku b-baik-baik sa-ja." jawab ku bersusah payah.
"Hn," tanggapnya santai.
Nii-san...maaf, aku selalu menyusahkanmu dengan kelemahan ku. Maaf..., air mata sudah siap tumpah di pelopak mata ku, tidak! Aku tidak boleh menangis...!
NORMAL POV
"Istirahatlah!" suruh Neji datar.
Hinata hanya menundukan wajahnya selagi Neji pergi dan menutup pintu kamar. Sekarang...dia sendiri, menumpahkan air mata yang sejak tadi ditahan.
NEJI POV
Aku berdiri di depan pintu kamar Hinata, ku dengar suara tangisnya. Dia terlalu manja dan cengeng, aku benci orang yang seperti itu. Apa pantas pewaris Hyuga bersikap lemah? Tentu tidak, bodoh!
Aku bukannya iri tapi hanya tidak terima pada takdir ini, Dia bilang takdir dapat di ubah, tapi kenpa takdir ku dan Hinata tetap seperti ini? Uzumaki Naruto, aku juga benci padanya.
Aku benci ketika Hinata menatap Naruto dari kejauhan, aku benci ketika Hinata tersipu malu hanya dengan mendengar namanya. Cih, bersikap biasalah Hinata! Jinchuuriki itu tidak pantas untukmu, kau pewaris utama Hyuga!
Aku merutuki semua yang ada pada gadis indigo yang ku panggil 'Hinata-sama' itu. Rambut indigo panjangnya, tubuhnya yang proporsional dan putih, mata Hyuganya, bahkan suaranya yang lembut dan ke gugupannya.
Lama aku berdiri di depan kamarnya, isak tangisnya masih terdengar. Ku tutup mata lalu menghela nafas; kembali ku buka mata dan membuka pintu kamarnya.
"HINATA!" hardik ku tiba-tiba.
Tangan ku mengepal dan dia sangat terkejut karena ku, tangisnya terhenti, tubuhnya gemetar dan matanya sembab.
"Sudah ku bilang, berhenti bersikap cengeng!" tukas ku kesal.
Aku tidak tau kenapa tapi aku juga benci dengan tangisnya. Apa yang harus aku lakukan agar kau tidak melakukan hal yang ku benci, Hinata? Apa?
Hinata terlihat hendak ingin bicara tapi aku tidak mendengar apa-apa. Dia mencicit lagi, heh?
O.o.o.o.o.o.o.O
"Neji-sama, Hiashi-sama ingin bertemu dengan anda!" ujar seorang pelayan wanita kepada Neji.
"Hn," respon Neji.
Ia beranjak dari duduknya dan melangkah menuju ruangan ayah Hinata, pemimpin klan Hyuuga yang terhormat, Hyuuga Hiashi.
"Ada apa anda memanggilku?" tanya Neji to the point tanpa meninggalkan rasa hormatnya.
"Menurutmu Hinata itu bagaimana?" tanya Hiashi.
"Maksud anda?" Neji bingung, tak biasanya ia ditanyakan tentang Hinata.
"Hinata, bagaimana dia?"
Beberapa detik Neji terdiam, mulai membuat otak cerdasnya untuk menilai Hinata.
"Hinata-sama adalah gadis yang manis dan lembut." kata Neji akhirnya.
Hiashi menutup matanya, menghembuskan nafas teratur dan kembali menatap neji.
"Begitukah?" Hiashi tampak belum puas, "apa kau menyukainya?"
B E R S A M B U N G
Fict harpot belum kelar aku malah bikit ffn naruto u.u
Ripiu ny minna…. *memelas*
Ritsu Ayumu
