All I ever need part 1

Author : laylaylay

Main cash : Oh Sehun, Kim Jongin, Park Chanyeol, Xi Luhan. baekhyun. Kris Dll

Gendre : sed, romance, tragedy, angst…..

Bukankah air menumbuhkan pepohonan?

Bukankah rembulan menarik gelombang pasang?

Bukankah bintang-bintang menerangi langit?

Seperti kau harus terangi hidupku

Hari masih terlihat sama. Tak ada yang berubah. Masih berjalan sebagaimana mestinya. Jongin, seorang pria manis duduk menunggu. Cukup lama untuknya berdiam disebuah kursi taman menunggu Sehun, teman hidupnya yang lima tahun ini selalu menemani Jongin dimanapun dan kapanpun. Oh Sehun satu nama yang membuat harinya jauh lebih berwarna. Pria tampan,kaya,pintar,baik dan sempurna bagi pria Tan itu. Jongin merasa beruntung memiliki Sehun, Jongin tau dan mengerti bahwa diluar sana. Semua orang mendamba Sehun. Maka dari itu Jongin berusaha membuat Sehun selalu melihat kearahnya.

"Kenapa lama?menyebalkan!" Ujar Jongin menatap Sehun yang sepertinya kelelahan.

"Kau tau sendiri aku sibuk. Seharusnya kau bersyukur aku masih memprioritaskan dirimu dari semua hal penting dalam hidupku." Jawab Sehun seraya mendudukan diri disamping Jongin.

"Baik ini salahku. Mian,"

"Jadi kenapa kau memanggilku kemari?"

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Benarkah dikantor kau sedang dekat dengan seseorang." Jongin menatap Sehun penuh selidik. Hembusan nafas kesal terdengar lirih ditelinga Jongin.

"Apa kau memanggilku hanya untuk ini? Berhenti mendengarkan gosip tak penting dari temanmu Jondae itu. Seharusnya kau mempercayaiku." Ujar Sehun jengah.

"Aku hanya takut kehilanganmu. Kau taukan." Jongin menunduk dalam. Akhir - akhir ini Jongin tau jika Sehun sedang banyak di gandrungi namja dan yeoja ditempat kerjanya. Jongin sudah berusaha untuk percaya pada Sehun. Namun kembali rasa takut itu menghantui saat Sehun jauh dari jangkauan matanya.

"Aku disini. Aku sudah beratus kali katakan padamu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Jongin terlihat menimbang - nimbang.

" Jauhi temanmu yang bernama D.O itu aku tidak suka. Dia sepertinya suka padamu."

"Hey dia sahabatku." Jongin menunduk. Sehun mengalah.

"Baik,aku akan menjauhinya. Kau bahagia? Mmm" ujar Sehun seraya mengusap lembut surai Jongin. Baginya Jongin adalah segalanya. Sebisa mungkin, jika dia bisa dia akan melakukan apapun yang Jongin minta.

"Benarkah? Geomao. Mmm mau permen?" Sehun tersenyum mendengar jawaban Jongin. Mereka menghabiskan sore itu bersama.

Jika kau butuh aku kapan saja

Kau tahu aku selalu di sisimu

Lihat, tak pernah kurasakan cinta ini sebelumnya

Kaulah satu-satunya yang kupikirkan

Dihari - hari berikutnya Jongin merasa dia kurang menjaga Sehun dengan benar. Dibenci bagaimana Sehun menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang lain dari pada denganya. Tanpa Jongin sadari dirinya memang terlalu mengekang Sehun dalam penjaranya.

" Sehun! Pulang tepat waktu. Kau taukan aku selalu menghawatirkanmu. Aktivkan juga handponemu. Jawab telpon dan pesanku. Arra!" Sehun hanya mengangguk dan memberikan senyum paksa pada bibirnya. Awalnya dia senang dengan seluruh ke protektipan Jongin. Namun satu tahun ini dia merasa benar - benar jengah,kesal dan penat. Jongin tidak pernah mau mengerti jika Sehun juga butuh sedikit waktu untuk bebas.

"Jangan khawatir. Aku akan pulang tepat waktu." Jongin tersenyum ceria. Mereka memang memutuskan untuk tinggal satu atap saat aniv yang ke 5,tahun lalu.

"Baiklah aku pergi, sampai bertemu." Ujar Jongin lalu memberi kecupan manis dibibir Sehun. Lalu beranjak meninggalkan Sehun yang hanya termenung dalam semua fikiranya.

.

.

.

Setelah berpisah dengan Sehun. Jongin segera melangkahkan kakinya ketempat dimana dia menuntut ilmu. Yah jongin masih menjadi seorang mahasiswa disebuah universitas diKorea. Dia hanya mempunyai seorang kakak bernama Kris. Namun Kris beberapa tahun silam memutuskan untuk menetap di Cina. Sedangkan Jongin masih bertahan di Korea karena Sehun.

Dengan langkah santai Jongin melangkah menuju kelasnya. Ada waktu 15 menit sebelum kelas dimulai. Maka dari itu Jongin memutuskan untuk mampir kekantin hanya untuk menghilangkan rasa haus ditenggorokanya

"Hay Jongin, bolehkan aku duduk denganmu." Ujar Baekhyun teman dekat Jongin. Namja tan yang ditanyai hanya mendengus malas.

"Heh! Senjak kapan kau meminta izin padaku hanya untuk sekedar duduk." Baekhyun hanya tertawa renyah.

" Mungkin sejak beberapa detik yang lalu." Balas Baekyun cuek. " Jongin bagaimana kabarmu dengan Sehun." Lanjut Baekhyun menatap Jongin serius.

" Baik. Seperti biasanya,wae? Tumben sekali kau menanyakanya." Baekhyun tersenyum canggung.

"Syukurlah, Chanyeol bilang kau sering bertengkar karena kekhawatiranmu yang berlebihan itu. Kau taukan itu tidak baik. Siapa sih didunia ini diusianya yang masih muda seperti kita. Tapi dikekang belebihan. Kau tak maukan jika Sehun mulai kesal dan meninggalkanmu." Jongin diam. Jujur dia merasa tersinggung dengan ucapan Baekhyun.

" Yeah. Aku memang egois dan inilah aku."

"Hey jangan marah. Aku hanya memberi nasihat. Karena aku sahabatmu yang perduli !"

"Mmmm ya." Baekhyun hanya bisa menghembuskan nafas. Jika Jongin sudah begini. Dia tidak bisa berbuat apapun.

Kau tak mengerti betapa berartinya dirimu bagiku

Kubutuh dirimu dalam hidupku

Kaulah kebutuhanku

Tapi percayalah padaku, kau adalah segalanya

Yang membuat duniaku sempurna

Cintaku jelas, kau satu-satunya yang kulihat

Malam datang. Dan dua jam telah berlalu dari waktu pulang Sehun dan batang hidung Sehun belum terlihat juga. Padahal namja albino itu sudah berjanji akan pulang tepat waktu tapi mana. Entah untuk keberapa kali Jongin mengirimi pesan dan menelpon Sehun tapi hasilnya nihil. Jongin kesal dia marah dan dia benci keadaan ini.

CKLEK

Suara pintu terdengar memecah keheningan sekaligus lamunan Jongin mengenai fikiran negatif tentang Sehun. Langkah kaki terdengar mendekatinya. Dan Jongin sudah tidak perduli dengan semua alasan Sehun.

"Tuan pembohong sudah pulang. Bagaimana acara bersenang - senangmu." Ujar Jongin sarkasme. Sehun duduk disebelah Jongin. Jika Jongin sudah begini susah baginya mencoba menjelaskan. Jongin tak akan percaya.

"Maaf."

"TAK BISAKAH KAU MENGERITI JIKA AKU MENGHAWATIRKANMU!" Bentak Jongin.

" Aku tau maafkan aku. Tapi kau juga harus mengerti jika aku memiliki privasi pribadi, aku janji tidak akan melakukanya lagi. Sudah jangan menangis."

"Lalu kenapa kau tidak menggangkat telponku membalaspun tidak,wae? Kau sudah bosan padaku.! Kau bosan padaku?" Sehun menghapus air mata Jongin.

"Aku hanya ingin tau seberapa besar kau percaya padaku seperti aku percaya padamu. Walau aku tau semuanya pasti begini. Aku hanya ingin mencoba untuk membuatmu mengeri."Ujar Sehun. Jongin tersenyum kecut. Mungkin benar kata Baekhyun kalau cepat atau lambat Sehun akan meninggalkanya. Lalu apa yang harus dia lakukan. Apa harus dia benar - benar membuat Sehun bertekuk lutut dihadapanya. Jongin merasa dia benar - benar dibutakan cinta. Dia akan melakukan apapun asal Sehun tak pergi.

"Aku membencimu." Ujar Jongin meninggalkan Sehun yang terpaku. Sehun sekalipun tidak pernah mendengar Jongin bicara seperti itu.

"Jebal mian. Aku salah." Jongin menyentak tangan Sehun kasar.

"Pergilah keneraka!" Jongin berlalu meninggalkan Sehun yang memantung menatap tubuh Jongin menghilang dibalik pintu kamar mereka dengan badan bergetar.

Malam sudah sangat larut saat Sehun memasuki kamar mereka berdua. Dilihatnya tubuh Jongin yang membelakanginya. Sehun tau Jongin masih terjaga. Jongin akan sulit tidur jika sedang memiliki masalah. Dengan pelan Sehun menaikan tubuhnya keatas kasur. Lalu tangan kekarnya perlahan memeluk Jongin yang hanya diam tak menanggapi.

"Kau masih marah?" Diam. Jongin hanya bisa diam, menatap celah jendela yang tak tertutup.

"Kau sedikit lebih kurus, jangan terlalu banyak fikiran. Kau taukan aku khawatir kau sakit."Ujar Sehun memperat pelukanya. Mengesap wangi rambut Jongin.

"Urusi saja urusan pentingmu." Jawab Jongin dingin.

"Kau yang penting untukku."

"Pembohong! Aku tau kau sering menghabiskan waktu dengan banyak wanita dan pria diluar sana yang bahkan lebih menarik dari pada diriku." Regut Jongin gusar.

"Mereka hanya teman - temanku Jongin. Kau tau sendiri. Apa aku harus hidup sendirian di kantor dan lingkungan luar mmm."

"Ak - aku hanya tidak suka. Mereka dekat denganmu." Sedih Jongin suaranya mulai sedikit serak.

"Oke. Aku akan menjaga jarak dengan mereka. Kau senang." Jongin terkejut mendengar penuturan Sehun. Dengan cepat Jongin mengubah posisi tidurnya menatap Sehun penuh curiga.

"Benarkah kau akan melakukanya." Sehun mengangguk mendengar pertanyaan yang tersengar meragukanya.

"Tentu demi Jonginku." Jongin tersenyum manis.

"Mau permen?" Sehun tersenyum. Mengangguk. Dan kemudian kedua bibir itu menyatu dalam tautan yang menyenangkan.

Sehun termenung dalam diam. Memandang lelah riuh piuh jalan Seol dari atas gedung pencakar langit miliknya. Entah memangapa semakin hari Jongin semakin keterlaluan. Dia hanya ingin jongin percaya pada dirinya. Dan berhenti mengekang. Apa perlu Sehun mengambil tindakan tegas pada pria tan itu. Sehun merasa terisolir dari dunianya. Karena Jongin selalu menghalangi semua orang yang dekat denganya, dengan alasan takut jika Sehun berpaling. Ternyata lama kelamaan Sehun tak tahan.

"Hey apa yang sedang kau lamunkan eoh." Sehun berdeham lalu menyesap kopinya dan kembali menatap kota seol.

"Hanya beristirahat." Ujar Sehun.

"Boleh aku bergabung." Sehun mengangguk pelan.

"Santai saja. Disini tidak ada Jonginiemu."Lalu pria itu tertawa.

"Kau fikir itu lucu D.o?"

"Okey itu memang tidak lucu. Akhir - akhir ini kenapa kau menjauhiku mmm. Karena pria hitam itu? Hey! Ingat aku ini sahabatmu dari kecil. Kau tau, aku sakit hati loh. Lagi pula siapa yang ingin merebutmu darinya." Ujar D.o memandang kesal Sehun.

"Mian. Aku tidak bermaksud. Hanya saja kau harus mengerti jika Jongin mungkin hanya sedang ketakutan. Kau taukan dia hanya punya aku diKorea. Jadi seperti itulah."Ujar Sehun seadanya. D.o mengangguk kecil berusaha memahami. Apalagi umur Jongin memang terlampau cukup muda.

"Baiklah untuk kali ini aku berusaha untuk mengerti, tapi tidak bisakah kau tak menjauhiku. Rasanya aneh sedari kecil kita bersama dan sekarang kau menjauhiku. Menyebalkan sekali." Jawab D.o menatap kesal Sehun. Sehun hanya bisa tersenyum kecil melihat D.o merengut.

"Ngomong2, Sehun apa kau tidak merasa jika Jongin itu terlalu berlebihan? Bahkan dua minggu belakangan ini dia selalu datang kekantor. Padahal kalian satu atapkan. Bahkan dia menatap tajam diriku kau tau! Sebaiknya kau bertindak lebih tegas pada Jongin." Sehun terdiam mendengar penuturan D.o, tanganya ia gunakan untuk memutar- mutar sendok didalam kopi. Sehun masih ingin bersabar untuk Jongin.

"Aku yakin Jongin akan berubah. Dia hanya sedang khawatir karena mungkin sekarang aku lebih banyak menghabiskan waktu dikantor. Dulu sebelumnya aku bisa seharian menemaninya. Jadi yah Jongin akan terbiasa."

"Ya ya baiklah..." Jawab D.o malas. Bicara tentang Jongin pada Sehun hanya membuang waktunya.

Jika tentang dirimu kasih, aku mencandu kau seperti narkoba, tak ada rehab yang bisa menyembuhkanku... Kau menakjubkan...

Jongin tersenyum mendapati pesanan makanya telah tiba. Disebelahnya Baekhyun hanya mendengus kesal. Pasalnya pesananya belum tiba - tiba padahal dia lebih dulu memesan sebelum Jongin.

"Bibi mana pesananku, kenapa si hitam ini duluan?" Ujar Baekhyun sambil meminum air putih sekaligus. Sedang Jongin yang mendengar Baekhyun hanya mengacuhkanya.

"Sebentar, kau memesan makanan yang sulit dibuat." Baekhyun mendesah mendengar paman pemilik tempat makan yang memang sudah akrab denganya menyaut.

"Baekhyun!"Sapa seseorang. Baekhyun dengan cepat menoleh mendapati kekasihnya Chanyeol yang melangkah santai kearah Baekhyun dan Kai.

"Hey kenapa lama sekali."Ujar Baekhyun. Chanyeol tersenyum sambil menari kursi.

"Benarkah? Tapi aku belum melihat pesananmu diatas meja."Baekhyun mendengus dan berbisik ketelinga Chanyeol

'Paman disini tidak pernah olah raga sepertinya. Pelayananya payah. Masa aku sudah menunggu 1jam tidak datang2'bisik Baekhyun. Jongin menatap curiga kearah Baekhyun.

'Eoh benarkah padahal paman ini dulunya petinju kau tau baek,'

'Kau tau dari mana?' Jawab Baekhyun penasaran. Chanyeol tersenyum.

'Merekakan orang tuaku Baekhyun.'

"+.+sungguh?" Baekhyun menatap malu pada Chanyeol.

"Huh! Jangan percaya kuping gajah itu Baek, kau tau sendiri paman ini hanya punya anak perempuan." Sela Jongin sambil mengunyah makananya kembali.

"Aisssssh Yeol! Kau membuatku terkena serangan jantung. Apa tertawa kau fikir lucu!" Ujar Baekhyun. Chanyeol hanya bisa memberi Viss pada Baekhyun yang terlihat semakin kesal.

" Chanyeol hyung, kenapa kau kemari. Ini bukanya masih jam kerja."

"Terserah padaku, aku bukan Sehun yang bisa kau atur!" Baekhyun mencubit perut Chanyeol. Chanyeol hanya mengerang kesakitan.

"Aaaa okey okey. Perusahaan Sehun memenangkan tender besar maka dari itu seluruh kariawan yang berada dibawah Stapku mengadakan pesta. Berhubung aku merindukan Baekyun jadi aku memilih pergi kemari. Mungkin sekarang Sehun sedang bersenang - senang disana. " Baekhyun menatap tajam Chanyeol lalu menginjak kaki Chanyeol.

"Tidak bisakah kau tidak memanasi - manasinya!" Bisik Baekhyun. Chanyeol hanya menepuk jidatnya. Dia lupa seberapa posesifnya Jongin.

"Sial!" Umpat Jongin. Mendapati telponya tak diangakat. Baekhyun dan Chanyeol menatap Jongin khawatir.

"Sudah biarkan saja Jongin mungkin Sehun butuh sedikit hiburan." Ujar Baekhyun yang melihat Jongin sibuk dengan handponenya. Namun Jongin tidah mengindahkan ucapan Baekhyun.

"Sehun kau dimana?"

"..."

"Tidak, bohong! Aku tau kau sedang berpesta!

"..."

"Chanyeol yang mengatakanya!" Mata Chanyeol membulat mendengar namanya terselip diantara pembicara itu. Sedangkan Baekhyun hanya mengelangkan kepala lalu menyantap makananya.

"..."

"Aku benar - benar membencimu!" Isak Jongin setelah itu mematikan handponenya yang berdering terus menerus.

Hanya kaulah yang kubutuhkan

Kasih, kau menakjubkan

Kaulah bidadariku, datang dan selamatkanlah aku

Sehun terlihat kebingungan pasalnya Jongin belum pulang. Padahal ini hampir tengah malam. Handponenyapun tidak aktiv. Sehun bertanya pada dirinya, apa salahnya datang kepesta perayaan kecil hanya untuk menunjukan keramahanya toh mereka hanya makan dan berkaroke. Kenapa Jongin jadi sesensitiv itu. Semua karena Park bermulut besar Chanyeol. Sehun mengeranng frustasi memijiti kepalanya yang mau pecah. Tiba - tiba handponenya berbunyi.

"Jongin?"

"Bukan aku Baekhyun."

.

.

.

"Sebetulnya aku memberitahu Jongin diapartemenku agar kau tidak khawatir, aku tahu kau pasti sudah lelah. Tapi kau malah datang kemari," ujar Baekhyun prihatin melihat Sehun yang masih memakai pakaian kantor dengan wajah lesuh dengan Jongin diatas punggungnya. Sehun tersenyum kecil.

"Aku akan lebih khawatir jika Jongin. Tidak ada saat aku tidur."Ujar Sehun. Baekhyun tersenyum.

"Kalau begitu hati - hati. Dan cepatlah istirahat." Sehun mengangguk lalu meninggalkan Baekhyun yang masih menatap langkah Sehun sampai menghilang dibelokan.

"Jongin seharusnya kau tak meragukan Sehun dan berusaha mempercayainya."Guman Baekhyun pelan.

Kita bisa lakukan apa saja yang kau suka

Aku tahu kita berdua kita meluruskannya malam ini

Dinding-dindingmu terbangun tinggi

Aku tahu dari tatapan matamu

Satu minggu berlalu dan Jongin masih memendam rasa kesal pada Sehun. Bahkan hanya untuk menjawab sapaan Sehun, rasanya sulit Jongin lakukan. Waktunyapun sekarang lebih banyak dia habiskan bersama Baekhyun, Jondae atau siapapun asal bukan Sehun. Sedangkan Sehun hanya mengalah, membiarkan Jongin dengan segala kemarahanya. Menunggu sampai Jongin menatapnya kembali.

"Kau masih marah pada Sehun?"Ujar Baekhyun menatap serius Jongin yang nampaknya tidak tertarik dengan topik yang dibicarakan Baekhyun. Hanya mendesah kesal.

"Begitulah."Balasnya acuh tak acuh.

" Hey, seharusnya kau mempercayai kekasihmu sendiri. Aku fikir Sehun tidak mungkin berbuat yang tidak - tidak diluar sana. Kau tau bahkan dia datang tengah malam hanya khawatir jika tidak ada kau disisinya. Seharusnya kau mulai mencoba mengurangi sifatmu yang posesif itu." Ujar Baekhyun sedikit ragu dikalimat terakhir.

"Tidak ada jaminan Sehun tidak melakukan hal aneh diluaran sana. Dan aku tidak merasa berlebihan menjaga Sehun. Aku hanya ingin Sehun hanya memandang kearahku."

"Tapi tidak dengan membuatnya terkekang!" Kesal Baekhyun.

"Apa yang harus aku lakukan agar membuatmu berhenti mempersalahkan ini." Terselip nada dingin disana.

"Jongin Bagaimana kalau kita pergi kekantor Sehun malam nanti, kau taukan disana akan diadakan pesta penyambutan relasi dari cina yang membuat perusahan Sehun menang dalam tender yang Chanyeol sempat ceritakan waktu itu. Kau tertarik? Jika Sehun tidak berbuat apa - apa seperti dugaanmu. Biarkan Sehun bergaul dengan siapa saja. Bagaimana?" Jongin tampak menimbang - nimbang.

"Deal"

"Deal"

Musik mengalun indah dari beberapa pemain biola ahli. Sepatu - sepatu indah terlihat menapaki lantai dimana pesta diselengarakan. Beberapa orang terlihat becanda gurau.

Jongin menatap jam ditanganya. Beberapa kali memperhatikan jalan. Bosan menunggu Baekhyun yang memang mempunyai jam karet dihidupnya atau setengah waktunya itu dia habiskan untuk membenarkan eyleinernya Jongin tak tahu pastinya.

"Sttttt oy Jongin ayo masuk!" Dengan malas Jongin memasuki mobil bercat merah milik Chanyeol.

"Aku hampir membatakalkan semua ini. Karena kau membuatku menunggu sangat lama. Keterlaluan." Baekhyun hanya tertawa mendengar ucapan Jongin yang terlihat kesal.

"Jongin kenapa tidak pergi dengan Sehun saja?" Jongin bungkam alasan apa yang harus dia katakan. Tujuan utamanya pergi ke pesta karena ingin memata - matai Sehun. Dan Chanyeol tidak harus tahu tentang ini.

"Jongin sedang memiliki masalah dengan Sehun. Dan karena Jongin bosan berdiam diri dirumah aku mengajaknya bersama kita. Jangan beritahu Sehun tentang ini jika kau tidak ingin menambah masalah, ne Yeol." Chanyeol tersenyum mendengar nada serius yang dikeluarkan Baekhyun.

" Arra arra. Aku tidak akan buka mulut karena ini 'rahasia' benarkan."

Sehun berusaha seramah mungkin dengan semua tamu yang hadir. Tidak mungkin mendiamkan orang - orang bermuka penjilat ini. Jujur Sehun kurang suka pesta dia lebih suka menghabiskan malam ini bersama Jongin dan film - film kesukaan namja tan itu. Hari ini dia merasa jauh dengan Jongin. Dan dia rindu.

"Oh Sehun," suara yang tak asing terdengar ditelinganya.

"Aku mencarimu sedari tadi." Lanjutnya ceria. Sehun menyambut dengan senyuman.

"Xi Luhan."Ucap Sehun. Pria ini sudah menjadi patner kerjanya sejak satu tahun yang lalu. Luhan adalah orang terpenting yang membuat prusahaan Sehun ada pada masa keemesanya. Tanpa dana yang diberi Luhan mungkin prusahaan Sehun sudah diambang kehancuran. Bukan hanya itu Luhan juga adalah orang yang banyak membuat Sehun belajar mengurus perusahaan dengan baik. Sosok teman dan hyung yang sempurna untuk Sehun.

" Bagaimana kabarmu? Dua bulan tidak bertemu. Rasanya aneh." Ujar Luhan riang. Sehun terkekeh.

" Seperti yang kau lihat masih sama seperti terakhir kita bertemu." Jawab Sehun seadanya.

" Tidak kau terlihat berbeda. Terlihat semakin kurus kau pasti lelah karena prusahaan bertambah pesat membuatmu bertambah sibuk. Kesehatan nomor satu hun jangan sampai terabaikan."

"Geomao sudah mengawatirkanku."

.

.

.

Baekhyun, Chanyeol dan Jongin sudah berada di tempat pesta diadakan cukup ramai memang. Baekhyun memutuskan membawa Jongin ketempat yang lengang meninggalkan Chanyeol yang diajak berbicang oleh beberapa orang - orang penting itu.

Jongin menegak vodka yang disediakan disana. Menatap sekeliling, dan beberapa kali mendesah kecewa tidak mendapati Sehun diantara ramainya orang - orang. Sementara Baekhyun malah sibuk mencicipi beberapa makanan disana.

" Mian. Aku tidak sengaja." Ujar seorang pria yang menyenggol tangan Jongin dan membuat bajunya sedikit basah.

"Gwenchana," ujar Jongin menatap kembali kedepan berusaha menemukan Sehun.

"Kau. Kim Jonginkan. Ternyata benar." Ujar pria yang kini merubah suara intonasinya menajadi sedikit ketus.

"Ya. D.o sii, " ujar Jongin setelah menyadari bahwa kyungsoo yang menyenggol tanganya.

"Hey, kau terlihat kesal melihatku. Aku ini hanya sahabat Sehun dan kau tidak usah merasa terancam. Lagi pula aku sudah memiliki Suho. Arra. Satu lagi panggil aku hyung!" Baekhyun yang ada didekat Jongin menatap aneh D.o yang tiba - tiba berbicara seperti itu pada Jongin.

"Bagus kalau begitu." Balas Jongin. Membuat D.o kesal.

"Jika kau mencari Sehun aku melihatnya berduaan dengan Luhan diujung sana. Patner Sehun satu tahun lalu, dan kurasa dia lebih cocok bersama Sehun ketimbang bocah sepertimu." Jongin mengepalkan tanganya. Baekhyun mengusap bahu Jongin dan D.o hanya tersenyum menang. Lalu meninggalkan Jongin

"Jangan terbawa emosi. Luhan hanya patner kerja Sehun." Tanpa mendengar penjelasan Baekhyun. Jongin melangkahkan kakinya menuju tempat Sehun berada. Chanyeol yang melihat Jongin dan Baekhyun melangkah tergesa segera mengikutinya perasaanya tidak enak.

.

.

.

Jongin berharap semua seperti apa yang dikatakan Baekhyun. Dan semua akan baik - baik saja. Rasanya aneh melihat orang dicintainya bermanja - manja pada orang lain yang disebut sebagai patner kerja . Lebih aneh lagi dengan perkataan Luhan dipodium, -karena yahh, pesta ini khusus dibuat untuk Luhan- dengan gamblangnya mengatakan mereka telah bersama membangun perusahan selama setahun ini. Dan itu berarti selama ini mereka selalu bersama saat Jongin tak berada disisi Sehun. Jongin kesal, dan dia marah. Entah dorongan dari mana saat kakinya melangkah mendekati Sehun yang menerima kue dengan senyum dibibirnya, dan dengan tanpa bisa Baekhyun tahan. Jongin melayangkan satu pukulan telak dirahang Luhan membuat kue besar itu jatuh dan mengenai Luhan. Semua orang terkejut termasuk pria albino yang mulai tersulut emosi.

"Apa yang kau LAKUKAN!" Panas,perih dan sakit saat Sehun melayangkan satu tamparan keras dipipi Jongin. Membuat sudut bibirnya berdarah. Jongin menunduk dalam. Baekhyun mengaga dan Chanyeol dan D.o berusaha melerai dan membantu Luhan.

"Panggil petugas keamanan. Bawa dia pergi." Teriak Sehun. Jongin mendongkak menatap Sehun yang menatapnya tajam.

"Sehun~aa" lirih Jongin. Tubuhnya sudah diseret.

"Itu pelajaran untukmu." Ucap Sehun menatap nyalang Jongin. Dengan kasar Jongin menyentak tangan petugas itu lalu berlari disusul Chanyeol dan Baekhyun. Sementara itu Sehun segera membantu Luhan meninggalkan semua kekacawaan ini. Dan akhirnya D.o yang menghendel semuanya.

" Terimaksih tumpanganya hyung."

"Jongin kau yakin tidak ingin menginap dirumahku."Ujar Baekhyun prihatin melihat keadaan Jongin.

"Aniya. Aku masuk," dengan kalimat itu Jongin meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol.

"Aku takut mereka bertengkar lagi. Kau taukan Sehun tidak pernah semarah ini." Chanyeol mengangguk setuju.

"Kali ini Jongin benar - benar keterlaluan. Bagaimana bisa Sehun tidak marah. Dia memukul Luhan didepan semua orang. Jika sampai Luhan menarik dana dan memutuskan kerja. Matilah Sehun."

"Yeol ucapanmu itu memang benar. Tapi kau tidak bisa menimpakan semua kesalahan pada Jongin." Sewot Baekhyun.

"Okey ini semua salahku. Lebih baik sekarang kita pulang dan berdoa tidak akan ada hal buruk, ne." Baekhyun mengangguk ragu. Dan mereka meninggalkan apartemen Sehun dengan kegundahan.

Jongin menemukan dirinya lagi - lagi tertidur diruang tengah karena menunggu Sehun pulang, untuk ke empat harinya Sehun tak pernah menginjakan kakinya diapartemen itu. Jongin sama sekali tak bisa menghubungi Sehun. Bahkan untuk menginjakan kakinya di perusahaan Sehunpun Jongin tak berani.

Sepulang kuliah biasanya Jongin akan menunggu Sehun didepan perusahaan Sehun hingga larut, menunggu sosok Sehun keluar. Kali ini Jongin tak menunggu Sehun sendiri. Karena ada Baekhyun yang memaksa menemani Jongin. Walau berkali - kali Jongin menyuruh Baekhyun pulang tapi pria mungil itu tetap keras kepala.

Waktu telah menunjukan pukul 10 malam. Baekhyun bahkan sudah menguap dan mengucek2 mata sipitnya namun Jongin tetap betah menunggu.

"Jongin bukankah itu Sehun?" Ujar Baekhyun membuka matanya lebar - lebar tak percaya melihat Sehun tertawa dengan Luhan dan memasuki mobil Sehun. Dan demi Tuhan Baekhyun melihat Sehun melirik kearahnya dan Jongin. Mobil Sehun melintasi Jongin begitu saja. Membuat Baekhyun semakin geram.

" Sehunaaa... Oh Sehun." Teriak Jongin berusaha mengejar mobil Sehun yang melaju cepat.

"Cukup Jongin kita pulang!"

" Tidak Sehun pasti kembali."

" Dia tidak akan kembali. Sekalipun dia kembali dia akan mengacuhkanmu. Kita kembali besok." Jongin mengangguk pasrah. Jujur sakit sekali melihat Sehun seperti itu. Sakit rasanya benar-benar perih. Jongin belum siap melepas Sehun.

Jongin membuka pintu apartemenya. Hembusan nafas ia keluarkan. Perutnya sakit karena memang beberapa hati ini nafsu makanya hilang. Setelah melepas sepatu Jongin berniat mengambil air minum namun pergerakanya berhenti kala melihat pria yang sangat dia rindukan tengah fokus menonton acara tv tanpa menghiraukan kehadiranya.

"Sehunaa,"ucap pelan Jongin. Namun Sehun acuh. Bahkan seperti tak sudi melihat wajah Jongin.

"Sehun aku ak - u ingin meminta maaf atas semua perbuatanku. Aku memang keterlaluan."

"Apa dengan kata maaf semua akan baik - baik saja."Ujar Sehun datar.

"Mian,"

"..."

"Mianhe."

"Pebaiki sikapmu!"

"Hik..."

Selama kurang lebih satu bulan ini Sehun berubah Sehun seperti bukan Sehun yang Jongin kenal. Tak pernah ada sedikitpun waktu yang Sehun luangkan untuk Jongin. Tapi Jongin tak pernah berani meminta apapun pada Sehun. Jongin sadar jika Sehun masih sangat marah padanya dan Jongin berusaha menerima semua konsekuensinya, walau harus rela melihat Sehun bersama setiap saat dengan Luhan disampingnya. Walau begitu Sehun tidak pernah menolak semua permintaan Jongin jika lelaki Tan itu minta. Sehun hanya tidak bisa menolak.

" Mau kemana?" Ujar Jongin yang mendapati Sehun tengah mematut diri dikaca.

"Pergi dengan Luhan," Jongin mengangguk kecil. Lalu menaiki ranjangnya menggulung diri dalam selimut. Dan Sehun tau Jongin sedang menangis.

"Aku ingin kau belajar dari kesalahan Jongin." Ujar Sehun dalam hati.

Baekhyun dan Chanyeol tengah menikmati makanan sambil menunggu kedatangan Jongin yang sejak setengah jam lalu belum terlihat batang hidungnya.

"Yeoli, aku merasa kasihan pada Jongin. Aku fikir Sehun sudah sangat keterlaluan."

"Mungkin Sehun hanya ingin membuat Jongin jera dan memberinya sedikit pelajaran jika hidup itu tidak selalu seperti yang dia mau."

" Lalu bagaimana dengan Luhan? Apa itu termasuk dalam rencana membuat Jongin jera. Aku jadi tidak suka dengan Sehun. Dia keterlaluan kekasih mana yang tidak sakit hati melihat kekasihnya bersama orang lain."

"Kalau Soal Luhan aku juga setuju denganmu, aku fikir Luhan menyukai Sehun. Bahkan kariawan banyak yang mengosipkan kalau mereka adalah sepasang kekasih ya-" Chanyeol berhenti berkata saat dengan begitu saja Jongin duduk disebelahnya.

"Lanjutkan, aku baik - baik saja." Baekhyun menatap Jongin yang terlihat kacau.

" Jongin aku sudah memesankan makanan untukmu. Ini kesukaanmukan." Jongin tersenyum menerima makanan itu. Air mata mulai mengalalir dipelupuk matanya.

"Kau tahu saja kalau aku sedang lapar hik.." Jongin melahap makananya dengan hati perih. Dia ingin terlihat tegar namun semuanya sia - sia. Jongin hanya bisa berpura - pura tersenyum walau dia tahu air matanya sudah mengalir.

"Jika kau sedih kau keluarkan saja. Kami ada untuk mendengar keluh kesahmu Jongin."Ujar Chanyeol Jongin mengelang.

" Aku baik - baik saja, tidak usah mengasihaniku. Aku hanya lapar. Kalian taukan orang lapar kadang bertingkah aneh." Jongin kembali menghabiskan makananya sampai tak tersisa lalu pergi ninggalkan Baekhyun dan Chanyeol tanpa kata. Jongin butuh Sehun untuk menenangkanya. Tapi Sehun dimana? Sehun mungkin tak bisa menenangkanya kali ini.

Jongin terbangun dari tidurnya. Waktu menunjukan pukul 3 pagi, saat suara bell terdengar mengusik telinganya. Dengan langkah hati - hati Jongin melihat orang yang memijit bell. Hatinya mencelos melihatnya. Dengan perlahan jongin membukakan pintu, bau alkohol menguar begitu saja. Saat kedua orang yaitu Luhan dan Sehun masuk dengan Luhan digendongan Sehun.

"Aku tak kuat membawanya pulang. Jadi aku membawanya kemari. Kau tidak keberatankan?" Jongin mengelang mendengar pertanyaan Sehun. Dengan segera Sehun membawa Luhan yang tertidur kekamar Sehun dan Jongin. Karena kamar satunya sudah dibuat gudang oleh Sehun.

Jongin termenung cukup lama sebelum memutuskan menyalakan tv. Mata Jongin memerah namun berusaha tetap menahan air matanya keluar.

"Apa yang kau lakukan?" Ujar Sehun melihat Jongin menatap serius tv didepanya.

" Aku sedang ingin bergadang. Kau tidur saja didalam."Balas Jongin tanpa menatap Sehun. Setelah itu Jongin mendengar pintu kamar yang tertutup. Jongin menundukan kepalanya. Air mata itu akhirnya menetes juga.

"Appo,"

Untuk pertama kalinya selama satu bulan lebih ini Jongin meminta sesuatu pada Sehun. Permintaan sederhanan hanya menemani melihat sunset disungai Han dan Sehun menyetujuinya. Namun hari itu adalah hari dimana Luhan berulang tahun dan Sehun melupakan janjinya padahal Jongin sudah menunggu hingga dia akhirnya melihat sunset itu dengan penuh air mata sendirian ditengah dinginya angin malam. Salah satu teman Baekhyun yang melihat Jongin menangis sendiri disungai Han merasa perihatin apalagi ini sudah hampir malam hari. Dan akhirnya teman Baekhyun menghubungi pria mungil itu. Dan disinilah Baekhyun menemani Jongin yang masih menangis.

" Yeol! Katakan pada teman brengsekmu si Sehun. Untuk segera datang kesungai Han. Cepattttt!" Baekhyun mematikan handponenya setelah mengirim pesan singkat pada Chanyeol yang pasti sedang bersama dengan Sehun.

Setengah jam berlalu Sehun datang, namun anehnya dia dengan tanpa dosa membawa Luhan bersamanya, hati Jongin semakin sakit dan Baekhyun semakin geram dengan Sehun.

"Brengsek! Sialan!" Umpat Baekhyun. Sebelum tanganya memukul Sehun. Chanyeol datang dan memisahkan Sehun dan Baekhyun. Jongin masih terdiam ditempatnya. Kepalanya pusing serasa mau pecah. Sehun datang meraih tangan Jongin mendudukanya dibelankang kursi kemudi. Luhan memandang tidak suka kearah Jongin. Dan Jongin sudah cukup lelah untuk menanggapi Luhan.

"Kenapa kau tak pulang saja, menyusahkan. Kau ingin membuat aku terlihat buruk di mata orang lain." Sepanjang perjalana Sehun memarahinya dia rindu Sehun yang menenangkanya. Luhan tersenyum melihat Jongin menangis lagi.

"Kapan kau bisa belajar dewasa."

" Berhenti disini," parau Jongin.

"Aku belum selesai Kim Jongin."

"Berhenti."

"DIAM!" Bentak Sehun.

"Berhenti atau aku melompat!" Sehun menghentikan laju mobilnya karena Sehun tau Jongin orang yang nekat. Saat mobil berhenti Jongin segera keluar dari dalam mobil berjalan cepat dengan linangan air mata.

"Kau fikir kau mau kemana hah?! Mengadu lagi begitu." Ujar Sehun yang kini ada dibelakang. Jongin membalikan badanya menghadap Sehun.

Baekhyun dan Chanyeol menghentikan mobilnya saat melihat Jongin dan Sehun berhenti dipingir jalan.

"Apa yang harus aku lakukan agar kau kembali seperti dulu. Apa kau tak pernah melihat jika aku berusaha berubah. Kau bersama Luhan aku tak marah kau membentakku aku tak marah. Tapi kali ini kau keterlaluan! Sehun. Aku menunggumu seharian dan Kau mencaci makiku didepan selingkuhanmu. Kau fikir aku tak memiliki hati. Sekarang katakan padaku apa yang harus aku lakukan agar kau bahagia. Apa harus aku pergi dari hidupmu. Itukan maumu. Kau ingin aku pergi." Isak Jongin. Sehun hanya menatap Jongin datar.

"Terserah lakukan sesukamu aku tak perduli." Jongin meremas dadanya yang terasa sesak. Sehun membalikan badanya meninggalkan Jongin.

"Mian Sehun. Aku selalu menyusahkanmu" Lirihnya

BRAKKKK!

"Andwe KIM JONGINNNNNNNNNN" teriak Baekhyun histeris begitu juga Chanyeol.

Sehun menghentikan langkahnya. Matanya memerah karena perasaan takut tiba - tiba menyerangnya dengan ragu Sehun membalikan badanya. Sehun merasa dunianya menghilang.

"Andwe Jongin."Lirihnya segera berlari menghampiri Jongin yang bersimbah darah. Dadanya sesak dan Sehun benar2 ketakutan. Jongin tak mungkin meninggalkanyakan?

"Apa yang kau lakukan, bukan ini bukan ini yang seharusnya terjadi."Sehun memeluk erat Jongin dalam pangkuanya. Tubuh Sehun bergetar hebat.

"Mian~ Sehun, jangan menangis ne,kau harus bahagia." darah terlihat mengalir dari mulut Jongin. Baekhyun yang datang segera merebut Jongin dari Sehun. Namun Sehun tetap memeluk Jongin.

"Settttts jangan bicara. Aku tidak akan menangis. Kau taukan aku selalu menuruti keinginanmu. Sabar sebentar lagi bantuan datang." Pelukan semakin erat saat darah semakin banyak merembes disela - sela tanganya.

"Bertahan. Sebentar lagi"bisik Sehun mencium kening Jongin.

"Brengsek ! Semua karena kau! Sialan!"Ujar baekhyun, Sehun tak perduli tentang apapun baginya hanya ada Jongin yang dia utamakan. Luhan yang melihat semua itu hanya bisa terdiam membeku. Dan Chanyeol sibuk menelpon pihak rumah sakit.

"Jongin kau taukan aku selalu disisimu. Bertahanlah. Bentar lagi." Bisik Sehun semakin lirih. Sehun membenahi rambut Jongin. Dan Jongin mengusap lembut pipi sehun.

" Semua akan baik - baik saja Jongin." Setelah itu Sehun mendengar erangan halus Jongin.

I hope you RCL