I DO NOT OWN PANDORA HEARTS.!
Curahan Hati Gilbert Nightray...
Mata tajam itu terus memandangi orang yang diyakini sebagai tuannya. 'Raven', itulah panggilan dirinya setelah membuat kontrak dengan 'Chain'. Ia melakukan itu untuk menjadi lebih kuat, berjuang dengan nyawa sebagai taruhannya, dan hal yang menjadi utamanya adalah...
melindungi tuannya.
"Gilbert!
Lamunannya tersadar saat orang yang dipikirkannya memanggil dengan nama aslinya, seperti biasanya, raut wajah cerianya dan senyum lebarnya. Seakan-akan senyuman itu tidak terisi dengan kepedihan dan kesedihan. Namun, Gilbert tahu, bahwa dibalik keceriaan tuannya itu, menyimpan sebuah luka dalam yang diketahui olehnya.
Memang mudah merasa kasihan padanya, Gilbert bahkan bisa menagis sampai kapan pun mengingat kembali kejadian itu. Namun, ia tahu, dirinya tak bisa melakukan hal itu. Karena jika hal itu sampai terjadi, tuannya akan malah bertambah sedih, akan menambah luka yang telah dideritanya. Gilbert tahu, tuannya itu berusaha bersikap tegar dan ceria, maka mau tak mau Gilbert berusaha bersikap hal yang sama. Demi tuannya.
"Oi! Gilbert, cepatlah!"
"Ck! Kau lambat sekali!" seorang perempuan memandangnya dengan kesal, sedangkan Gilbert hanya mendengus kesal.
"Urusai! Baka Usagi!"
Gilbert memasangkan topinya sambil terus berjalan dengan santai mendekati tuannya, matanya tak luput dari orang yang ingin di lindunginya. Hingga ia ingat sebuah pertanyaan yang masih belum bisa dijawabnya, pertanyaan simpel, namun begitu membingungkan.
Apakah yang benar-benar kau butuhkan adalah Oz Vessalius?
Langkahnya terhenti, pertanyaan Xarxes Break kembali terngiang-ngiang di benaknya. Apakah benar itu? Ia hanya membutuhkan Oz vessalius? Apakah ia bagaikan napas baginya? Bagaikan nyawa yang harus ia lindungi? Apakah...
"Gillllbertttt...!" suara itu membuat Gilbert kembali ke alam sadar, ia merasakan tangannya sedang ditarik oleh sesorang. Ya, tuannya yang telah menyadarkannya dari mimpi buruk. Ia menatap wajah tuannya, Oz Vessalius, dengan ciri khas wajah cerianya. Mengingat hal itu Gilbert tersenyum, ia hanya menunjukan kelembutannya pada orang yang sedang menariknya ini.
"Gil, kenapa kau tersenyum? Ada hal yang lucu bagimu?"
Tanpa sadar, benar-benar tanpa ia sadari, dan dengan refleks, Gilbert memeluk tuannya itu, membuat dirinya merasa utuh kembali, membuat dirinya berani untuk melangkah ke depan.
"Gil? Kau kenapa? Apa kau baik-baik saja?" pertanyaan itu malah membuat Gilbert makin mempererat pelukannya, merasa tidak rela untuk melepaskannya.
"Aaargghh! Apa yang kau lakukan dengan pelayanku!"
Teriakan seorang wanita, yang ia tahu sebagai Chain tuannya itu membuat terpaksa dirinya melepaskan pelukannya. Dirinya benar-benar terasa utuh kembali.
"Gil, kau baik-baik saja?" tuannya itu menunjukan raut wajah yang khawatir, selalu, raut yang terlihat sedih.
"Tenang saja. Aku baik-baik saja," ucap Gilbert sambil menyentuh lembut puncak kepala tuannya itu. Tuannya itu masih terlihat bingung, namun merasa dirinya takkan mendapatkan jawaban lagi, ia tersenyum lalu berbalik.
"Kalau begitu cepat kita pergi, Alice sudah tidak sabar ingin segera pergi."
Gilbert hanya tersenyum lalu mengikuti tuannya. Ya, ia sudah mendapat jawabannya. Jawaban bagi pertanyaan itu.
Jika Oz vessalius memang bukan orang yang benar-benar ia butuhkan, maka ia hanya bisa berada di sisinya, dan melindunginya.
Ya... di sisinya... selamanya. Dan seperti tujuan utamanya, untuk melindungi Oz Vessalius.
Sesederhana itu, tidak lebih dari apa pun.
Hehehe... minna my first fanfic pandora hearts. maaf ya kalo gaje, tapi jangan di flame.
Ini cuma catatan yg ada di pikiran saja^^
Mind to review?
