Perayaan?

SuLay

BxB

-000-

"Kau tahu?" Joonmyeon menatapnya dengan penuh arti, sengaja menggantung pertanyaannya untuk memancing rasa penasaran Sang Kekasih yang baru saja meletakkan pantat di tepi ranjang dalam kamarnya ini.

"Apa?"

Bagai ikan melahap umpan, Yixing--kekasihnya--langsung memasang tampang penasaran.

"Kita baru saja memenangkan 'peperangan'," Joonmyeon seakan memberi petunjuk seraya melangkahkan kaki untuk menghampiri kekasihnya.

"Peperangan?" Yixing tampak bingung. Seperti biasa, dia mengerjap-ngerjapkan matanya dengan imut, menambah kesan menggemaskan yang memancing hasrat Joonmyeon untuk menangkup wajah manisnya dan menghujaninya dengan kecupan-kecupan sayang.

"Oh, maksudmu voting untuk Piala Dunia itu, ya?" Sepasang matanya yang sayu mendadak berbinar, khas Yixing begitu dia memahami sesuatu.

Joonmyeon terkekeh, dalam hati gemas bukan main melihat tampang Yixing yang super menggemaskan.

"Pintar," dia memuji kekasihnya dengan tulus seraya mengusak poni milik Yixing, menyalurkan kasih sayangnya melalui bahasa nonverbal.

"Nah, berhubung kita baru saja memenangkan 'peperangan', tidak ada salahnya kalau kita merayakannya," kata Joonmyeon.

"Tadi 'kan sudah," Yixing menanggapi sambil mengerjap-ngerjapkan matanya, kembali memperlihatkan tampang bingung yang kelewat menggemaskan di mata Joonmyeon. "Masa mau lagi? Aku masih kekenyangan, Joon. Baekhyun kelewatan. Masa aku disuruh menghabiskan pizza. Aku bisa gendut."

Pemuda manis menjurus cantik itu menunduk, memandangi tubuhnya sendiri dengan sedih.

"Aku 'kan sudah janji pada diriku sendiri tak bakal makan di atas jam delapan, tapi hari ini aku melanggar janjiku sendiri."

Mendengar penuturan Yixing yang masuk kategori keluhan, Joonmyeon kontan harus susah payah menahan tawanya. Demi apa, kekasihnya itu laki-laki dan kerap mengaku manly, tetapi kenapa hanya gara-gara makanan Yixing jadi sensitif seperti anak gadis yang takut gendut? Halo, apa kabar gym dan segala jenis olahraga yang bisa dilakukan di sana, Cinta?

'Si Cinta ini benar-benar...,' Joonmyeon membatin, geli.

"Tadi 'kan ramai-ramai," Joonmyeon buru-buru mengalihkan atensi Yixing melalui suaranya. Pemilik paras tampan yang disebut-sebut bernuansa angelic ini pun menempatkan diri duduk di sebelah Sang Kekasih. Seolah tak ingin menciptakan jarak, Joonmyeon sengaja memepet kekasihnya.

"Berdua saja belum, 'kan?" Dia menambahkan dengan penuh arti. Satu tangannya terulur, kembali menyasar rambut Yixing yang sehalus sutera. Dibelai-belainya rambut Yixing dengan penuh sayang, sementara tatapannya tak lepas dari paras ayu milik Sang Kekasih.

"Oh."

Raut wajah Yixing yang semula agak muram gara-gara mengingat dirinya 'makan di atas jam 8' mendadak berubah, digantikan raut wajah yang terkesan malu-malu. Kepalanya yang cantik tertunduk, sementara jari-jemari lentik miliknya tak diduga-duga bergerak anggun, perlahan tapi pasti membuka kaus oranye bertuliskan Why Always Me? yang dikenakannya.

"Peraturannya masih sama, ya." Yixing tersenyum kecil, memperlihatkan lesung pipitnya yang menggemaskan.

"Tidak boleh membuat tanda di leher sampai collarbone. Aku tak mau pakai syal di musim panas." Pemuda manis itu tampak malu-malu, terlebih saat dia kembali menunduk untuk memandangi tubuh topless-nya yang dipenuhi bekas-bekas merah keunguan di sana-sini, kecuali leher dan collarbone.

"Dan jangan mengisap dadaku terlalu kuat. Rasanya masih sakit," katanya dengan nada manja.

Alih-alih terpesona melihat tubuh seksi lagi mulus Yixing yang dipenuhi kissmark mahakaryanya kemarin malam, Joonmyeon justru melotot kaget.

"Xing, apa yang kaulakukan? Kenapa kau malah membuka bajumu?"

Yixing kaget. Spontan dia mengangkat wajah untuk menatap Joonmyeon.

"Kenapa? Bukannya kau mau mengajakku main perang-perangan di atas sini?" Yixing menepuk-nepuk ranjang menggunakan tangan kirinya.

"Astaga!" Joonmyeon tiba-tiba menepuk dahinya sendiri. "Xing, apa aku semesum itu sampai kau langsung kepikiran untuk membuka baju?"

"Tadi 'kan kau bilang mau merayakan berdua," Yixing berargumen, lagi-lagi tampak bingung.

"Ya, memang, tapi maksudku bukan dengan cara main perang-perangan di atas ranjang. Astaga." Joonmyeon memejamkan matanya.

"Cepat pakai kausmu lagi, Cinta," perintah Joonmyeon tanpa membuka mata.

"Jangan membuatku tergoda. Aku tak mau egois. Bercinta itu memang enak, tapi aku tahu kau banyak kesakitan juga. Cepat pakai kausmu sebelum hormonku mengambil alih kewarasanku malam ini."

Kendati bingung mendengar penuturan Joonmyeon, Yixing menurut juga untuk mengenakan kembali kausnya.

"Sudah kupakai lagi, Jantung Hati," Yixing memberitahu Joonmyeon yang bertahan menutup mata, memandu kekasihnya itu untuk membuka matanya kembali.

"Astaga. Hampir saja aku khilaf," kata Joonmyeon, kentara benar lega melihat tubuh seksi Yixing kembali tertutupi pakaian.

"Nah, Cinta. Sekarang ambil jaketmu, lalu cepat pakai. Kita pergi kencan untuk merayakan kemenangan EXO," Joonmyeon kembali menurunkan perintah.

"Apa? Kencan? Sekarang?" Yixing terbelalak. "Joon, sekarang hampir jam satu dan besok kau harus berangkat ke Malaysia!"

"Justru itu. Aku harus memanfaatkan waktu selagi denganmu. Ayolah, Cinta. Sudah terlalu lama kita tak berkencan di luar. Sebentar saja, kok. Mumpung sepi, pasti romantis. Kita bisa main-main di pinggir Sungai Han, mungkin dengan kembang api dan..." Senyuman jahil mendadak terbit di bibir Joonmyeon yang tipis.

"Sedikit ciuman panas," dia melanjutkan lewat bisikan, diiringi gerakan alisnya yang naik-turun dengan seduktif.

"Kalau mau ciuman panas, sekarang juga bisa. Banyak juga boleh," komentar Yixing yang disertai kekehan kecil. "Tapi kalau kau mau sedikit dan di alam terbuka, baiklah. Memang sudah lama juga kita tidak pergi kencan tengah malam. Tapi ingat, Joon. Sebentar saja. Kau harus istirahat. Satu lagi. Aku tak mau kau kelepasan seperti yang dulu itu. Merepotkan sekali meladenimu di mobil hanya gara-gara kau horny setelah menciumku di tepi Sungai Han."

Joonmyeon tertawa. "Tidak, tidak." Dia menangkup wajah Yixing yang ayu dengan kedua tangannya.

"Aku sudah janji pada diriku sendiri untuk memberimu kesempatan recovery malam ini, Cinta."

Satu kecupan lembut nan singkat di bibir ranum Yixing mengakhiri tuturan Joonmyeon, membuahkan senyum manis di bibir kekasihnya itu.

"Kaupegang janjiku," katanya sungguh-sungguh.

"Kupegang janjimu, Jantung Hati," balas Yixing lembut. "Baiklah. Aku ambil jaketku sekarang."

Bibir ranumnya membalas kecupan Joonmyeon dengan tak kalah lembut lagi singkat. Sama seperti Yixing barusan, senyum manis turut tersungging di bibir Joonmyeon. Di bawah siraman cahaya lampu milik kamarnya ini, Kim Joonmyeon tampak semakin cerah, tak sabar menantikan kencan tengah malamnya bersama Yixing nanti.

FIN