Casts aren't mine.

Warning: AU, Genderswitch, Lemon, and other standard warning.

The most important, all of this is just a fiction. No one is based of reality.


POSESIF

Chapter 1


Suara detik jam dan hembusan napas yang berat memenuhi ruangan hangat tersebut. Seluruh pencahayaan elektronik sudah dimatikan, kini hanya tersisa cahaya dari rembulan dari balkon yang dibiarkan terbuka. Dinginnya malam seakan tak terasa bagi kedua insan yang berada di ranjang kamar itu.

Kyuhyun kembali menciumi bibir Sungminnya yang berada di bawahnya, melumat dan memagutnya dengan sedikit kasar, mengabaikan tarikan napas berat dari yeoja itu.

"Ahh~" Sungmin mengejang, tangannya yang melingkar di bahu Kyuhyun meremas keras saat kenikmatan itu menderanya, wanita itu melepas ciuman mereka dan memeluk Kyuhyun erat. Ia mengembuskan napas lega ketika Kyuhyun berguling dan berbaring di sampingnya, menghentikan semua kegilaan yang mereka lakukan sejak beberapa jam lalu. Sungmin menarik napas banyak-banyak untuk menghilangkan rasa sesak karena kekurangan oksigen. "Sampai kapan kau akan terus menyiksaku seperti ini, Kyuhyun?" gerutu wanita berambut hitam itu setengah kesal.

Kyuhyun menutup kedua matanya dengan punggung tangan, menarik napas dalam-dalam. Tubuhnya penuh dengan keringat, namun ia tersenyum nakal. "Kau tak suka?"

Jitakan pelan Kyuhyun dapat sebagai jawabannya. "Aku takkan pernah terbiasa." Sungmin kembali menarik napas. "Malam ini aku bersyukur kau berhenti sebelum aku pingsan."

Kyuhyun terkekeh pelan, mengelus rambut kehitaman Sungmin yang cantik itu. "Aku selalu tidak tahan jika sudah memulainya."

Sungmin memutar bola matanya. "Jangan lakukan pada orang lain."

Kyuhyun memandang mata Sungmin dalam-dalam, lalu pria itu berbisik, "Hanya padamu, Minnie."

.

.

.

.

.

.

"Wookie-ah!"

Kim Ryeowook menoleh, melambaikan tangan pada sosok sahabat yang berlari menghampirinya, namun sesaat kemudian yeoja itu mengerutkan keningnya, "Bukankah kau tak ada kuliah hari ini, Minnie?" Ia bertanya dan menatap Sungmin penuh selidik.

Sungmin hanya tersenyum kecil, "Kyunie ada kuliah."

Ryeowook mengangkat alisnya. "Oh ... romantisnya," Ia meledek sahabatnya itu.

Sungmin mengibaskan tangannya, semburat kemerahan menjalari pipinya. "Jangan menggodaku, Kim Ryeowook! Kau tahu—" Perkataan gadis itu terhenti saat ponsel di tasnya berbunyi. Sungmin mengambil ponselnya dan sesaat kemudian senyum terpatri di wajahnya, "Aku pergi dulu, Kyuhyun sudah menungguku. Dah!"

Meninggalkan Ryeowook sendirian, Sungmin melangkahkan kakinya ke tempat yang disebutkan Kyuhyun dalam SMS-nya.

Perpustakaan.

Ia mendorong pintu kaca ruangan tersebut pelan, membungkuk singkat pada penjaga yang memang mengenalnya karena ia sering ke tempat ini.

Langkah kakinya menyusuri ruangan yang penuh dengan rak buku tersebut, lalu berhenti di meja baca yang sangat dikenalinya. Meja baca itu terletak di sudut dan ada sebuah rak buku besar yang menghalangi pandangan penjaga perpustakaan maupun mahasiswa atau mahasiswi terhadap meja itu.

Meja baca itu menjadi tempat rahasianya dengan Kyuhyun. Benar-benar rahasia, salah satu saksi bisu bertemunya dunia gadis itu dengan dunia Cho Kyuhyun. Lucunya, sepertinya mahasiswa lain mengabaikan keberadaan meja itu, membuatnya lebih mudah menyampaikan pesan-pesan rahasianya di laci meja atau dengan iseng menuliskan namanya dan Kyuhyun di sana.

Sungmin menarik kursi di samping seorang namja yang sedang berkonsentrasi dengan buku hukumnya. "Kuliahmu sudah selesai?"

Kyuhyun mengalihkan pandangan dari bukunya, tersenyum hingga menampilkan lesung pipitnya, "Aku bolos."

Sungmin memutar bola matanya. "Hentikan kebiasaanmu, Cho Kyuhyun. Atau kau tidak bisa menyelesaikan kuliahmu bersamaan denganku."

Kyuhyun terkekeh ringan, "Coba lihat siapa yang mengatakan itu. Kita sama-sama semester lima, Cho Sungmin."

Sungmin mengerucutkan bibirnya. "Ya, ya, Tuan Cho yang jenius. Dan berhenti memanggilku dengan margamu, Kyuhyun."

"Apa salahnya? Marga itu terdengar cocok dengan namamu," elak Kyuhyun. Pria itu memandang mata kelinci milik Sungmin dalam-dalam. "Sungminnie ... Cho Sungmin ..."

Sungmin bagaikan terhipnotis akan pandangan itu. Perlahan matanya terpejam seiring dengan Kyuhyun yang mendekatkan wajah untuk mencium bibirnya. Gadis itu membiarkan Kyuhyun melumat bibir bawahnya dengan lembut, lalu menelusupkan lidahnya pada bibir Sungmin. Sungmin merasakan perutnya bergejolak saat lidah Kyuhyun menyentuh lidahnya, menyusuri langit-langit mulutnya dan membelai lidahnya. Gadis itu mendesah pelan. Tangannya mencengkeram lengan Kyuhyun sementara pria itu meremas pinggangnya.

Tak puas hanya sebatas itu, Kyuhyun menurunkan daerah jajahannya dan menyesap leher gadis itu, berhati-hati agar tidak meninggalkan kissmark yang terlalu kentara. Aroma tubuh Sungmin selalu memabukkan baginya. Kedua tangannya merambat naik dan melepas dua kancing kemeja Sungmin, menurunkan lidahnya hingga menyentuh belahan dada wanita itu. Kyuhyun mengendus di sana, aroma Sungmin menyeruak keras dan berhasil membuatnya semakin bergairah.

"K-Kyunie ... hhh ..." Sungmin sekuat mungkin berusaha menahan desahannya, mengingat mereka sedang berada di perpustakaan. Tangannya bergerak meremas helaian rambut Kyuhyun yang masih menggoda daerah dadanya. Sepertinya Kyuhyun tidak ingin berlama-lama bermain karena pria itu tidak membuka bra Sungmin dan hanya menggigit-gigit kecil daerah yang tidak tertutup bra untuk menambah rangsangan.

Sementara bibirnya bekerja di sana, tangan Kyuhyun mengelus paha mulus Sungmin yang tidak tertutup rok mini gadis itu, menyusupkan tangannya masuk, menarik turun dalaman Sungmin dan meraba kewanitaannya. Basah. Kyuhyun tersenyum kecil di dada Sungmin, entah harus bersyukur atau tidak akan kesensitifan gadis itu.

"A-ah ..." Sungmin menggigit bibir bawahnya, kakinya refleks melebar saat Kyuhyun menerobos masuk langsung dengan ketiga jarinya, namun ia masih berusaha untuk tidak mendesah terlalu kuat. "Kyuhyunhh ... Kyuhyunhh ..."

Desahan tertahan dari Sungmin sukses menaikkan libido Kyuhyun. Ia mengeluarmasukkan jarinya semakin cepat, membuat Sungmin menegang dan beberapa detik kemudian mengeluarkan cairannya. Pria itu menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan sesuatu yang sudah menegang sempurna dari sana. "Ya ... sebut namaku, Minnie-ah ..."

Sungmin berdiri dan bersiap memasukkan kejantanan Kyuhyun ke kewanitaannya. Dibantu Kyuhyun, ia menurunkan tubuhnya hingga milik Kyuhyun masuk sepenuhnya. "Ahh~" desahnya kecil.

Kyuhyun menggigit bibir bawahnya saat Sungmin menatapnya sayu dengan wajah merah karena gairah. Pria itu memegangi pinggang Sungmin, menaikturunkan tubuh gadis itu karena Sungmin tampak tidak fokus.

"Jam berapa ... ahh ... k-kauhh ... harus syuting?" Sungmin bertanya di sela desahannya.

"Satu jam lagi ... ugh," Kyuhyun menggeram, menarik Sungmin lebih dekat dan menggigit bahu Sungmin yang berkeringat untuk menahan kenikmatan yang ia dapatkan. Menciumi daerah leher gadis itu.

Sungmin mendongakkan kepalanya, tangannya meremas rambut Kyuhyun sementara bisa dirasakannya kewanitaannya menghimpit kejantanan Kyuhyun semakin keras. "O-ouhh ..." Gerakannya semakin tidak terkendali, Kyuhyun menuntunnya semakin cepat dan membuat tubuhnya terguncang keras.

"HMPH!"

Sebelum Sungmin sempat berteriak, Kyuhyun mencium bibir gadis itu sementara tubuh mereka mengejang. Pria itu bisa merasakan ledakan hasratnya di dalam Sungmin, bersamaan dengan gadis itu sendiri. Setelah mengatur napasnya, Kyuhyun membawa tubuh Sungmin ke atas meja, mendudukkannya di sana sementara ia berdiri dan menghentak tubuh gadis itu lagi.

"Ah!" Sungmin mendesah saat Kyuhyun kembali memajumundurkan tubuhnya, kali ini lebih beringas dari yang tadi. "K-Kyu ..."

Kyuhyun meremas dada Sungmin yang tertutup kemeja, berkonsentrasi dan mengabaikan Sungmin.

"T-Tapi ... K-Kyu ... uhh ..."

"Setengah jam lagi, Minnie ..."

"A-aahh ... ahh ..."

Dan desahan tertahan itu kembali meluncur dari bibirnya. Setidaknya, dengan begini Sungmin tahu bahwa Kyuhyun tidak akan menyakiti siapapun, meski dirinya harus menjadi korban. Mengorbankan diri sebagai 'kakak' lelaki itu untuk menjadi partner sex Kyuhyun.

.

.

.

.

.

.

"Kau tidak ada keluar selama aku pergi, 'kan?"

"Aniyo."

"Kau berkata jujur?"

"Ya, Kyunie-ah."

Mata Kyuhyun menatap Sungmin menyelidik. "Umma! Sungmin tak ada keluar selama aku syuting, 'kan?"

Terdengar kekehan kecil dari arah dapur. "Percayalah padanya, Cho Kyuhyun!"

Sungmin memutar bola matanya bosan, sebelah tangannya ia gunakan untuk mengelus pipi namja yang tidur di pangkuannya itu. "Kau tak percaya padaku?" tanya Sungmin sebelum menyentil pelan dahi Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum, tangannya meraih helaian hitam Sungmin yang tergerai, menariknya agar yeoja itu menunduk sementara ia menyatukan bibir mereka.

Sungmin hanya pasrah saat Kyuhyun menahan tengkuknya agar terus menunduk dan menciumi bibirnya, memberi lumatan-lumatan lembut yang menggoda, membiarkan rambut Sungmin menutupi kegiatan yang mereka lakukan.

Kyuhyun mati-matian menahan diri saat ia membiarkan bibirnya terbuka, mengundang lidah Sungmin masuk. Gadis itu membelai lidahnya dengan hati-hati, gerakannya ragu saat lidah mereka berdua bertemu. Ia membiarkan Sungmin mengeksplorasi mulutnya, meski pada akhirnya keinginannya mendominasi gadis di atasnya menang. Kyuhyun memasukkan lidahnya ke mulut Sungmin dengan ganas, mendesak semua kehati-hatian yeoja itu.

Sungmin mengerang pelan saat Kyuhyun mengobrak-abrik isi mulutnya, sementara tangan pria itu refleks menelusup ke balik kaos yang ia pakai dan mengelus lembut punggungnya.

"Ehem!"

Suara berdeham itu menyentakkan keduanya. Dengan segera Sungmin menarik kepalanya, wajahnya memerah sempurna saat menyadari kepala keluarga Lee entah sejak kapan sudah duduk di salah satu sofa dan bergabung dengan mereka berdua di ruang tengah.

"Cho Kyuhyun, berhenti bertindak seperti itu atau appa akan memberi hukuman padamu."

Menunduk untuk menghindari tatapan Kangin, Sungmin malah mendapati Kyuhyun tengah tersenyum sangat tipis. Pria itu menyeka saliva di sudut bibirnya sambil menatapnya, menggoda yeoja itu. "Ya! Cho Kyuhyun!" pekiknya kecil.

"Aku menginginkanmu, Minnie ..."

Suara berat yang dikeluarkan Kyuhyun sukses membuat Sungmin menegang. Apalagi saat Kyuhyun menelusupkan kepalanya ke balik kaos yang dikenakan gadis berambut hitam itu, mengecupi perut ratanya.

"Jangan macam-macam," bisik Sungmin lemah, tangannya mencengkeram pinggiran sofa. Panik mulai merayapinya. Pasalnya, nyaris semua sentuhannya dengan Kyuhyun selalu berakhir dengan bercinta. Namun kini gadis itu hanya ingin menikmati kebersamaannya dengan Kyuhyun yang selalu sibuk dengan syuting, rekaman album, konser, dan lain-lain. "Kyunie-ah ..."

Kyuhyun menghentikan tindakan manjanya, mendudukkan diri di samping Sungmin dan menarik yeoja itu agar bersandar padanya. Ia sudah cukup merasa menang saat Sungmin memohon padanya. Dikecupnya pipi Sungmin ringan. "As your wish, Princess."

"Aish, hentikan semua lovey-dovey kalian itu! Kalian sukses membuat kami merasa terabaikan!" Leeteuk duduk di samping Kangin, meletakkan sepiring kue kering di atas meja.

Sungmin tertawa kecil. Dicomotnya sepotong kue dan memasukkannya ke mulutnya. Gadis itu menghentikan bibir Kyuhyun yang mendekat dengan telunjuknya. "Hanya berbagi makanan, oke? Tidak lebih."

Kyuhyun terkekeh dan dengan cepat menyambar bibir Sungmin, menelusupkan lidahnya untuk mengambil kue di dalam mulut yeoja itu.

Leeteuk menatap miris pemandangan di depannya. Ia tahu, ia sudah benar-benar bersalah pada yeoja yang kini mencubit gemas hidung Kyuhyun karena tingkah namja itu. Seorang gadis yang merelakan dirinya menjadi korban dalam kehidupan Kyuhyun untuk 'mengobati' anaknya.

.

.

.

.

.

.

"K-Kyuniehh ... Leeteuk umma a-akan da—ahhh ... hen-henti ... uhh ..." Sungmin bergerak gelisah, tubuhnya bersandar di sofa sementara kakinya terbuka lebar dengan kepala Kyuhyun di sana. Tangannya meremas helaian rambut brunette Kyuhyun, sensasi geli yang aneh ia rasakan saat lidah Kyuhyun masuk di kewanitaannya.

Lelaki itu sedang berlutut di depan sofa, memanjakan Sungmin dengan lidahnya. Diam-diam ia menyesal telah berjanji hanya akan melakukan foreplay, namun namja itu menyeringai pelan. Sungmin toh takkan menolak seandainya ia melanggar.

"Ahh~ ahh~ ngghh~~"

Desahan Sungmin sukses membuat celana Kyuhyun terasa sesak. Tanpa menghentikan kegiatannya ia membuka resleting celananya dan menurunkan boksernya. Ia harus membuat ini lebih cepat.

"AHH!" Sungmin tersentak saat lidah lembut Kyuhyun keluar dan secara mendadak tiga jarinya masuk dan majumundur dengan cepat. Gadis itu semakin gelisah mencari pegangan, perutnya terasa kram dan sesuatu mendesak keluar dengan cepat. Ia mengerang saat kenikmatan membanjirinya.

Belum sempat Sungmin bernapas, gadis itu melotot saat sesuatu mendesak masuk ke kewanitaannya. "YA! CHO KYUHYUN!" Ia memekik, mendelik pada Kyuhyun yang kini berlutut di sofa dan memenjarakan tubuhnya dengan kedua tangan. "A-aku ada kuliahh ...," rintihnya lemah saat Kyuhyun kembali menyabotase tubuhnya, menyatukan tubuh mereka.

"Sebentar saja."

Sungmin tahu, ia tak bisa menolak.

.

.

.

.

.

.

Sungmin tak pernah benar-benar ingat sejak kapan ia sudah bersama Kyuhyun dan keluarga Cho. Kata Leeteuk, Kyuhyun 'meminta' Sungmin saat keluarga kaya raya itu mengadakan kunjungan amal ke sebuah panti asuhan di pinggir kota Seoul. Kyuhyun yang saat itu berumur tiga tahun merengek untuk membawa pulang Sungmin yang masih empat tahun layaknya seorang anak kecil meminta mainan baru. Jadilah Sungmin diadopsi tanpa perubahan marga.

Karena Kyuhyun dilahirkan di keluarga kaya raya, apapun yang namja itu minta pasti diberikan, tanpa mengenal nominal. Begitu pula terhadap Sungmin. Rasa sayangnya berubah menjadi sister complex terhadap sang kakak angkat. Sungmin pun tak menolak dan selalu menuruti keinginan Kyuhyun. Sayangnya, sifat Sungmin yang polos itu lama-kelamaan membuat Kyuhyun jauh di atas angin, menjadi egois dan sangat pemaksa. Sifat egois yang pada Sungmin berubah menjadi sebuah keposesifan dan obsesi di luar nalar.

Salah satu pengalaman terpahit yang Sungmin dapatkan adalah saat ia mengundang sahabat namjanya ketika ulang tahun adik angkatnya itu. Kyuhyun marah besar, nyaris membunuh namja itu, dan ketika pesta ke delapan belas itu berakhir, Kyuhyun merebut keperawanannya. Meminta hadiah pada Sungmin bukan berupa barang, tapi tubuh gadis itu sendiri. Sejak saat itu, Kyuhyun selalu bercinta dengannya secara diam-diam. Sungmin yang sudah berhutang banyak pada keluarga Cho tak mungkin melapor, dan menerima dengan pasrah.

Namun perilaku Kyuhyun yang sering mengunci pintu bersama Sungmin di kamarnya selama berjam-jam terendus oleh Leeteuk. Yeoja paruh baya itu malah nyaris jantungan saat desahan dan rintihan Sungmin terdengar dari kamar Kyuhyun. Yeoja itu sangat terkejut saat mengetahui Sungmin dan Kyuhyun sudah melakukan semuanya di luar batas dan menutupinya selama dua tahun. Ia sempat memisahkan Sungmin dan Kyuhyun, namun tak berhasil. Kyuhyun yang sudah 'kecanduan' Sungmin mengamuk setiap hari dan melakukan segala upaya untuk bertemu Sungmin, termasuk membunuh dan menyiksa beberapa pelayan.

Kangin dan Leeteuk tambah terkejut saat mereka memeriksakan Kyuhyun ke psikiater, dokter mengatakan bahwa Kyuhyun sudah kecanduan Sungmin sama seperti seorang pecandu narkoba kecanduan obat terlarang, dengan efek yang sama jika tidak 'mendapat' Sungmin.

"Dalam kasus istimewa ini, saya akan mencoba berbagai cara dan terapi, namun untuk sementara biarkanlah Tuan Muda Cho bersama dengan Nona Sungmin."

Sungmin menerima semuanya dengan lapang hati, termasuk harus siap melayani Kyuhyun secara fisik. Gadis itu paham ia telah berhutang banyak pada Kangin dan Leeteuk yang selalu menyayanginya dan memenuhi keperluannya.

Dan dari sana, terlahirlah hubungan rumit antara Cho Kyuhyun dan Lee Sungmin. Meski Sungmin sangat mencintai Kyuhyun, ia sadar bahwa Kyuhyun membutuhkannya tidak dalam artian romantisme, namun merupakan sebuah obsesi akan dirinya.

.

.

.

.

.

.

"Sungmin-ah ... sekali-sekali bergaullah dengan temanmu yang lain. Selama ini umma lihat, hanya Ryeowook satu-satunya temanmu." Leeteuk mengelus rambut Sungmin sayang. Keduanya sedang duduk di sofa ruang tamu di hari Sabtu pagi yang tenang, menikmati kebersamaan sebagai ibu dan anak.

"Hanya Ryeowook teman yang mengerti, umma. Umma juga tahu, bukan, Kyuhyun adalah seorang aktor. Aku tidak mau mereka memanfaatkanku demi mengorek informasi tentang Kyuhyun."

Bohong. Leeteuk tahu betul jawaban yang sebenarnya adalah hanya Ryeowook satu-satunya orang yang diizinkan Kyuhyun untuk berteman dengan Sungmin. Ia mengeratkan pelukannya pada pundak Sungmin. "Maafkan umma."

Sungmin tertawa kecil. "Kenapa umma meminta maaf? Umma tak ada salah apapun."

"Ibu macam apa yang mengizinkan anak gadisnya disentuh laki-laki yang bukan suaminya? Umma sudah gagal sebagai seorang ibu, Sungminie."

"Umma~" Sungmin memeluk Leeteuk lebih erat. "Umma tahu Kyuhyun seorang aktor. Akan terjadi skandal besar jika ia menikahi kakaknya sendiri, bukan? Umma tetap merupakan ibu terbaik yang aku miliki."

Leeteuk menghapus air mata yang menuruni pipinya. "Tapi tetaplah mencoba untuk bergaul, Sungmin-ah. Umma tak ingin masa kuliahmu terlewat begitu saja seperti masa SMA-mu."

Sungmin tersenyum menenangkan. "Ne." Gadis itu kemudian mengambil ponselnya yang bergetar di meja depan sofa.

From: Kyuhyunnie

Kau di rumah, kan? Bersama siapa? Jangan keluar tanpa ditemani umma.

Sungmin menghela napas. Sudah begitu sering ia menerima SMS serupa, hingga harapan romantisme dari pesan itu sudah ia lenyapkan sejak lama.

To: Kyuhyunnie

Ya, bersama umma. Ne, lakukan pemotretan yang benar, fighting :)

"Dari Kyuhyun?"

Sungmin mengangguk singkat. Lalu gadis itu kembali membuka pesan yang masuk.

From: Kyuhyunnie

Datanglah ke sini jika bosan. Aku juga bosan.

"Ada apa?" Leeteuk bertanya ketika Sungmin beranjak bangun.

"Aku akan ke tempat syuting Kyuhyun, umma. Dia bosan." Sungmin menyahut, menaiki tangga untuk berganti pakaian. Beberapa menit kemudian ia kembali turun setelah mengenakan dress selutut berwarna pink lembut serta cardigan merah.

"Umma, aku berangkat!" seru Sungmin pamitan.

"Hati-hati!" balas Leeteuk.

.

.

.

.

.

.

Sungmin melangkahkan kakinya yang berbalut high heels ke studio pemotretan Kyuhyun dengan bersemangat. Sesekali ia membungkuk ramah pada para staff yang mengenalnya sebagai Cho Sungmin, kakak dari Cho Kyuhyun.

Klik.

Langkah Sungmin terhenti. Gadis itu menoleh ke belakang, mendapati seorang fotografer mengarahkan kamera ke arahnya.

Klik.

"Siapa kau?" Sungmin bertanya datar, merasa risih akan tingkah fotografer berjenis kelamin namja itu.

Fotografer itu menurunkan kameranya, senyum yang lebih mirip seringai jahil tersungging di bibirnya. "Nuna sangat cantik. Mau menjadi modelku?" tawarnya.

Sungmin melanjutkan langkahnya. "Aku tidak tertarik," jawabnya acuh.

Namja itu mengejarnya dengan cepat. "Aku akan menjadikan nuna terkenal! Nuna pasti lebih cantik terlihat di kameraku."

"Maaf, aku ke sini bukan untuk menjadi model."

"Nuna—"

"Ya! Apa yang kau lakukan, eoh?" Sungmin setengah terpekik saat lengannya dipegang kasar oleh namja berambut hitam itu. Ia mendelik, "Lepaskan tanganku!"

"Namaku Changmin. Sayang sekali wajah cantikmu di—"

"Tolong, lepaskan dia."

Bukan suara namja yang mengaku bernama Changmin itu yang membuat Sungmin terbelalak horror, tetapi suara berat yang memotong perkataan namja itu dengan tegas. "Kyuhyun," Sungmin berbisik, panik menyergapnya. Dengan cepat ditariknya pegangan Changmin yang melonggar lalu berbalik, mendekati Kyuhyun di belakangnya. "Kyunie," Ia menyentuh dada bidang Kyuhyun, merasakan gemuruh amarah di sana.

Tidak, Sungmin tidak ingin Kyuhyun ribut di sini. Dan terutama tidak ingin namja yang tidak tahu apa-apa bernama Changmin itu menjadi korban.

"Apa yang coba kaulakukan pada Sungmin, huh?"

"Kyu, ia hanya menawariku untuk jadi model, tidak lebih." Sungmin berusaha sabar, suasana yang sepi membuatnya berani merentangkan tangan untuk memeluk Kyuhyun. Dapat dirasakannya tindakannya itu efektif untuk sedikit meredakan amarah Kyuhyun. "Hey," Gadis itu menangkup wajah Kyuhyun, menatap kedua matanya hingga emosi Kyuhyun menurun, "aku tidak apa-apa, ok?"

Rahang Kyuhyun masih mengeras saat ia menarik lengan Sungmin. "Ikut aku."

Meninggalkan Changmin yang terbengong-bengong. "Apa-apaan itu tadi?" protesnya dan mengerutkan kening. Namun sesaat kemudian perlahan seringai muncul di bibirnya. "Sungmin, ya ... kakak Cho Kyuhyun, kan?"

.

.

.

.

.

.

"Kyunie, sudah ...," Sungmin memohon, menggigit bibir bawahnya saat Kyuhyun mengecupi di tempat Changmin menyentuhnya tadi.

Merasa tak cukup, Kyuhyun membuka cardigan yang gadis itu kenakan, lalu menaikkan kecupannya hingga di bahu Sungmin yang terbuka.

"Kyu ...," Sungmin merasakan suaranya bergetar, napasnya memberat saat Kyuhyun mulai menggigiti bahunya ringan. Ia sudah terlalu sering disentuh Kyuhyun hingga merasa begitu sensitif akan sentuhan pria itu. Matanya melirik pintu ruang ganti Kyuhyun dengan cemas. Seseorang bisa masuk begitu saja dan skandal akan terjadi.

"Kau tahu apa hukuman yang akan kau dapat 'kan Minnie? Hm?"

Sungmin merinding, "Y-ya," bisiknya lirih. Bibirnya terbuka dengan napas tersendat, matanya mulai berkaca-kaca antara takut ketahuan dan sensasi yang ia dapat dari sentuhan Kyuhyun.

Gadis itu tersentak saat Kyuhyun memasukkan sesuatu di kewanitaannya. Matanya membelalak. Sesuatu itu bergetar hebat, memaksanya untuk mengeluarkan desahan. "A-ahh ... Kh-Kyu ..."

"Pakai itu, Nuna."

Sungmin kembali tersentak dan dengan cepat menatap Kyuhyun yang kini berdiri di depannya. "T-tak mungkin ... hh ...," Sungmin merasa dirinya sulit bernapas tanpa mendesah. Ini gila!

Kyuhyun hanya menyeringai. Ia membungkuk untuk menggigit dan menghisap telinga Sungmin hingga memerah, "Dan jangan sentuh dirimu sendiri selama aku pemotretan, Minnie."

"Ukh ...," Sungmin menggigit bibir bawahnya, tubuhnya bergetar ringan. Posisinya yang saat ini sedang duduk di sofa semakin menekan alat itu di bawah sana. Keringat mulai bermunculan di wajahnya, sementara matanya semakin berkaca-kaca karena Kyuhyun menurunkan getarannya, membuatnya merasa kurang. Sebelah tangannya terulur untuk mencoba menyentuh bagian bawahnya, namun dengan cepat diurungkannya karena beberapa orang mulai berseliweran masuk dan keluar ruang ganti Kyuhyun untuk melanjutkan pemotretan, tak memberikannya kesempatan sendirian.

"Hiks ..." Sungmin mulai terisak pelan. Gadis itu berbaring di sofa, memejamkan matanya kesal. Sudah jelas Kyuhyun benar-benar menyiksanya.

Lelah dengan dirinya sendiri, Sungmin merasa mengantuk dan jatuh tertidur.

.

.

.

.

.

.

"Besok jadwalmu kosong, jadi tak ada alasan untuk bolos kuliah, Kyuhyun."

"Ne," Kyuhyun mengangguk, mengambil air yang disodorkan manajernya, Victoria. Ia melangkahkan kakinya memasuki ruang ganti, dan sebuah senyuman tipis terukir saat melihat Sungmin tertidur di sofa.

Victoria membereskan barang-barangnya, lalu mengecup pipi Kyuhyun ringan. "Aku pulang duluan, dan jangan terlalu memforsirnya, Kyuhyun." Ia mengingatkan, melirik Sungmin yang bergerak pelan dalam tidurnya.

"Arraseo." Meski kalimat itu yang dia ucapkan, tak pelak seringai muncul di bibirnya. Setelah mengunci pintu dan meletakkan botol airnya di meja, ia mendekati Sungmin dan mengusap pelan dahinya yang berkeringat, lalu menyeka sisa-sisa air mata Sungmin di pipinya.

Cuma gadis yang polos ini yang bisa tertidur ketika tubuhnya dipasangi alat perangsang.

Kyuhyun menaiki sofa yang cukup besar itu, menekuk kaki Sungmin dan melebarkannya. Ia memasukkan tangannya dan menarik turun celana dalam berenda yang digunakan Sungmin, lalu menelusupkan kepalanya masuk.

Tak mempedulikan suara robekan yang sepertinya berasal dari dress Sungmin, Kyuhyun memasukkan tangannya dan mengeluarkan sex toy yang tadi ia pasang di sana lalu membuangnya.

Kyuhyun memulai dengan menggigit paha dalam Sungmin, memberi kissmark di sana. Ia mengecupi beberapa bagian sebelum akhirnya menjulurkan lidahnya dan menjilat kewanitaan Sungmin.

"Ngghh ..."

Erangan Sungmin yang sepertinya mulai terbangun beserta otot kewanitaan Sungmin yang bereaksi menjadi respons positif bagi Kyuhyun. Dengan bersemangat ia menciumi kewanitaan Sungmin lalu memasukkan lidahnya di sana.

"Kyu?"

Suara yang mirip desahan itu semakin memacu semangat Kyuhyun. Ia semakin gencar dengan kegiatannya, dan tak lama kemudian Sungmin tersentak pelan saat gadis itu mendapatkan orgasmenya yang pertama.

Kyuhyun keluar dari balik rok Sungmin yang ternyata robek karena paksaan kepala dan tangannya masuk. "Minnie," Dielusnya rambut hitam Sungmin, mengecup sembarang di ubun-ubun gadis itu. "Maafkan aku."

Sungmin mengangguk. Gadis itu bangun dari posisi tidurnya dan duduk di samping Kyuhyun. Disandarkannya kepalanya lemah di bahu Kyuhyun. "Minnie lelah. Minnie mau pulang," Ia berbisik setengah merengek, rupanya gadis itu masih dalam keadaan belum sadar sepenuhnya.

"Ne. Kita pulang." Namja pecinta game itu menyelipkan satu tangannya di lekukan lutut Sungmin dan satunya lagi di leher gadis itu, menggendongnya keluar ruangan itu.

"Kyunie jahat ... Minnie disiksa ..."

Bisikan lemah Sungmin mampu mengukir senyum di bibir Kyuhyun. Menahan godaan untuk melumat habis bibir sensual Sungmin, Kyuhyun memuaskan diri hanya dengan menyahut perkataan gadis yang sedang mengigau itu, "Ne, nanti di rumah Nuna bisa memukulku."

.

.

.

.

.

.

Sungmin terbangun saat merasakan sesuatu mendesak bagian bawahnya dan membuatnya mendesah tanpa sadar. "A-ahh ..." desahan lain meluncur dan membuatnya sadar sepenuhnya. Gadis itu berusaha merapatkan kakinya yang terbuka lebar, namun tentu saja usahanya itu gagal.

Sungmin menopang tubuh dengan kedua sikunya hanya untuk menyadari kepala Kyuhyun di dadanya dan bagian bawah pemuda itu menekan miliknya dengan keras. Sungmin tak sempat berkomentar apapun karena Kyuhyun menghentakkan kejantanannya kuat, membuatnya tersentak dan melesak jatuh ke ranjang. "Ahhh~~" desahannya mengeras kala Kyuhyun tanpa ampun menggenjotnya keras-keras.

"Kyu~~" Sungmin menggelinjang lemah. Serangan mendadak Kyuhyun ini membuatnya lebih cepat mencapai kenikmatan. Gadis itu menatap Kyuhyun sayu saat Kyuhyun menciumi dagu dan lehernya. "A-ada apa?" Sungmin bertanya lemas.

Tingkah Kyuhyun akhir-akhir ini memang di luar batas kewajaran. Pemuda itu menyerangnya dalam setiap kesempatan. Kyuhyun mungkin memang sering menyentuhnya, namun belakangan ini dua kali lebih banyak. Mungkin lebih tepatnya sejak seminggu yang lalu, ketika Sungmin dihukum saat pemuda itu pemotretan.

"Nuna ..."

Sungmin merasakan hatinya seakan tertusuk benda tajam ketika Kyuhyun memanggilnya 'nuna'. Kyuhyun tahu Sungmin tak suka dipanggil nuna karena batas kakak-adik yang sudah lama mengabur di antara mereka akan kembali terlihat, namun pemuda itu menentangnya akhir-akhir ini.

"Hm?"

"Jangan tinggalkan aku."

Mata kelinci Sungmin melembut saat mendengar permintaan Kyuhyun.

"Ya."


To be continued