Pair : Kuroko Tetsuya x Kagami Taiga

Genre : Romance/General

Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi

Hingga aku terbangun dari mimpi buruk ini, kumohon… jangan tutup cerita ini

Seirin High School,

Siapa yang tidak tahu sekolah itu? Sekolah yang klub basket-nya tahun lalu berhasil memenangkan kejuaraan Winter-Cup –padahal mereka baru saja membentuk klub basket tersebut sekitar dua tahun yang lalu.. Kini nama sekolah Seirin begitu populer di kalangan sekolah manapun. Begitu banyak hal yang terjadi hingga mereka dengan susah payah akhirnya mampu mengalahkan sekolah Rakuzan yang merupakan juara bertahan dari pertandingan Winter-Cup tersebut.

Ya, begitu banyak hal yang terjadi.

Begitu banyak…

NAMELESS STORY

"Ouch!"

Kedua mata crimson itu terbuka perlahan seraya tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia tetap meringis pelan ketika kepalanya dilanda sakit yang cukup membuatnya harus berjalan sempoyongan. Melihat kalender dengan mata yang terpejam sebelah –masih menahan rasa sakit di kepala, dia melihat kalau ada angka merah. Hari ini adalah hari minggu, dan tidak ada latihan basket di hari minggu. Tapi entah kenapa kali ini dia ingin sekali bermain basket.

Dia merasa kalau dia sudah lama tidak bermain basket.

Yang dia ingat adalah kemarin dia masih bermain basket saat training camp di kota sebelah bersama teman satu klubnya di Sekolah Seirin.

Tunggu! Bersama siapa?

DUK! DUK! DUK!

Ini sudah yang ketiga kalinya dia bermain lay up shoot tetapi tidak satupun bola tersebut masuk ke dalam ring. Dia merasa kalau ototnya menegang. Kenapa? Dia yakin tadi kalau dia sudah cukup melakukan pemanasan.

"Ada apa dengan ototku? Aku merasa aneh." Ucapnya sambil mengepalkan tangannya kemudian membukanya. Hal itu dia lakukan berkali-kali.

"Kau sedang bermain basket?"

Menoleh ke kanan dan kekiri, tidak ada siapa-siapa.

"Eh? Aku berani bersumpah kalau aku baru saja mendengar suara seseorang."

"Aku disini."

Matanya mengarah menuju bawah, tepat disampingnya.

"What the hell!" Katanya berteriak, "Sejak kapan kau berada disitu?" tambahnya. Manusia yang tadinya dianggap hantu olehnya sedang menyeruput vanilla shake dengan wajahnya yang expresionless. Terlihat olehnya pemuda berambut baby blue yang senada dengan warna matanya menundukkan kepala sebentar.

"Domo. Aku sudah disini sejak awal," Balasnya, kemudian lanjut menyeruput minumannya hingga terdengar suara 'sruuut-sruut' tanda kalau minumannya sudah habis. "Kenapa berhenti bermain?" Tambahnya lagi.

"Heh? Itu bukan urusanmu. Apa kau bisa bermain basket? Ayo lawan aku one-on-one. Kebetulan aku sedang mencari teman untuk bermain."

Berfikir sebentar, pemuda itu membuka mulutnya, "Baiklah. One-on-one. Yang pertama memasukkan bola ke ring, dia yang menang." Ucapnya

"Cheh! Berikan semua yang kau bisa. Ahh sebelum mulai, katakan siapa namamu."

Menggaruk dagunya sebentar, dia berkata,

"Kuroko Tetsuya. Aku mengenalmu. Kagami Taiga, power forward dari SMA Seirin. Sekolah kalian baru saja memenangkan pertandingan Winter-Cup lalu."

Kagami terperangah, sedikit melamun begitu mendengar nama tersebut.

"Kuroko… kah? Baiklah. Ayo mulai."

SKIP TIME

"Kau payah. Kau bahkan tidak bisa menembakkan bola." Ucap Kagami setelah bermain beberapa jam bersama Kuroko. Namun yang Kagami dapat hanyalah sebuah tatapan datar.

"Begitukah? Sayang sekali."

"Hey, Kalau kau begini terus kau tidak akan bisa lolos masuk team regular. Tch!" Omel Kagami sambil meneguk sebotol air mineral dengan terburu-burunya. Sepertinya kerongkongannya perlu pasokan air yang cukup banyak akibat menceramahi Kuroko.

Dia lebih banyak mengeluarkan tenaga menceramahi Kuroko daripada bermain one-on-one. Ironis sekali.

"Tidak. Aku hanyalah bayangan. Beginilah cara bermain basket-ku. Aku hanya membutuhkan sebuah cahaya."

Kagami mengangkat alisnya sebelah, "Maksudmu?"

Tersenyum simpul, "Hal ini tidak terlalu penting. Lagipula, aku sudah menemukan cahayaku. Hanya saja dia sedang tertidur lelap. Lelap sekali hingga dia lupa cara untuk bangun."

Kali ini Kagami menggaruk kepalanya frustasi, "Oi, Kuroko! Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau katakan! Bicaralah dengan kalimat yang mudah untuk kumengerti!"

"Kagami-kun aikawarazu baka desu ne…"

Kagami mengerjap sebentar, "Maksudmu? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" kali ini Kagami menatap Kuroko tajam. Iris crimson-nya kini tertaut satu sama lain menggambarkan betapa seriusnya dia sekarang.

Hanya saja Kuroko masih saja memasang wajah andalannya.

"Kalau kita saling kenal, Kagami-kun pasti tidak akan menyakan namaku." Ucapnya simple. Kagami mengeryitkan alisnya, tentu saja dia benar. Tapi kenapa sepertinya ada sesuatu yang familiar dengan kejadian yang sedang mereka alami saat ini. De javu? Entahlah. Kagami tidak tahu pasti akan hal itu.

"Ah, kau benar. Maaf, Kuroko." Ucapnya.

Dan pada akhirnya Kagami tidak mengambil pusing akan hal itu. Sesuatu yang dia ketahui saat ini adalah, dia bertemu orang aneh yang seolah-olah sudah mengenal baik dirinya.

##

"KISE! Kenapa kau menculiknya kemari? Kami jadi tidak bisa pulang tahu!"

Kerutan di dahi itu semakin banyak diiringi keringat yang membanjirinya.

"Aku tadi bertemu Aomine. Dia berkata kalau dulu dia adalah bayanganmu."

"Kau tidak perlu mengoper bolanya ke arahku."

Mata crimson itu terbelalak lebar. Wajahnya telah dibanjiri oleh keringat serta wajah yang pucat. Refleks, Kagami terduduk kemudian memijat pelipisnya secara perlahan. Mimpi itu selalu datang akhir-akhir ini. Mimpi yang sama dengan kata-kata yang sama.

Tapi kenapa ada kata Kise dan Aomine? Dua makhluk aneh yang termasuk dalam anggota Kiseki no Sedai yang paling dia tidak suka. Baikah, walaupun dia paling tidak bisa sependapat dengan Midorima, tetap saja Kagami tidak menyukai mereka. Ralat. Kagami tidak menyukai semua anggota Kiseki no Sedai.

Solusi dari semua ini adalah menanyakan mimpi tersebut kepada mereka berdua –Kise dan Aomine. Tunggu- apa? Yang benar saja! Yang ada malah mereka akan menertawainya. Serius deh, hal ini sungguh konyol kalau dipikir-pikir. Apalagi mengingat mimpi Kagami terdapat Kise didalamnya, apa dia sudah bersedia dihukum mati oleh Aomine yang jealous nya unexplainable. Oke lupakan.

"Yang bisa kulakukan hanyalah kembali tidur."

Pilihan yang tepat, Kagami.

"Uhh, sepertinya itu juga pilihan yang salah."

Eh?

"SIAL! AKU TELAT LAGI KE SEKOLAH!''

At School

Saat jam makan siang menurut Kagami adalah saat dimana dia harus berperang dengan ribuan murid untuk mendapatkan sebungkus roti. Tidak sekali Furuta mendengar Kagami mengoceh 'This is Japanese Lunch Time Rush!'. Walaupun pada akhirnya mereka berhasil membeli roti itu diantara lautan manusia.

"Nee, Kagami… apa kau baik-baik saja?" tanya Hyuuga Junpei, senpai sekaligus captain dari klub basket mereka. Kagami mengeryitkan kedua alisnya, "Memangnya kenapa?" Hyuuga yang saat ini bersama Kiyoshi dan Izuki menatap Kagami heran.

"Tidak. Kami hanya terkejut melihatmu sudah kembali ke sekolah," ucap Izuki pelan. Dan hal itu semakin membuat Kagami memicingkan kedua matanya. Oke, ini aneh. Kenapa mendadak para senpai-nya menanyakan keadaannya?

"Kalian semua bicara apa? Aku memang selalu datang ke sekolah." Ucap Kagami yakin. Namun pemandangan yang ada dihadapan Kagami adalah para senpai dan juga temannya yang sedang memasang wajah terkejut.

Sekilas, Kagami menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung. Sebenarnya apa yang terjadi. Dia terus berfikir hingga matanya tidak segaja menangkap sosok kecil berambut biru langit berjalan menuju tempat yang sepi.

"Itu… Kuroko?" Gumam Kagami. Tentu saja dia tahu siapa objek yang telah terperangkap dalam matanya yang tajam itu. Menghiraukan para senpai dan temannya yang sedang berbisik –Kagami sendiri tidak mau tahu apa yang sedang mereka diskusikan, dia pergi dari tempat itu.

"Kuro-? Oi, Kagami! Kau mau ke-"

"Hyuuga. Belum saatnya," Izuki yang biasanya berhiaskan wajah komedinya kali ini mendadak serius. "Belum saatnya." Ulangnya lagi.

"D'ahou! Kau tidak mendengar apa yang dia katakan barusan? Kuroko! Mau sampai kapan otaknya yang bodoh itu terus terperangkap dalam ilusi?"

"…" Izuki terdiam. Perdebatan yang tak berujung itu hanya diakhiri oleh sebuah desahan panjang.

"Bakagami."

Sekarang Kagami tahu bagaimana rasanya membolos. Tiupan angin di atap sekolah itu seolah-olah membujuknya untuk tetap tinggal. Disampingnya sudah ada lelaki berambut biru muda –objek yang dia kejar tadi.

Ini awkward, pikirnya. Namun disuatu sisi Kagami merasakan kalalu dia sudah terbiasa dengan tempat ini. Kenapa begitu? Entahlah. Diliriknya Kuroko yang sedang mengulurkan tangannya, seolah menggapai udara yang kosong. Senyuman yang cukup tipis tertangkap dalam retina mata Kagami.

DEG DEG

Are? Ada apa ini? Kali ini jantungnya berdetak lebih kencang dari yang biasanya. Aku yakin kalau aku tidak memakan sesuatu yang aneh. Itulah yang ada dipikirannya saat ini.

"Kagami-kun, kenapa menyusulku kemari?" tanya Kuroko yang kemudian berhasil membuyarkan lamunannya.

"Entahlah. Aku tidak tahu," Ucap Kagami seadanya. Ya, dia memang tidak tahu alasan mengapa dia mengejar Kuroko tadi, "Tapi aku tidak tahu kalau kau juga bersekolah disini," lanjutnya.

"Kagami-kun, kau ingin mendengar sebuah cerita?" tanya Kuroko mengabaikan ucapan Kagami yang sebelumnya.

Kagami yang clueless, hanya mengangguk nurut, "Baiklah. Kuharap ceritamu itu menarik." Dan balasan yang diterima Kagami adalah senyuman simpul dari Kuroko.

DEG DEG

'Sial, kenapa lagi ini?'

"Baiklah. Sepasang kekasih sewaktu jam makan siang selalu bertemu di atap sekolah. Yang satu sibuk dengan makanannya yang sangat banyak, dan yang satu lagi hanya minum segelas air."

"Oi- tunggu! Kenapa kedengarannya tidak romantis?" Sanggah Kagami

Tersenyum, Kuroko melanjutkan, "Ya. Salah satu dari mereka memang tidak romantis. Tapi percayalah, orang yang tidak romantis itulah yang terbaik menurut pasangannya, si Wajah Datar." Kagami mendecih pelan,

"Pasangan aneh. Sepertinya aku tahu kelanjutannya. Mereka lulus SMA bersama-sama, masuk perguruan tinggi bersama-sama, menikah, dan hidup bahagia, bukan? Ahh! Itu membosankan." Satu gigitan besar mendarat di roti miliknya.

"Sayangnya ketika si Tidak Romantis mengikuti suatu event bersama si Wajah Datar, sesuatu terjadi…"

Kagami mengerutkan keningnya, "Maksudmu ini tidak berakhir bahagia?"

Menatap langit, tangan Kuroko terjulur lagi keatas, dia mengepalkan tangannya lembut seolah menangkap udara yang menari bebas. Setelah itu, dia menatap Kagami, "Tidak semua kisah cinta itu berakhir bahagia, Kagami-kun."

"Baiklah. Baiklah. Apa cerita ini sedang populer? Apa judulnya?" Kagami menyandarkan tubuhnya ke tembok terdekat. Matanya masih menangkap sosok Kuroko yang kini sedang menggaruk dagunya.

"Saa… Aku juga sedang menunggu pengarangnya untuk memberikan judulnya…"

Kagami berjalan sambil meringis pelan. Kesal. Tadi Kuroko sudah berjanji padanya bakal pulang bersama, bila perlu mampir sebentar ke Maji Burger, hanya saja sudah satu jam lebih Kagami menunggunya, namun Kuroko tak kunjung keluar.

"Kuroko teme… Awas saja, kalau bertemu besok aku akan-"

"Hoo? Kagamicchi~ Ohisashiburi ssu~"

Nice. Sudah jatuh, terpeleset ke jurang pula. Sudah lelah berdiri di depan gerbang sekolah selama satu jam lebih, kali ini dia bertemu dengan orang yang sangat berisik. Malangnya…

"Kise, kau sendirian?" Mau tak mau Kagami harus meladeninya bukan?

Menggeleng sebentar, "Hm. Aominecchi sedang membelikanku ice cream. Waah~ aku tidak tahu kalau Kagamicchi sudah sehat. Yokatta ssu ne~ aku sedikit cemas melihat Kagamicchi seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup… blablabla…"

Kagami terdiam. Apa lagi ini? Sudah sehat katanya?

"Kise. Memangnya apa yang terjadi denganku?" tanya Kagami pelan. Kise terdiam sambil bergumam 'eh?' hingga akhirnya dia menundukkan wajahnya.

"Kagamicchi-"

"Oi, Kise! Kau disini rupa- oh? Bakagami? Kau masih hidup ternyata?" Baiklah. Sepertinya tensi Kagami bakalan naik lagi.

"Apa maksudmu, HAH? AHOMINE? Masih hidup katamu? Maaf kalau kau kurang senang akan hal itu. Tch!"

Aomine berjalan mendekati mereka, "Kau sudah menjenguknya? Aku dengar kau sama sekali belum mengunjunginya." Ucap Aomine tajam setajam matanya yang kini memandang Kagami.

"A-aominecchi! Aku rasa ini terlalu berlebihan-"

"Diamlah, Kise… Biarkan si idiot ini bangun. Kasihan Tetsu. Dia sudah terlalu lama menunggu," ucap Aomine. Kagami melihat ekspresi Kise yang mendadak gloomy. Demi Neptunus! Apa yang telah terjadi, batinnya.

"Tetsu?" Ulang Kagami semakin tidak mengerti, "Siapa?" Lanjutnya. Kise hanya bisa meggigit bibirnya.

"Kau mau tahu apa yang terjadi padamu? Kau sama sekali tidak tahu?" tanya Aomine datar. Kagami mengangguk, dan beberapa menit kemudian desahan Aomine mengisi senja.

"Ikut aku," Ucap Aomine yang kali ini mulai berjalan diikuti oleh Kise yang masih memasang wajah gloomy. Hingga pada pada akhirnya, rasa penasaran Kagami lah yang membuatnya mengikuti langkah Aomine dan Kise.

Pikirannya tetap melayang seraya kakinya yang bergerak mengikuti arah kemana Aomine dan Kise membawanya. Hingga akhirnya dia menyadari bahwa Aomine dan Kise membawanya ke tempat yang cukup ramai.

"Kau takut, Bakagami?" tanya Aomine begitu melihat Kagami sedikit merinding saat tahu kemana mereka membawanya.

"Jangan mempermainkanku! Untuk apa kau membawaku ke tempat mengerikan seperti ini hah? Kau-"

"Disana." Ucap Kise sambil menunjuk sesuatu yang ada di depannya. Sebuah batu yang cukup panjang. "Dia menunggumu," tambahnya lagi.

"Apa-apaan kalian ini?! Lelucon di Bulan April masih lama!"

"Lakukan saja apa yang kami katakan, Bakagami!" kali ini nada Aomine mulai naik menandakan kalau dia tidak sedang bergurau. Menghela nafas sebentar, Kagami mendekat batu tersebut.

Tempat itu sangat ramai. Ramai akan penduduk.

Ya, ramai akan penduduk yang telah menempati tempat peristirahatannya untuk selamanya.

Dan dengan sangat jelas Kagami membaca tulisan yang ada di batu nisan tersebut. Matanya terbelalak lebar beriringan dengan suaranya yang keluar –membaca nama yang ada di batu tersebut.

"Kuroko… Tetsuya…"

TBC

Anoo… *muncul dibalik pintu* sepertinya author abal ini nongol kembali… ada yang ingat sama saya ga ya? (reader: GA ADA!) :okay:

Nah, ini fic Shicchi yang kedua di KnB dan ini KagaKuro! (~'-')~ Entah kenapa rasanya lagi dilanda sama virus (?) KagaKuro aaww~ mereka itu unyuu~ eeeh tapi AoKise masih numero uno looh xDD *dibunuh*

Maa, rencananya Cuma buat two shot aja kok, anshiinshite~

So, for my sweet dream, review?

.