Title : I Got Kyu Little Runaway

Rating : M (for graphic content)

Pairing : Changmin x Kyuhyun

Disclaimer : none of the characters from this story were mine, I only use their name for the purpose of expressing my own imagination. No plagiarism allowed!

Warning : If you're against this pairing or boy x boy themed fic please stop yourself from reading this story any further, I've warned you!


Gelap, hanya sebuah lampu kecil yang terletak di atas meja kerja itulah satu-satunya penerangan yang ada di ruangan berukuran delapan kali sepuluh meter ini. Seorang pria muda berusia sekitar dua puluh tahunan terlihat tersenyum manis sambil memainkan sebuah pistol yang berada di tangan berjari-jari panjang dan putih itu seakan-akan pistol itu bukanlah sebuah benda berbahaya yang dapat menghilangkan nyawa hanya dengan sekali tarikan pelatuk.

Satu-satunya pintu yang ada di ruangan itu terbuka, terlihat dua orang pria bertubuh tinggi dan tegap menyeret tubuh seorang bapak yang terlihat babak belur dengan mata lembam membiru dan luka sabetan di kedua pipinya.

"Tuan muda Cho…pria ini tertangkap CCTV sedang mencoba masuk kedalam ruang dokumen anda" ucap salah satu pria tegap itu.

Pria yang dipanggil tuan muda Cho itu semakin menyeringai, ia menegakkan tubuhnya yang sejak awal bersandar kepada meja kerja yang berada tepat di belakangnya. Dengan tenang ia berjalan kearah sang bapak yang tampak tak lagi bisa membuka matanya dengan baik. Begitu sampai di depan sang bapak ia berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka.

"Aku sudah mengetahui niat busukmu sejak awal kau bekerja di rumah ini, Park Eunho ah tidak…namamu adalah Kim Daejoon, benar kan? Detektif Kim Daejoon?"

Sang bapak mencoba membuka matanya, ia membalas tatapan malas di depannya dengan tatapan sengit.

"Walaupun kau membunuhku disini aku sudah berhasil mengirimkan bukti-bukti kejahatanmu ke pihak kepolisian! Sebentar lagi kau akan ditangkap atas tuduhan penyelundupan senjata dan narkoba! Tamat sudah riwayatmu Marcus Cho!"

Jerit sang detektif yang penyamarannya telah terbongkar, ia tak tampak takut sedikitpun meski saat ini pria yang masih tetap terlihat tersenyum di depannya itu tengah memegang sebuah pistol.

Bukannya terintimidasi sang tuan muda yang diketahui bernama Marcus Cho itu malah balas tertawa.

"Benarkah? Wah…sepertinya sebentar lagi aku memang akan tamat…"

Jawabnya enteng.

Pria muda itu merogoh saku belakang celananya dan mengeluarkan smartphonenya dari sana. Ia terlihat menekan beberapa tombol di layar smartphone tersebut.

"Kau lihat tombol ini? Dengan sekali tekan aku bisa menghancurkan sistem data yang dimiliki kepolisian"

Ujarnya masih dengan wajah tenang dengan layar smartphonenya terpampang di depan wajah sang detektif malang. Tampak sebuah tombol bertuliskan "execute" disana.

"Bagaimana kalau kita coba?"

Tanyanya, dengan seringai diwajah tampan bercampur cantik namun terlihat sadis itu. Jari tangannya yang panjang bergerak dan menekan tombol di layar smartphonenya tersebut.

"Hmmm…bagaimana kalau kita cek apakah programku berhasil atau tidak?"

Tanya sang tuan muda dengan tenang, salah satu tangannya bergerak untuk mengambil handphone yang ada di saku jas milik sang detektif. Sang detektif mencoba berontak tetapi tentu saja gagal dengan keadaan kedua tangannya di cekal dengan erat oleh dua pria berbadan besar di sampingnya.

Seakan-akan handphone itu adalah miliknya sendiri pria dengan wajah manis itu menekan-nekan beberapa tombol, ternyata ia menelefon inspektur Jung, bos dari sang detektif.

Tak butuh waktu lama telefon itu tersambung dan terdengarlah suara panik sang inspektur karena memang sang mafia muda tersebut sengaja menekan tombol speaker phone

"Daejoon? Apa yang sedang kau lakukan?! Cepat kembali ke markas! Seseorang membobol sistem data kita dan memasukkan sangat banyak virus, semua data-data yang tersimpan termasuk data kejahatan Marcus Cho yang kau selidiki itu musnah tak berbekas!"

Sang detektif terdiam, matanya membulat dan mulutnya terbuka lebar. Semua pencariannya selama ini musnah dalam hitungan detik? Semua kerja kerasnya selama ini berakhir sia-sia? Tubuhnya seketika melemas.

"Halo? Daejoon?"

Suara sang inspektur kembali terdengar namun dengan sesukanya Marcus Cho langsung mematikan sambungan telefon itu.

"Lalu? Siapa tadi yang akan tamat riwayatnya?"

Tanyanya dengan intonasi lembut yang dibuat-buat, wajah pucatnya terlihat sangat cantik karena pantulan cahaya bulan -yang memang sedang dalam fase purnama- mengenai wajahnya. Senyumnya mungkin terlihat manis dimata orang yang tak mengenalnya tetapi di mata Daejoon senyuman itu seperti senyuman seorang malaikat pencabut nyawa yang sebentar lagi akan melaksanakan tugasnya.

"Padahal kau adalah asisten yang sangat baik, kerjamu juga bagus…sayang sekali aku harus menyudahi kontrakmu hari ini"

Tubuh kurus itu berdiri dari posisi jongkoknya. Pria yang ditaksir masih berusia 20 tahunan itu mengarahkan mulut pistol yang sejak tadi di pegangnya itu tepat kearah dahi detektif Kim Daejoon.

"Kirimkan salamku untuk detektif Han yang sudah lebih dulu menyelesaikan tugasnya"

Ucapnya tak berperasaan. Dalam hitungan detik sebuah suara letusan terdengar dari dalam ruang kerja Marcus Cho. Lagi-lagi satu nyawa telah hilang malam ini.

.

.

.

Suasana pemakaman detektif kepolisian Kim Daejoon berlangsung khidmat. Tampak sang istri beserta kedua anak perempuannya terus-terusan menangis disamping gundukan tanah tempat peristirahatan terakhir sang detektif.

"Noona…aku turut berduka cita"

Seorang pria bertubuh kelewat tinggi dengan setelan kemeja dan jas hitam tampak berdiri di depan istri sang detektif malang.

"Changmin-ah…"

Tangisnya semakin kuat saat melihat pria yang selama ini selalu menjadi partner sang suami sedang berdiri di depannya.

Pria bernama Changmin tersebut bergerak untuk memeluk orang yang telah ia anggap sebagai noona nya itu, mencoba memberi semangat. Bagaimanapun juga sejak pertama kali ia diangkat menjadi detektif kepolisian Seoul Kim Daejoon adalah senior sekaligus hyung yang paling ia sayangi, hubungan keduanya bukan hanya seperti hubungan rekan kerja tetapi sudah seperti saudara kandung karena memang Changmin adalah seorang yatim piatu yang selama ini tinggal sebatang kara.

"Aku berjanji akan menyelesaikan kasus ini dan menangkap pria yang telah membunuh Daejoon hyung"

Bisiknya dalam hati.

.

.

.

"Selama empat tahun ini kita sudah kehilangan dua detektif terbaik kita dalam misi penangkapan Marcus Cho! Apa yang bisa kau katakan kepadaku sekarang sebagai orang yang mengepalai kedua detektif itu?"

Suara menggelegar yang khas milik Kim Youngwoon, inspektur tertinggi di kepolisian Seoul itu lolos begitu saja dari dalam ruang kerja miliknya, saat ini Inspektur Jung Yunho kepala penyelidikan kasus penyelundupan senjata api dan obat-obatan terlarang itu tengah berdiri di tengah-tengah ruangan milik sang inspektur tertinggi. Ia baru saja pulang dari upacara pemakaman salah satu anak buah terbaiknya dan moodnya sedang sangat buruk hari itu. Tangannya mengepal disamping tubuhnya, saking kuatnya kepalan itu buku-buku jarinya sampai memutih.

"Kalau kau tak sanggup menyelesaikan kasus ini sebaiknya…"

Inspektur Jung Yunho menggebrak meja yang ada di depannya dengan penuh amarah. Mata musangnya berkilat mengerikan begitu mendengar kata-kata dari Kim Youngwoon yang notabene adalah bossnya.

"Aku telah bersumpah akan membuka kedok dari Marcus Cho! Apapun yang terjadi aku tidak akan melepaskan kasus ini dari tanganku!"

Suara yang keluar dari mulutnya bernada tinggi dan penuh dengan amarah yang meluap-luap. Ada alasan tertentu mengapa inspektur Jung terlihat sangat marah tiap kali ada hal menyangkut Marcus Cho. Pria yang telah menghancurkan keluarga bahagianya.

Kim Youngwoon terlihat kaget dengan inspektur Jung yang terlihat mengamuk. Ia kemudian berdehem dan menatap tajam kearah bawahannya tersebut. Ia tahu kenapa Jung Yunho, orang yang ia anggap seperti dongsaengnya sendiri itu begitu emosional tiap mendengar nama Marcus Cho disebut-sebut.

"Aku berjanji sampai matipun aku tak akan melepaskan bajingan itu!"

"Baiklah kalau memang itu maumu…tapi ini adalah kesempatan terakhirmu, Yunho-yah…aku tidak mau kita lebih lama berurusan dengan pria licik itu. Aku tidak mau anak buahku menjadi korbannya lagi"

Kim Youngwoon terlihat serius dengan kata-katanya. Yunho mengangguk mendengar instruksi yang diberikan bossnya tersebut.

Kesempatan terakhir untuk menjebloskan Marcus Cho ke penjara dan ia harus benar-benar memilih orang yang tepat untuk menjalankan misi penting ini. Menangkap Marcus Cho hidup ataupun mati.

.

.

.

To be continue...


A/N : This is winterTsubaki again^^ seharusnya sih saya nge-update 2 utang ff saya tetapi saya malah nge post ff baru disini (nambah lagi deh utang ff)*sigh* tapi gpp deh, daripada ntar ide yang mau ditulis jadi mampet karena ga di keluarin dan imbasnya jadi ga bs brainstorming ide2 buat ff yang masi di utangin mendingan saya keluarin dulu XD

Anyhow...this is actually my first experience writing this kind of fanfiction...dengan tema yang beda dengan ff saya yang lain, well...kalau reader-san sekalian pernah baca ff yunjae saya yang jdlnya in to u (shamelessly promoting myself) temanya agak sedikit mirip dengan ff itu tapi tentu saja beda karena pairingnya juga udah beda XD

P.S : saya terinspirasi buat nulis ff ini segera setelah baca manga nya Ike Reibun yang judulnya Bi no Isu, ada yg udah pernah baca? hanya terinspirasi loh! ceritanya siih lain dari manga itu XD

Lastly, more update or delete? Please tell me by reviewing this fic^^