Genre: Boy x Boy, Romance, Sad, OOC, Humor (Mungkin), Lemon
Cast:. Hatake Kakashi, Yamato Taichou (Tenzo), Nohara Rin, Yamashiro Aoba.
Penilaian:. NC 17+
Length: chaptered
Disclaimer: charakter Tokoh-tokoh Milik Masashi Kishimoto.
Tetapi cerita ini murni hasil temuan Pemikiran saya.
Jangan salahkan saya jika storynya kurang menarik, salahkan otak saya saja. (?)
NARUTO © Masashi Kishimoto
Your Eyes © Yuki Hakuto
Disini karakter tanpa lambang shinobi, Kakashi tanpa sharingan, masker Kakashi tetap ada dan goresan luka di wajah Kakashi masih ada.
Chapter 1: The First
SRETT
Suara selimut ditarik.
Seseorang menggeliat dibawah sana, merasa terusik, tergangu, tidak nyaman karena selimut yang semalaman ia gunakan kini tidak lagi menempel di tempatnya, Lalu dia memutuskan untuk bangun memaksakan tubuh malasnya untuk tergaja.
Dia mulai mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya, semakin lama semakin jelas seseorang yang berdiri di hadapannya.
" Ibu? " menyipitkan mata.
" Cepatlah Kakashi.. Lihat sudah jam berapa sekarang?! " suaranya meninggi satu oktaf, sambil berkacak pinggang dengan ekspresi khas seorang ibu, dia pun berlalu meninggalkan anaknya Kakashi yang tengah mengalami pengumpulan jiwa.
Dengan langkah gontai Kakashi berjalan menuju kamar mandi bermaksud untuk membersihkan diri.
Setelah selesai mandi dia segera memakai seragam SMA dan tidak lupa memakai masker—entah apa maksudnya—lalu bergegas menemui orangtuanya di Ruang Makan.
" Ayah! Ibu! Aku berangkat! " katanya singkat lalu mengambil roti dengan tangan kanannya, juga tas yg ia kaitkan di sebelah kiri bahunya.
" Kenapa buru-buru sekali? " tanya Ayah.
" Sudah tidak ada waktu. " jawabnya datar, kemudian bergegas pergi begitu saja.
" Astaga.. Anak itu! " pekik sang Ayah.
" Sudahlah sayang.. " Ibu tersenyum memberi efek menyejukan terhadap Ayah.
" Baiklah.. " Ayah tersenyum kepada ibu lalu melanjutkan ritual sarapan mereka yang sempat terhenti oleh kehadiran Kakashi.
.
.
.
.
Kakashi dengan sigap membuka masker yang ia gunakan kemudian dilahapnya roti yang ia bawa tadi.
Sembari memakan roti dia mengambil Skateboardnya yang berada di bagasi dengan kaki kirinya kemudian meluncur menuju Konoha High School Academy tempat dimana dia menimba ilmu baru disana.
Dia sudah kelas 3, tetapi Ayahnya yang terkenal sibuk oleh pekerjaan itu terpaksa mengajak Kakashi untuk pindah rumah ke Tokyo.
Begitupun dengan tempat ia bersekolah dia harus pindah, padahal bulan ini sudah memasuki tahap semester akhir namun itu tidak masalah bagi Kakashi yang notebenenya memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata bisa di bilang dia adalah siswa yang genius. 'Siswa yang sangat istimewa' begitu pikir Kepala Sekolah.
.
.
.
.
.
" Wah.. D-dia siapa? Apa murid baru? "
" Dia misterius sekali! "
" Style-nya keren! "
" Dia adalah targetku.. "
Segelintir bisikan-bisikan dan juga teriakan para siswi yang bisa di dengar dengan jelas oleh Kakashi ketika akan memasuki ruang kelasnya.
Tanpa memperdulikan situasi yang berubah drastis dia melenggang pergi dengan percaya diri menuju kursi yang kosong di pinggir, kiri, tengah.
Beriringan dengan itu, suara bel masuk pun berbunyi kemudian Sensei yang mengajarpun masuk, pelajaran segera dimulai tentunya dengan perkenalan terlebih dahulu Kakashi kepada semua murid-murid di kelas XII-A kelas orang-orang terpilih atau 'spesial'.
Segera setelah jam istirahat, tiba-tiba ada seorang siswi yang begitu percaya diri berjalan menghampiri Kakashi yang sedang mendengarkan lagu melalui headset dengan sekotak menu makan siang ditangannya.
" Kakashi-san, Ini untukmu.. " ungkap siswi itu malu-malu dengan tertunduk disertai semburat merah di pipinya yg manis.
Merasa tertarik, Kakashi melepas headset-nya kemudian memperhatikan sebentar gadis itu. 'Menarik dan cantik' pikirnya.
" Siapa namamu? "
" ah? Aku? Engg.. Rin.. Noha-ra Rin.. " ucapnya terbata-bata.
Kakashi tersenyum miring dibalik masker yg ia kenakan sehingga orang lainpun tidak bisa melihat senyuman itu.
" Oh, Rin.. " mengangguk mengerti dengan disertai tangan Kakashi yang cekatan mengambil kotak makan siang yang diberikan Rin.
" ok.. Aku terima pemberianmu, Arigatou.. " Lanjutnya dengan mengulum senyuman walau yang nampak hanyalah kelopak matanya yang terlihat mengatup.
Kakashi tidak menyadari bahwa selagi dia memakan bekal yang diberikan kepadanya, siswi itu Nohara Rin menampakan wajah bersalah seperti sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal.
" Bagus! Kau sudah melakukannya dengan baik.. " ucap seorang siswi di sebelah Rin berdiri, menampakan senyuman piciknya.
" Kau, sebenarnya menaruh apa ke dalam makanan itu? "
" Itu bukan urusanmu bodoh! " setelah mengatai Rin siswi itu yang dikenal bernama Ran saudara kembar Rin mulai menghampiri Kakashi yang sudah menampakan gelagat anehnya.
" Kakashin-kun. Kau kenapa ehm? "
" Eung.. Ak-ku tidak apa-apa.. " Kakashi menunduk, menopang dahinya dengan sikut tertahan di meja.
Kakashi menatap celananya yang terasa semakin sesak.
Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.
Perasaan aneh mulai menjalar disekujur tubuhnya, hingga Kakashi tidak sanggup menahan lagi hasratnya.
Dia langsung berlari tanpa menghiraukan teriakan Ran siswi yang mencurigakan itu.
' Aku, Ada apa dengan tubuhku? ' Batinnya.
Kakashi terus berlari hingga sampai di toilet khusus pria. Kakashi lantas membuka pintu toilet itu. Tetapi..
SINGG..
Kakashi terdiam melihat sesosok lelaki sedang bercermin di dalam toilet itu. Lelaki itu menggunakan seragam sekolah seperti Kakashi.
Hingga terbesit pemikiran gila di otaknya.
Siswa itu mendadak berbalik.
DEG
Pandangan mereka saling bertemu.
" Sudah selesai hmm? "
Siswa itu mengernyit bingung.
Entah setan apa yang merasuki Kakashi tanpa basa-basi dia langsung membalikan tubuh siswa itu menjadi membelakanginya.
Kakashi mencengkram erat kedua tangan siswa yang belum dikenali namanya, lalu Kakashi menahannya di dinding toilet.
" Oi.. Apa yang kau lakukan? Lepas! " Siswa itu berteriak tidak terima, terdapat nada ketakutan didalamnya.
Dengan cekatan Kakashi segera membuka gesper siswa itu lalu setengah menelanjanginya.
" Kau?! Jang-ehmm.. " Kakashi membungkam bibir siswa itu dengan bibir miliknya, menyapu dan melumat nafsu bibir itu. Sebelum partnernya mengoceh yang tidak-tidak. Dan entah sejak kapan dia membuka maskernya.
Partnernya terus memberontak, tubuhnya meronta-ronta sehingga oksigen yg berada didalam paru-paru miliknya berkurang, Kakashi melepaskan ciuman bergairah itu yang membuat sang partner kewalahan.
" Hahh hahh hahh.. Kauhh.. " Dia tengah mengatur nafasnya dengan peluh yg mulai terlihat.
Tanpa aba-aba atau pemanasan Kakashi membuka gesper miliknya terlebih dahulu lantas mengocok sebentar benda panjang yg sudah menegang, Kakashi melumuri lubang kenikmatan partnernya dengan ludah miliknya. Kemudian menghujam lubang itu dgn perlahan, 'sulit sekali untuk memasukannya' pikirnya.
" Arghhh eumpphh.. " erang sang partner kesakitan. Sangat menyakitkan itu pasti karena ini yg pertama baginya, Kakashi segera membungkam mulut partnernya dengan dasi yg di masukan kemulut lalu di tutup oleh tangannya sendiri.
Sungguh insiden yang sangat memalukan jika orang lain tahu.
Kakashi kemudian menumbuk terus-menerus lubang kenikmatan milik partnernya itu dengan nafsu yang menggebu-gebu.
Jujur saja ini adalah kali pertama dia melakukan hal seperti 'ini'.
Dia tidak pernah berpikir untuk melakukan hal ini karena bagi Kakashi melakukan aktivitas seperti yang sekarang ia lakukan adalah hal yang paling membuang-buang waktunya.
Tetapi hari ini berbanding terbalik dengan prinsipnya, Kakashi begitu menikmati permainan yang ia ciptakan.
Sang partner awalnya memang terlihat kesakitan dan wajahnya mulai pucat seperti ingin mengeluarkan sesuatu dari perutnya, namun lama-kelamaan si partner mulai menikmati permainan Kakashi.
Dia terus mengatupkan kelopak matanya, mengerang tanpa suara, menikmati setiap sentuhan pada lubang kenikmatannya yang semakin lama semakin nikmat tak terelakan.
" ahhhh hh h.. " Binggo. Sebuah desahan berhasil lolos tersendat-sendat dari mulut sang partner. membuat Kakashi makin bernafsu untuk menjamah setiap inci dari tubuh partnernya.
Tangan Kakashi yang menutupi mulut sang partnerpun terbuka dia mulai meraba tubuh partnernya dari mulai dada, putting dia memainkan dulu yg satu ini dengan cubitan-cubitan kecil yang tidak menyakitkan lalu mulai turun ke batang kemaluan sang partner yang menurut Kakashi ternyata lebih kecil dari miliknya.
Sang partner membuang dasi yang ada di mulutnya lalu menggigit bibir berusaha untuk tidak mendesah lebih keras karena takut terdengar sampai keluar toilet.
Kakashi mulai meremas, memanjakan, mengocok batang kemaluan sang partner, dia juga sedikit menarik pinggul partnernya mencari posisi yang lebih nikmat.
Benar saja sekarang Kakashi lebih leluasa menghujam dan menumbuk lubang kenikmatan partnernya lebih dalam.
Semburat merah semakin terpampang jelas pada masing-masing pipi mereka, Kakashi terus menusukan kejantanannya pada lubang surga sang partner sampai pada akhirnya mereka mencapai batas.
.
.
.
.
.
Saat ini, Kakashi dan partnernya yg di ketahui bernama Yamato Taichou, Kakashi melihat tag name yang ada di samping baju Yamato saat dia pingsan di toilet setelah aktivitas hebat tadi.
Yamato sekarang sedang terbaring di UKS dengan memakai pakaian lengkap, mungkin dia sangat kelelahan. Tentunya Kakashi sudah memakai maskernya kembali.
Kakashi terus memperhatikan garis wajah Yamato dia seperti mengenalinya terutama pada bentuk mata Yamato.
Matanya yang bulat menyerupai burung hantu dengan iris mata gelap segelap malam, memang terdengar menyeramkan namun menurut Kakashi dengan mata seperti itu menambah kesan manis pada garis wajahnya.
Tidak disadari Kakashi tersenyum begitu tulus dibalik maskernya.
Dia menunggui Yamato sedari tadi dan mengabaikan kegiatan belajarnya.
Yamato mulai menunjukan gerak-gerik bahwa dirinya akan segera sadar.
Namun, tiba-tiba Kakashi tersadar dan mulai pahik, darimana dia harus mulai menjelaskan kejadian tadi, Yamato pasti tidak akan percaya dengan penjelasannya.
Yang lebih parah lagi, mungkin Yamato akan menjebloskan dirinya kepenjara atas kasus pelecehan seksual yang Kakashi lakukan.
Jujur pada saat itu Kakashi sulit mengontrol nafsu birahinya.
Astaga, sekarang wajah Kakashi sudah berubah menjadi pucat pasih,
Sungguh Kakashi dapat membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi padanya.
Kakashi juga tidak pernah berpikir sekalipun kalau dia bisa terjebak dalam situasi seperti ini.
" Eung.. Aku ada dimana? "
Suara lemah itu..
.
.
.
.
.
Tbc…
Fanfic ini akan dipublish kembali jika sudah ada yang me-review :)
Silahkan bertanya jikalau ada yang ingin ditanyakan, jangan sungkan-sungkan xD
Salam hangat,
Hakuto
