Kiss and Gesture

Disclaimer: Shingeki no Kyojin milik Isayama Hajime

Warnings: Shonen-ai/BL/MxM/yaoi dan Shojo-ai/yuri bertebaran, Typo, kemungkinan besar Out of Character, semi-AU, cerita absurd nan gaje, humor gagal.

Pairings: RiRen, HanjiEren, MikaEren

A/N: halo semua. Ini pertama kalinya saya mampir di fandom SnK. Salam Kenal ya. *lambai-lambai*. Ngomong-ngomong saya tidak tahu Eren memanggil Hanji apaan (belum nonton animenya), jadi saya stuck pakai akhiran '-san' untuk Hanji.

Ingat DLDR. Don't Like, Don't Read.

Enjoy Reading~


Pertama kali mereka melihat hal itu, para trainee angkatan 104, plus Rivaille dan Irvin langsung mengucek mata untuk memastikan mereka tidak salah lihat.

"Erm… Hanji-san, sepertinya tidak pantas bila kita melakukan hal semacam ini di sini."

Yang disebut namanya menggembungkan pipi. "Tapi Ereeen… hari ini aku sibuk! Nanti aku tidak bisa bertemu denganmu!"

"Gk.. Hanji-san…"

Tidak. Mereka tidak salah lihat. Memang Hanji Zoe sedang melingkarkan tangannya di pinggang Eren dan memeluknya kencang. Koreksi, memeluknya kencang sampai pemuda setengah titan itu terlihat sesak napas.


Kiss and Gesture

Kiss on the Cheek

'We're friends'

'I just want to be friends'

story (c) K. Oni


Detik dimana otak mereka selesai mencerna pemandangan langka di depan mereka, Armin langsung mengunci lengan Mikasa—yang sudah gatal ingin mencekik orang bergender tidak jelas itu—sambil menumpukan berat badannya di kaki sementara Irvin langsung mencengkram pundak Rivaille yang mengeluarkan aura gelap bak seorang personifikasi sebuah mantan negara komunis dari fandom sebelah.

"Mikasa, jangan! Dia atasanmu!"

"Lepaskan aku, Armin."

"Rivaille, stop."

"Ha?"

Namun Hanji yang melihat hal ini dari sudut matanya mendadak dapat ide iseng. Sambil memberi cengiran pada Rivaille dan Mikasa, dia sengaja membenamkan wajah Eren di dadanya sambil mengeratkan pelukan dan mengusap pipinya di puncak kepala Eren.

"Aah, Eren, Eren, Eren. Sayang hari ini kita tidak bisa bersama (menguji kemampuanmu sebagai titan)," ucap Hanji dramatis—dan agak ambigu di telinga yang lain.

"Hanji-san, bukannya kita bisa bertemu besok?" ujar Eren tidak jelas—karena kepalanya dibenamkan Hanji ke dadanya.

"Tapi!" kata-kata pemuda berusia 15 tahun itu tidak digubris. Kali ini Hanji melepas pelukannya dan memegang pundak Eren. "Tenang saja, Eren. Nanti aku akan menjemputmu, kok. Aku sudah tidak sabar untuk menjamah tubuh (titan)mu lagi."

WHAT?

Eren—yang entah kenapa tidak ngeh dengan kalimat super ambigu Hanji tapi mengerti maksud aslinya—membalas dengan wajah cemberut. "…Tapi Hanji-san, badanku masih sakit gara-gara (percobaan) yang kemarin."

DOBEL WHAT?

Seringai Hanji melebar ketika dia melihat yang lain membatu. "Aku'kan sudah minta maaf.. iya deh, aku janji tidak akan kasar lagi. Tapi kamu juga menikmati(mengejar-ngejar dan menghajar titan lain)'kan?"

Eren tersipu malu. "Iya sih.."

Yang lain mangap. Eren, kamu masokis?

"Hanji, bukannya kamu harus pergi sebelum tengah hari?" seru Irvin yang mulai kesulitan menahan Rivaille yang makin ingin mencekik hanji.

"Cih, Irvin tidak seru ah," Hanji menggumam kesal. Masih mencengkram pundak Eren, Hanji kemudian mencium pipi Eren. "Kalau begitu aku pergi dulu ya!"

Sementara yang lain makin mangap, Irvin makin kepayahan menahan Rivaille dan Armin harus dibantu Reiner dan Bertholdt untuk menahan Mikasa.

Dan yang makin membuat kaget adalah ketika Eren, masih dengan malu-malu, membalas dengan mencium pipi seniornya itu.

"Hati-hati."

Rivaille dan Mikasa membeku di tempat seketika. Irvin bersama trainee angkatan 104 lain juga terpaku—walaupun beberapa sempat berpikir adegan tersebut sangat so sweet. Christa bahkan nyaris berkomentar, tapi batal begitu melihat wajah Mikasa dan Rivaille yang seperti persilangan rasa horror, tidak terima, terkejut, dan cemburu. Hanji kemudian menepuk-nepuk kepala Eren dan melambai pada yang lain.

"Aku duluan ya~"

Lalu dia mengedipkan mata pada Eren. Dan sempat-sempatnya menyunggingkan seringai menantang pada Rivaille dan Mikasa sebelum ambil langkah seribu dari sana.

Sungguh cara yang spektakuler untuk membuat hati kedua orang itu terbakar api cemburu.

Hanji terkikik ketika dia mendengar seruan 'Rivaille, JANGAN!' milik Irvin dan pekik terkejut Eren. Kemudian disusul teriakan panik 'Mikasaaa! Dia atasanmu! Ereen!' Armin.

Aih, betapa menyenangkan menjadi mak comblang.


*OMAKE*


Keesokan harinya, Hanji langsung ambruk di tempat tidur begitu sesi latihan selesai. Sedikit menggerutu, pemilik rambut cokelat itu mengusap sisi tubuhnya yang memar karena tendangan fabulous Rivaille. Beneran, deh, tampaknya hari ini Si korporal begitu bernafsu untuk menghajarnya. Namun ketika Hanji mengingat lagi bagaimana wajah Rivaille tampak lebih cerah dari biasanya dan Eren yang mengikuti si laki-laki berambut hitam sambil terpincang-pincang dan sesekali berjengit sakit ketika duduk, dia hanya bisa nyengir.

Totally worth it.


A/N: Ngomong-ngomong ini pertama kalinya saya bikin fanfic di fandom SnK, jadi saya mohon maaf sekali lagi kalau karakternya terasa terlalu OOC. Soalnya kalau dibuat IC kurang pas dengan jalan cerita.

Terima kasih sudah membaca.

Mohon review, agar saya tahu bagaimana pendapat Anda dan apa yang harus saya perbaiki dari fanfic ini.

Sekali lagi, terima kasih.

~K. Oni a.k.a. Neete