Title : Always For You
Rated : M
Pairing : Chanbaek / Baekyeol
Genre : Romance Angst
Summary : Hanya untukmu aku akan bertahan, sekuat yang ku bisa sekuat yang ku mampu. /BAEKYEOL! Summary sesat! Baca langsung biar ngerti!
Discalimer : panpik ini sepenuhnya miliku! =="
Warning : BL, BOY X BOY, YAOI, Typo, NC-nya gak hot, cerita gak nyambung, banyak ocehan gak masuk akal, Angst-nya gak kerasa dan sebagainya.
Don't Like Don't Read!
Mind to Review?
Dunia ini mempermainkanku. Terus dan terus, lagi dan lagi. Mengikat semua ragaku di satu tiang tinggi. Mengurung jiwa lemahku di sarang besi. Dan menyiksa hatiku dengan belati. Terus dan terus, lagi dan lagi. Tapi hanya untukmu aku akan bertahan, hanya untukmu aku menahan semua beban, sekuat yang ku bisa sekuat yang ku mampu.
Tak ingat kapan terakhir kali Baekhyun menatap photo itu dengan senyum manisnya dan juga membuang photo itu kedalam tempat sampah diiringi umpatan tajam dari mulutnya. Ia juga tak ingat kapan terakhir kali ia berjalan menuju apartementnya sebari teriak-teriak seperti orang gila lalu tersenyum semeringah dan juga berteriak-teriak dengan deraian air mata lalu mengancurkan seluruh perabotan di apartementnya.
Semua kejadian yang dua diantaranya disebutkan tadi sudah terlalu banyak memenuhi setiap lembar ingatan di dalam kepala Baekhyun. Kejadian yang selalu terulang kembali berkali-kali. Kejadian yang selalu berputar dalam hidupnya. Semua itu pasti akan terus berlangsung jika dirinya tetap berada di sisi namja tinggi bertelinga besar itu. Tetap berada disisi namja bernama Park Chanyeol itu.
"kau masih berhubungan dengannya?" Baekhyun mengangguk pasti disaat salah satu sahabat terdekatnya itu menanyakan satu kalimat yang sudah sering sekali ia lontarkan. Mata Baekhyun yang tadi sibuk melihat layar psp-nya menatap lurus kearah mata besar di depannya, sesekali ia menyeruput milktea dingin digenggamannya.
"Kau masih bertahan?" Baekhyun kembali mengangguk, ia menatap lekat-lekat wajah kawatir sahabatnya yang bernama Do Kyungsoo tersebut. Kyungsoo yang memang benar-benar kawatir pada sahabatnya ini, sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Ia sudah beribu-ribu kali mencoba untuk membuat Baekhyun sadar akan posisinya sekarang ini.
"Kau benar-benar ingin meneruskannya?" Kyungsoo mengeratkan genggamannya di pundak Baekhyun. Ia menatap lekat-lekat manik mata Baekhyun yang kecoklatan itu. Dan lagi Baekhyun kembali mengangguk pasti.
"Tapi, apa kau baik baik saja?"
"aku baik-baik saja Kyungie, tak usah terlalu kawatir seperti itu. Lagi pula, cinta itu susah untuk mengerti keadaan" Baekhyun menaruh milkteanya di atas meja dan mengelap sedikit tangannya yang basah sebelum melepaskan genggaman Kyungsoo dari pundaknya.
"tapi, Baekhyun..."
"shh... Kyunggie! lihat! aku baik-baik saja bukan?" Baekhyun mengangkat kedua tangannya dan tersenyum dengan eye smilenya. Itu sangat lucu. Ya sangat lucu, tapi itu tak membuat Kyungsoo selesai mengurusi kekawatirannya dengan keadaan Baekhyun sekarang. Ya, bagaimana tidak seorang sahabat tidak kawatir disaat sahabatnya sendiri yang memang berisik dan cerewet dari lahir dan juga selalu pecicilan dan tak bisa diam dari dalam kandungan tiba-tiba saja jadi pendiam, terkadang nangis diam-diam dan selalu tak ada gairah saat makan di kantin maupun di rumah. Ini cukup membuatnya jadi pusing mencari cara untuk mengembalikan jiwa Baekhyun yang heboh sana sini. Ia juga pusing memikirkan bagaimana bisa Baekhyun yang terkenal keras kepala dengan mudahnya menerima semua perlakuan namja bernama Park Chanyeol itu. Benar-benar lebih memusingkan di bandingkan mengurusi kelakuan gila Kim Jong In, namjachigunya.
"Tapi, jika dia melakukan sesuatu yang membuatmu terluka, segera beritahu aku!" Kyungsoo menutup layar psp Baekhyun dan membuat Baekhyun mentapanya lagi.
"Aye, aye! Umma!" Baekhyun mengangkat satu tangannya dan menghormat sebelum kembali menatap lekat layar pspnya. Kyungsoo yang melihat sikap Baekhyun yang memang susah untuk dilepas itu hanya terkekeh kecil dan kembali membolak-balik halaman di novel kesukaannya.
To : Baekkie.
Subject : ...
Baekkie~ ayo kita kencan! Aku akan menunggumu di depan sekolah~
Baekhyun, menatap layar ponselnya dengan senyum manis dibibirya. Ia memasukan ponselnya kekantung celana dan cepat-cepat keluar dari kelas yang sekarang sudah tak berpenghuni lagi. Langkahnya semakin cepat di saat ia melihat kearah jendela besar di setiap dinding lorong yang hampir gelap ini. Ia melihat jelas-jelas pelaku yang tadi mengirimnya pesan singkat. Seorang namja tinggi dengan mobil hitam miliknya, namja itu masih setia menunggu sebari bersender di mobilnya dan memainkan kuncinya berulang-ulang.
"YEOLLIE!" Teriak Baekhyun, ia melambaikan tangannya sebari berlari menuju namja yang di panggil Yeollie itu, namja tinggi dan bertelinga besar, Park Chanyeol. Entah apa yang bisa membuat Baekhyun jatuh cinta setengah mati pada namja yang memiliki tinggi diatas rata-rata ini. Tapi, bukankah cinta memang tidak punya alasan? Ya, banyak orang bilang kalau cinta sejati itu tak pernah punya alasan mengapa ia bisa cinta pada seseorang. Mungkin, karna semua kekurangan dan kelebihan tak pernah bisa dibedakan jika sedang jatuh cinta. Ah, yang jelas cinta itu buta, tak mengerti keadaan dan posisinya, atau itu yang setidaknya dikatakan Baekhyun jika menyangkut tentang cinta.
"Baekkie~" Baekhyun menghamburkan pelukannya dalam dekapan Chanyeol, ia menenggelamkan kepalanya di dada bidang milik Chanyeol.
"aku rindu padamu, Yeollie" Baekhyun memamerkan puppy eyesnya yang hanya Chanyeol dan Kyungsoo yang tahu. Ia masih memeluk erat pinggang Chanyeol.
"nado, Baekkie~ ja, sekarang kita akan pergi kemana?" Chanyeol menyingkirkan sedikit poni di wajah Baekhyun yang mulus itu. Ia menatap lembut mata Baekhyun dengan cengiran khas miliknya.
"ke manapun~ asalkan kau bersamaku, Yeollie" Baekhyun tersenyum memamerkan sedikit gigi bersihnya.
"Araseo, tapi Baekkie, gigimu ada sisa makanan" wajah Baekhyun langsung memerah disaat Chanyeol menatapnya dengan jari menunjuk-nunjuk kearah giginya. Baekhyun menutup mulutnya rapat-rapat.
"ahahah, aku bercanda Baekkie~" Chanyeol terkekeh setelah melihat sikap Baekhyun yang sedang malu setengah mati itu. Baekhyun yang sadar bahwa Chanyeol telah mengerjainya menyikut pelan perut Chanyeol.
"Appo!"
"kau jahat padaku Yeollie!" Baekhyun mengempoutkan bibirnya imut, berpura-pura marah pada Chanyeol. Namun Chanyeol yang melihatnya hanya terkekeh kecil sebelum akhirnya menempelkan bibirnya pada bibir pink milik Baekhyun yang manis itu. Sedangkan Baekhyun hanya menutup matanya dan bersiap menerima segala sesuatu yang akan memanjakan bibirnya.
Chanyeol mengecup bibir Baekhyun berkali kali, tanpa jeda. Terus dan terus, sampai akhirnya ia menangkap seluruh bibir Baekhyun dan sedikit melumatnya. Tangan kanannya meraih tengkuk Baekhyun dan menariknya untuk memperdalam ciuman mereka, atau lebih tepatnya ciuman Chanyeol.
Chanyeol terus melumat bibir atas dan bawah Baekhyun secara bergantian. Terkadang ia mengigit-gigitnya lembut dan juga menghisapnya hingga terdengar suara 'ssrrruuppp' di sela ciuman yang sekarang tambah panas itu. Baekhyun yang sedari tadi enggan membuka mulutnya akhirnya membiarkan lidah Chanyeol yang tadi bergerak liar di permukaan bibirnya masuk menelusuri seluruh penghuni di rongga mulutnya.
Chanyeol yang sekarang merajai permainan antara bibir dan bibir ini, mengajak lidah Baekhyun bertarung. Ia menarik lidah Baekhyun dengan lidahnya dan menelintirnya pelan. Sedangkan lidah Baekhyun mencoba untuk mendorong lidah Chanyeol dan menyelaraskan permainan Chanyeol. Namun lagi dan lagi, ia tak bisa melawan pergerakan lidah Chanyeol yang sudah pro tersebut.
Lidah Chanyeol terus menjilat-jilat lidah Baekhyun dan menggelitik langit-langitnya. Hingga akhirnya Baekhyun mengerang dan mengeluarkan desahan yang tartahan di sela kegiatan mereka.
"mhhh!" Baekhyun memukul pelan dada Chanyeol setelah ingat ia lupa dengan pasokan oksigennya karna saking terbawa oleh permainan manis dari Chanyeol.
"muah! kenapa Baekkie?"
Baekhyun menangkap pandangan Chanyeol yang berpura-pura polos itu. Ia sedikit kesal dengan tingkah namja telinga layar itu, walaupun ia juga benar-benar tidak ikhlas melepaskan ciuman manis tapi panas tadi.
"kau ingin membunuhku, eoh?" Baekhyun mengelap seutas saliva di ujung bibirnya. Ia menatap lucu mata Chanyeol.
"ahaha, mian Baekkie~ bibirmu terlalu manis, aku jadi susah untuk berhenti" Chanyeol nyengir dan melingkarkan tangan besarnya di leher Baekhyun.
"hum, yasudah ayo cepat kita pergi, nanti kita kemalaman"
Chanyeol mengangguk cepat dan menarik tangan Baekhyun kedalam mobilnya. Dan mereka melesat pergi kesuatu tempat.
'Drrrtttt. Drrttt. Drrrttt.'
Baekhyun melirik kearah ponsel yang bergetar di dalam saku celana Chanyeol. Hampir lebih dari lima kali ponsel itu bergetar, dan Chanyeol tidak menghiraukan itu semua. Mereka berdua masih sibuk jalan-jalan menikmati indahnya sungai Han.
Baekhyun yang memang sudah tidak asing lagi dengan pristiwa seperti ini, sudah bisa menebak pasti kenapa Chanyeol tidak menjawab panggilan tersebut. Ia menatap wajah Chanyeol yang masih melihat sana sini dengan wajah tampannya.
Baekhyun menunduk dan sedikit melonggarkan genggaman tangannya dengan Chanyeol. 'aku membuatnya bahagia kan?' Baekhyun menanyakan kalimat tak asing itu pada dirinya sendiri. Ia menunduk dan memandang lesu langkah kakinya bersamaan dengan langkah kaki Chanyeol.
'aku benar-benar membuatnya bahagia kan?' kembali lagi Baekhyun menanyakan hal yang sama.
Baekhyun, Byun Baekhyun. Seorang namja manis bereyeliner, yang sangat mencintai namja tinggi bernama Park Chanyeol. Ya, sangat-sangat mencintainya. Walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan. Bertepuk sebelah tangan.
Lalu, apa arti kata 'kencan' dan 'rindu'?
Ah, itu hanya sekedar penambal sementara perasaan mereka yang hancur. Jadi tak begitu berarti.
Mereka tak pernah saling mengetahui perasaan mereka satu sama lain. Dan mereka tak pernah bilang suka atau cinta satu sama lain. Jadi, kata-kata itu tidak berarti untuk mereka, atau mungkin untuk Chanyeol sendiri. Karena Baekhyun selalu menaruh perasaan lain di setiap kata yang ia ucapkan untuk Chanyeol.
Byun Baekhyun dan Park Chanyeol itu tak mempunyai hubungan special, tapi mereka mempunyai hubungan khusus yang lebih dari sahabat dan kurang dari sepasang kekasih. Ya, yang lebih jelasnya, Byun Baekhyun adalah seseorang yang selalu jadi pendamping di saat Park Chanyeol membutuhkan. Atau bisa dibilang, Byun Baekhyun adalah namja pelampiasan dari seorang Park Chanyeol disaat ia sedang pisah dengan kekasih-kekasihnya di luar sana.
Sakit hati bukan, menjadi seorang Byun Baekhyun? Tapi, menurut Baekhyun sendiri, ia tak pernah bisa menghiraukan perasaan sakit hatinya jika sudah menyangkut kebahagiaan Chanyeol, namja yang ia kasihi itu. Jadi apapun akan ia lakukan jika itu untuk kebahagiaan Chanyeol walaupun itu sangat menyakitkan untuknya.
Menjadi seorang Byun Baekhyun itu memang ide yang sangat buruk. Karna hanya orang bodoh saja yang ingin disakiti untuk kebahagiaan orang lain. Ya, hanya orang bodoh.
Ternyata cinta itu menyeramkan. Memakan hidup-hidup akal dan perasaan manusia tampa sisa. Ia juga bisa membunuh hidup-hidup watak dan sikap seseorang. Benar-benar buas.
"Yeollie" Baekhyun menghentikan langkahnya, dan menarik pelan ujung kemeja sekolah milik Chanyeol. Ia masih menunduk.
"hmm? ada apa Baekkie?" Chanyeol menunduk sedikit di depan Baekhyun, mencoba melihat wajah manis Baekhyun yang sekarang tertutup poni.
"setidaknya, lihat satu pesan dari kekasihmu"
Chanyeol yang tadi tersenyum, menarik kembali seluruh otot wajahnya dan kembali berdiri tegak sebari menunduk, genggamannya tambah mengerat di tangan Baekhyun.
"aku tidak mau, Baekkie" suara parau Chanyeol membuat Baekhyun menatap wajah tampan yang sekarang terlihat murung itu.
"cukup satu pesan, dia mengkhawatirkanmu"
"Baekkie, aku tidak-"
"Yeollie, kau namja, bukan?"
Chanyeol akhirnya terdiam,dan akhirnya melepas genggaman tangannya dan meraih ponsel di sakunya yang sekarang sudah tidak sibuk bergetar lagi.
Chanyeol menyalakan ponselnya dan membuka salah satu pesan dari 45 pesan yang diterima ponselnya. Baekhyun menatap lembut wajah Chanyeol yang terlihat lesu itu, ia tidak tau apa isi pesan yang diterima Chanyeol. Tapi ia yakin, bahwa isi pesan tersebut berisi kata-kata yang membuat hati Chanyeol sangat panas. Terbukti disaat Chanyeol tiba-tiba memasukkan ponselnya kedalam sakunya dengan kasar dan mengangkat tubuh Baekhyun ala Bridal Style dan membawanya menuju mobil.
"Baekkie, mian" suara Chanyeol yang parau dan memberat itu hanya di tanggapi anggukan dari Baekhyun yang terlihat pasrah digendong Chanyeol dengan cukup kasar.
TBC
HOAAA?! apa ini?! mian NC-nya chap depan yah.. Nami bener-bener gila~ kenapa ide seperti ini selalu muncul ditengah malam? argg, sudahlah~ Nami cuma pengen berterima kasih sama semuanya yang mau baca ni panpik abal abalan~ kalo ada yang review Nami bakal lanjut. Ja mata nee~
