Why it's So Difficult?

Aku tidak begitu nafsu makan hari ini. Entah kenapa.

"'Hermione…ayo makan. Dari tadi kau hanya bermain-main dengan makananmu…" kata Harry Potter, The-Boy-Who-Live, The-Choosen-One atau apalah-lagi-panggilan-mereka-terhadap-sahabatku-ini yang sudah mengalahkan Voldemort

"Bloody hell 'Mione..ayo makan. Kau mogok makan karena urusan spew lg?" tanya Ron Weasley yang mengingat kejadian pada tahun keempat kami di Hogwarts.

"Aku tidak makan bukan karena S.P.E.W, Ron. Lagipula, bukan spew. Tapi S.P.E.W." ujarku, Si Ketua Murid Perempuan.

"Apakah kau sakit, Mione?" Tanya Ginny, pacar dari The Defeater of Dark Lord, Harry.

Aku bukannya sakit atau ngambek atau apa. Bukan. Aku memikirkan banyak hal. Salah satunya adalah tugas-tugasku sebagai Ketua Murid Perempuan. Upss.. bukan 'tugas-tugasku' melainkan dalam bentuk tunggal. Aku mengkhawatirkan partnerku. Ketua Murid Laki-Laki tahun ini. Cowok yang digila-gilai oleh sebagian cewek di Hogwarts-ku yang tercinta, Draco Malfoy. Bekerja sama dengannya juga salah satu tugasku kan?

And now…about the future. Yeah… aku memikirkan ini juga . Apa yang akan kami kerjakan nanti setelah lulus Hogwarts. Well… Ini tahun terakhir kami di sini. Yang berarti sebentar lagi akan diadakan N.E.W.T. oh …I forgot to tell you.. Setelah kejatuhan Pangeran Kegelapan, kami ditawarkan untuk melanjutkan tahun ketujuh kami yang berantakan akibat Voldemort-yang-botak-dan-bermata-merah. Tentu saja tawaran ini tidak tolak oleh Li'l Miss Know It All. Panggilan teman-teman untukku.

"Helloo… Hermione? Aku, Harry, memanggil Hermione kembali dari Mars...Kau masih bersama kami, Hermione?" Harry melambai-lambaikan tangannya di depanku.

"uh.. oh..um..?"

"kita mempunyai kloningan Aziz Gagap di sini!" seru Ron. "Aku sudah lama menginginkan tanda tangan darinya." Lanjutnya.

Aku melakukan kebiasaan lamaku. Memutar bola mata. Ginny menyodok perut Ron, yang mengakibatkan aku jatuh karena dia melompat dan menabrakku. *too bad, so sad*

"Teganya kau, Ginny." keluhku dengan dramatis

Yang dipanggil hanya cengar –cengir. "By the way…kau mau bangun atau tidak?" tanya Ron –yang sudah bangun- sambil mengulurkan tangannya.

"Tentu." Jawabku sambil menyambut uluran tangannya.

Tarikannya terlalu keras. Aku terjatuh lagi. Tapi kali ini, di atas Ron.

"Oh so sweeett…." Kata Ginny.

Aku tertawa, tapi merasakan wajahku memerah. Entah karena malu, atau kesal. Tentu saja. Sepertinya aku tahu seperti apa rasanya peribahasa 'Sudah jatuh, tertimpa tangga'. Baru jatuh tertabrak Ron. Ditarik lalu jatuh lagi, tepat diatasnya. Digodain Ginny lagi. Aku menengok ke kiri secara tidak sengaja karena aku merasakan tatapan yang tajam, mengarah padaku. Tapi, ketika aku menengok, aku tidak menemuka siapa-siapa. Hanya kibaran bajunya yang terlihat olehku.

XXxxXX

Pandangan sepasang mata abu-abu, luput dari perhatian Hermione yang sedang terkaget-kaget karena jatuh tadi. Ada sejenak pandangan terkejut (karena jatuh) di mata Hermione, tapi diteruskan tertawa dengan wajah memerah karena kesal, atau malu diolok-olok oleh adik dari si orang yang tertimpa Hermione. Mata abu-abu itu terlihat tersiksa. Tapi cepat-cepat dihilangkan, karena pemilik mata tersebut sudah digaet keluar oleh Pansy Parkinson. Digaet dan digelayuti dengan manja.

Ada banyak perasaan berkecamuk dihatinya, Prince of Slytherin. Begitulah julukannya. Banyak gadis yang tergila-gila padanya. Namun tampaknya si gadis pintar dari Gryffindor tersebut mengacuhkannya. Ada perasaan menyesal, karena sering menyakiti hati gadis Gryffindor tersebut semasa tahun-tahun pertamanya.

Kesal, karena gadis tersebut tidak menganggap dirinya ada. Bukan tidak menganggap dirinya tidak ada. Bukan. Hanya, sepertinya dia membalas sapaan dan menjawab pertanyaan bukan karena ramah. Tapi karena kesopanan.

Cemburu, karena gadis itu selalu bersama si rambut merah Weasley, dan si Potter. Walaupun perasaan ini berpusar di hatinya degan begitu menyiksa, pemuda tampan dari Slytherin ini berhasil menyembunyikan persaannya. Tentu, seorang Malfoy sudah dilatih agar tidak menampakkan perasaannya di tempat umum. Dilatih, atau diprogram.

Kesaksian Potter memang membersihkan nama Malfoy. Ketua Murid Laki-Laki ini memang tidak dimusuhi oleh Potter. Hamper semua orang sudah melupakan bahwa dia adalah mantan Pelahap Maut. Namun.. apa mau dikata, gadis tersebut tetap tidak mengacuhkannya. Sapaannya dingin. Tidak pernah tersenym padanya. Mungkin dalam hatinya gadis Gryffindor tersebut belum sepenuhnya memaafkannya.

OOooOO

Hermione menyadari ada yang memperhatikannya. Terkadang kalau kita memperhatikan orang, orang tersebut akan menengok secara tidak sengaja. Itulah yang terjadi pada Hermione. Tetapi, ketika dia menengok ia tidak melihat siapa-siapa. Tentu, seperti yang kubilang tadi, pemilik mata itu sudah digaet keluar.

'Mungkin cuma perasaanku saja.' Pikir Hermione walapun belum sepenuhnya yakin karena melihat adanya kibaran baju di pintu Aula Besar.

Keluar dari Aula Besar setelah makan sedikit , Hermone pergi memisahkan diri dari kelompoknya. Tahu dia akan kemana kan?

"Teman-teman, aku ke.." sebelum Hermione menyelesaikan perkataannya, teman-temannya sudah menyela " iyaa…kami tahu..pasti perpustakaan". Yang disela hanya bisa tersenyum.

Dengan riang, dia pergi ke perpustakaan. Meminjam mungkin. Karena dia tidak terlihat membawa buku. Mungkin sudah suratan, Hermione harus menabrak orang yang berusaha dihindarinya walapun satu asrama di asrama Ketua Murid. Draco Malfoy.

A/N : kependekkankah? terlalu biasa? maaf kalo ada yang OOC ... tolong Reviews ...*help..