Cast : Do Kyungsoo (gs)
Oh Sehun
Hunsoo area
Romance/Family
~Author pov
Seorang gadis dengan surai kecoklatan berjalan dengan santai melewati jalan yg tidak terlalu ramai. Matanya tak berhenti melihat sekeliling sambil sesekali mengabadikan apa yg netranya tangkap menggunakan telepon genggang di tangan mungilnya.
Langkahnya terhenti ketika mendengar suara gedebuk dari balik punggungnya. Ketika ia menengok kebelakang, kedua matanya membola. Ia melihat seorang anak kecil tak sadarkan diri berjarak sekitar lima langkah dari tempatnya berdiri.
Dengan panik gadis itu segera menghampirinya. Memperhatikan keadaan anak kecil yg tengah pingsan dengan bintik-bintik merah di sekitar wajah dan pergelangan tangannya.
Keadaan jalan yg sedang sepi sama sekali tak membantu. Dengan panik ia mencoba menghubungi panggilan darurat, tapi sayangnya daya telepon genggamnya mati tepat saat deringan pertama terdengar di seberang sana.
Tak menunggu waktu lama hingga gadis itu memutuskan untuk menggendong anak kecil itu dalam dekapannya. Ia sudah bersiap akan berlari ketika sebuah mobil berhenti tepat di sisi kanannya.
"Cepat masuk" ucap sang pengemudi sambil membukakan pintu mobil penumpang.
"Ne?" tanya gadis itu terlihat bingung karena ia tak mengenal siapa gerangan pemuda dengan tinggi menjulang yg kini berada di depannya.
"Kau mau membawanya ke rumah sakit kan? Ayo cepat masuk" ucap pria itu lagi mencoba menghilangkan kebingungan si gadis yg masih terdiam sambil memandangnya heran.
Setelah beberapa detik ia berhasil mencerna ucapan sang pria, tanpa pikir panjang lagi gadis itu segera memasuki mobil di sampingnya. Mereka pun melaju menelusuri jalanan dengan si pengemudi yg sesekali mengecek navigasi untuk menunjukkan arah jalan menuju rumah sakit terdekat.
Selama perjalanan, suasana di dalam mobil benar-benar sepi. Sang pengemudi fokus dengan jalanan, sedangkan si gadis sibuk memastikan anak dalam gendongannya masih bernafas dan sesekali menyeka keringat yg membasahi wajah kecilnya.
Sesampainya mereka di rumah sakit, gadis itu segera membawa sang anak menemui perawat. Ia mengatakan apa saja gejala yg di alami anak itu saat ia menemukannya pingsan di tepi jalan. Perawat pun segera memanggil dokter dan membawa anak itu ke dalam ruangan untuk di periksa.
"Bagaimana keadaannya?" tanya seseorang saat ia duduk di depan ruang pemeriksaan.
"Ah dia masih di periksa. Tapi ku harap ia baik-baik saja" jawab sang gadis dengan wajah khawatir yg tergambar jelas.
"Aku yakin anakmu akan baik-baik saja" balas sang pria mencoba menenangkan.
"Tidak, dia bukan anakku. Aku menemukannya pingsan di tepi jalan. Ku rasa ia terpisah dari orang tuanya" jawab gadis itu cepat setelah mendangar penuturan si pria tinggi.
"Benarkah? Maaf kalau begitu. Aku tidak bermaksud" balas sang pria setelah mendudukan dirinya di sisi gadis bersurai kecoklatan itu.
"Ya, tak masalah. Dan terima kasih sudah mau mengantarkan kami sampai kemari" ucap gadis itu dengan senyum simpul di wajah manisnya.
"Tak perlu sungkan. Aku hanya kebetulan lewat" balas pria itu dengan senyum tak kalah manis.
Mereka terdiam beberapa saat dalam suasana canggung yg begitu terasa, hingga suara pintu di sisi mereka terbuka dan menampilkan seorang dokter yg berjalan menghampiri.
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya gadis itu cepat setalh sang dokter berdiri tepat di depannya.
"Maaf sebelumnya, apakah anda ibu anak itu?" tanya sang dokter paruh baya itu sambil memandang lurus pada si gadis.
"Ah bukan dok. Saya yg menemukannya pingsan di tepi jalan sendirian" jawab gadis itu cepat.
"Ehm anda tenang saja. Keadaannya baik-baik saja. Beruntung ia segera di bawa ke sini dan bisa di tangani. Alerginya belum terlalu parah, jadi kami bisa menanganinya dengan segera" kata dokter itu menjelaskan.
"Alergi dok?" tanya si gadis lagi.
"Iya benar. Sepertinya anak itu mengkonsumsi sesuatu yg mengandung bahan pemicu alerginya kambuh sebelum ia pingsan dengan bintik-bintik merah mulai muncul di area wajah dan tangannya. Tapi beruntung anda segera membawanya kemari, karena jika terlambat sedikit saja mungkin keadaannya tidak akan sebaik sekarang" jelas dokter itu lagi dengan sabar agar si gadis bisa benar-benar memahami kondisi pasien anak itu sekarang.
"Ah syukurlah. Senang mendengar keadaannya baik-baik saja" ucap gadis itu dengan helaan nafas lega.
"Mohon maaf, tapi bisakah anda menghubungi orang tua atau keluarga pasien? Karena urusan administrasi dan lain-lain harus segera di selesaikan" kata dokter itu lagi sambil memandang kedua insan berbeda gender di depannya secara bergantian.
"Oh iya dok, akan kami usahakan. Terima kasih atas pertolongan dan penjelasannya" sahut si gadis bermata bulat itu dengan senyum manis yg kini menghiasi wajah ayunya.
"Tidak perlu berterima kasih. Itu sudah menjadi tugas saya sebagai seorang dokter di rumah sakit ini. Kalau begitu, saya permisi" balas si dokter dengan ramah setelah itu berlalu melanjutkan tugasnya.
"Kau mau kemana?" tanya si pria tinggi yg sedari tadi diam di sampingnya setelah melihat gadis itu beranjak menuju pintu utama rumah sakit.
"Emhh aku akan kembali ketempat tadi. Ku rasa orang tuanya sedang panik dan mencarinya di sekitar tempat itu" jawab si gadis bermata bulat kepada pria itu.
"Soal itu, serahkan saja padaku. Sebagai gantinya kau bisa tetap tinggal di sini dan menjaga anak itu sampai aku kembali dengan orang tuanya. Bagaimana?" tawar si pria mencoba memberikan solusi.
"Apa tidak merepotkan? Ku pikir kau pasti memiliki hal lain untuk di lakukan. Pekerjaanmu mungkin sedang menunggu sekarang" tanya si gadis denga nada canggung yg sangat kentara.
"Ah tak apa. Aku sudah pulang kerja saat melewati jalanan tadi. Tak perlu sungkan. Sekarang masuklah ke kamar rawat anak itu dan tunggu hingga aku kembali" balas si pria dengan senyum manis yg berhasil menghilangkan kerisauan di mata si gadis.
"Emh baik-"
"Di mana ruangan pasien anak kecil yg baru saja di bawa kemari sus? Saya keluarganya" ucapan orang itu yg cukup keras pada petugas rumah sakit yg baru melintas berhasil memotong ucapan si gadis dn mengalihkan perhatian mereka berdua.
"Ehem. Permisi. Apa anda mencari anak kecil yg pingsan di tepi jalan?" tanya gadis itu setelah meyakini bahwa pria yg baru saja berbicara dengan wajah panik itu mencari anak yg tadi ia bawa.
"Ah benar. Dimana dia sekarang?" tanya pria itu antusias setelah mendengar penuturan si gadis.
"Kalau begitu mari ikut saya" balas si gadis dengan ramah lalu menuntun langkah mereka menuju ruang rawat si anak yg terletak di lantai dua rumah sakit itu.
"Syukurlah dia baik-baik saja. Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi sesuatu yg buruk padanya. Sekali lagi terima kasih banyak atas pertolonganmu" ucap pria tinggi dengan mata tajam yg kini duduk berhadapan dengan si gadis bermata bulat dalam ruangan inap yg sudah di pindahkan menjadi VVIP.
"Ah itu bukan masalah. Aku hanya kebetulan lewat" jawab si gadis dengan senyum berbentuk hati yg terlihat jelas.
"Walaupun begitu, aku tetap berterima kasih nona..." pria itu menggantungkan ucapannya karena belum mengetahui nama si gadis penolong berwajah manis di depannya.
"Kyungsoo. Kau bisa memanggilku dengan nama itu" sambung gadis itu cepat mengetahui kebingungan si pria berwajah tampan di depannya.
"Ah benar Kyungsoo-shi. Kenalkan, namaku Oh Sehun. Sekali lagi terima kasih atas semuanya" balas si pria sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan si gadis bernama Kyungsoo yg segera di sambutnya.
"Dan kau?" tanya Sehun pada tinggi yg duduk di samping Kyungsoo. Setaunya pria itu juga ikut andil dalam menyelamatkan nyawa si kecil yg kini masih tertidur di ranjang perawatan karena efek obat yg masih bekerja.
"Panggil aku Chanyeol, Sehun-shi. Senang bisa membantu sesama" ucap pria itu sambil menjabat tangan Sehun sebagai tanda perkenalan mereka.
"Ah baiklah. Ngomong-ngomong apa kalian ini-"
"Bukan!" jawab si gadis cepat. Sebenarnya terlalu cepat hingga berhasil membuat kedua pria di ruangan itu terkejut akan reaksinya yg begitu tiba-tiba.
"Ah maksudku, kami hanya kebetulan sama-sama berada di tempat kejadian. Jadi, emhh ya begitulah" jelas Kyungsoi dengan canggung karena mendapat tatapan seolah menghakimi dari keduanya.
Setelah itu mereka bertiga terlibat obrolan ringan selama beberapa menit hingga akhirnya suara serak dari si mungil di atas ranjang berhasil mengalihkan perhatian mereka.
"Daddy" ucapnya sambil mengucek matanya yg terasa berat.
"Daddy di sini sayang. Kau butuh sesuatu?" tanya si pria tampan denga pandangan tajamnya pada anak kecil yg baru saja memanggilnya dengan sebutan daddy.
Benar, anak kecil itu adalah anak pria bernama Sehun. Tapi untungnya tadi ia sempat menjelaskan bahwa anak itu bukan anak kandungnya. Anak itu sebenarnya adalah keponakannya yg kini baru berusia 5 tahun, tapi karena kedua orang tuanya yg berstatus kakak kandung dari Sehun meninggal akibat kecelakaan 2 tahun silam, jadilah si anak semakin lengket dengannya dan selalu memanggilnya dengan sebutan daddy.
"Oh nuna yeppo" ucap si anak dengan mata berbinar saat pandngannya mengarah pada gadis di belakang daddynya.
"Ne ?" tanya Kyungsoo bingung.
"Ah Jongini sangat senang, nuna yeppo ada di sini. Nuna ayo kesini" ucap bocah itu dengan wajah yg sangat menggemaskan berikut denga kedua tangan terbuka lebar seolah menanti sebuah pelukan dari Kyungsoo.
"Em baiklah" jawab gadis itu dengan segera memberikan pelukan yg di inginkan si anak dengan wajah berbinar menanti pelukan darinya.
Chu~
Sebuah kecupan mendarat di pipi tembam Kyungsoo. Gadis itu hanya bisa membolakan matanya sambil memandang si kecil yg kini tengah terkekeh di tempatnya tadi berbaring.
"Ehehehe pipi nuna sangat kenyal. Jongini suka nuna" ucap bocah itu dengan senyum yg mengembang di wajah manisnya.
"Kau ini bicara apa? Maaf ya Kyungsoo-shi, aku tidak tau dia belajar dari mana bersikap seperti itu" kali ini Sehun yg berbicara. Ia benar-benar dibuat terkejut dengan sikap anaknya yg begitu agresif. Anak itu tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya pada orang baru mana pun. Jangankan mencium pipi mereka, di suruh berkenalan saja ia selalu malu-malu.
"Tak apa Sehun-shi. Bagaimana kondisimu sekarang? Apa masih ada yg sakit anak manis?" tanya Kyungsoo pada anak bernama Jongin dengan marga Kim yg mengikuti marga ayahnya kaka ipar Sehun.
"Aniya. Jongini sekarang baik-baik saja karena ada nuna yeppo di sini" jawab bocah itu sambil bergelayut manja di pangkuan Kyungsoo di atas ranjang rawatnya.
"Benarkah? Kalau begitu apa sekarang nuna bisa pulang?" tanya Kyungsoo menggoda Jongin.
"Aduuuuhhhhh, kepala Jongini pusing" ucap si bocah tiba-tiba sambil memegangi kepalanya.
"Jongin, jangan main-main soal kondisimu" nasehat Sehun yg mulai geli sendiri melihat tingkah bocah menggemaskan itu.
"Ish daddy tidak peka" balas Jongin dengan bibir mencebik manja.
"Daddy kelamaan jomblo sih jadi menyebalkan begitu" lanjut bocah itu lagi yg berhasil membuat Kyungsoo dan Chanyeol cekikikan menahan tawa mereka semengara Sehun menyipitkan matanya dengan pandangan kesal pada Jongin.
"Sudah jangan bertengkar. Sekarang Jongin mau apa? Apa mau makan buah?" tawar Kyungsoo mencoba mengalihkan perhatian bocah itu lagi.
"Iya Jongini mau. Tapi nuna yeppo harus menyuapi" ucap Jongin menlonjak girang di atas pangkuan Kyungsoo.
"Baiklah. Tapi panggil nuna Soo-i saja" balas Kyungsoo yg mulai merasa risih dengan panggilan yg Jongin sematkan padanya.
"Ne Soo-i nuna" ucap Jongin lagi sambil mengangguk lucu.
Jam sudah menunjukan pukul 18.25 sore saat Kyungsoo selesai menyuapi Jongin buah. Ia memutuskan saatnya untuk pulang dan mengistirahatkan badannya yg sudah mulai lelah.
"Em Jongin, nuna harus pulang sekarang. Jongin harus cepat sembuh ya" ucap Kyungsoo.
"Ah wae?" tanya Jongin dengan wajah cemberut dan mata memelas.
"Ini sudah hampit malam Jongin. Nuna harus segera pulang" jawab Kyungsoo sambil mengelus rambut Jongin mencoba memberi pengertian pada anak itu.
"Emh tapi Jongin masih ingin bermain dengan nuna Soo-i hikse" ucap anak itu sambil terisak. Ia benar-benar tak mau jauh dari Kyungsoo.
"Jongin, tidak boleh begitu. Nuna harus pulang dan Jongin sekarang harus istirahat" itu Sehun yg menyahut. Pria tampan itu sudah diam sejak tadi melihat Jongin begitu senang bersama Kyungsoo membuatnya ikut bahagia. Tapi ia tau bahwa Kyungsoo pasti memiliki kesibukan sendiri.
"Lihatlah. Apa nuna tega meninggalkan Jongini dengan daddy yg membosankan itu? Jongini janji akan jadi anak yg baik dan penurut kalau nuna tetap tinggal" bujuk Jongin dengan wajah memelas. Sesekali buliran air mata masih terlihat membasahi wajah manisnya.
Kyungsoo yg memang sangat menyukai anak kecil tentu saja merasa tak tega. Tapi ia tak bisa apa-apa karena urusannya sendiri juga tak bisa di tunda.
"Ish dasar bocah ini. Sudah tak apa Kyungsoo-shi. Kau bisa pulang sekarang. Urusan Jongin biar aku yg menangani. Sekali lagi terima kasih banyak atas bantuanmu, dan maaf sudah merepotkan. Aku tidak tau kalau Jongin bisa bersikap begitu" kata Sehun sambil membekap mulut Jongin mencegah bocah itu mengeluarkan kata-kata menyebalkannya lagi tentang dirinya.
"Em baiklah kalau begitu. Jongin, kau harus cepat sembuh" ubalas Kyungsoo.
"Kyungsoo, biar ku antar" Chanyeol yg berbicara setelah sekian lama hanya diam memperhatikan dan sesekali berbincang ringan denga Sehun saat gadis itu sibuk dengan Jongin.
"Tak perlu!" itu Jongin yg menyahut setelah berhasil melepaskan tangan daddy-nya dari mulut kecilnya.
"Paman ini pasti mau mencari kesempatan ya biar bisa dekat-dekat dengan Soo-i nuna ku" lanjut Jongin sengit.
"Hei bocah, aku ini masih muda. Kau harusnya memanggilku Hyung, bukn paman" balas Chanyeol yg tak terima.
"Cih, dasar tidak sadar umur" kata Jongin menggerutu. Hal itu sengaja ia ucapkan dengan keras agar di dengar oleh Chanyeol.
"Jongin" Sehun menegur lagi.
"Ayolah daddy. Aku akan merelakan nuna pulang tapi dengan satu syarat. Daddy yg harus mengantar" wajah memelas itu kembali terlihat di wajah Jongin sambil menggoyangkan lengan daddy-nya ke kiri dan ke kanan.
"Tidak perlu Jongin. Nuna bisa pulang bersama Chanyeol. Jadi daddy mu bisa menjagamu di sini" kata Kyungsoo menengahi.
"Baiklah. Tapi kali ini saja. Lain kali paman tidak boleh dekat-dekat nuna-ku" kata Jongin dengan wajah murung.
"Soo-i nuna juga harus janji kalau kita akan bertemu lagi. Oke?" lanjut Jongin sambil mengacungkan jari kelingkingnya pada Kyungsoo.
"Arraseo. Nuna janji" balas Kyungsoo sambil mengaitkan jari kelingkingnya pada Jongin. Kyungsoo pun setelahnya berlalu keluar di ikuti oleh Chanyeol.
"Maaf merepotkanmu Chanyeol-shi. Tapi kau bisa menurunkanku di halte terdekat" Kyungsoo memecah keheningan di antara mereka yg benar-benar menyiksa selama perjalanan pulang.
"Ah tidak. Aku akan mengantarmu sampai rumah. Katakan saja alamatnya" jawab Chanyeol masih dengan pandangan lurus ke jalanan.
"Em tak perlu. Aku bisa pergi sendiri. Lagi pula aku sudah terlalu merepotkanmu" balas Kyungsoo tak enak.
"Tidak. Aku sama sekali tak merasa di repotkan. Tulis saja alamatmu di GPS" balas Chanyeol lagi masih bersikeras mengantarkan Kyungsoo pulang.
"Em itu dia masalahnya. Aku tidak akan langsung pulang. Aku sudah ada janji dengan orang lain" jawab Kyungsoo lagi dengan gerakan gelisah yg mulai menarik perhatian Chanyeol untuk melihatnya. Pria itu menyadari bahwa gadis di sisinya gelisah dan merasa tak nyaman lama-lama berduaan dengannya yg masih berstatus orang asing selain tau nama masing-masing.
"Ah baiklah kalau begitu. Ku harap aku tidak membuatmu tak nyaman karena memaksa untuk mengantarmu pulang.
"Apa? Ah tidak, bukan begitu" jawab Kyungsoo yg terkejut karena pria ini menyadari kegelisahannya.
"Tak apa Kyungsoo-shi. Aku mengerti. Sebentar lagi kita sampai di halte. Sekali lagi aku mohon maaf sudah membuatmu merasa tak nyaman" balas Chanyeol lagi dengan senyum ramahnya menandakan ia tak tersinggung atau marah pada gadis itu.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas semuanya Chanyeol-shi" ucap Kyungsoo akhirnya setelah ia keluar dari mobil pria itu.
"Bukan hal besar. Ku harap kita bisa bertemu lagi, Kyungsoo-shi" setelah berucap, Chanyeol segera menjalankan kembali mobilnya meninggalkan Kyungsoo di halte bus.
Dua minggu berlalu begitu cepat. Kyungsoo tak pernah lagi bertemu dengan Sehun maupun Chanyeol. Ia kembali menikmati hari-hari tenangnya sambil berjalan-jalan dan sesekali mengambil foto.
Ia kadang-kadang tersenyum sendiri melihat anak-anak yg asik bermain mengingatkannya ada bocah menggemaskan bernama Jongin. Entah bagaimana sekarang keadaan bocah menggemaskan itu, sungguh ia benar-benar merindukan tawanya yg menular.
Kyungsoo tengah berteduh dari hujan deras di sebuah mini market ketika matanya tak sengaja menangkap sebuah benda persegi di dekat kaki meja yg tengah ia duduki sambil memakan mie instan untuk menghangatkan badan.
Benda itu ternyata adalah dompet. Ia melihat kesana kemari mencoba mencari seseorang yg mungkin sedang kebingungan mencari dompetnya. Tapi nihil, tak seorangpun di mini market itu selain dirinya dan petugas kasir.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya ia memutuskan membuka dompet itu. Matanya membelalak melihat isi dompet yg penuh dengan kartu kredit dan sejumlah uang tunai yg tak sedikit. Dengan segera ia kembali menutup dompet itu dan menghabiskan mienya yg mulai dingin.
Setelah tiga puluh menit menunggu, akhirnya hujan reda. Kyungsok segera melangkah keluar dan mencoba mencari kantor polisi terdekat. Sepuluh menit berlalu ia habiskan untuk searching internet, tapi alamat kantor polisi terdekat adalah sejauh 10 mil dari lokasinya berdiri.
Dengan hembusan nafas berat, akhirnya Kyungsoo kembali membuka dompet itu mencoba mencari alamat yg tertera di kartu identitas si pemilik. Setelah di cermati, ternyata alamatnya tak begitu jauh. Hanya terletak 2 blok dari mini market yg baru saja ia kunjungi.
Kyungsoo menghembuskan nafasnya sekali lagi sebelum mengetuk pintu besar dengan cat putih di depannya. Ia berjalan kaki selama 15 menit sebelum tiba di depan sebuah rumah besar namun tampak asri yg terlihat sederhana tapi nyaman.
*tok tok tok
Ketukan pertama tak mendapatkan respon apa-apa. Kyungsoo memutuskan untuk mengetuk lagi setelah menunggu selama kurang dari lima menit.
*tok tok tok
"Permi-"
"Ya?" seketika ucapan Kyungsoo terhenti saat pintu di depannya terbuka menampilkan sosok pria tinggi dengan sorot mata tajamnya.
"Kyungsoo? Itu... kau?" ucap pria itu dengan netra yg melebar.
"Ne? Ah iya. Hai Sehun-shi" balas Kyungsoo pada pria yg ternyata adalah Sehun. Pria yg tak di temuiny selama dua minggu penuh. Mereka sama-sama terdiam setelahnya selama beberapa saat.
"Oh maaf atas kebodohanku. Silahkan masuk" kata Sehun memecah keheningan lalu membuka pintunya lebih lebar agar gadis itu bisa masuk ke dalan.
"Terima kasih" ucap gadis itu di sertai senyum simpul yg berhasil menggetarkan hati pria tinggi yg menatapnya tak berkedip.
"Ehem. Jadi...kau tau rumahku?" tanya Sehun memecah keheningan setelah mereka tiba di ruang tamu.
"Apa? Oh tidak. Aku tidak tau. Em maksudku aku ke sini karena-"
"Sayang, siapa yg datang?" suara seorang wanita menggema dari ruangan lain berhasil menghentikan ucapan gadis itu.
"Temanku" balas sehun sedikit berteriak.
"Suruh masuk dan sediakan minuman" balas suara itu lagi yg terdengar semakin mendekat.
"Tidak perlu Sehun-shi. Aku tidk akan lama" cegah Kyungsoo saat melihat Sehun mulai beranjak dari duduknya.
"Tak apa. Tunggu di sini sebentar" dengan itu Sehun menghilang di balik dinding meninggalkan Kyungsoo sendirian.
"Sehun, bisakah kau... Omo siapa wanita cantik ini?" ucap seorang wanita paruh baya yg masih terlihat begitu cantik dengan seorang anak kecil dalam gendongannya yg terus menangis sambil melangkah menuju gadis itu.
"Oh anyeong haseyo. Namaku Do Kyungsoo" ucap gadis itu langsung berdiri dan membungkukkan badannya menyapa wanita itu dengan sangat sopan.
Seketika tangisan anak kecil itu berhenti dan langsung menoleh ke arahnya. Dengan gerakan cepat, anak itu segera meloloskan diri dari gendongan wanita paruh baya itu dan berlari memeluk kaki Kyungsoo yg sedang berdiri dengan erat.
"Soo-i nunaaaaaa. Jongini kangeeennn" manja anak kecil yg ternyata adalah Jongin sambil terus memeluk kaki Kyungsoo erat.
"Jongin, apa kabar?" tanya Kyungsoo menunduk untuk memeluk anak itu setelah ia melepaskan dekapannya.
"Tidak baik. Jongini sakit karena terlalu merindukan nuna. Hikse nuna jahat. Nuna bilang akan segera menemui Jongini lagi tapi nuna tidak datang-datang setelah Jongini sembuh hikse" ucap anak itu terisak dalam dekapan Kyungsoo.
"Kau sakit ? Oh astaga badanmu benar-benar panas. Maaf ya Jongin. Nuna benar-benar sibuk jadi baru bisa menemuimu sekarang" sesal Kyungso dengan raut wajah hawatirnya setelah memegang dahi anak itu yg benar-benar panas.
"Baiklah Jongini maafkan. Tapi dengan syarat" jawab anak itu dengan wajah cemberutnya setelah menghapus air mata yg masih setia menetes.
"Jongin mau apa? Nuna akan lakukan apa pun asal Jongin memaafkan nuna" balas Kyungsoo lagi. Mereka bahkan lupa bahwa di sana ada seorang wanita paruh baya dan seorang pria tampan tengah memandang takjub pada interaksi mereka.
"Sungguh?" tanya Jongin dengan wajah seketika berbinar senang.
"Sungguh" ucap Kyungsoo yakin.
"Kalau begitu pertama-tama gendong Jongini" ucap anak itu sambil menengadahkan tangannya dengan terbuka.
"Tentu saja. Kemarilah" Kyungsoo langsung menggendong Jongin yg di sambut anak itu dengan senyum cerah.
"Setelah itu, berikan Jongini ciuman di sini" ucap Jongin lagi sambil menunjuk pipi kanannya dengan jari telunjuknya.
"Di sini? Oke"
Chu~
Kyungsoo mencium pipi Jongin cukup lama karena gemas hingga membuat Jongin cekikikan.
"Ihihihi nuna jangan begitu. Jongini geli" tawa Jongin akhirnya pecah juga karena Kyungsoo mengecupnya berkali-kali.
"Apa sekarang nuna sudah di maafkan?" tanya Kyungsoo dengan senyum mengembang melihat tawa Jongin.
"Apa nuna bercanda? Memangnya siapa yg bilang kalau Jongini marah pada nuna?" tanya anak itu dengan senyum lebar.
"Oohhh terima kasih Jongin" balas Kyungsoo dan sekali lagi mengecup pipi tembam bocah itu dengan gemas.
#TBC
Gimana? Lanjut ga nih? Btw sorry ya kalau kepanjangan ngebosenin. Ini juga udah di usahain biar bisa sependek mungkin kok. Thanks for reading. Kritik dan sarannya di tunggu ya. Sorry, typo alert!!!
#pssttt kalau mau request couple bisa komen di sini (aku usahain couple utamanya sesuai yg kalian mau, tapi isi cerita terserah aku ya)
