Naruto Milik Mr Masashi Kishimoto
Love in silent
Just love story,if you dont like,dont read
Happy reading.
Seorang gadis yang baru duduk di kelas 3 SMA ini tengah membaca di ruangan perpustakaan sekolahnya,sekarang adalah jam istirahat sekolah,dia menggunakan sisa waktunya untuk membaca setelah makan siang terlebih dahulu,suasana tenang dan juga sepi membuatnya begitu nyaman dan betah untuk berlama -lama di tempat ini,namun suasana nyaman itu berubah jadi gaduh saat seorang pemuda dengan tiba-tiba masuk dan memanggil namanya dengan keras,membuat semua yang berada di sana marah,pemuda itu berlari menghampirinya.
"Hinataa...!" gadis yang bernama Hinata sangat terkejut saat temanya itu berteriak.
"Hey, sebaiknya kau keluar sekarang juga,dasar tak tahu aturan."sang penjaga perpustakaan marah pada pemuda itu yang diketahui bernama Kiba.
"Ayo cepat Hinata!"Kiba menarik tangan Hinata dengan paksa untuk mengikutinya.
"Ya ampun,kau ini kenapa Kiba,ada apa?mengganggu saja."ucap Hinata namun tetap mengokuti langkah temannya itu.
"Pacarmu dan kembaranya,sedang berkelahi!"Kiba berkata dengan tetap berjalan dan menarik tangan Hinata.
"Apa..?..dasar tidak punya kerjaan."Hinata terdengar kesal.
Hinata dan Kiba berlari ke tempat kejadian di mana kekasih gadis itu sedang berkelahi,di tengah lapangan basket, di bawah terik matahari dua orang pemuda terlihat sedang menendangi seorang pemuda yang tergeletak di lantai lapangan basket,sesekali mereka menginjak jemari pemuda yang terlihat tidak berdaya itu,banyak siswa lain yang melihat kejadian tersebut,bukannya memisahkan mereka malah membuat perkelahian itu menjadi tontonan.
Hinata begitu marah saat salah seorang pemuda berambut merah kembali menginjak jemari tangan si pemuda yang berada di bawah kakinya.
"Hentikan Gaara!"teriakan Hinata membuat pemuda yang bernama Gaara itu menghentikan aksinya.
"Hinata..?"Gaara sedikit terkejut saat Hinata meneriakinya.
"Dasar bodoh,kau mau jadi preman di sini?"ucap Hinata pada Gaara dan gadis itu memukul kepala Gaara dengan buku yang kebetulan terbawa saat dia membaca.
"Aww..sakit Hinata,kenapa kau memukulku,aku ini kan pacarmu?."ucap Gaara sedikit merajuk.
"Diam..dasar kau ini,apa yang kau lakukan?kenapa kau berkelahi?"ucap Hinata dengan bersedekap.
"Dan kau Sasori kenapa kau ikut-ikutan..hah?"tanya Hinata pada kembaranya Gaara.
"Eh..?..itu aku hanya membantu Gaara."ucap Sasori polos.
Hinata benar-benar kesal pada kekasihnya Gaara,pandanganya dialihkan pada pemuda yang tadi dipukuli Gaara,pemuda itu bangkit berusaha untuk berdiri,Hinata merasa iba,Hinata ingin membantunya berdiri namun tanganya di tepis oleh si pemuda.
Hinata melihat ada darah yang mengucur dipelipis kiri pemuda itu,dari Hidung dan juga sudut bibirnya juga mengeluarkan sedikit darah,Hinata terkejut saat melihat siapa pemuda itu,dia teman sekelasnya,pemuda jenius dengan peringkat tertinggi di sekolah ini,Uchiha Sasuke.
Hinata hanya menatap kepergian pemuda itu,fokusnya kembali kepada Gaara.
"Ayo cepat ikut aku."ucap Hinata pada Gaara sambil menarik tanganya.
"Hey...kita mau kemana."tanya Gaara saat tanganya ditarik Hinata.
"Tentu saja mengobatimu,wajahmu memar."jawab Hinata dan mengajak Gaara duduk di bangku taman dekat lapangan basket,semua siswa sudah kembali bubar dari tontonan gratis yang baru saja terjadi.
"Tunggu,aku segera kembali."Hinata meninggalkan Gaara sebentar, beberapa menit kemudian gadis iti kembali membawa peralatan P3K.
"Kau dari mana?"tanya Gaara.
"UKS.."jawab Hinata singkat."Aku tahu kau pasti tidak mau kesana"ucap Hinata yang mulai mengobati sedikit memar di wajah Gaara.
"Kenapa kau berkelahi dengan Uchiha itu.?"
"Apa kau punya masalah denganya?"
"Atau kau merebut kekasih orang lain lagi?kekasih Uchiha itu mungkin"rentetan pertanyaan Hinata membuat Gaara memutar matanya bosan.
"Pertanyaanmu banyak sekali,baiklah akan kujawab."
"pertama aku tidak menyukai si Uchiha itu,kedua dia musuhku jadi tentu saja aku ada masalah denganya,dan ketiga aku tidak merebut siapapun darinya,lagi pula dia tidak pernah punya pacar."jawab panjang Gaara yang hanya didengarkan Hinata.
"Begitu?lalu kenapa kau dan Sasori mengeroyoknya dasar pengecut."ucap Hinata kesal.
"Sudahlah,kau cerewet sekali,aku mau ke kelas,mau ikut bersama"ucap Gaara lalu berdiri.
"Tidak aku mau ke Uks dulu,mengembalikan alat-alat ini.."jawab Hinata yang sedang merapikan kotak P3K.
"Kalau begitu aku duluan."ucap Gaara kemudian pergi meninggalkan Hinata.
Hinata melangkahkah kakinya menuju ruang Uks,tadi Hinata tidak sempat meminta izin pada dokter sekolah untuk meminjam kotak P3K,karena di ruang tersebut tak ada siapapun saat Hinata mengambilnya,mungkin dokter sekolah tidak hadir hari ini.
Saat memasuki ruang Uks,Hinata terkejut saat ada seseorang di dalam sana,pemuda itu Uchiha Sasuke sedang terlihat mencari sesuatu,namun Hinata semakin terkejut saat melihat luka ditubuh dan wajah pemuda itu semakin bertambah,Hinata berpikir siapa lagi yang tega menghajar Sasuke.
Entah perasaan apa yang menghinggapi hati gadis bersurai indigo ini,yang jelas dirinya tiba-tiba merasa khawatir saat melihat keadaan Sasuke.
"Kau mencari ini?" tanya Hinata dan menunjukan kotak yang dia bawa,bukanya menjawab pemuda itu malah mengambil kotaknya secara kasar,membuat Hinata terkejut.
Sasuke membuka kotak itu untuk mencari sesuatu yang dia perlukan,Hinata masih berdiri melihatnya,Sasuke tampak kesulitan karena luka di jari tanganya,bahkan Hinata lihat kuku jari pemuda itu seperti mau lepas,Hinata meringis saat membayangkan betapa sakit dan perihnya luka itu,ada apa dengan pemuda itu?banyak pertanyaan yang ada di kepala Hinata tentang Sasuke yang sangat misterius baginya,Hinata sering sekali melihat Sasuke seperti ini dengan berbagai macam luka di tubuhnya,paling tidak satu hari dalam dua minggu,selalu ada memar di tubuh Sasuke,apa Sasuke suka berkelahi?entahlah,Hinata tidak tahu,karena selama menjadi teman sekelas Sasuke tak pernah sekalipun pemuda itu terlihat bercengkrama dengan siswa lainya.
Hinata masih melihat Sasuke yang kesulitan,entah keberanian dari mana,Hinata menghentikan tangan Sasuke yang masih mencari keperluanya.
"Biar aku saja."ucap lembut Hinata,namun tangannya kembali ditepis oleh Sasuke walaupun tidak kasar,pemuda itu menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa,anggap saja sebagai permintaan maaf atas nama Gaara."
Mendengar ucapan Hinata,Sasuke menatap gadis itu tajam,kemudian tanganya mulai sibuk membersihkan lukanya,Hinata kembali membantu Sasuke membersihkan lukanya.
"Sudah kubilang aku saja,kau kesulitan,ini yang pertama dan terakhir aku membantumu,aku berjanji,jadi biarkan aku mengobati lukamu."mendengar ucapan Hinata akhirnya pemuda itu diam dan menurut,lagi pula dia memang kesulitan untuk mengobati lukanya sendiri.
Sebelum mengobati luka Sasuke,Hinata membersihkan lukanya terlebih dahulu dengan air bersih dan handuk yang juga bersih,Hinata merasa aneh pada Sasuke,begitu banyak luka ditubuh Sasuke,tapi pemuda itu seperti tidak merasakan apapun,tatapanya datar,tak sekalipun dia meringis saat Hinata mengobati lukanya.
Hinata merasa ragu saat akan mengobati jari tangan Sasuke,dia tahu rasanya pasti sangat sakit saat luka itu bersentuhan dengan alcohol.
"Ini akan sedikit sakit,jadi tahanlah sebentar."Hinata mulai membersihkan lukanya dan sedikit alcohol dia pakai untuk mengobati luka,Sasuke memejamkan matanya,Hinata tahu pemuda itu sedang menahan rasa sakitnya,dan tanpa di sadari,Hinata meneteskan air matanya.
Hinata segera menghapus air matanya,dia tidak mengerti dengan dirinya,kenapa dia menangis?.
'Ada apa dengan diriku?.'
Sasuke membuka matanya kembali,Hinata sudah selesai mengibati tanganya,mungkin sudah hampir satu jam gadis itu membantunya.
"Sekarang tinggal luka dikepalamu,bisakah kau memejamkan matamu?"lagi-lagi Sasuke menurut,darah yang megucur di wajahnya karena luka dikepalanya segera Hinata bersihkan,dengan ragu Hinata menahan pipi kanan Sasuke,tanpa sadar Hinata menatap wajah Sasuke,pemuda ini mempunyai wajah yang rupawan,mulai dari mata,hidung,bentuk wajah dan bibir hasil pahatan tangan Tuhan yang sempurna.
Hinata meneguk ludahnya sendiri,saat menatap bibir Sasuke,bagaimana mungkin seorang laki-laki mempunyai warna bibir yang alami srperti bibir seorang perempuan,Hinata membayangkan bagaimana rasanya jika bibir itu bersentuhan dengan bibirnya,apakah rasanya dingin dan lembut atau hangat menggairahkan.
Sadar dari lamunanya Hinata segara menggelengkan kepalanya,Hinata gugup dan cepat mengobati luka Sasuke,membereskan semua peralatan kemudian beranjak.
"L-lukamu sudah s-selesai ku obati,sekarang aku permisi,s-semoga cepat sembuh."Hinata cepat pergi dan keluar,tanpa diketahui Hinata,Sasuke masih menatap pintu yang dilewati Hinata,tatapanya begitu sendu.
Hinata berhenti berjalan di koridor setelah sedikit jauh dari ruang Uks,gadis itu menyandarkan punggungnya pada dinding,napasnya tidak teratur,jantungnya masih berdetak kencang.
'Kenapa ini?ada apa denganku?tiba-tiba saja jantungku berdetak tidak karuan seperti ini'
Hinata meraba dadanya,dia mengingat perasaan ini bahkan tidak muncul saat Gaara menyatakan cintanya satu tahun lalu,tapi sekarang perasaan itu muncul dan bukan karena Gaara.
Hinata kembali menitikkan air mata,perasaan itu muncul karena Sasuke,Hinata mengingat kembali bagaimana saat mereka bertemu pertama kali.
Hinata POV
Hari itu adalah hari kenaikan kelas dari kelas 1 ke kelas 2 di Konoha highschool,semua murid tidak ada yang tinggal kelas semua lulus,aku mendapat nilai tertinggi kedua setelah Nara Shikamaru,tentu saja sekolah ini memang sekolah favorit,harus punya kepintaran lebih jika ingin masuk kesekolah ini,kehidupan disekolahku biasa-biasa saja,walaupun murid yang bernama Gaara selalu menggangguku.
Hari pertama setelah libur kenaikan kelas,aku berangkat lebih semangat itu dikarenakan aku sudah duduk di kelas2,itu artinya satu tahap dalam kehidupanku bertambah,dari temanku aku mendengar bahwa hari ini juga akan ada seorang murid baru.
"Hey,apa kau tahu katanya hari ini akan ada murid baru?."kata temanku bernama Ino,aku hanya terdiam.
"Ya..kudengar dia dari keluarga Uchiha,tapi bukankah hanya Itachi senpai satu-satunya anak dari keluarga Uchiha?."Timpal temanku yang bernama Sakura,kami sedang berada di kantin dan duduk bersama.
"Iya kau benar,keluarga Uchiha sangat terkenal jadi sepertinya semua orang tahu anggota keluarga mereka."Ucap Ino seperti sedang berpikir.
"Haduchhh...kalian dasar penggosip,nama Uchiha itu banyak bukan hanya mereka,percuma kalian masuk sekolah ini,kalau kalian masih terlihat bodoh."ucap temanku Tenten,gadis tomboy yang jago bela diri ini memang selalu bertengkar dengan Ino dan juga Sakura.
"Tenten kau menyebalkan."ucap Ino dengan kesal,kemudian perhatian Ino beralih padaku.
"Hinata,kalau menurutmu bagaimana?."tanya Ino padaku.
"Hmmmm..."gumamku sambil menyentuh daguku dengan jari telunjuk,ketiga temanku masih menunggu jawabanku.
"Kalau menurutku,kita akan tahu nanti."ketiga temanku melongo mendengar jawabanku dan aku hanya tertawa ringan.
"Hah ..jawabanmu tidak memuaskan.."ucap Sakura,dan kami semua tertawa bersama.
Bel sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu semua siswa sudah masuk ke kelas masing-masing,seorang guru masuk diikuti seorang siswa,mungkin dia murid baru yang dibicarakan
'Ya Tuhan...dia tampan sekali' inerku benar-benar mengakuinya,dalam hati aku tersenyum,rasanya seperti orang bodoh,saat aku tersenyum tanpa alasan.
Guru Ibiki memperkenalkan pemuda itu yang bernama Uchiha Sasuke,kalau dilihat lebih teliti dia memang sedikit mirip dengan Itachi yang berada di kelas 3,apa mungkin benar dia adik Itachi,tapi setahuku Itachi memang anak tunggal keluarga Uchiha,keluargaku dan keluarga Uchiha memang dekat sebagai rekan bisnis,jadi paling tidak kami tahu silsilah keluarga masing-masing.
"Waaah...Sasuke benar kau dari keluarga Uchiha?"Sasuke hanya menganggukan kepalanya.
"Ooh...jadi kau adiknya Itachi senpai?"Sasuke menundukan kepalanya mendengar pertanyaan itu.
"Sasuke ..kenapa diam saja,jawab donk pertanyaan kami."itu suara Ino dia memang cetewet.
Guru Ibiki segera menatap Sasuke seolah meminta ijin sesuatu yang aku tidak tahu,Sasuke menganggukan kepalanya seolah memberi ijin.
"Begini anak-anak,sebenarnya ada yang kalian belum tahu,tapi sebelumnya bapak harap kalian bisa menerima kehadiran Sasuke."guru Ibiki menghentikan ucapanya.
"Memangnya kenapa pak guru?"Ino bertanya lagi.
"Sasuke ini penyandang cacat Tunawicara,jadi dia tidak bisa berkomunikasi secara normal dengan kalian,jadi bapak harap kalian bisa membantunya."semua siswa termasuk aku sangat terkejut,aku bahkan menutup mulutku karena tidak percaya,dapat kulihat senyuman pahit di wajah Sasuke.
"Oh ..jadi Sasuke tidak bisa bicara alias bisu ya?"semua orang tertawa,apa mereka pikir ini lelucon?.
"Lalu bagaimana caranya kalau kau ingin mengungkapkan cintamu pada seorang gadis?"tanya temanku yang bernama Naruto,semua orang kembali tertawa,aku mulai kesal dan berdiri.
"Hentikan Naruto,akan lebih baik kau tidak bisa bicara dari pada mempunyai mulut tajam sepertimu."ucapku kesal.
"Hinata...aku kan Cuma bercanda,kenapa kau marah?."jawab Naruto menggerutu.
"Apa kekurangan seseorang merupakan lelucon bagimu?."ucapku lagi,Sasuke menatapku,tapi kualihkan pandanganku ke arah lain.
"Sudah,kalian jangan bertengkar,kita mulai pelajaranya.!"
Begitulah awal mula pertemuanku dengan Sasuke,tidak ada yang istimewa setelahnya,tak pernah ada yang berbicara denganya,terkadang aku bertanya apakah dia tidak kesepian?bahkan Ino dan Sakura yang biasanya bersikap aktif pada pemuda tampan,tampak tidak antusias sama sekali,mereka bilang bicara dengan orang bisu itu merepotkan.
Aku bertanya pada diriku,apakah hanya aku yang memperhatikanya?tapi bahkan aku tak pernah menyapanya,satu tahun berlalu tapi keadaan tidak berubah,hanya statusku yang berubah dari single menjadi berpacaran dengan Gaara,hampir setiap hari pemuda itu mengikutiku,karena bosan akhirnya aku terima saja cintanya.
Sejak saat itu Sasuke terlihat jauh lebih dingin,pemuda itu seperti tenggelam dalam dunianya.
Yang tidak kumengerti kenapa Sasuke bersekolah di sekolah umum,kenapa dia tidak sekolah di tempat khusus seperti sekolah untuk orang yang berkebutuhan khusus juga,bukan apa-apa itu akan mempersulitnya,dan ternyata benar pemuda itu tidak memiliki teman di sekolah ini.
Ternyata alasan dia bersekolah di sini adalah kepintaranya yang melebihi Nara Shikamaru,para dewan sekolah membuatnya menjadi seorang pencetak piala,itu terbukti selama setahun ini Sasuke selalu membawa piala untuk sekolah ini,semua itu karena dia selalu di ikut sertakan dalam berbagai kompetisi di bidang pelajaran,namun tetap saja hal itu tidak membuat dirinya menjadi istimewa.
End Hinata POV
Hinata kembali menetralkan jantungnya,Hinata memutuskan kembali ke kelas setelah trrtinggal satu mata pelajaran,selama di kelas Hinata tak hentinya melirik ke arah bangku Sasuke,mungkin pemuda itu pulang,dan beristirahat di rumahnya.
Jam pelajaran sudah selesai Hinata dan tiga sahabatnya beranjak pulang,mereka sudah pulang duluan dan Hinata masih menunggu jemputan kakaknya,sekilas Hinata melihat Gaara diluar gerbang sekolah tampaknya dia sedang berbicara dengan seseorang.
Hinata berpikir minta di antar pulang oleh Gaara saja,Hinata perlahan menghampiri pemuda bersurai merah itu,orang yang bicara dengan Gaara memang tidak terlihat karena terhalang dinding beton sebagai benteng sekolah.
Hinata menghentikan langkahnya,Gaara tidak menyadari kehadiranya,dia masih saja serius berbicara dengan orang itu,dan Hinata terkejut saat mendengar pembicaraan mereka.
"Bagaimana Gaara..?"ucap orang itu.
"Tenang saja semua sesuai rencana,kurasa dia terluka parah."Gaara menyeringai setelah mengucapkan itu.
"Baguslah,dan kita akan menambahnya nanti malam."ucap orang itu lagi.
"Baiklah,kita bertemu di tempat biasa."ucap Gaara,kemudian orang itu pergi.
Gaara juga pergi dengan mobilnya,Hinata mengurungkan niatnya pulang bersama Gaara.
Hinata duduk di bangku yang ada di dekat gerbang sekolah,pikiranya masih melayang mengingat pembicaraan Gaara dengan orang tidak dilihatnya,tapi kalau mendengar suaranya Hinata seperti mengenal pemilik suara tersebut.
Lalu siapa orang yang dibicarakan mereka,jika terimgat dengan kata' luka 'Hinata teringat pada Sasuke.
'Sasuke?'
Tiba-tiba saja Hinata merasa khawatir,kenapa dia khawatir,gadis itu tidak tahu,tapi hatinya tidak bisa memungkiri,perasaan takut menghinggapi hatinya.
'Oh ...Hinata apa yang kau pikirkan?'
Hinata menggelengkan kepalanya,dia tidak boleh berprasangka buruk,apalagi Gaara adalah kekasihnya,walaupun Gaara sangat arogan,tapi dia tidak mungkin menyerang orang tanpa alasan.
Hinata hanya berharap tidak ada masalah antara Gaara dan Sasuke,tapi sepertinya Gaara sangat membenci Sasuke,apa sebaiknya Hinata mencari tahu?.
To be continued
(senyum-senyum)
Hallo aku datang lagi dengan fict keduaku,emang gaje,OOC udah pasti,EYD ga sesuai,typos pasti ada,ide cerita juga pasti pasaran,tapi aku nulis dengan semangat,berharap ada yang suka,dan kalo udah suka jangan lupa reviews,follow dan favorit ya?..,hehe...
Akhir kata 'selamat membaca dan semoga kalian suka'
Terima kasih
Salam aisyaeva
