Pairing : Cheolsoo, Junshua, Minshua, Jeongcheol

Cast :

-Hong Jisoo (Joshua)

-Choi Seungcheol

-Yoon Jeonghan

-Kim Mingyu

-Wen Junhui

-All Seventeen member

Warn! Typo and This is BOYS Love Story, So? Don't Like Don't Read!

.

Enjoy!

.

Eotteon pyohyeonbeobeul sseoyaman nae mami jeonhajil-

Joshua atau lebih tepatnya Jisoo berlari keluar ruang latihan sambil menutup hidung dan mulutnya dengan telapak tangan kirinya, beberapa member ada yang menatapnya cemas, ada yang menatapnya datar, ada juga yang bengong. Hoshi atau Soonyoung mengibas-ngibaskan tangannya lalu berjalan menuju boombox, dan mematikan suara yang menguar dari alat tersebut.

"Istirahat 30 menit!"

Beberapa member ada yang mendesah kecewa dan beberapa ada yang bersorak senang. Dan mereka mulai sibuk sendiri, Hoshi, Woozi, Mingyu, dan Vernon fokus mendengar ulang beberapa rekaman lagu mereka, Dokyeom dan Seungkwan tertawa satu sama lain, Jun mengajari ulang Jeonghan beberapa gerakan, Wonwoo, Minghao, dan member termuda mereka berjalan ke kantin, Joshua ke toilet, dan sang Leader duduk istirahat sambil meminum air putihnya.

"Chan, titip Pocari!" Teriak Hansol atau Vernon sambil melepas headphone dan membantingya lalu berlari keluar. Woozi atau Jihoon yang meihatnya melotot kesal dan menatap kepergian Hansol tajam.

"RUSAK NANTI, dia pikir membelinya pakai daun apa? Dasar anak kecil, taunya hanya main dan makan. Padahal ini baru kubeli kemarin, memanng warnanya tidak terlalu bagus. Tapi kan aku membeli pak-"

Mingyu memotong omelan Jihoon dengan menyumpal mulutnya menggunakan kue bolu yang sedang dimakannya. Jihoon semakin melotot dan menatap Mingyu tajam, sementara Mingyu hanya tersenyum dan fokus kembali mendengar rekaman mereka sambil kembali mengunyah bolunya. Jihoon mengeluarkan bolu di mulutnya, membuat Soonyoung yang melihatnya mengernyit aneh.

"Kenap-"

"Berisik, aku tidak bisa dengar suara indah Jeonghan hyung dengan jelas kalau kau mengomel terus." Potong Mingyu santai.

"YAK-"

"Iya Mingyu benar, kau diam saja." Ucap Soonyoung menyetujui.

Jihoon menatap keduanya bergantian dengan kesal, akhirnya ia kembali memasukkan kembali bolu di tangannya ke mulutnya lalu mengunyahnya kasar.

Sang leader yang melihat itu semua bangun dari duduknya berjalan menuju mereka, Seungcheol menyolek pundak Soonyoung. Soonyoung menoleh lalu melepaskan headphone nya, dan menaikkan kedua alisnya.

"Latihannya mau berhenti-berhenti sampai kapan?" Tanya Seungcheol dingin.

Soonyoung terkejut, Jun dan Jeonghan menoleh ke arah mereka, Dokyeom dan Seumgkwan berhenti tertawa, Mingyu mematikan hasil rekaman mereka, sedangkan sang Leader hanya berekspresi dingin dan serius. Soonyoung berdehem dan menjawab pertanyaan Seungcheol.

"Kau lihat kan tadi Jisoo hyung tidak dalam keadaan yang baik? Jadi terpaksa aku harus menghentikan latihannya."

Disaat yang bersamaan Jisoo masuk ke ruang latihan dengan masker hitam kain di mulutnya, ia berjalan menuju meja dimana Jihoon, Mingyu, Seungcheol, dan Soonyoung berada.

"Kau baik-baik saja. hyung?" Tanya Seungkwan dari kejauhan, Jisoo mengangguk sambil tersenyum, tidak kelihatan memang. Tapi bisa terlihat dengan eye smile di matanya. Seungkwan membalas senyuman Jisoo dan kembali melihat Seungcheol.

"Aku minta maaf tadi sudah membuat latihannya terhenti lagi, maafkan aku." Ucap Jisoo serak.

"Kau membuat susah semuanya dengan sakitmu itu, bisa tidak professional sedikit dan tidak menyusahkan orang lain? Yang lelah dan sakit disini tidak hanya dirimu. Dan kau dengan mudahnya membuang-buang waktu kita yang jelas-jelas tidak banyak untuk alasan sakitmu itu. Serius sedikit!" Ujar Seungcheol dengan emosi dan nada tinggi di akhir.

"Maafkan aku." Ucap Jisoo dengan kepala yang tertunduk.

"Tatap lawan bicaramu, hyung." Sahut Mingyu tiba-tiba, Jisoo mengangkat kepalanya menatap Seungcheol yang menatapnya tajam.

"Membuat susah orang lain saja, gunakan otakmu sebaik mungkin bahwa kau itu menyusahkan group. Kau terlalu kekanakan, dan tidak memikirkan orang lain. Kau tidak memikirkan semua member yang lelah karena kelakuanmu yang seenaknya menghentikan latihan berkali-kali, dan kau tidak seharus-"

"Sudah Cheolie, sudah. Jangan terbawa emosi." Ucap Jeonghan sambil memeluk sang Leader.

"Tapi si tidak tahu diri ini harus diberi pelaja-"

Jeonghan memotong ucapan sang Leader dengan mencium bibirnya, Seungcheol kaget namun menahan tengkuk Jeonghan. Jeonghan memeluk leher sang Leader dan mereka hanyut dalam ciuman itu.

Jisoo melihat pemandangan di depannya dengan ekspresi datarnamun terpancar rasa terluka di matanya, lalu ia menatap Soonyoung meminta izin keluar dan Soonyoung mengangguk. Jisoo menggendong tasnya lalu berjalan keluar, dan ternyata member-member yang ke kantin berdiri di luar ruangan.

"You good?" tanya Hansol.

Jisoo menatap mereka berempat sebentar, lalu menatap Hansol dan mengangguk. Lalu pergi meninggalkan mereka berempat mematung.

"Jisoo hyung kasihan.." Ucap Chan iba.

Mereka berempat masuk ke dalam, suasana ruang latihan sangat tidak nyaman sekarang. Beberapa ada yang masih shock, datar, gelisah, dan ada juga yang ciuman. Jun salah satu orang yang menyaksikan kejadian live di ruang latihan itu gelisah, memang awalnya ia kesal karena Jisoo yang bolak-balik menghentikan latihan. Tapi setelah melihat kejadian barusan ia justru khawatir pada salah satu hyung tertua Seventeen tersebut.

"Ada apa ini…?" Tanya Minghao hati-hati.

Soonyoung menatap Minghao, kemudian namja sipit itu tersenyum.

"Latihan selesai! Sudah malam juga, aku ingin tidur." Ucap sang Leader Performance Unit sambil melihat jam dinding yang angkanya menunjuk jam 11 tepat.

Jun yang mendengar ucapan Soonyoung langsung membereskan tas nya cepat, dan berlari keluar.

"Aku duluan, nanti aku pulang sendiri!" Teriak Jun saat sudah di luar ruangan

Para member yang mendengarnya hanya menghela nafas dan menggelengkan kepala.

'Aku tahu kau pasti mengejar Jisoo hyung, hahaha.' Batin Mingyu dalam hati disertai senyuman sinis di wajahnya.

"Sudah, lebih baik kita istirahat. Leader dan Jeonghan hyung, kalian bisa melanjutkan aktivitas kalian di Dorm." Ucap Jihoon mengakhiri kegiatan Seungcheol yang sekarang memberi tanda di leher Jeonghan.

Para member membereskan barang-barang mereka, dan bersiap menuju dorm.

.

-Jisoo's side-

Jisoo berjalan tanpa arah ia tidak peduli kemana kakinya akan membawanya sekarang, di pikirannya hanya ada ucapan dari sang Leader tadi. Hingga akhirnya, ia sampai di sebuah taman tidak terurus dekat Dorm di tengah taman tersebut ada kursi besi. Jisoo duduk disana, ia memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya diantara lipatan lututnya.

"Kau membuat susah semuanya dengan sakitmu itu, bisa tidak professional sedikit dan tidak menyusahkan orang lain? Yang lelah dan sakit disini tidak hanya dirimu. Dan kau dengan mudahnya membuang-buang waktu kita yang jelas-jelas tidak banyak untuk alasan sakitmu itu. Serius sedikit!"

Jisoo meremas kedua lengannya keras, tubuhnya bergetar, matanya berkaca-kaca.

'Tidak, jangan menangis. Kau tidak boleh menangis, Hong Jisoo.' Batin Jisoo pada dirinya sendiri.

"Bisa tidak sih kau apa-apa tidak perlu menangis? Kau kan namja, kau terlihat seperti pecundang." Ucapan Seungcheol yang ini sudah lama, tapi selalu terkenang oleh lelaki bermata panda tersebut saat ingin menangis.

'Bagaimana cara melewati ini semua? Aku tidak bisa.' Batin Jisoo lagi.

.

Jun duduk perlahan di sebelah Jisoo, tangannya menggenggam se-cup Green Tea Latte hangat. Ia tadi mampir dulu ke minimarket dekat taman itu untuk membeli hot pack dan air botol serta beberapa keperluan lainnya. Jisoo yang mendengar suara kresek langsung mengangkat kepalanya, dan menatap Jun kaget.

"A-apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jisoo sedikit terbata.

Jun tersenyum, dan menyodorkan cup di tangannya.

"Kau mau?" Tawar Jun.

Jisoo menatap cup di tangan Jun sebentar, kemudian mengangguk kecil. Jisoo menerima cup tersebut dan melepas masker yang menutupi hidung dan mulutnya lalu menyeruput sedikit Green Tea Latte tersebut.

Keduanya diam, suasana begitu hening. Jun menatap Jisoo dan Jisoo menatap kosong sepatunya.

"Hyung." Panggil Jun.

"Ada ap-"

Tiba-tiba Jun memeluk tubuh Jisoo erat, Jisoo terkesiap dan menahan nafasnya. Jun mengeratkan pelukannya saat dirasanya Jisoo tidak membalas pelukannya.

"Jun? Kau tidak apa-apa?" Tanya Jisoo sambil mengusap-usap punggung Jun.

"Hm, aku yang seharusnya bertanya seperti itu." Ucap Jun.

"A-apa?" Jisoo bertanya kaku, tangannya berhenti mengusap punggung namja China itu.

"Kau tidak apa-apa setelah semua yang terjadi padamu malam ini?" Tanya Jun.

Jisoo tercengang kaget, Jisoo mencoba melepaskan pelukan Jun yang mulai melonggar. Tapi Jun mengeratkan pelukannya.

"Hey hahaha, a-apa yang kau bicarakan? Tidak ada yang terjadi padaku malam ini, aku baik-baik saja!" Jawab Jisoo sambil tertawa canggung.

"Aku ada di ruangan yang sama denganmu sebelum kau ke tempat ini." Ucap Jun datar.

"Jangan membohongiku, hyung. Kau tahu aku tidak menyukai kebohongan." Lanjut Jun dengan nada yang sama.

Mereka berdua terdiam, dengan posisi yang sama.

Perlahan tangan Jisoo kembali memeluk Jun, kepalanya ditenggelamkan di perpotongan leher dan pundak namja China tersebut. Jisoo memeluk erat dan meremas baju hitam milik Jun, sedangkan Jun terdiam.

"Maafkan aku, Jun.."

Jun diam, membiarkan Jisoo melanjutkan omongannya. Setetes air mata keluar dari mata kuncing milik Jisoo.

"Aku egois, maafkan aku."

Air matanya mengalir semakin deras.

"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan-"

Jun tetap diam.

"Oh- I'm not supposed to cry." Ucap Jisoo sambil tersenyum perih tangannya mengusap air matanya.

"Spit it out, hyung." Ucap Jun.

Jisoo diam, tiba-tiba ia merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya. Ia kembali mimisan.

'Not this time, please.' Batin Jisoo.

"Jun lepaskan aku-" Ucap Jisoo sambil bergerak gelisah.

Jun diam saja, tetap memeluk Jisoo erat. Tidak terusik dengan gerakan yang dilakukan namja Amerika tersebut.

"Wen Junhui kumohon lepaskan aku, dengarkan aku!" Jisoo memukul punggung Jun saat dirasanya nafasnya sesak karena menahan darah di hidungnya.

"Jun-"

"Kenapa?" Tanya Jun dingin dan melepaskan pelukannya.

Jisoo membalikkan badannya dan mencari Tissue di tas nya, Jun sedikit terkejut, ia langsung membalikkan badan Jisoo dan menyeka darah di hidung namja berkantung mata itu dengan sapu tangan yang selalu ia bawa di kantung celananya. Jisoo menatap Jun, kemudian menahan tangan namja China itu.

"Aku bisa sendiri." Ucap Jisoo.

Jun mengabaikan perkataan Jisoo dan kembali sibuk menyeka darah di hidung hyung tertua ketiga di Seventeen tersebut.

.

Di kejauhan Mingyu memperhatikan dua orang yang sedang duduk di taman itu, namja berkulit tan itu berdiri disana sejak mereka berpelukan. Rencananya mau ke Minimarket gagal karena kejadian di depan matanya.

Mingyu menatap mereka tajam, lalu mendecih. Dan tersenyum sinis.

'Kau milikku.' Batinnya dalam hati.

.

.

.

TBC/Delete?

.

.

Halooooo, salam kenal! Aku author baru disini, hehehe. Panggil aja Zoe, okay?

Aku ngeship Jisoo sama semua to be honest, tapi lebih suka Jisoo jadi uke. Karna menurut aku dia tuh imut unyu manis gitu deh (?) Jangan dibash ya. Atau mungkin ada yang sependapat sama aku?

Dan sebenernya aku gak terlalu suka Jeonngcheol, gak tau kenapa huhuhu. Padahal mereka Father and Mother in Seventeen, but I don't like it. :-(

BTW JUNSHUA MOMENT BERTEBARAN BANGET IN THIS ERA GILA GILA GILA LOVE BANGET HAHAHA.

Tolong kritik dan sarannya buat fanfic ini, karna ini fanfic pertama aku dan kira-kira aku bakal buatnya Threeshot? Jadi tolong ya sarannya. Jangan lupa follow sama favourite juga! Hehehe.

.

Sekian dari Zoe! Xoxo.