Disclaimer : Semua tokoh dan nama nama yang terkait adalah milik JK Rowling, pembuat novel anak "Harry Potter" (semua juga tau)
Harry Potter dan razia rambut (Part 1)
Pagi yang indah, burung bercicit dan matahari bersinar cerah. Hari yang sempurna di sekolah sihir Hogwarts, di mana gedungnya yang amat besar menjulang dengan megah. Semua anak-anak menyambut pagi dengan senyum mereka. Termasuk manusia setengah raksasa (yang membuat anak-anak baru selalu terkesima melihatnya saat berjalan) yang tinggal di gubuk 'kecil' dekat hutan, Hagrid.
"Tidak, Hagrid. Tidak usah terima kasih."
Harry menolak dengan sopan kue yang ditawarkan oleh Hagrid. Harry,Ron, dan Hermione sedang mengunjungi Hagrid sore ini.
"Jadi, bagaimana rencana kalian tahun ini? Kejadian apalagi yang akan kalian timbulkan di sekolah ?"
Ketiganya tertawa kecil. Memang, kalau melihat ke belakang, setiap tahun Hogwarts selalu dihebohkan berbagai kejadian. Semenjak Harry sekolah di sana. Harry bisa dibilang mewarnai hari-hari Hogwarts yang membosankan atau juga mengacaukan hari-hari hogwarts yang damai.
"Sebenarnya kami selalu berharap tidak ada kejadian yang aneh-aneh Hagrid." Kata Hermione.
"Ya, itu benar. Itu tidak direncanakan." Harry membela.
"Kesannya kau memang cari masalah sih, Harry."
"Tepatnya masalah yang menghampiriku, bukan aku yang mencarinya."
"Sudahlah kalian berdua. Toh tahun ketiga ini kalian masih bisa sekolah disini—eh sudah tahu peraturan yang baru ?"
"Baru? Peraturan baru apa? Aduh!" Ron meringis. Scabbers menggigit jarinya.
"Hei, kau berdarah Ron."
" Sini kuobati. Sejak kapan dia menggigitmu?" kata Hagrid.
Scabbers akhir akhir ini menjadi agak liar. Padahal tikus itu sudah bersama keluarga Weasley selama kurang lebih 12 tahun, waktu yang cukup lama untuk menjalin keakraban antara manusia dan tikus.
"Aku juga tidak tahu kenapa dia jadi liar begini."
Hari mulai gelap, dan mereka bertiga kembali ke dalam kastil. Di ruang rekreasi, mereka duduk di depan perapian, mengobrol lagi. Scabbers tidak dipegang-pegang lagi oleh Ron, dan peliharaan baru Hermione—Crookshanks dibiarkan dikunci di kamar anak putri. Karena kalau dibiarkan keluar, Ron pasti protes dan ribut terus.
"Eh, tadi Hagrid bilang peraturan baru. Apa ya?" tanya Ron penasaran.
"Semoga saja tidak yang berat-berat." kata Harry.
"Kurasa ini bukan karena ulah kita yang sering melanggar peraturan akhir-akhir ini. Fred dan George sudah memulainya duluan. Kenapa kau kelihatan sangat cemas Ron ?" Hermione agak khawatir.
"Tidak. Perasaanku jelek sekali. Aku mau tidur."
-x-x-x-x-x-
Pagi harinya, awal mata pelajaran mereka belajar Sejarah Sihir. Hermione, seperti biasa termasuk murid yang aktif saat pembelajaran berlangsung. Setiap ada pertanyaan, tangannya selalu paling pertama—dan cepat mengacung ke atas. Harry sampai pernah berpikir dan bilang kepada Ron kalau Hermione itu jangan-jangan terobsesi menjadi patung Liberty. Tapi Ron malah berbalik tanya, apa itu patung Liberty.
Sampai akhirnya mimpi buruk itu datang.
BRAKKKK!
Seorang pria masuk dengan pakaian serba hitam dan jubah yang panjang, wajahnya kaku, dan pelit senyum. Tatanan rambutnya yang amazing mengingatkan kita pada orang bijak tahun 70'an. Matanya melihat satu satu kearah anak-anak. Lalu dia, sang profesor ditemani dengan hidung bengkoknya masuk kedalam ruangan. Tak lain tak bukan, ia adalah Severus yang masuk dalam kategori Top 10 most famous teacher di Hogwarts.
"Ngapain dia disini?" Ron merasa terganggu.
"Entahlah. Tapi apapun yang terjadi tidak akan baik kalau dia yang datang."
Dan benar saja apa kata Harry,
"Perhatian, aku—Severus Snape, telah mendapatkan perintah untuk menjalankan peraturan yang baru pada tahun ini. Dan aku diperintahkan untuk menerapkan peraturan tersebut pada kelas ini. Secara kebetulan penerapan peraturan ini tidak terlalu memakan waktu yang lama, sehingga tidak teralu menyita waktuku. Dan professor Gibbs telah mengizinkan aku untuk mengambil sedikit waktunya."
"Ngomong apa sih dia? Aku tidak mengerti." Seamus nyeletuk.
Ternyata bukan hanya Harry, Ron, dan Hermione yang belum mengetahui peraturan ini.
"Aku akan mengadakan RAZIA RAMBUT! Berbaris satu satu untuk putra disebelah sini, cepat!"
Lalu, berbarislah para anak putra dengan rapi di depan Professor Snape, sementara si Snape meneliti satu satu rambut anak putra dan gunting yang melayang-layang disebelahnya sudah siap siaga untuk memotong rambut anak anak yang kelewat gondrong, masalahnya semua anak putra memang masih gondrong.
Ron, terkena habis habisan. Tatanan rambut barunya sekarang mirip dengan Marlyn Monroe yang terlalu sering main layang layang. Dan saat giliran Harry seperti biasa Snape selalu memberikan sambutan singkat, lengkap dengan komentar pedas mengenai ayahnya, teman sepermainan Snape.
"Well, kau memang sama badungnya dengan ayahmu, Potter. Berantakan dan kacau. Beginikah sikapmu sebagai selebriti Hogwarts?"
Harry mulai berpikir jangan-jangan sebenarnya Snape ini dulu adalah penasihat mode dunia sihir. Tapi, tetap saja Harry juga kena. Snape memegang kepalanya dan menyingkirkan poninya. Bekas luka di dahinya yang sangat special dan limited to see jadi sangat terlihat. Harry jadi semakin benci pada gurunya itu. Memang, tidak separah sampai nangis-nangis...
"Ini hal yang paling kacau. Aku benci peraturan baru itu." kata Ron saat keluar dari ruangan.
"Sudahlah, setidaknya kalian dapat cukur rambut gratis kan." Hermione berkata sambil menahan tawa.
"HA—kau terlihat cantik sekali, Weasley."
Malfoy muncul di depan mereka dengan body guard nya yang setia selalu mengikutinya. Ini bencana untuk Ron.
"Ya, terima kasih Malfoy." Ron mencoba untuk tetap cool.
"Mungkin nanti aku akan mengajakmu menjadi pasanganku ke pesta dansa, nona? Hahaha..." Malfoy tertawa keras sekali. Diikuti oleh Crabbe dan Goyle. Lalu mereka pergi menghilang.
Gara-gara Malfoy tadi, Ron jadi berpikir, mungkin kalau sudah besar dan dia tidak ada pekerjaan, dia akan bercita-cita jadi wanita saja. Dia cukup cantik jadi wanita. Buktinya, Malfoy yang dari kaum ningrat saja bilang kalau mau mengajak dia ke pesta dansa lagi.
" Aku akan pakai topi seharian besok. Kau juga kena Harry? Memang sih, tidak separah punyaku. Tapi lukamu jadi kelihatan jelas sekali tuh."
"Yah—kurasa aku tidak akan khawatir soal ini."
"Ha? Kenapa?"
"Paman Vernon pernah mencukur rambutku waktu dulu dan lebih parah dari ini. Tapi saat aku tidur, esok harinya sudah kembali seperti semula. Rambutku jadi tidak ada perubahan. Haha..." Harry tertawa garing.
"Wow. Hal-hal yang tak biasa memang terjadi di dirimu yah, Harry ?" Hermione berkomentar.
"CURAAAAAAAAAAAAAAANNNGGGGGGG!" Ron tambah nangis-nangis lagi.
"Aduh..." Harry meringis. Ia memegangi bekas lukanya.
"Ada apa Harry?"
"Tidak.. lukaku tiba tiba terasa sakit.."
Tanpa mereka sadari, di sudut ada seseorang yang telah melihat kejadian itu. Seseorang yang amat kejam dan merupakan musuh banyak orang. Seseorang dengan kulit pucat, body atletis dan hidung yang longsor menatap mereka.
"Kalau aku ada di posisi si Snape, aku bisa menjangkau anak itu khukhukhukhukhu..."
Berrrsambung...
NB: Maaf yaa ceritanya rada garing.. ha ha ha zzz
