Seorang pengantar pizza harus mengantar pizza ke salah seorang pelanggan yang bersifat mesum./"Hey, akan kubayar kau 30 kali lipat dari pizza itu jika kau mau tidur denganku..."/
SasUke Bersama: Chapter 1, Pizza delivery...
Naruto n Sasuke jelas milik Masashi Kishimoto sensei.
Pairing: N.S
Warning: Yaoi, OOC, AU. Boy X Boy, pedek, abal,typo.
.
.
.
"Aku pesan beef pizza. Ya, terima kasih.." pemuda bermata biru itu, meletakkan gagang telfonnya begitu selesai memesan pizza untuk diantar ke rumahnya. Ia lalu duduk bersandar di sofa sambil memainkan fitur-fitur di handphonenya. Ia merasa sangat bosan malam ini, karena di udara kota yang sedingin ini, tidak ada satu orangpun yang menemaninya.
Hampir sejam ia menunggu, tiba-tiba pintu apartemennya di ketuk. Cepat-cepat ia menuju ke depan untuk membuka pintu.
CREEEEK
"Uchiha pizza delivery service, tuan Namikaze? Ini pesanan anda, beef pizza dengan saos mayonice," seorang laki-laki muda, berkulit pucat dan berambut kebiruaan berdiri di depan pintu sambil membawa sekotak pizza. Ia tersenyum manis saat sosok yang ia panggil 'tuan' akhirnya membuka pintu.
"Oh, terima kasih ya!" Naruto, si pemesan sempat tertegun melihat wajah manis si pemuda. "Mau masuk dulu? Sepertinya, aku menganggu jadwal pulangmu?" kata Naruto setelah melirik motor yang digunakan si pemuda yang terpakir tak jauh dari apartemennya. Di atas motor itu tidak di dapati box untuk meletakkan pizza. Itu berarti, pemuda manis itu sengaja mengantar pesanannya sebelum pulang.
"Memang, tapi... kepuasan pelanggan jauh lebih penting, itulah moto kami," pemuda bermata onyx itu tersenyum.
"Masuk dulu yuk! Kelihatannya kau kedinginan.." Naruto menarik lengan dingin si pemuda, hingga membuat lelaki manis itu tersentak kaget. "Aku buatkan coklat hangat ya, sebagai tanda terima kasihku,".
"Tapi, tuan?.."
"Ssst, kau sudah pulangkan? Lagipula, tubuhmu sudah menggigil begitu, tidak baik kalau terus berlama-lama dengan keadaan begitu," Naruto tidak memperdulikan dan tetap mengajak pemdua berkulit putih susu itu masuk ke dalam.
Naruto menyuruh lelaki itu duduk disofa, sementara ia bergegas ke belakang untuk membuat dua cangkir coklat hangat. Beberapa saat kemudian,
iapun kembali.
"Ini, minumlah," Naruto menyodorkan secangkir minuman hangat itu pada lelaki yang terlihat gugup itu. "Namamu siapa? Aku Naruto," pemuda itu duduk disamping si pemuda.
"Namaku, Sasuke.." jawabnya begitu selesai menyeruput coklat hangat itu.
"Jangan sungkan, anggap saja rumah sendiri," Naruto mengacak-acak rambut raven si pemuda yang terlihat lebih muda darinya. Matanya berkilat melihat saat iris birunya menangkap semburat pink di pipi Sasuke yang membuatnya semakin manis.
"Umurmu berapa?" tanya Naruto sambil menaruh cangkirnya di meja, dekat dengan cangkir Sasuke yang lebih dulu diletakkan.
Sasuke yang sedaritadi menunduk menjawab, "17 tahun,".
"Ya ampun, semuda itu sudah bekerja, aku jadi malu," Naruto mengacak-acak rambut pirangnya.
"Memang umurmu berapa?" Sasuke mengangkat kepalanya hanya untuk melihat paras Naruto yang sedang tersenyum lebar.
"Umur 20 tahun," jawab Naruto.
BLUUSH
Wajah Sasuke memanas saat melihat cengiran lelaki itu. Hal itu makin membuatnya salah tingkah.
"Akh! Na-naruto san?.." Sasuke terhentak kaget saat Naruto menarik kedua lengannya, membawa pemuda itu dalam dekapannya. 'hangat?..'.
"Aku tidak tega melihatmu menggigil begitu, jadi tidak masalahkan, kalau aku melakukan ini," Naruto mengelus punggung Sasuke.
"Ta-tapi..".
"Bagaimana? Hangatkan?" Naruto sama sekali tidak peduli dengan penolakan Sasuke.
"Hei, aku.. punya penawaran untukmu. Aku akan membayarmu, 30 kali lipat dari harga pizza itu, jika kau mau tidur denganku malam ini..."
PLAAK
Sasuke reflek menampar lelaki berkulit tan itu begitu lepas dari pelukannya.
"Jangan bercanda Namikaze-san!" bentak Sasuke sambil berjalan menuju ke depan.
BLAAM
Pintu yang baru saja terbuka itu tertutup kembali saat tangan Naruto membantingnya, ia memutar tubuh Sasuke yang membelakanginya, lalu membanting tubuh Sasuke ke pintu begitu selesai menyimpan kunci apartemennya.
"Apa maumu?" Sasuke coba bertanya saat Naruto merentangkan kedua lengan tan-nya di samping kepalanya. Menyelipkan kakinya diantara kedua paha Sasuke.
"Bukannya, aku sudah bilang tadi?" Naruto menundukan kepalanya hanya untuk melihat raut cemas di wajah sang mangsa.
"Minggir, aku ti-mmph.." Naruto menyambar bibir kemerahan Sasuke memagutnya dalam ciuman panas. "Ennnh..." Sasuke mengerang tertahan saat lidah Naruto menyusup masuk ke dalam rongga mulut.
"aah.. ahh..." Naruto mengakhiri invasinya hanya untuk mempersilahkan Sasuke menghirup oksigen yang cukup. Ia tidak tega pada keadaan Sasuke yang melemah karena kurang oksigen.
"ahh.. aah.. sssh.. ennnh..." Sasuke yang sibuk mencari-cari udara langsung mendesis dan mengerang pelan saat lutut Naruto menyentuh miliknya, menekannya kuat hingga membuat tubuhnya bergetar hebat.
"Na-naruto san.." tubuh Sasuke merosot ke bawah, karena sensasi yang ia rasakan barusan.
Melihat reaksi Sasuke, Naruto kembali menyeringai. Ia segera mengangkat Sasuke dan membawanya masuk ke dalam kamar. Membanting tubuh itu di atas king sizenya dan mengenyahkan seluruh pakaian Sasuke dan pakaiannya sendiri. Sasuke makin panik karena Naruto menindih tubuhnya. Lagi-lagi Naruto yang sudah dibutakan oleh nafsu langsung menyerang bibirnya.
"Ennngh... Na-rutto..." Sasuke menggeliat liar. Saat Naruto mendominasi seluruh tubuhnya.
.
.
.
Erangan dan desahan terdengar diseluruh penjuru kamar, hawa dingin diluar sana tergantikan oleh suhu panas yang mereka ciptakan.
"Aku.. suka padamu Sasuke.. tubuhmu yang sempurna, kulitmu yang putih, serta wajah meronamu yang manis itu membuatku tergoda Sasuke," Naruto berbisik ditelinga Sasuke yang sedang terengah-engah dengan kelopak mata yang terbuka setengah. "Ashiteru Sasuke.." Naruto membelai punggung Sasuke yang terekpos, mengelusnya sambil mengunci bibir pemuda itu dalam sebuah ciuman.
Naruto terus memanjakan Sasuke, membawa pemuda itu ke dunia baru yang putih, mengajaknya melihat ribuan bintang. Menyuruh Sasuke untuk terus menyerukan namanya berulang kali saat ia menembus tubuhnya hingga keduanya benar-benar menyatu. Saling bertukar 'rasa' saat kedua mencapai titik kenikmatan tertinggi. Sasuke pada diri Naruto. Dan Naruto ditubuh Sasuke. Terus berlangsung sampai Naruto merasa puas. Tidak peduli pada Sasuke yang hampir pingsan karena kelelahan, atau para tetangga yang terusik oleh suara-suara erotis dari dalam sana. Karena, khusus malam ini, dunia milik keduanya, dan Sasuke adalah milik Naruto seutuhnya.
-N.S- -N.S-
Cahaya mentari yang masuk melalui cela-cela korden memaksa Naruto membuka mata. Ia menggeliat dan menguap lebar.
"Hn?..." Naruto melirik ke arah pemuda yang masih tidur lelap dengan bad cover yang menutupi separuh tubuhnya. Wajahnya nampak begitu kusut dan terlihat lelah.
Mata biru Naruto menatap sendu ke wajah pemuda yang baru ia kenal, ia menyesal telah melakukan itu semalam.
"Maafkan aku Sasuke.." ia mengelus rambut ravennya, mengecup kening dan bibirnya sebelum menarik bad cover berdominan warna putih dan orange itu untuk membalut tubuh Sasuke sampai sebatas leher. Lalu ia bergegas ke kamar mandi dan membiarkan Sasuke tetap tidur di atas ranjangnya.
.
.
.
Naruto melihat Sasuke sedang memakai pakaiannya begitu selesai mandi dengan posisi membelakanginya.
"Maafkan aku Sasuke?" pinta Naruto dengan nada penuh sesal. Sasuke tak bergeming. Begitu selesai, ia segera mengambil uang pembayaran pizza dan kunci motornya.
"Sasuke?..." desis Naruto begitu sosok itu menghilang dari balik pintu.
.
.
.
Seminggu berlalu, Naruto masih belum bisa melupakan kejadian itu.
"Aku bodoh!" ia terus mengumpat. Ia benar-benar menyesal telah melakukan hal tersebut. Sosok, pengantar pizza yang manis itu tidak pernah bisa ia lupakan. "Sasuke...".
Ting Tong Ting Tong
Naruto berjalan gontai saat seseorang menekan bel apartemennya.
Creeek
Pintu terbuka, dan sosok lelaki yang sama dengan malam saat ia memesan pizza muncul dan berdiri di depan pintu.
"Uchiha pizza delivery, selamat malam, tuan Namikaze!" suara serak bernada ceria itu membuat wajah kusut Naruto memudar menjadi bahagia. Tanap ikir panjang, ia segera
merengkuh tubuh Sasuke dan membenamkan wajahnya dibahu Sasuke.
"Maaf.. maafkan aku Sasuke,".
"Tentu, Naruto-san..." Sasuke mengalungkan lengannya dileher Naruto. "Waktu itu, aku memang shock dan belum siap, jadi aku marah padamu..." bisik Sasuke. "Tapi, sekarang aku sadar, jika aku juga merindukan semua sentuhanmu Naruto-san,".
Naruto melepas pelukannya hanya untuk memandang wajah Sasuke yang memerah. Tanpa sadar ia tersenyum saat Sasuke juga tersenyum padanya, dan dalam satu gerakan, Naruto kembali memeluk Sasuke. Membagi kehangatannya, pada Sasuke si pengantar pizza yang sangat ia cintai.
"Mau makan pizza sama-sama? Mumpung masih hangat?" tawar Sasuke.
"Boleh saja," Naruto langsung menggamit tangan Sasuke dan mengajaknya masuk. "Tapi, setelah kenyang, kita 'main-main sebentar ya?" ia tersenyum genit ke arah Sasuke.
"DASAR NARUTO-SAN MESUUUUM!" teriak Sasuke yang wajahnya sudah semerah kepiting rebus.
Lagi, malam yang dingin ini menjadi saksi dua insan yang saling berbagi kehangatan dibalik bad cover nyaman dan king size yang empuk. Melebur menjadi satu dalam sebuah ciuman, sentuhan, dan gerakan-gerakan yang bersifat deduktif. Bersama sampai keduanya benar-benar mencapi titik kenikmatan tertinggi.
-N.S- -N.S-
OWARI
Fu Note: Yosh gimana? Nggak nyambung ya? Apa harus di ganti rate M? Oya, untuk chapter depan enaknya bikin pair Sasuke dengan siapa ya? Neji, Itachi, Sai atau yang lain? Review ya, yang paling banyak itulah yang dipilih. Arigatou...
