PRINCE'S
PAIRING : NARUSAKU
GENRE : ROMANCE
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
.
.
.
Chapter 1. Sakura Haruno
.
Pernahkah kamu merasa tidak tahan hidup bersama orang tuamu? Pernahkah kau berpikir hidup sendiri itu jauh lebih baik?
Tidak pernah? Tentu saja, aku saja malas memikirkan hal seperti itu. Hidup sendiri itu tidak menyenangkan.
Kamu harus mencuci bajumu sendiri. Memasak sendiri. Bersih-bersih sendiri dan cari uang sendiri. Itu melelahkan.
Kalau kau bersama orang tuamu. Kau mungkin masih bisa mengharapkan ibu untuk menolong mencuci bajumu. Memasak tentu itu tugas orang tuamu. Dan bersih-bersih di lakukan oleh ibumu, kan? kamukan sibuk sekolah.
Kalau kau kepingin beli baju baru, kau bisa merengek pada ayahmu.
Intinya kau bisa bersantai-santai dan bermalas-malasan di rumah. Itu pun kalau ibu mu nggak buas. Ini pemikiran anak yang super malas kali ya?
Tapi berbeda dengan tokoh perempuan yang ingin ku ceritakan ini. Ia merasa sangat tidak nyaman berada di dekat orang tuanya ia ingin hidup sendiri di luar. Ia selalu berpikir orang tuanya kolot, pemaksa dan selalu mempermalukannya.
Ayahnya pekerja kantoran, ia seorang suami yang takut pada istrinya. Bagaimana tidak takut orang ibunya gahar begitu.
Namanya Sakura Haruno umurnya memasuki 18 tahun ia adalah murid Sma Senju Gakuen. Ini tahun keduannya.
Cita-citanya menjadi komikus terkenal, tapi tujuannya belum tercapai. Karena ibunya tidak menyetujui keinginannya tersebut. Ia menginginkan anaknya menjadi dokter.
Sakura jelas tidak suka, tapi sebenarnya bukan karena itu saja ia ingin keluar dari rumahnya. Ini karena seminggu yang lalu cinta pertamanya menyatakan cinta pada temannya sendiri.
Ia depresi baru pertama kali patah hati. Ternyata ada benarnya sebuah lagu lebih baik sakit gigi ketimbang patah hati. Tapi kalau sakit gigi nggak enak juga sih.
Nama pemuda itu Shikamaru Nara, senpainya di Senju Gakuen. Pemuda yang sangat pintar tapi super duper pemalas.
Pertama kali ia bertemu, saat mereka di satukan pada lomba sain matematika. Saat itu Sakura sangat kagum pada otak pemuda itu. Tidak menyangka kalau orang itu pintar padahal wajahnya tidak menunjukkan seperti itu.
Setelah itu Sakura dengan teman baiknya Ino Yamanaka sering meminta belajar bersama dengan Shikamaru yang tidak pernah menolak permintaan itu.
Benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Sakura. Ia rela meluangkan waktunya pada hobi yang membosankan pria itu. Menemaninya main catur, memandang awan di lapangan sampai ia tertidur.
Tapi siapa sangka pemuda itu lebih tertarik pada temannya si rambut pirang brengsek. Ino Yamanaka.
Setelah pengakuan yang bikin heboh itu. Sakura dan Ino tidak saling berbicara. Sakura sih sebenarnya tidak benci pada Ino, lupakan kata brengsek tadi ia hanya emosi sesaat.
Ia hanya belum pernah merasakan sesakit ini. Rasanya seperti memakan batu sama kaos kaki busuk.
Ingin sekali mengamuk dan membakar sesuatu.
Begitulah intinya, sakura bukan anak broken home tapi ia Cuma broken heart doang.
Sakura menilik beberapa komik yang ingin ia beli. Ia berada di toko komik sekarang. Ketika ia membaca sebuah judul sebuah komik yang agak menyinggung perasaannya. Ia jadi tergelitik ingin membacanya.
'wanita sejati karya Uzumaki Naruto' judul komik yang aneh, tapi memang ia tergerak ingin membeli komik itu. Akhirnya ia menuju ke kasir.
Pria yang berada di kasir itu agak aneh. Dandanan mencolok. Warna bajunya hijau semua. Persis brush lee(tokoh favorit ayahnya), tokoh orang cina bedanya kalau pria yang jadi idola ayahnya itu memakai baju warna kuning sedangkan dia hijau kodok.
Belum lagi rambut mangkoknya ih… super mengelikan.
"Wah seleramu tinggi nona. Karya ini best seller. Uzumaki-san adalah komikus yang paling terkenal saat ini~!" wajah pria itu berbinar-binar. Sakura mengangguk saja, takut merespon nanti orang ini tambah menakutkan.
Sesampainya ia di rumah, ia segera memasuki kamarnya, selain karena cepat-cepat ingin melahap komiknya ia juga malas mendengar omelan ibunya.
Dengan serampangan ia membuang tasnya begitu saja. Lalu dengan cepat ia membuka lembaran buku komiknya.
Ia penasaran bagaimana tokoh wanita sejati yang di gambarkan oleh sang komikus, ceritanya cukup bagus, dan menarik.
Si wanita yang tabah merelakan orang yang di cintai bahagia bersama wanita yang lain. Sikapnya gentlewomen, komikus aneh kalau di dunia nyata mana ada wanita yang seperti itu.
Namun ia akhirnya membuang komik yang sudah setengah di bacanya ke dinding dengan rasa kesal. Wajahnya merona hebat.
Ia jadi teringat pada penjaga kasir di toko komik itu. 'seleramu tinggi nona' ya…tinggi. Dasar komikus hentai! Bisa-bisanya ada adegan mesum di komiknya.
Pantas komiknya best seller.
Tapi…tunggu, mungkin sang komikus itu bisa menjadi batu loncatan untuknya.
Ia mengambil lagi komik itu, dan melihat di akhir bagian buku. Ada alamat di sana.
Dasar wanita beruntung keparat! Ia memaki dirinya sambil tertawa setan.
Ini benar-benar hari keberuntungannya.
Tempat itu cukup jauh juga dari rumahnya, ia harus naik kereta api selama sejam, setelah itu ia naik taksi untuk sampai di tujuannya.
Saat menemukan alamat yang tepat. Ia cukup takjub dengan perumahan yang ada di hadapannya. Untuk seorang komikus ini terlalu berlebihan.
TEEE! TEEE!
Ia sudah menekan bel. Sekarang ia jadi berdebar-debar seperti apa rupa sang komikus itu. Jelek atau rupawan?
Seorang pria membuka pintu sambil mengorek kupingnya. Wajahnya lumayan tampan, kulitnya sawo matang ia punya tato aneh di pipinya.
Ketika mereka saling bertemu pandang Sakura harus mengakui kalau pria di hadapannya ini menawan ketika ia tersenyum. Gigi taringnya cocok dengan wajahnya.
"Ada perlu apa. Nona manis?" Sakura berusaha tersenyum manis. Kelihatannya pria ini cukup baik, mungkin saja ia adalah Naruto-san. Mungkin saja ia memang bisa bisa cepat bersosialisasi dengannya. Ia berencana untuk menjadi murid sekaligus mencari tempat tinggal.
"Saya ingin bertemu Naruto Uzumaki-san." Tapi ia juga tidak begitu yakin. Mungkin saja pria ini bukan sang komikus.
Pria itu membentuk huruf o dengan mulutnya lalu menyuruh Sakura masuk. Sakura berterimakasih dengan membungkuk kemudian masuk kedalam.
Saat melewati pria itu, Sakura merasa perasaan tidak enak. Sesuatu ada yang menempel di bokongnya.
Lelaki itu menepuk-nepuk pantatnya sambil tertawa. "Tubuhmu kecil tapi pantatmu lumayan. Nona…ha…ha"
"KYAAAA!"
BRUK…BRAK…
Dengan kekuatan penuh ia menghantam pria itu dengan tendangan kaki kirinya, begini-begini Sakura tergabung klub judo di sekolahnya. jadi mengalahkan cowok itu adalah hal yang gampang yang sudah lahiriah dalam dirinya.
Ayahnya menyebut super women kedua setelah ibunya.
Pria itu terlempar ke dinding. Tapi masih bisa nyengir sambil mengangkat tangan tanda menyerah.
Sakura menghela nafas berat. Ternyata pria itu mesum. Dia hampir ingin menerjang lelaki itu lagi kalau tidak karena sebuah suara berat menginterupsi rencananya.
"Siapa gadis kecil ini?" Sakura langsung berkedut marah, kecil katanya? ia bermaksud meneriaki orang itu, namun ia terpaku di tempat ketika melihat pemandangan di depannya.
Lelaki satu ini berdiri sambil menyenderkan tubuhnya di pintu. Matanya tajam memandang ke arah wanita itu. Kulitnya putih, tinggi dan tubuhnya atletis. Ia hanya memakai handuk sepinggang sepertinya baru keluar dari kamar mandi terbukti dengan tubuh basah dengan rambut panjang yang belum kering.
Sakura meneguk ludahnya. Bukannya ia bermaksud mesum tapi pria itu…uh…ah ia merasa kotor.
Padahal ia masih anak remaja di bawah umur, tapi matanya…matanya sudah kehilangan perawan.
Sakura ketar-ketir sendiri. Ia menutup mukanya tapi ia masih mencuri-curi lihat.
"Ada apa sih?" satu lagi makhluk bergender laki-laki keluar.
Kali ini agak acak-acak. Sepertinya baru bangun tidur. Wajahnya tidak kalah tampan. Rambutnya pirang dengan mata sapphire sempurna. Kulitnya sama dengan lelaki pertama. Ia memakai kaos ketat yang mengambarkan bidang tubuhnya di padukan dengan celana sebatas lutut yang bikin Sakura memerah ketika ia menaiki sedikit pandangannya di wilayah celana lelaki itu.
Dan ia begitu menawan ketika ia melempar senyum ke arah Sakura.
Wanita itu hanya terpaku saja melihat ketiga lelaki itu. Yang super seksi. Minus lelaki pertama yang sudah di cap mesum.
"Gadis ini mencarimu. Naruto." Lelaki yang sudah ia pukul tadi bangun, ia mendekat. Sakura was-was. Lelaki dengan mata biru itu kemudian ikut mendekat. Wanita itu yakin kalau inilah Naruto si komikus yang ia cari.
Sakura memberi salam dengan membungkuk badannya. "Salam kenal Uzumaki-san. Saya Sakura Haruno ingin menjadi murid anda."
Si komikus tersenyum. Sakura merasa senang. Ah…ternyata gampang cari guru. Pria dewasa ini sungguh baik.
Puk—satu tangan menempel di dadanya. Sakura menatap horor pada lelaki berambut panjang yang menatap tanpa ekspresi ke arahnya.
"Dia rata. Cari murid yang lain saja." Wajahnya tenang dan suaranya tanpa beban, seakan-akan yang di sentuh hanya kayu saja. Si komikus juga ikut meraba-raba.
"Benar dia rata." Lelaki itu mendesah kecewa.
"KYAAAAAA!"
GEDEBUK….BRUKH….BRAKH…PRANG!~!
Apa bisa ia belajar dan tinggal bersama dengan para pria-pria mesum itu? Sakura frustasi.
"—Jadi begitulah bu." Ibu dengan rambut pirang itu memandang anak perempuannya tidak yakin.
"Katamu kamu sekarang bergabung dengan klub menyulam di sekolahmu?" anak perempuannya mengangguk pasti. Menunjukkan kalau ia sangat berminat. Padahal—puihh—klub menyulam itu hanya untuk cewek-cewek nggak ada kerjaan
"Lalu kenapa harus tinggal di Asrama?"
"Kami harus tour di berbagai tempat, bu. Memperkenalkan pada dunia kalau dunia cewek itu menarik." Ibunya mendengus. Ia tidak suka kalau ia jauh dari anak semata wayangnya. Tapi Sakura yang insaf dari sifatnya harus ia dukung.
Ia tahu sifat putrinya terkenal jelek. Masak anak perempuan kegiatannya kayak anak lelaki. Main basket, ikut klub judo. Bagus sih, tapi ia tidak menginginkan putrinya mengikuti jejak buruk masa lalunya.
Dulu sewaktu sekolah ia di kenal sebagai wanita besi. Preman, suka mukul orang. Makanya ia dapat jodoh lelaki seperti itu. Bukannya ia menyesali menikah dengan suaminya.
Ia hanya takut anaknya akan dapat lelaki yang sama dengannya. Jadi hidup anaknya nggak jauh beda dengan hidupnya. Ini tidak boleh. Sakuranya harus berubah.
"Baiklah…tapi janji tiap minggu menjenguk ibu." Sakura tersenyum senang sambil memeluk ibunya.
Dalam hati ia tertawa sendiri. Tidak apa-apalah membohongi ibunya. Kalau nanti ia sudah sedikit pandai mengambar. Ia akan segera keluar dari rumah guru mesum itu .
Lagian kapan lagi ia bisa keluar dari rumah dan tinggal di tempat gratis…wkwkwk.
TBC
Fic pertamaku untuk narusaku. Mohon bimbingannya. Boleh minta ripiu minna :D
