HBD ya siucchi sayang maaf gak bisa ngasih apa2 selain fik yang tak sempoa ini ya #genjreng gitar
iya ultahmu bukan hari ini atapi panda takut ga sempet publish pas harinya jadi hbd duluan gpp ya #iyain
Makasih untuk segala tag-mu bang
Happy reading ^_^
.
.
Fujimaki Tadatoshi
OOC, AU, TIJEL, TYPO (maybe)
Kesalahan mohon dimaafkan karena apalah dayaku yang menulis teruntuk ayang siucchi.
.
.
.
Kuroko bersiaga level satu, lampu sirine imajiner menyala dan berdengung entah darimana ;memasang kuda-kuda seperti si pitung dari gua hantu ―eh, bukan ya?
Bagaimana kau tidak jantungan ,saat mendapati seseorang tiduran dengan santainya di kasur sucimu?
Kuroko Tetsuya masih waspada dengan kedua tangan. Melihat Akashi Seijuurou, si tetangga penuh modus berhasil nyelonong masuk ruang pribadinya dengan bergelung dalam selimut biru yang baru ia cuci kemarin.
"Selamat datang, Tetsuya."
Tetsuya meninju udara, memraktekkan gerakan jotos packciao ketika ia nobar pertandingan petinju itu dengan maks wenter di lapangan bola deket warung mpok Alex.
"Mau apa, Akashi-kun?"
"Mau menemuimu."
Tetsuya keluar sebentar, mengambil sesuatu. Lalu ia datang kembali ke kamarnya. Ia mengayunkan benda panjang yang ia bawa dengan ujung berbentuk bundar berjaring ―raket nyamuk.
"Kau kira aku nyamuk, Tetsuya?" Seijuurou tak terima derajatnya disetarakan benda murahan begitu ―meskipun bukan itu maksudnya.
"Ya. Nyamuk aides aighepty." Tetsuya memberanikan diri mendekat, menekan tombol on pada raket nyamuk yang ia bawa. Ia berharap Seijuurou kesetrum, gosong, lalu pergi menuju alam sana dengan tenang.
Selalu saja begini.
Selalu saja begitu.
Modus ini modus itu banyak sekali.
Coba nyanyikan lirik di atas dengan nada lagu pembuka anime doratemon.
Akashi Seijuurou memang tukang modus nomor satu di Desa Kiseki; apalagi objeknya Tetsuya. Tetsuya juga tak tahu apa salahnya hingga menjadi korban modus Seijuurou, dan mengapa Seijuurou selalu ada dimanapun ia berada ―jangan-jangan, Seijuurou itu cenayang?
Kedua tangan membentang, "Aku mau tidur sama Tetsuya. Tetsuya, ayo sini."
Tetsuya menatap horror. Dikibasnya raket nyamuk.
"Tidak! Pergi, Akashi-kun! Atau kau kulaporkan pada ketua RT!"
Seijuurou terkekeh, "Tetsuya, ketua RT-nya itu aku."
"Kalau begitu aku akan lapor kepala desa." Maksa.
"Tetsuya, kepala desanya itu ayahku." Skak mat.
"Biar ayah Akashi-kun tahu, anaknya menyusup seenaknya ke rumah tetangga." Masih ngotot.
"Tentu saja aku juga mau menyusup di dalammu." Ini konotasi atau denotasi?
Tetsuya tak menanggapi, fokus pada rencana semula untuk menaboki Akashi dengan raket nyamuk.
"Oi, Tetsuya, kau tidak serius, kan?" Bukannya Seijuurou takut kena raket nyamuk, toh daya listriknya ibarat secuil kotoran kuku baginya. Tapi, Tetsuya membawa satu benda lain yang dikeluarkan dari sakunya.
"Aku serius, Akashi-kun."
"Aku lebih serius, Tetsuya."
Tetsuya, pemuda yang dianalogikan dengan malaikat dan diibaratkan kembang desa ―kini turut mengacungkan cutter untuk sang emperor.
Tetsuya mendekat, Seijuurou bergeming.
Makin mendekat, baru Seijuurou menahan tangan Tetsuya yang membawa cutter. Ia menepis hingga cutter tersebut terlempar jauh berikut raket terjatuh.
Tetsuya dibanting pada buntalan kapuk berjahit, dengan raga beralas seprai putih dengan selimut langit ―si raja setan kini berada di atasnya dengan menahan kedua tangan Tetsuya yang ia posisikan menyilang.
"Akashi-kun! Apa maumu sebenarnya?!" Tetsuya sudah geram dengan tingkah Seijuurou. Ia meronta walau tahu kekuatannya jauh di bawah ketua RT.
"Menggigitmu hingga kau demam berdarah."
Dan silahkan bayangkan sendiri apa yang akan terjadi selanjutnya.
―tamat dengan kampretnya―
