Kalau kau sudah sembuh...

Dan kita bertemu lagi...

Ayo kita menikah..

Eh?M-Menikah?!

Our Promise

Angin berhembus pelan. Namun, itu cukup untuk menerbangkan beberapa kelopak bunga Sakura di minggu kedua musim semi.

Aku sudah memakai seragam yang terdiri dari kemeja putihku yang tertutup sweater hitam berlengan panjang, pita berwarna merah yang kuikatkan di kerah kemejaku dan juga rok kotak-kotak berwarna abu-abu. Kini aku berada didepan cerminku untuk membereskan rambutku. Rambut hitam panjangku yang lurus tergerai kuikat menjadi twintail kecil sementara sisanya kubiarkan tergerai. Aku juga menata poni panjangku dan menjepitnya dengan 2 jepit warna hitam ( lihat poni Aida Riko, kayak gitu dijepitnya ).

Sesudah itu, aku memakai stocking hitamku dan sepatuku.

" Yosh! Aku siap! "

Ah! Aku lupa memperkenalkan diri.

Namaku Kanzaki Kaoru, murid kelas 2 SMA Yosen di Akita. Selama sekolah dasar, aku tinggal di Amerika Serikat, aku tidak terlalu ingat kejadian-kejadian yang aku alami disana karena ya, kau tahu? Ingatanku agak tumpul. Sementara, SMP dan SMA aku tinggal di Jepang.

" Kaoru-chan? Tumben kau bangun pagi-pagi begini? "

Aku melihat seorang siswi sedang berdiri di depan gerbang asrama sambil bermain dengan Tama, kucingku didekat kandangnya. Rambut coklat tuanya dikepang, iris hazel nya yang berada dibelakang kacamata dengan frame berwarna hitamnya itu menatap iris berwarna keabu-abuan milikku. Itu adalah Megumi Taniguchi, teman masa kecilku.

" Aku tidak tahu. Tapi tak apa kan? " ujarku sambil tersenyum kepadanya. " Kau tidak lupa obatmu kan? " tanya Megumi-chan. " Tentu.. "

" Oh iya! Ini! Aku lupa memberikannya kemarin! " ujar Megumi-chan sambil menyerahkan sebotol.. teh? Oh teh herbal buatannya ternyata. Tunggu...

Teh herbal Megumi-chan itu kan yang membuat Liu-kun pingsan minggu lalu. Apakah rasanya seburuk itu? jika iya, aku tidak mau!

" Minumlah dulu! " ujarnya lagi sambil membuka botol itu dan menyerahkannya padaku. Mau tidak mau aku harus mengambilnya! Batinku sambil mengulurkan tanganku yang agak gemetaran. Dan pada akhirnya akupun menggapainya dan dengan gemetaran aku mendekatkan botol yang berisi teh herbal atau cantarella* itu ke mulutku.

'Kenapa aku sampai gemetaran begitu? Itukan hanya teh herbal?' aku berusaha berfikir positif walaupun masih gemetaran. Dan pada akhirnya pun aku mencoba meneguknya..

Glek!

Jeder!

Satu tegukan saja sudah cukup untuk membuatku sangat ingin muntah sekarang. Bayangkan saja, rasa teh yang masih terasa agak pahit dan juga ada asam-asamnya begitu. Namun, mau bagaimana lagi? Megumi-chan sudah berusaha untuk membuatkannya untukku demi mengobati penyakitku, aku pun ( dengan terpaksa ) meneguk habis teh yang masih ada di dalam botol itu.

" Bagaimana rasanya? " tanyanya. " Mengerikan .. " ujarku sambil mengelap bibirku dengan wajah yang pucat sambil menyerahkan botol kosong itu. ' Tidak terjadi apa-apa ternyata ' batinku. " Hidoi, obat itu rasanya tidak ada yang enak tahu! " ujar Megumi-chan kepadaku. Akupun hanya tersenyum dan berkata,..

" Yang sampai duluan berarti pemenangnya! " ujarku sambil tancap gas meninggalkan Megumi-chan yang masih membatu dengan botol kosong ditangannya. Memang sudah menjadi kebiasaan ku dengan Megumi-chan dan juga terkadang dengan anggota klub basket untuk lomba lari dadakan ( kalau sama anggota basket, yang duluan sampai gym ) dan hebatnya aku yang menang terus.

Setelah aku sampai di depan zebra cross yang penuh sesak karena banyak orang yang akan menyebrang baik akan bekerja maupun pergi kesekolah sepertiku. Aku menghela nafas berat dan masuk ke kerumunan orang-orang itu. " Ukh! Permisi.. " Dan jujur saja, disana sangat sempit dan mungkin karena tubuhku yang pendek ini, mereka semua mengabaikanku hingga aku terdorong-dorong ke depan. " Per-Uwaa! " aku terdorong sangat kuat kedepan sehingga tanpa kusadari aku sudah keluar dari kerumunan itu dan kini aku jatuh terduduk ( karena terlempar ) di tengah jalan.

" Itte! Apa-apaan itu?! " runtukku sambil mengelus-ngelus kepalaku. Aku pun berdiri dan berbalik 180 derajat untuk mengetahui siapa yang mendorongku tadi.

Tot!

Aku menoleh kearah kiriku, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat sebuah truk besar sedang menuju kearahku dengan kecepatan tinggi. Oh, tuhan apa mungkin ini akhir hidupku? Batinku sambil menutup mataku takut.

Aku ingin sekali berlari, namun entah kenapa aku malah membeku. Kakiku terasa dipegang oleh sesuatu. Aku merasa mataku mengeluarkan air mata. Orang-orang itu hanya melihatku, tak ada yang mau menolongku. Aku ingin berteriak minta tolong. Namun, lidahku sangat sulit untuk mengatakannya.

" Tolong.. tolong.. " gumamku hampir tidak terdengar.

Kini aku merasakan seseorang. Ya, seseorang memelukku sambil mendorongku hingga kami berdua terlempar ke sisi lain jalan atau lebih tepatnya ' menyebrang secara anti-mainstream'.

Kini kami masih dalam posisi berpelukan di sisi lain jalan. Mungkin yang memelukku ini Megumi-chan, tapi kenapa aroma tubuhnya terasa berbeda? Dan juga tubuhnya terasa sangat besar. Perlahan aku membuka mataku guna megetahui siapa yang menyelamatkanku, kini wajahku berada dekat sekali dengan dadanya ( faktor tinggi badan ) dan aku masih merasakan dia masih saja mendekapku.

Aku merasakan seluruh darahku terkumpul di kepalaku dan menyebabkan wajahku memerah karena malu dengan posisi kami yang masih berpelukan sambil terbaring, dan juga catat...

Dia laki-laki. Sudah pasti..

Rasanya aku ingin pingsan seketika. Dengan efek slow motion, aku dongakkan kepalaku untuk berusaha melihat wajahnya. Dan ketika aku melihat wajahnya..

Deg!

Pandangan kami saling bertemu. Karena dia menundukkan kepalanya, jarak wajah kami pun sangat dekat hingga hidungku dan hidungnya bersentuhan ( Jika kalian mau membayangkannya silahkan ), dan juga saking dekatnya aku bisa mendengarkan deru nafasnya. Wajahku serasa makin memanas ketika memperhatikan wajahnya lebih seksama.

Dia mempunyai mata berwarna olive yang salah satunya tertutupi oleh poni yang menutupi setengah bagian wajahnya, rambutnya berwarna hitam pekat, dan dibawah mata kananya terdapat beauty mark yang bisa dikatakan..

Perfect.

Baiklah terlalu lama diposisi ini bisa membuatku serangan jantung. Aku menundukkan kepalaku dan mendorong dadanya pelan, isyarat untuk melepaskan dekapannya.

" A-Ah, Maaf.. " ujarnya sambil melepaskan dekapannya dan berusaha untuk duduk. Aku juga melakukan hal yang sama dan cepat-cepat berdiri sambil membereskan tasku. " Arigatou.. " ujarku sambil membungkukkan badanku dan berlari meninggalkannya yang masih terduduk dengan wajah terkejut.

Di Sekolah...

Kini aku sudah berada dikelas bersama Megumi-chan. Aku duduk di bangkuku yang terletak dipojok paling belakang dekat jendela dikelas, dengan tembok disebelah kananku dan sebuah kursi kosong disebelah kiriku. " Megumi-chan, tadi aku menang lagi! Traktir aku susu coklat lagi" ujarku pada Megumi-chan yang duduk didepan ku. " Hah, iya-iya.. " ujarnya dengan nada malas. Aku hanya terkekeh geli melihat reaksi Megumi-chan yang menurutku imut itu.

" Nee, Kaoru-chan. Jika aku menang lomba lari itu.. "

" Apa? "

" Aku ingin kau main Piano lagi! " ujar Megumi-chan

Aku terdiam mendengarnya. Entah mengapa setelah kejadian 'itu' aku tidak ingin lagi bermain piano. " Tapi, aku takut kejadian itu terulang lagi. Kau juga tahu kan? " ujarku sambil meremas jari-jariku. " Iya aku tahu! Tapi kan aku berjanji padamu aku akan menemanimu kemanapun! " ujar Megumi-chan sambil memegang tanganku.

Aku hanya tersenyum simpul. Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi. Seluruh siswa dan siswi pun menuju bangku masing-masing. Tak lama setelah itu Aoki-sensei pun masuk.

" Hari ini kita kedatangan murid baru anak-anak. Dia pindahan dari Amerika.. " ujar Aoki sensei." Silahkan masuk, Himuro-san.. " ujar Aoki-sensei . " Ha'i "

Ketika mendengar kata ' Himuro-san' dan suaranya yang lumayan berat itu, sebagian siswi dikelasku langsung ribut. Maklum, jika ada siswa baru pasti nantinya dikerubungi ( Kecuali : yang culun ) apalagi kalau ikemen. Aku sudah bosan dengan ocehan para siswi yang terus-terusan 'begitu'.

Baiklah, abaikan siswi-siswi nya. Setelah itu, muncullah makh- ralat seorang siswa berambut hitam, bermata o-tunggu! Di-dia yang menolongku tadi! Baiklah, sekarang aku tidak tahu harus berkata apa dan berbuat apa nantinya.

Setelah dia masuk, Aoki-sensei menuliskan namanya di papan tulis yang bisa dibaca ' Himuro Tatsuya '. " Baiklah, perkenalkan dirimu Himuro-san" titah Aoki-sensei yang hanya dibalas dengan angukan orang itu.

" Watashi no namae wa Himuro Tatsuya desu, Yoroshiku onegaishimasu.. "

Aku yakin kini ada rona merah dipipiku. Untung saja, Megumi-chan tidak melihatnya. " Nee, Kaoru-chan. Orang itu terus melihatmu lho~ " ujar Megumi-chan padaku. Sekarang aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan rona merah diwajahku. Aku teringat terus kejadian tadi.

Ukh! Baiklah, Kaoru tarik nafas~ keluarkan...

Mungkin, aku sudah agak tenang sekarang. Oke, Balik lagi ke perkenalan! ( Woi ). Kini aku berusaha tidak melakukan kontak mata dengannya, tapi bagaimana caranya? Baiklah Kaoru berhenti berfikir!

" Baiklah, Himuro-san kau duduklah disebelah... ehmm.. Ah! Kanzaki-san! Tolong angkat tangan tanganmu agar Himuro-san dapat menemukanmu.. " ujar Aoki-sensei. Mau tidak mau, akupun mengangkat tanganku. " Baiklah, Himuro-san kau duduk dikursi sebelahnya.. " ujar Aoki-sensei.

Jackpot!

Dia pun berjalan menuju bangku disebelahku. Aku hanya memasang ekspresi datar ( meskipun sebenarnya aku malu ). Kali ini aku mendengar beberapa siswi sedang membicarakanku meskipun hanya sayup-sayup.

" Baiklah, keluarkan buku biologi kalian! " perintah Aoki- sensei. Seluruh kelas langsung mengeluarkan buku biologi masing-masing. Baiklah, entah kenapa aku merasa ingin berbagi buku dengan murid baru itu.

" Apa kau punya bukunya? " tanyaku spontan, SPONTAN! " Eh? Tidak ". Aku menghela nafas, kukeluarkan buku biologi dari tasku dan memberikannya pada murid baru itu. " Kore, aku akan melihat buku Megumi-chan nanti.. " ujarku.

Aku lihat ia membelalakan matanya dan tersenyum sambil meraih bukuku. " Kenapa tidak bersama-sama saja? K-a-n-z-a-k-i-s-a-n? " ujarnya sambil tersenyum dan menekankan suara pada kalimat ' Kanzaki-san' itu. " Eh?! Tidak apa-apa, kok! " ujarku sambil menggeleng dan melambai-lambaikan tanganku didepan dadaku.

Dia hanya tersenyum, atau mungkin dia menggodaku? Argh! Jika aku sedang tidak ada di kelas aku ingin sekali berteriak padanya, INGIN SEKALI. Belum sempat aku merespon, aku mendengar suara meja yang digeser hingga terdengar suara ' Duk!'. Aku menoleh kesebelah kiriku, dan aku melihat si ikemen itu sudah menempelkan mejanya dengan mejaku. Dia juga meletakan buku biologiku ditengah-tengah meja aku dan dia yang menempel.

" Begini saja. Tidak apa-apa kan? " ujarnya dengan senyumnya lagi. " T-Terserah kau saja.. " ujarku sambil menunduk untuk menyembunyikan wajahku yang agak memerah. Dalam hati aku bertanya-tanya, kenapa ini orang udah akrab ato sok akrab denganku? Apa jangan-jangan dia tahu kalau aku seorang ( mantan ) pianis?

Ah, baiklah abaikan itu. Sekarang aku harus memperhatikan pelajaran didepanku. Tapi, kenapa aku malah berfikir ak pernah bertemu dengannya waktu dulu? Mungkin...

Waktu di Amerika?

Jam Istirahat..

Baiklah, tadi saat belajar aku kurang fokus. Itu karena dua hal. Pertama, aku terus terusik oleh orang-orang yang membicarakanku hanya karena aku meminjamkan-maksudnya memakainya bersama si ikemen itu. Kedua...

Entah kenapa aku merasa si ikemen itu terus menggodaku dengan senyumannya dan juga pertanyaannya. Ya, pertanyaannya sejujurnya tidak mengangguku, hanya senyumannya saja. Dan, wajahnya. Wajahnya seperti temanku waktu di Amerika dulu, dan orang itu ( yang mirip dengan Himuro ) pernah berjanji padaku untuk menikah ketika bertemu lagi...

Mungkin...

Arg! Tidak-tidak! Aku tidak boleh berpikir seperti itu! ini adalah hari pertama aku melihatnya! Pergilah kau wahai pemikiran nistaku!

Kini aku ada diposisi wajah menempel di atas meja, antara frustasi dan gugup saat membayangkan hal tadi." Kaoru-chan kenapa kau masih disini? Kau tidak ikut ke kantin? " tanya Megumi-chan. " Mm? Tidak... " ujarku sambil mengalihkan pandanganku kearah jendela masih dengan pipi yang menyentuh meja.

" Hah? Kalau begitu- "

" Jangan lupakan susu coklatku.. " ujarku memotong perkataan Megumi-chan dengan pandangan yang masih menatap jendela. Aku dengar Megumi-chan hanya mendengus kesal, hehe. " Kenapa? " tanyaku sembari mengalihkan pandanganku dari jendela ke Megumi-chan dengan senyuman licik terlukis diwajahku.

Kini dia hanya keluar, dia tidak mengatakan apapun lagi. Begitu dia keluar, sekarang aku benar-benar sendirian di kelas. Tapi itu tidak apa-apa sih, soalnya aku suka sekali menyendiri di kelas.

Tring...

Baiklah, suara handphone ku itu sukses menghancurkan ketenangan. Aku pun mengambil Handphone flip berwarna hitam dari tasku. Dan ternyata itu adalah tanda mail masuk dari Araki-sensei, guru olahraga sekaligus pelatih klub basket.

Tanpa ba-bi-bu, aku membuka mail itu yang isinya kira-kira..

From : Araki-sensei

To : Kanzaki-san

Subject : Latihan

Hari ini jadwal latihan aku majukan dari jam 3 sore menjadi sepulang sekolah. Beritahukan pada Ookamura, Fukui, dan Liu. Ah, sebenarnya ada satu orang lagi di kelasmu. Dia baru mendaftar tadi. Namanya, Himuro Tatsuya.

Aku langsung membatu membacanya. Berurusan dengan ikemen itu? baiklah aku akan mati di tempat. Ketika aku akan memasukan kembali hp ku ke tas, hp ku kembali berbunyi dan itu dari Araki-sensei lagi.

From: Araki-sensei

To:Kanzaki-san

Subject: Re: Latihan.

Suruh semua anggota klub SECEPATNYA ke gym.

Baiklah itu sukses membuatku ngacir dari kelas ke luar untuk mencari buah anakan (?) nya Araki-sensei. Dan sepanjang jalan aku berteriak :

" WOI! LIU-KUN! OOKAMURA-SENPAI! FUKUI-SENPAI! HIMURO-SAN! ARAKI-SENSEI MEMANGGIL! "

Entah berapa oktaf aku berteriak, orang-orang yang kupanggil itu langsung nongol dari kelas masing-masing ( minus Himuro. Liu sebenernya lagi diluar kelas soalnya kelasnya sama kaya si duo Oc sama Himuro ), karena aku berlari melewati kelas-kelas mereka. Tanpa ba-bi-bu mereka berlari ( ngacir ) mengikutiku ke gym.

" Oi, Kaoru apa masalahnya? " tanya Ookamura-senpai dengan roti yakisoba ditangannya. " Entahlah, Araki-sensei menyuruh kita secepatnya ke gym! " ujarku sambil memimpin barisan gaje ini. " Tunggu kata ' secepatnya ' pake capslock gak? " tanya Fukui-senpai. " Eh? Pake.. " jawabku sedikit bingung.

Seketika wajahnya menjadi pucat. " Ini namanya UGD! Unit Galau Darurat! Kita harus cepet-cepet! Yang dimaksud secepatnya itu 1 menit!" ujar Fukui-senpai. Aku, Liu-kun, dan Ookamura-senpai hanya menjawab:

" GASWAT DODOL! " dengan diiringi oleh hujan lokal. " Gawat yang bener. Udah ah, ayo! " titahku ( bukan titan ya ). Tiba-tiba ide gila muncul di otakku. " Oi lomba lari dadakan yuk! Lakukan apapun untuk menang! " ujarku sambil tancap gas meninggalkan mereka.

" OI TUNGGUIN! " teriak trio anggota basket itu.

.

.

.

Kami telah sampai di gym. Untuk lomba lari dadakan itu, aku menang lagi karena trik turun tangga yang ' anti mainstream ' ( lebih tepatnya kesenggol Ookamura-senpai trus guling-guling sampai bawah ). Aku akan berterimakasih pada Ookamura-senpai nanti.

" Jadi... "

" Apa yang kita lakukan disini? " ujarku dan Fukui-senpai berbarengan ketika melihat Araki-sensei tengah duduk di bench bersama Megumi-chan.

" Baiklah, semua sudah ada kan? " tanya Araki-sensei sambil memegang shinai nya. " Eh, iya. Bahkan anak baru ini pun ada.. " ujarku sambil menunjuk Himuro-san dengan jempolku.

" Bagus. Kali ini aku akan mengumumkan sesuatu.. "

Araki-sensei pun berdiri dari bench dan menunjukku dengan shinai nya. " Eh? Ada apa Araki-sensei? " ujarku.

" Mulai hari ini, kau! Kanzaki Kaoru akan menjabat sebagai manager klub baket! "

Hening sesaat...

" Eh?! "

.

.

.

To Be Continued..

*: sejenis racun yang sangat mematikan dan tidak meninggalkan bukti :v

Hola minna! Kembali lagi dengan saya! Shiroi Koyuki11 desu!

Pasti kalian yang waktu itu baca Our Promise pasti bingung kan kenapa ilang fic itu ? /kagak/

Nah saya cingcong bentar boleh kan?

Waktu mau nge-publish chapter baru itu, file story nya itu kedelete :"V. Yah sekalian ngegantiin fic itu dan juga ni fic di remake :v.

Anyway thanks for reviewers. Yang udah ngereview ' sisi lain' cerita ini...

Mind to RnR minna? Kalau mau lanjut?