Sensei
.
.
.
.
.
Uchiha Sasuke, Haruno Sakura
.
.
.
.
©Aomine Sakura
.
.
.
.
.
Masashi Kishimoto
.
.
.
.
(Jika tidak suka dengan cerita yang dibuat Author atau adegan di dalamnya. Silahkan klik tombol "Back") DLDR! DILARANG COPAS DALAM BENTUK APAPUN!
Selamat Membaca!
-Sensei-
Suasana Konoha High School begitu ramai. Beberapa murid baru dengan senyum di wajahnya masuk ke dalam sekolah barunya. Beberapa diantaranya masih takut akan sekolah barunya.
Beberapa senior mulai mencari mangsa baru untuk dimintai uang atau mangsa baru untuk di pacari. Apalagi siswi baru tahun ini memiliki wajah yang manis dan menggemaskan.
Gadis berambut merah muda membawa tasnya dan menarik napas panjang. Ini adalah harinya yang baru. Awal dimana dirinya akan menggapai semua cita-cita, mimpi dan harapannya. Dia tidak membiarkan semuanya sia-sia.
"Oh- kamu Haruno Sakura, ya?"
Sakura menolehkan kepalanya dan tersenyum canggung. Di hadapannya berdiri seorang gadis bercepol dan tersenyum manis.
"Namaku Tenten. Kita satu kelas lho."
"Eh? Bagaimana kamu tahu namaku?" tanya Sakura bingung.
"Siapa yang tidak tahu denganmu. Murid yang mendapatkan pindahan yang katanya mendapatkan nilai sempurna." Tenten menarik tangan Sakura. "Sasuke sensei sudah mengatakan padaku bahwa kamu hari ini akan datang dan aku diperintahkan untuk menyambutmu.
Sakura tersenyum canggung ketika beberapa teman sekelasnya menyambutnya. Sepertinya, semuanya akan berjalan dengan baik hari ini.
"Jaa- ini kelas kita." Tenten tersenyum. "Ayo masuk."
"Whoaa! Dia cantik sekali!"
"Kiba! Kau terlalu berisik!"
Tenten tertawa dan memandang Sakura.
"Aku sudah satu sekolah dengan mereka semua dari sekolah menengah pertama. Harap di maklumi jika otak mereka agak sedikit gesrek," ucap Tenten. "Aku harap kamu betah berada satu kelas dengan mereka."
Sakura tersenyum.
"Oi! Wali kelas kita datang!"
Beberapa siswa segera duduk di bangkunya masing-masing. Sakura mencoba merapikan roknya dan duduk dengan manis. Dia tidak ingin tampil jelek di hari pertamanya masuk sekolah, apalagi di hadapan wali kelasnya.
Beberapa guru melewati kelas mereka. Ada yang sexy, ada yang tampan, ada juga yang tua, dan berwajah galak. Beberapa murid kelas 3-A dalam hati Sakura bertanya-tanya, seperti apa wali kelasnya nanti. Apakah tampan? Baik? Lucu?
Dan Sakura hanya bisa menahan napas ketika seorang guru masuk ke dalam kelasnya. Mereka menjadi tegang. Memang wajah guru itu tampan, tetapi tatapan matanya begitu tajam dan sepertinya mematikan. Jadi, ini wali kelasnya?
"Ohayou!" sapa guru itu dengan suara dingin dan dalam.
"Ohayou, sensei!"
Mata hitam itu bagaikan elang yang mencari mangsa. Memandang sekeliling kelas.
"Jadi, kita kedatangan dua murid baru disini." Sasuke mengeluarkan kertas yang dibawanya. "Haruno Sakura dan Hyuuga Hinata."
"Hai'." mereka menjawab secara bersamaan.
"Aku akan memperkenalkan diri sekarang. Nama saya Uchiha Sasuke dan menjabat sebagai wali kelas 2-A. Saya adalah guru Matematika," ucap Sasuke. "Baiklah, aku ingin Hyuuga memperkenalkan diri. Silahkan perkenalkan dirimu."
Sakura melirik gadis berambut indigo yang dia kenal sebagai Hinata. Gadis itu bangkit dari duduknya dan dengan malu-malu memperkenalkan dirinya.
"Na-namaku Hyuuga Hi-Hinata. Pelajaran kesukaanku Bi-Biologi. Harapan ke depan, bisa menjadi le-lebih baik."
Suara tepuk tangan terdengar. Sasuke memandang gadis itu dari atas ke bawah dan tertuju pada dada besar milik Hinata. Bahkan mengenakan seragam yang kebesaran saja masih bisa memperlihatkan payudara besar itu.
"Hn. Apakah kamu adiknya Neji?" tanya Sasuke.
"I-iya." Hinata menjawab dengan gugup. "Dari mana sensei me-mengenal Neji-nii?"
Sasuke mendenguskan wajahnya. Siapa yang tidak mengenal si tampan berwajah cantik itu? Mereka dan teman-temannya sempat menjadi Casanova saat di kampus dulu. Pantas saja Neji dijuluki Sister Complex jika adiknya memiliki dada ekstra seperti itu.
"Hn. Dia teman sekampusku dulu." Sasuke memandang Hinata. "Saranku, berhati-hatilah dengan guru Biologi bernama Uzumaki Naruto. Dia mesum."
Mereka saling berpandangan. Gagal paham dengan maksud dari wali kelas mereka. Sedangkan Sasuke berdeham ketika melihat kebingungan di wajah Sakura dan Hinata. Sedangkan murid-murid yang lainnya hanya mendengus geli.
"Oke, sekarang kau Haruno."
Sakura buru-buru bangkit dari duduknya dan tersenyum.
"Perkenalkan, namaku Haruno Sakura. Pelajaran kesukaanku Matematika dan harapan ke depanku aku bisa membahagiakan ibuku."
Sasuke memandang siswi bernama Sakura itu sebelum memandang kertas yang dibawanya. Menganggukan kepalanya Sasuke angkat bicara.
"Aku lihat nilaimu tinggi."
"Eh?" Sakura tersenyum malu-malu. "I-iya, Sensei."
"Pertahankan nilaimu," ucap Sasuke.
Sakura duduk kembali di kursinya dan menarik napas panjang. Tangannya sampai dingin, dia tidak terbiasa melakukan ini. Apalagi dihadapan guru setampan Sasuke.
"Hn. Baiklah." Sasuke berjalan menuju meja guru dan meletakan kertas yang dibawanya. "Kita mulai pelajarannya."
.
Sakura mengerjakan soal yang diberikan Sasuke dengan cepat dan menyerahkannya kepada wali kelasnya itu. Sasuke dengan teliti meneliti jawaban milik Sakura dan memandang anak didiknya itu.
"Bagus, kamu boleh duduk."
Sakura tersenyum dan duduk di bangkunya. Pelajaran yang diajarkan sudah pernah dia kuasai sebelumnya. Tidak sulit baginya untuk mengerjakan semua itu.
"Sughoii."
"Sakura-chan, bantu aku mengerjakannya!"
Sasuke memandang kelasnya yang mulai berisik.
"Kerjakan sendiri-sendiri! Kalian bisa membuka buku jika tidak paham."
"Membaca saja masih membuat kami tidak paham, sensei." Suara di ujung ruangan terdengar. "Ini kan bukan pelajaran sejarah yang hanya bisa dibaca."
"Baiklah." Sasuke menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. "Haruno. Terangkan materi tentang Elips ini di depan agar teman-temanmu paham."
"Eh? Saya sensei?" Sakura menunjuk dirinya sendiri.
"Hn."
Dengan jantung yang berdegub kencang, Sakura maju ke depan kelas membawa bukunya. Dia mulai menjelaskan materi dengan lancar tanpa ada kendala apapun. Beberapa pertanyaan dilontarkan dan Sakura dengan mudah menjawabnya.
Sasuke tersenyum tipis dan memandang Sakura yang sedang menjelaskan materi. Gerakannya luwes sekali, seolah-olah dia pernah mengajar sebelumnya. Caranya menjelaskan juga alami sekali.
"Hoaaa! Akhirnya aku paham!"
"Aku juga!"
"Karena kalian sudah paham, kerjakan soal itu dalam waktu sepuluh menit dan kumpulkan!"
Mereka kalang kabut dan segera mengerjakan soal yang diberikan. Sakura tersenyum manis dan kembali duduk di bangkunya. Kemudian emeraldnya bisa menangkap onyx milik wali kelasnya yang memandangnya dengan intens. Entah mengapa tatapan itu membuatnya sedikit bergidik.
Tatapan itu.. seolah ingin menelannya hidup-hidup.
.
.
"Wh-Whoah.. besar sekali!"
Mereka semua memandang guru berkulit tan dan berambut pirang yang sedang melotot memandangi dada besar milik Hinata. Sudah terkenal di seantero Konoha High School jika Uzumaki Naruto memang terkenal dengan guru yang mesum.
Tidak jarang, banyak siswi yang pernah mendapat kehangatan dari guru tampan itu. Meski tidak sampai ke tahap inti, banyak mereka yang bercerita bisa mencapai orgasme hanya karena lidah atau tangan guru hot itu. Apalagi guru mereka itu katanya memiliki kejantanan yang besar.
"Sensei, hidungnya berdarah."
Naruto menyentuh hidungnya yang berdarah.
"Se-sensei akan segera kembali."
Sakura memandang gurunya dengan pandangan aneh. Tenten hanya bisa menepuk dahinya.
"Tenten, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Sakura.
"Dia itu guru yang mesum, Sakura." Tenten mendesah lelah. "Hampir kebanyakan siswi cantik yang ada di sekolah ini pernah dibuat orgasme oleh guru itu."
"Hah?"
"Katanya, kejantanannya juga besar. Itu juga yang pernah merasakan hanya Sexy Girl."
"Sexy Girl?"
"Uzumaki Karin, Shion, dan Tayuya. Mereka primadona di sekolah ini karena memiliki tubuh yang bagus dan wajah yang cantik. Mereka berada di kelas unggulan. Kata-katanya, mereka berusaha untuk bisa tidur dengan Sasuke-sensei."
"Mereka tidak akan pernah bisa." Ame menimpali. "Aku dengar Sasuke sensei tidak pernah dekat dengan wanita manapun. Apalagi jika dilihat dari gayanya, aku yakin tipe Sasuke sensei pasti sangat tinggi. Tidak mungkin dia menyukai murid-murid seperti kita ini."
"Mungkin kamu benar."
Sakura menarik napas panjang. Ternyata begini kelakuan murid di Tokyo, ya? Di sekolah lamanya yang ada di Akita, murid-muridnya belum tercemar seperti ini. Pergaulannya juga tidak sebebas ini, dia merasa aneh berada di dalam lingkungan orang-orang yang sudah tidak tabu dengan seks bebas.
"Jadi, Sakura." Tenten memandang Sakura. "Kenapa kamu pindah kesini?"
Sakura akan menjawab ketika Naruto sensei masuk. Mereka dengan sigap duduk di bangkunya dan mulai memperhatikan pelajaran yang diberikan.
Sakura merasa tidak aman berada di sekitar orang-orang mesum seperti ini.
.
.
.
"Dia memiliki dada yang besar, Teme! Aku tidak bisa membayangkan dirinya memakai baju olah raga yang ketat."
"Diam, dobe! Pikiran kotormu itu membuat telingaku sakit."
"Tapi dia benar-benar memiliki aset yang luar biasa. Aku ingin menenggelamkan wajahku di dadanya." Naruto tersenyum mesum. "Sudah lama tidak ada yang membuatku mimisan hanya karena dadanya."
Sasuke meneguk kopinya. Mereka berada di kantin untuk mengistirahatkan pikiran sejenak sebelum mengajar. Mengajar murid-murid SMA terkadang membuat mereka naik darah.
"Ngomong-ngomong, tumben sekali kamu mau jadi wali kelas." Naruto memakan ramennya. "Waktu nenek Tsunade menawarimu, kamu tidak mau."
"Hn. Aku berubah pikiran."
"Apa ini karena sesuatu? Apa kamu menyukai salah satu muridmu?" tanya Naruto dengan wajah penasaran. "Kau tidak boleh melakukan itu, Teme! Apa jadinya jika sekolah tahu kamu menjalin kasih dengan seorang murid?"
"Kau berisik, dobe!" Sasuke tidak bisa menahan umpatannya. "Semua ini bukan urusanmu, lagi pula aku bukan sepertimu yang suka meniduri gadis-gadis belia seperti itu. Apalagi muridmu sendiri."
"Aku hanya membuat mereka orgasme karena lidah dan tanganku."
"Sama saja, bodoh!"
Segerombolan murid-murid masuk ke dalam kantin dan mulai memesan makanan. Sasuke memandang arloji di tangannya dan baru menyadari jika waktu istirahat telah tiba.
"Sakura-chan, kamu harus mencoba sandwich buatan kantin ini!"
"Maafkan aku, Tenten. Aku membawa bekal sendiri. Aku ikut kalian ke kantin hanya ingin mengenal sekolah ini."
Sasuke yang tadinya bangkit untuk segera pergi mengurungkan niatnya. Apalagi ketika onyxnya menangkap sosok gadis berambut merah muda yang mencolok diantara teman-temannya.
Ada sesuatu yang membuatnya tertarik dengan gadis itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Yooohooo.. fict baru lagi :3 ada yang paham dengan jalan cerita ini? ini masih prolog kok :3
Yoshaaaaa! Sampai ketemu di chap depan!
-Aomine Sakura-
