Tap… Tap… Tap…
Langkah kaki terdengar memecah keheningan. Sesosok bayangan serba hitam mengendap-endap mendekati seorang wanita yang sedang terlelap. Seringainya muncul ketika ia sudah berada di sebelahnya.
"Ini akibat yang kau terima."
Wanita yang awalnya terlelap itu pun menggeliat tak nyaman ketika suara itu memasuki indera pendengarannya. Perlahan ia membuka indera penglihatannya. Terlihatlah sesosok bayangan disebelahnya yang menatap tajam dirinya. Mata wanita itu terbelak.
"GYAA-Hmmph! Hmph!" Belum sempat wanita itu berteriak, sesosok bayangan itu telah membekap mulutnya dengan sapu tangan. Bau menyengat dari sapu tangan bayangan itu pun melemahkan saraf-saraf wanita yang kini mulai kehilangan kesadaran.
"Inilah akibatnya."
.
.
.
.
.
Good Detective
Disclamer: BoBoiBoy © Animonsta
Genre: Mistery & Tragedy
Rating: T (Bisa naik dan juga bisa turun)
Summary: "Berbagai macam tragedi dan juga kejadian-kejadian aneh, juga misterius kerap kali terjadi belakangan ini. Para Detektif pun mulai bekerja dan menyelidiki kasus-kasus hingga tuntas. Bisakah mereka dipanggil 'Good Detective'?
...
Chapter 1: "Ny. Zila Problem Part 1"
Seorang Gadis berambut panjang tergerai lurus berjalan tergesa-gesa menuju kearah salah satu ruangan bertuliskan 'Mr. Aba's Office' .
Yaya namanya. Ia berusia 17 tahun. Ia merupakan anak dari pemilik Kantor Detektif Pulau Rintis. Tak heran ia mendapatkan gelar sebagai Senior.
Belum sempat Yaya mengetuk pintu ruang Tn. Aba, Seorang Gadis memanggil namanya membuat pergerakkannya berhenti.
"Yaya! Tunggu!" Yaya menoleh keasal suara tersebut dan mendapati sahabatnya, Ying, berlari menghampirinya.
"Hai Ying," Sapa Yaya begitu Ying sampai dihadapannya dengan nafas terengah-engah.
Ying melambaikan tangannya, "Hai. Kau juga dipanggil oleh Tn. Aba?" Tanyanya sambil menaikkan alisnya.
"Iya, katanya ada kasus baru. Ayo, tunggu apa lagi? Nanti Tn. Aba marah jika kita telat."
Yaya mengetuk pintu ruangan Tn. Aba, "Tn. Aba? Ini kami, Ying dan Yaya."
"Masuk."
Mendengar izin dari pemilik ruangan, Yaya dan Ying membuka perlahan Pintu Ruangan Tn. Aba.
"Selamat Pagi, Tn. Aba," Sapa keduanya bersamaan.
Seorang Pria yang duduk di tengah-tengah ruangan mengangguk dan mempersilahkan kedua gadis dihadapannya untuk duduk. Namanya Aba, atau yang biasa dipanggil Tn. Aba, karena dialah Ketua Detektif di Kantor Detektif Pulau Rintis.
"Selamat pagi, Yaya, Ying. Kita mendapat kasus baru di Pulau Rintis," Jelas Tn. Aba. Ying mengnyerit bingung, "Kasus tentang apa, Tn. Aba?"
Tn. Aba menggeleng kecil, "Itu belum dipastikan, Ying. Korban dalam kasus ini adalah Ny. Zila. Yang mana merupakan Ketua Sekertaris Bank Pulau Rintis. Dia ditemukan pingsan oleh obat bius di kamarnya sendiri."
"Apa ini sebuah kasus perampokkan?" Tanya Yaya. Ying mengangguk setuju, "Ya, atau mungkin sebuah kasus pemerkosaan?"
"Itulah tugas kalian. Cari tahu apa yang terjadi dengan Ny. Zila. Dia sekarang berada di Rumah Sakit Pulau Rintis," Perintah Tn. Aba. Yaya dan Ying saling pandang sesaat, lalu mengangguk bersamaan.
"Baik, Tn. Aba."
...
"Permisi."
Penjaga kasir di Rumah Sakit Pulau Rintis mendongak dan mendapati Yaya dan Ying yang berdiri dihadapan meja kasir.
"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Penjaga Kasir itu ramah. Yaya dan Ying memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal Detektif mereka. "Kami dari Detektif Pulau Rintis, ingin bertemu dengan pasien bernama Ny. Zila. Bisa?"
Penjaga kasir itu pun mengangguk, "Tentu. Ia dirawat di Kamar VIP no 37. Kalian tinggal lurus lalu belok kiri. Cari kamar no 37."
Ying mengangguk mengerti, "Terima kasih ya."
"Iya, sama-sama."
Kedua detektif itu pun berjalan menuju Kamar dimana Ny. Zila dirawat. "Aku heran, sebenarnya kasus apa yang kita hadapi kali ini?" Bingung Yaya. Ying mengangkat bahunya, tanda bahwa ia pun tak tau.
"Apapun itu, kita harus tuntaskan!" Seru Ying. Yaya mengangguk setuju.
Akhirnya, keduanya pun sampai di Kamar VIP No 37.
"Permisi," Ujar Yaya sambil membuka perlahan pintu kamar tersebut, takut jikalau Ny. Zila sedang tidur.
Ny. Zila tersenyum kecil ketika melihatnya. Yaya dan Ying pun masuk dan menghampiri Ny. Zila.
"Maaf, apa betul dengan Ny. Zila?" Tanya Ying memastikan. Ny. Zila mengangguk, "Ya, saya sendiri. Kalian…" Kalimat Ny. Zila menggantung.
Yaya mengangguk membenarkan kalimat Ny. Zila, "Kami Detektif Pulau Rintis, ingin menanyakan soal kasus nyonya. Bisa?" Ny. Zila mengangguk lalu mengubah posisinya menjadi terduduk.
Ying mengeluarkan Noteband dari sakunya. Ia pun menatap serius Ny. Zila, "Apa nyonya tahu? Siapa dalang dari semua ini?"
Ny. Zila menggeleng, "Tidak. Seingat saya, saya terbangun karena adanya suara didekat saya. Saat saya membuka mata saya, saya melihat seseorang. Wajahnya gak terlalu jelas kar'na gelap. Karena saya kaget, saya nyaris berteriak. Namun apa daya, dia mengeluarkan sapu tangan lalu membekap mulut dan hidup saya. Setelah itu saya tidak tahu lagi."
Yaya berpikir sesaat, "Apa nyonya tinggal sendirian dirumah?"
"Tidak, saya tinggal bersama pembantu dan tukang kebun dirumah saya," Jelas Ny. Zila.
"Apa nyonya punya masalah sama orang-orang terdekat nyonya?" Sekali lagi, Ny. Zila menggeleng, "Tidak, hubungan saya dengan orang-orang disekitar saya baik-baik saja."
Yaya memandang Ying sejenak. Ying mengangguk," Baiklah, terima kasih atas infonya. Kami akan selidiki kasus ini sampai tuntas."
Ny. Zila tersenyum, "Terima kasih ya."
Yaya mengnyerit heran ketika merasa ada yang memerhatikan mereka. Ia menoleh kebelakang. Spontan ia tersentak kaget ketika mendapati ada seorang pemuda di balik jendela kamar VIP Ny. Zila yang menatap mereka tajam seolah mengatakan 'Awas kalian'.
Yaya mengucek-ucek bola matanya berusaha memperjelas pandangannya. Ia tersirat dalam kebingungan ketika tidak mendapati orang itu berada di Jendela kamar lagi.
Ying menatap sahabatnya heran.
"Ada apa?" Tanya Ying. Yaya menggeleng kecil, "Enggak, aku ngerasa kayak ada yang memperhatikan kita."
"Mungkin itu perasaanmu saja," Tegur Ny. Zila. Ying mengangguk setuju, "Iya, ayo kita ke Rumah Ny. Zila." Yaya mengangguk.
"Kami permisi ya, Ny. Zila."
"Iya."
...
"Apa benar anda pembantu Ny. Zila?" Tanya Yaya. Yaya dan Ying sekarang berada di Rumah Ny. Zila. Wanita tua yang merupakan Pembantu Ny. Zila mengangguk.
"Ya, ada perlu apa ya?" Tanyanya kebingungan.
"Kami hanya ingin menelusuri Kasus Ny. Zila. Dan kami perlu memeriksa Rumah Ny. Zila dan menanyakan beberapa hal kepada anda. Bisa?" Jelas Ying. Pembantu Ny. Zila mengangguk.
"Silahkan."
"Ying, kau periksa Kamar Ny. Zila. Biar aku yang urus Pembantu Ny. Zila," Pita Yaya. Ying mengangguk.
Keduanya pun mengerjakan tugas mereka masing-masing.
Ying menatap Kamar Ny. Zila yang terlihat masih rapi. Ia semakin tidak mengerti, kasus apa sebenarnya yang terjadi pada Ny. Zila?
'Jika tentang Pemerkosaan, Sudah tentu Ny. Zila akan trauma. Tapi saat melihat keadaan Ny. Zila tadi, sepertinya dia tidak apa-apa. Tapi jika memang perampokan, tentu saja rumah ini akan berantakan. Tapi, ini masih terlihat rapi.' Batin Ying kebingungan.
Ia memijit kepalanya pusing. Ia berjalan kearah jendela. Ia tersentak kaget ketika ia merasa menginjak sesuatu.
Ia mengadahkan kepalanya kebawah dan mendapati sapu tangan tergeletak dilantai. Ia mencium aroma klorofrom dari sapu tangan tersebut.
"Hmm…" Ia kembali berpikir sesaat. "Apa mungkin…"
'Karena saya kaget, saya nyaris berteriak. Namun apa daya, dia mengeluarkan sapu tangan lalu membekap mulut dan hidup saya. Setelah itu saya tidak tahu lagi.'
Di Tempat Yaya,
"Apa Ibu sudah lama bekerja disini?" Tanya Yaya. Pembantu tersebut menggeleng kecil, "Tidak, saya baru saja bekerja disini."
Yaya menarik nafas sesaat, "Apa Ibu tahu siapa pelaku dari kasus ini?"
Pembantu tersebut menggeleng, "Saya gak tahu tuh, Dek. Soalnya, kemarin malam saya tidak tidur disini. Kalau adek ingin tahu lebih banyak, Tanya aja Pak Udin."
Yaya mengnyerit heran, "Pak Udin? Siapa Pak Udin?" Bingungnya.
"Tukang kebunnya Ny. Zila," Balas Pembantu Ny. Zila.
Yaya mengangguk mengerti, "Makasih ya, Bu."
Skip Time…
"Jadi, bagaimana hasil penyelidikkanmu?" Tanya Yaya. Ying mengeluarkan sapu tangan yang sudah ia bungkus dengan plastik.
"Aku hanya menemukan sapu tangan yang berlumuran klorofrom. Menurutku, si pelaku membius Ny. Zila lalu merampok rumah Ny. Zila," Simpul Ying.
"Mungkin saja. Kalau menurut kata Pembantu Ny. Zila, ia tidak berada di rumah ini saat kejadia berlangsung. Kita harus tanyakan kepada Pak Udin, tukang kebun Ny. Zila."
Ying mengangguk. "Ya sudah, ayo."
…
"Permisi, apa benar ini dengan Pak Udin?" Tanya Yaya sopan. Bapak bernama Pak Udin tersebut pun mengangguk, "Iya, saya Pak Udin. Ada apa?" Tanyanya.
"Kami dari Detektif Pulau Rintis, ingin bertanya beberapa persoalan dengan Bapak. Bisa?" Pak Udin mengangguk.
"Ingin bertanya soal apa ya, Dek?"
Yaya melipat kedua tangannya di dada, "Ini soal kasus Ny. Zila. Benar Bapak berada di lokasi kejadian pada kemarin malam?" Pak Udin menghela nafas lalu mengangguk.
"Saya tahu siapa pelakunya."
TBC or Disc?
Author's Note:
Hai! I'm Back! Kali ini aku bawa Fic Mistery! Maaf kalau masih pendek ^o^
Sejujurnya aku sendiri belum pernah bikin Fic beginian, tapi entah kenapa aku jadi tertarik saat nonton BoBoiBoy Episod 15-16 Musim 3. Mereka bertingkah seperti Detektif (Terutama Gopal).
Anggap aja mereka berumur 17 Tahun. Disini aku bikin Sifat Yaya menjadi tegas, namun sedikit ceroboh. Sedangkan Ying, aku bikin jadi suka bercanda, tapi teliti.
Semua teman-teman BoBoiBoy (Termasuk BoBoiBoy), aku jadikan sebagai Detektif meski mereka belum keluar.
Bagi yang ingin usul kejadian atau kasus-kasus, silahkan tulis di Review.
So, Review Please ^^
